Anda di halaman 1dari 3

Sabita Nayla Anjumi 8B/23 Resensi Buku Biografi

Gus Dur Seorang Pemimpin Pluralisme


A. Identitas Buku

Judul Buku : Gus Dur Jejak Bijak Sang Guru Bangsa

Penulis : Anom Whani Wicaksana

Penerbit : C-klik Media

Kota Terbit : Yogyakarta

Tahun terbit : 2018/04

Jumlah Halaman : 154

Cetakan Ke- : 2

Sebagai penerus bangsa kita harus tau akan ilmu pendidikan dan harus gemar
membaca buku, sosok Abdurrahman Wahid patut di teladani sebagai seseorang yang
sangat brilian dan banyak memberi kontribusi bagi perkembangan keilmuan di tanah
air Indonesia. Gus Dur adalah tokoh intelektual yang punya cakrawala yang luas. ia
sangat gigih mempromosikan pluarisme. Untuk upayanya menggiurkan dialog antar
agama, ia menerima banyak penghargaan internasional. Pada buku ini kita bisa
membayangkan apa yang dirasakan, dipikirkan, dan di ucapkan Gus Dur di kancah
politik. Dan banyak amanat-amanat yang dapat kita petik dari buku ini.

Buku ini berisi tentang perjalanan hidup Gus Dur mulai dari ia kecil hingga
besar, tentang bagaimana pendidikan yang ia tempuh dari kecil hingga besar dan
prestasi yang di dapatkan di sekolahnya, hingga pendidikan agama yang ia tempuh.
Buku ini juga menceritakan tentang akhir hayat sang guru bangsa, tentang
kesederhanaan yang yang selalu ia tampilkan hingga akhir hayatnya, dan selalu
mempertahankan sifat humorisnya dalam berbagai situasi dan keadaan. Meskipun Gus
Dur terlahir dari keluarga kiai dan kesehariannya begitu akrab dengan dunia pesantren,
ia memiliki wawasan keilmuan yang sangat luas, karena saat masih muda dulu ia tak
hanya mengenyam pendidikan pesantren tetapi juga menimba beragam ilmu
pengetahuan di luar negeri.

Gus Dur menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo Mesir, ia juga


mempealajari sastra Arab, filsafat, dan teori-teori sosial di Departement of Religion di
Universitas Baghdad. Setelah dari Baghdad, Gus Dur ke Eropa dengan harapan bisa
kuliah di sana. Sayangnya, kualifikasi-kualifikasi mahasiswa dari Timur Tengah saat
itu tidak diakui di universitas-universitas Eropa. Meskipun gagal kuliah di Eropa, Gus
Dur memilih bermukim di Belanda selama setengah tahun. Selama di Belanda ia
melakukan kunjungan dari satu universitas ke universitas lainnya.

Gus Dur pernah bekerja di pelabuhan sebagai pembersih kapal tanker dan
bekerja di penatu milik orang Cina untuk mencukupi kehidupannya di Eropa. Akhir
tahun 1971 ia memilih kembali ke Indonesia dan pulang ke tempat kelahirannya di
Jombang Jawa Timur. Ia bergabung di Fakultas Ushuludin Universitas Jombang,
menekuni dunia kepenulisan, sampai akhirnya pergaulan Gus Dur semakin meluas
saat ia mengakrabi dunia kesenian dan kebudayaan, dan membaur degan para
seniman.

Karier Gus Dur semakin melesat, puncaknya saat ia terpilih menjadi Presiden
Republik Indonesia. Tepatnya setelah Pemilu Tahun 1999. Meskipun menjabat
presiden tidak lama karena tahun 2001 digantikan oleh Megawati Soekarnoputri akan
tetapi Gus Dur sangat dicintai oleh banyak orang. Bagaimana Gus Dur selalu
menunjukkan sikap anti-kekerasan, menunjukan keberanian dalam menghadapi rezim
orde baru, berkomitmen pada persatuan bangsa, dan konsisten dalam membela
kepentingan rakyat. Sikapnya tersebut ia praktikan melalui perjuangan yang panjang
demi masyarakat Indonesia. Dan juga pada masa kepemimpinannya ia selalu
bersentuhan dengan kultur pesantren yang sangat hierarkis, tertutup, dan penuh
dengan etika yang serba formal. Gus Dur juga menjunjung tinggi nilai toleransi,
karena keberagaman yang kita milikilah yang harus dijaga dan dipertahankan. Seperti
kata beliau "Indonesia bukan negara agama, tapi negara beragama". Pemikirannya
banyak dijadikan landasan oleh banyak orang dari berbagai kalangan.
Pada Desember 2009 Gus Dur sempat dirawat di Rumah Sakit Jombang karena
kelelahan setelah berkunjung ke makam ayahnya dan ke beberapa pondok pesantren.
Pada akhirnya ia diterbangkan ke Jakarta dan dibawa ke RS Cipto Mangunkusumo.
Akhirnya Gus Dur wafat pada hari Rabu, 30 Desember 2009 di RS Cipto
Mangunkusumo. Selama hidupnya ia dikenal sebagai sosok yang bijaksana dan
memiliki toleransi beragama yang sangat tinggi.

Buku ini sangat banyak menimpan amanat-amanat yang baik untuk kehidupan
sehari-hari, dan banyak sekali amanat yang dapat di contoh generasi muda mulai dari
hal positif hingga negatif. Penulis menyampaikan nya dengan kata-kata yang mudah
dipahami. Namun, penulis kurang detail dalam menyampaikan riwayat hidup tokoh. 

Buku biografi Gus Dur Jejak Bijak Sang Guru Bangsa ini menceritakan
perjalanan hidup seorang pemimpin pluralisme yaitu KH Abdurrahman Wahid atau
yang akrab dengan panggilan Gus Dur. Buku ini sangat cocok dibaca untuk generasi
muda Indonesia agar terinspirasi dari cerita Gus Dur yang sangat patut di teladani.
Banyak hal yang bisa dicontoh dari Gus Dur, ia adalah orang yang rendah hati,
humoris, bijaksana, dan murah hati.

Anda mungkin juga menyukai