Anda di halaman 1dari 7

Biografi Singkat

Abdurrahman Wahid
(Gusdur)
Mata Kuliah : Bahasa Indonesia

Tahun Ajaran 2023/2024

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Bpk. Rafsanjani,
Spd, Md
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kita tentu pernah membaca tentang tokoh terkenal yang berpengaruh, nah
tulisan inilah yang disebut biografi. Dalam penulisan biografi ini diperlukan bahan-bahan utama dan
bahan pendukung, bahan-bahan tersebut dapat diperoleh dari media sosial, koran, majalah, dan lain
sebagainya. Adapun bahan utama dari penulisan biografi singkat milik Abdurrahman Wahid (Gus
Dur) ini kami ambil dari laman web Wikipedia, dan untuk bahan pendukungnya adalah Google.

Abdurrahman Wahid atau yang kerap disapa Gus Dur merupakan presiden RI
dengan masa jabatan yang paling singkat, terlahir dari keluarga yang berlatang belakang ulama
sekaligus kakek beliau yaitu KH. Hasyim Asy’ari sebagai pendiri Nahdlatul Ulama (NU), tentu
biografi singkat beliau sangat menarik untuk diulas.

B. TUJUAN PENULISAN

Tentunya dalam penulisan sebuah karya memiliki tujuan tertentu, adapun


tujuan dari penulisan biografi singkat milik Abdurrahman Wahid (Gus Dur) adalah sebagai berikut:

1. Memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia dengan dosen pengampu Bpk. Rafsanjani,
S.Pd,M.Pd
2. Mengetahui biografi singkat dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur),
3. Agar kisah singkat presiden ke-4 ini tidak hilang dimakan zaman.
Bografi Singkat Abdurrahman Wahid
(Gus Dur)
Siapa yang tidak kenal dengan sosok presiden ke-4 RI ini. Abdurrahman wahid atau yang kerap
disapa Gus Dur, terkenal dengan kata-katanya “gitu aja kok repot”. Untuk mengenang beliau, maka
dari itu dibuat biografi singkat Gus Dur atau KH. Abdurrahman wahid yang memiliki nama lengkap
Abdurrahman Ad-Dakhil

Gus dur dikenal sebagai tokoh kontroversial dan berdedikasi tinggi terhadap penegakan hak asasi
manusia (HAM) pembela kaum minoritas. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur lahir di Jombang, Jawa
Timur pada tanggal 4 Agustus 1940. Gus Dur adalah putra pertama dari pasangan KH. Wahid Hasyim
dan HJ. Shalehah. Kakek dari ayahnya merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) sekaligus pendiri
pesantren Tebu Ireng Jombang, yaitu KH. Hasyim Asy’ari

Pada tahun 1949, ayah Gus Dur yaitu KH. Wahid Hasyim diangkat menjadi kepala menteri agama
pertama sehingga keluarganya harus pindah ke jakarta. Setelah kepindahannya ke jakarta, kediaman
ayahnya sering dikunjungi tamu dari berbagai kalangan, hal itu menjadikan Gus Dur menambah
pengalaman untuk mengenal dunia politik.

Sekitar bulan April tahun 1953, Gus Dur dan ayahnya berangkat ke Sumedang, Jawa Barat untuk
menghadiri pertemuan Nahdlatul Ulama (NU) dengan mengendarai mobil, akan tetapi di tengah
perjalanan mereka mengalami kecelakaan yang menyebabkan ayahnya meninggal.

1. RIWAYAT PENDIDIKAN GUS DUR – KH. ABDURRAHMAN WAHID

Pergi belajar ke Yogyakarta di Sekolah Menengah Pertama Ekonomi (SMEP) Gowongan, sekaligus
menetap di pesantren Krapyak. SMEP merupakan sekolah formal yang di kelola oleh gereja katolik
roma. Sekolah tersebut menggunaka kurikulum sekuler, dan dari sinilah Gus Dur pertama kali belajar
bahasa inggris.

Karena merasa kurang leluasa aktivitasnya selama di pesantren akhirnya Gus Dur meminta
dipindahkan ke kota dan menetap di rumah H. Junaedi yang merupaka salah seorang pemimpin
Muhammadiyah.

Rutinitas keseharian Gus Dur setelah shalat subuh berangkat mengaji kepada KH. Maksum Krapyak.
Pada siang harinya, gus dur sekolah ke SMEP dan malam harinya ia ikut berdiskusi dengah H.
Junaedi dengan anggota Muhammadiyah lainnya.

Untuk meningkatkan pengetahuan bahasa inggrisnya, Gus Dur membaca buku-buku yang berbahasa
inggris selain itu, ia juga berusaha menggali informasi dari berbagai negara dan aktif mendengarkan
siaran radio Voice of America dan BBC London.
Salah seorang guru SMEP bernama Sumantri saat mengetahui Gus Dur pandai berbahasa inggris,
Sumantri memberinya buku berjudul ‘what is ti be done’. Pada saat yang sama Gus Dur sudah
mengenal Das Kapital Karl Marx, Filsafat Plato, Thales, dan lain-lain.

Setelah lulus dari SMEP Gus Dur melanjutkan pendidikan ke pesantren Tegalrejo, Magelang, Jawa
Tengah yang dipimpin KH. Chaudhary. Disinilah Gus Dur diperkenalkan dengan ritual-ritual sufi
yang mistik dengan bimbingan kyainya. Sejak itulah Gus Dur sering melakukan ziarah ke kuburan
para wali yang keramat di pulau Jawa.

Gus Dur tak pernah lupa membawa koleksi-koleksi bukunya bahkan saat di pesantren sekalipun
sehingga membuat para santri heran melihat buku-buku bawaannya. Tak hanya itu, saat di pesantren
gus dur mulai menunjukkan kemampuannya dalam berbicara humor yang membuat para santri
terhibur dengan gaya bicara dan sifat humorisnya.

Pada saat kehidupan di pesantren ada sebuah cerita yang menarik dari sosok Gus Dur, saat acara
imtihan yang diselenggarakan sebelum ramadhan acara tersebut bertujuan untuk menyambut
kelulusan para santri yang telah selesai menempuh pendidikan. Gus Dur membuat konsep yang
berbeda dari acara-acara sebelumnya. Gus Dur menyediakan berbagai konsumsi dan hiburan rakyat
seperti: gamelan, tarian tradisional, kuda lumping, dan masih banyak lagi. Padahal di dalam dunia
pesantren hiburan rakyat semacam ini dianggap tabu.

Ide tersebut di selenggarakan Gus Dur pada saat acara imtihan di pesantren Tegalrejo, Magelang,
kemudian berpindah kembali ke Jombang dan menetap di pesantren Tambak Beras hingga iya berusia
20 tahun.

Di pesantren ini Gus Dur menjadi ustad sekaligus menjadi ketua keamanan di pesantren milik
pamannya yaitu KH. Abdul Fatah. Menginjak usia 22 tahun Gus Dur berangkat ke Mekah untuk
menunaikan ibadah haji sekaligus menuju Mesir untuk melanjutkan studi di universitas Al-Azhar.

Setibanya di Mesir, Gus Dur tidak dapat langsung melanjutkan ke kampus Al-Azhar karena harus
masuk ke Madrasah Aliyah dahulu. Di luar kegiatan kampus, Gus Dur mengunjunggi makam keramat
para wali seperti: Syeikh Abdul Qadir Jaelani dan beberapa wali lainnya.

Setelah menyelesaikan pendidikannya di Baghdad, Gus Dur bermaksud melanjutkan studinya ke


Eropa, akan tetapi persyaratan yang cukup ketat seperti harus menguasai bahasa jerman, yunani,dan
latin Gus Dur mengurungkan niatnya itu. Untuk menghilangkan rasa kecewanya ahkirnya Gus Dur
memutuskan menjadi pelajar keliling yang melakukan kunjungan ke universitas-universitas lain.

Ahkirnya gus dur menetap di Belanda selama 6 bulan sekaligus menidirikan perkumpulan pelajar
muslim Indonesia dan Malaysia yang tinggal di Eropa. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya selama
di perantauan Gus Dur pergi ke pelabuhan berkerja sebagai cleaning service kapal tanker.

Kemudian Gus Dur kembali ke indonesia dan perjalanan studinya berakhir pada 1971. Kemudian
kembali ke jawa dan memulai kehidupan baru sekaligus awal perjalanan karirnya.

Tahun 1979, gus dur Ditawari untuk menempuh pendidikan di Australia untuk mendapatkan gelar
doktor, namum hal tersebut tidak bisa di penuhi oleh Gus Dur. Sejak usia remaja, Gus Dur sudah
akrab dengan berbagai majalah, surat kabar, novel, serta buku-buku filsafat dan dokumen-dokumen
mancanegara juga tidak luput dibacanya. Selain gemar membaca Gus Dur juga suka bermain bola,
catur, menonton bioskop, dan mendengarkan musik.
2. ISTRI DAN ANAK-ANAK ABDURRAHMAN WAHID – GUS DUR

Pada 11 Juli 1968 atau 16 Rabiul Akhir 1388 Gus Dur melakukan penikahan jarak jauh dengan Sinta
Nuriyah, karena pada saat itu Gus Dur sedang menempuh pendidikan di Mesir, sedangkan Nuriyah
berada di Jombang.

Gus Dur di karuniai seorang anak perempuan yang akrab disapa Alissa Wahid lahir di komplek
pesantren Denanyar, Jombang, pada tanggal 25 Juni 1973. 1 tahun kemudian pada 29 Oktober 1974,
putri ke-2 Gus Dur yang kerap disapa Yenny Wahid lahir di jombang, jawa Timur. Setelah itu putri
ke-3nya bernama Anita Wahid lahir di Jombang, 29 November 1977. Dan putri ke-4 gus dur inayah
wulandari lahir pada tanggal 31 desember 1982.

3. GUS DUR SEBAGAI PRESIDEN RI KE-4

Setelah usainya era suharto, banyak partai politik baru terbentuk. Pada Juni 1998 banyak orang dari
komunitas NU berharap kepada Gus Dur untuk membentuk sebuah partai politik. Juli 1998, Gus Dur
mulai menanggapi ide tersebut karena menyadari partai politik merupakan satu-satunya cara untuk
berjuang di dunia politik.

Gus Dur akhirnya membentuk partai politik yang di beri nama PKB (Partai Kebangkitan Bangsa).
Beliau menjabat sebagai ketua dewan penasehat.

Pada 7 Febuari 1999, PKB secara resmi menyatakan Gus Dur sebagai kadidat pemilihan presiden.
Kemudian pada Juni 1999 partai PKB beraliansi dengan PDI-P di karenakan tidak memiliki kursi
mayoritas penuh.

Pada Juli, Amin Rais membentuk poros tengah yang berisi partai-partai politik muslim. Poros tengah
ini mencalonkan Gus Dur sebagai kadidat ke-3 pada pemilihan presiden. Pada 7 Oktober 1999 Gus
Dur resmi dinyatakan sebagai calon presiden oleh poros tengah.

Pada 19 Oktober 1999, MPR menolak pidato pertangung jawaban Habibie dan ia mundur dari
pemilihan presiden. Kemudian, Akbar Tanjung, ketua parta Golkar dan ketua DPR menyatakan
Golkar akan mendukung Gus Dur. Pada 20 Oktober 1999, MPR kembali berkumpul dan mulai
memilih presiden baru.

Abdurahman Wahid kemudian terpilih sebagai presiden indonesia ke-4 dengan 373 suara sedangkan
megawati hanya 313 suara. Ia dikenal sebagai presiden era reformasi yang kebijakannya cukup
kontrolversial dan kerap berselisih pendapat dengan banyak pihak.

Gus Dur di lengserkan dari jabatannya oleh MPR pada 23 Juli 2001 karena beberapa sebab. Salah
satunya, Gus Dur anggap melanggar UUD 1945 Pasal 9 tentang sumpah jabatan dan Tap MPR
No.XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara bebas KKN (Korupsi, Kolusi, Nepotisme).

4. WAFAT
Ketika menjabat sebagai presiden Gus Dur sudah menderita penyakit, seperti stroke, diabetes,
ganguan ginjal, dan ganguan pada penglihatannya. Gus Dur meninggal pada 30 Desember 2009 di
Rumah Sakit Cipto Magunkusumo, Jakarta, akibat komplikasi pada usia 69 tahun.

Gus Dur dimakamkan keesokan harinya pada tanggal 31 Desember 2009, ia dimakamkan di sebeleh
utara pusara kakeknya yang juga pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH. Hasyim Asy’ari di pondok
pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.

Penutup
Kami ucapkan syukur alhamdulillah atas segala rahmat dan karunianya sehingga
penulisan ringkasan biografi Abdurrahman Wahid dapat selesai tepat waktu. Ringkasan ini kami tulis
dengan data yang diperoleh dari laman web wikipedia dan google. Karya tulis ini dirancang
sedemikian rupa agar dapat dibaca dan dipahami. Namun penulis memiliki keterbatasan-keterbatasan
yang tentu karya tulis ini belum sempurna karena data yang diperoleh belum memadai.

Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu bapak


Rafsanjani, S.Pd,M.Pd yang telah memberikan waktu yang cukup untuk kami menyusun ringkasan
biografi Abdurrahman Wahid ini sehingga dapat selesai tepat waktu. Kalau ada kekurangan itu yang
datangnya dari kami dan itulah kemampuan kami.

Sekian dari penulis ringkasan biografi Abdurrahman Wahid, kami ucapkan terimakasih atas
perhatiannya.

Anda mungkin juga menyukai