Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMIKIRAN PENDIDIKAN
KH. ABDURRAHMAN WAHID (GUSDUR)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Pemikiran Tokoh Pendidikan
Islam Nusantara

Dibimbing Oleh Dr. MUHAMMAD HORI

Oleh :

M.MU’AMMAR QATHAVI (2144990015)

RATNA DWI LESTARI (2144990028)

Program Magister Pendidikan Agama Islam


IAI Al-Falah As-Sunniyyah (INAIFAS) -
KENCONG
JEMBER
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Ilahi robbi karena atas
ridhonya kami dapat menyelesaikan makalah ini, makalah ini berisi tentang
biografi gus Dur serta komponen pendidikan dalam kaca mata gus Dur, kami
berharap makalah kami bisa memberikan sedikit gambaran tentang pemikiran
tentang pendidikan dari salah satu tokoh pemikir yang dimiliki oleh Indonesia
yaitu KH. Abdurrahman Wahid

Kritik, saran serta bimbingan sangat kami harapkan dari Dr.


MUHAMMAD HORI selaku dosen pembimbing pada mata kuliah Studi
Pemikiran Toko Pendidikan Islam Nusantara demi menyempurnakan makalah
kami yang tentunya memiliki banyak sekali kekurang.

Jember, 02 Juli 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II. Pembahasan 3
2.1 Biografi singkat tentang Gus Dur……………………………………..3
2.2 Tujuan Pendidikan Islam menurut Gus Dur…………………………..6
2.3 Kurikulum Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dus…………………………………………………………………….7
2.4 Metode dan konsep pendidikan yang tepat menurut Gus
Dur…………………………………………………………………......8
2.5 Strategi Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur………………..10
2.6 Evaluasi dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dus…………………………………………………………………...10

BAB III. Kesimpulan


3.1 Kesimpulan 12
Daftar Pustaka 13

i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Kurangnya kesadaran dan pemahaman tentang Pendidikan multicultural


sangat berbahaya terhadap nasib persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Rasa
Fanatisme dalam artian sempit menjadi boomerang yang kapan saja bisa
menghancurkan kebhinekaan bangsa Indonesia, tingginya angka kekerasan,
kerusuhan, terhadap perbedaan suku, agama, ras dan aliran menjadi indicator
kurangnya rasa toleransi dan pemahaman terhadap Pendidikan multicultural.
Sejatinya dalam proses Pendidikan bukan hanya terdapat proses transver of
knowlwdge saja tapai juga mencakup proses value. Transfer of knownedge
bertendensi ke arah penguasaan terhadap pengetahuan peserta didik (aspek
kognitif) sedangkan Value maksudnya adalah sebuah proses dimana peserta didik
mengimplementasikan pengetahuan yang ia miliki kedalam tindakan sehari-hari
termasuk penerapan sikap toleransi, saling menghormati dengan sesama manusia.1

Adanya pendidikan khususnya pendidikan Islam bertujuan untuk


melahirhirkan generasi bangsa memiliki kecerdasan dalam segala hal baik
jasmanai maupun rohani, sehat fisik maupun mental, tidak hanya menguasai ilmu
pengetahuan saja tapi juga ilmu agama untuk mencapai kesuksesan hidup baik
didunia maupun diakherat selain itu Pendidikan Islam melahirkan rasa toleransi
dan saling menghargai. Dari uaraian tersebut jelas tergambar bahwa pendidikan
islam berusaha mencetak tunas bangsa mendaji generasi yang seimbang bukan
hanya mahir dalam ilmu pengetahuan saja tapi juga dalam hal religius beriman
dan bertaqwa terhada Alloh swt serta berusaha untuk selalu menjalankan nilai-
nipai ajaran agam sesuai syariat Islam, menjalin hubungan baik dengan Alloh,
alam dan sesama manusia. ilmu membuat manusia mengerti bagaimana cara
bersikap dalam kehidupan sehari-hari, menjalin hubungan baik denga sesama
maupun dengan lingkungan, untuk menciptakan perdamaina dan keselarasan
dalam hidup didunia.

Di eramodern yang didukung dengan kecanggihan tehnologi dimana setiap


orang bisa dengan mudah dan bebas mengakses informasi secara virtual melalui
media sosial dan semacamnya. Hal ini yang mendorong manusia untuk terus
berevolusi sehingga dinamika persoalan dalam kehidupan masyarakat makin
komplek dan rentan terjadinya konflik, apalagi Indonesia adalah negara majemuk
yang terbentuk dari berbagai suku, agama, ras dan aliran, maka dari itu
diperlukannya Pendidikan perdamaian (Peace education) sebagai solusi untuk
mencegah atau meminimalisir kekerasan atau kriminalisasi yang mengatas
namakan agama, ras, suku, aliran dan mencegah radikalisme. Dari sinilah adanya

1
Sa’diyah Halimatus and Sri Nurhayati, “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus Dur: Kajian
Filosofis Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris,” TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol. 14
No.2, 2019 (Vol. No.2 2019).

1
keinginan untuk mempelajari konsep pendidikan perdamaian yang di miliki oleh
KH. Aburrahman Wahid untuk memperkaya khazanah didunia pendidikan Islam
dan pendidikan perdamaian.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah pada makalah ini
adalah:

1. Bagaimana biografi singkat tentang Gus Dur


2. Apa tujuan Pendidikan Islam menurut Gus Dur
3. Apa kurikulum yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dur
4. Apa metode dan konsep Pendidikan Islam yang tepat menurut Gus Dur
5. Apa Strategi Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur
6. Apa evaluasi yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dur

1.3. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui
1. Biografi singkat tentang Gus Dur
2. Tujuan Pendidikan Islam menurut Gus Dur
3. Kurikulum yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dur
4. Metode dan konsep pendidikan yang tepat menurut Gus Dur
5. Strategi Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur
6. Evaluasi yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi KH. ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR)


Gus Dur dilahirkan
tanggal 4 Sya’ban 1940 (7
September 1940) di
Denanyar, Jawa Timur
dirumah kyai Bisri Syansuri (
rumah kakeknya dari fihak
ibu). Secara garis keturunan
Gus Dus merupakan cucu
dari kyai Bisri Syansuri
(Ayah dari pihak ibu) dan
kyai Hasyim Asy’ari (Ayah
dari pihak Ayah) yang sangat
dihormati baik dari segi perannya dalam mendirikan NU maupun sebagai
salah satu ulama’besar yang ada di Indonesia.2 kyai Hasyim Asy’ari
merupakan pendiri NU pada tahun 1926. K.H. Wahid Hasyim dan
Hj.Solichah munawaroh merupakan orang tua Gus Dus, Gus Dur adalah
anak pertama yang terlahir dengan nama lengkap “Abdurrahman
Addakhil” yang artinya sang penakluk, kemudian dalam perjalananya
nama tersebut diganti dengan Abdurrahman Wahid yang kemudian lebih
akarab dipanggila Gus Dur. Beliau memiliki lima saudara kandung, yaitu:
Aisyah, Salahuddin Al-Ayyubi atau Salahuddin Wahid, Umar Al-Faruq,
Lilik Khadijah, dan yang terakhir Muhammad hasyim.3

Pada akhir tahun 1944 disaat Gus Dur berusia empat tahun, beliau diajak
ayahnya untuk tinggal dijakarta sedangkan ibu dan adik-adiknya tetatp tinggal di
Jombang. Gus Dur dan ayahnya tinggal
di Menteng Jakarta pusat yang
merupakan daerah yang banyak ditinggali
oleh para pengusaha terkemuka,
professional dan politikus. Di daerah
tersebut Gus Dur berinteraksi dengan
banyak orang penting dan secara tidak
langsung juga mendapat berbagi
pengetahuan yang belum ia dapat
sebelumnya serta mencoba memahami karakter berbagai orang. Di bulan
Desember tahun 1949 ayah Gus Dur menyiapkan sebuah rumah untuk ditinggali
2
Greg Barton, BIOGRAFI GUS DUR (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 26.
3
Fathoni, “Kisah Nyai Wahid Hasyim Mendidik Gus Dur dan Kelima Adiknya Sumber:
https://www.nu.or.id/fragmen/kisah-nyai-wahid-hasyim-mendidik-gus-dur-dan-kelima-adiknya-
eO0dbhttps://www.nu.or.id/fragmen/kisah-nyai-wahid-hasyim-mendidik-gus-dur-dan-kelima-
adiknya-eO0db,” August 5, 2016.

3
bersama anak dan istrinya, K.H. Wahid Hasyim adalah seorang mentri Agama
yang mulai menjabat dalam lima cabinet dan baru berhenti pada bulan April
1952.4 Walaupun gus Dur adalah anak seorang mentri tapi beliau lebih memilih
sekolah yang biasa saja. Berikut nama-nama sekolah yang pernah menjadi tempat
gus Dur menuntut Ilmu dimasa kecil adalah:

1. Sekolah Dasar KRIS Jakarta Pusat


2. Sekolah Dasar Matraman Perwari Matraman Jakarta Pusat
3. Sekolah Menengah Ekonomi Pertama (SMEP)
4. Melanjutkan SMP di Yogyakarta
5. Pesantren Al-Munawwir di krapyak
6. Pesantren tegalrejo di Magelang
7. Pesantren Denanyar Jombang
8. Pesantren Tambak Beras, Jombang (1959-1963) dibawah bimbingan Kiai
Wahab Chasbullah
9. November tahun 1963 melanjutkan ke Departemen Studi Islam dan Arab
Tingkat Tinggi, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (1964-1966)
10. Fakultas Sastra Universitas Baghdad (1966-1970).5

Gusdur menikah dengan seorang


perempuan yang cantic serta rendah hati
yakni ibu Sinta Nuriyah, putri dari
H.abdullah syukur seorang pedagang yang
cukup terkenal dari Jombang pada tanggal
11 September 1971. Dari pernikahannya
tersebut Gus Dur memiliki empat orang
anak yaitu: Alisa Qotrunnada, Zanuba
Arifah, Anisa Hayatunufus dan Inayah
Wulandari.6 Sekitar tahun 1974 disaat
beliau menjabat sebagai sekertaris
pesantren tebu ireng beliau juga mulai
menjadi seorang penulis dan kolumnis, melalui tulisannya tersebut Gus Dur
mengungkapkan berbagai ide yang beliau miliki dan tuisan-tulisan tersebut mulai
mendapat banyak sorotan dari berbagai fihak. Gus Dur juga mulai banyak
mendapat undangan menjadi naras umber diberbagai forum diskusi baik didalam
negri maupun luar negri. Karya-karya Gus Dur diantaranya adalah:

1. Kontraversi pemikiran Islam di Indonesia.


2. Hukum Islsm di Indonesia: Pemikiran dan praktek

4
“Biografi Gus Dur https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid,” Wikipedia, June 16,
2022.
5
Barton, BIOGRAFI GUS DUR, 51–59.
6
“Perjalanan Karier ‘Sang Kiai Kontroversial’ Gus Dur Reporter
Https://Nasional.Tempo.Co/Read/216487/Perjalanan-Karier-Sang-Kiai-Kontroversial-Gus-
DurWhatsAppShare to TelegramShare to More,” TEMPO, December 30, 2009.

4
3. Bunga rampai Pesantren
4. Kiai nyentrik membela pemerintah
5. Tabungan Gus Dur, Pribumi Islam, Hak minoritas, Reformasi kultur
6. Agama dan kekerasan: dari anarkisme Politik ke Teologi kekerasan
7. Gus Dur menjawab perubahan zaman
8. Membangun Demokrasi
9. Tuhan tidak perlu dibela
10. Prisma pemikiran Gus Dur
11. Menggerakkan tradisi: Esai-esai pesantren
12. Abdurrahman Wahid selama lengser: kumpulan kolom dan artikel
13. Islamku, Islam anda, Islam kita
14. Gus Dur menjawab kegelisaha rakyat
15. Islam Kosmopolitan: nilai-nilai Indonesia dan transformasi kebudayaan.7

Selanjutnya akan dituliskan sekilas perjalanan karir dari Gus Dur meliputi:

1. Dosen dan Dekan difakultas Ushuludin, Universitas Hasyim Anshari.


2. Ketua balai Seni Jakarta (1983-1985)
3. Pendiri dan pengasuh pesantren Ciganjur
4. Ketua umum PBNU (1984-1999)
5. Ketua Forum Demokrasi (1991-1999)
6. Ketua Konfrensi Agama dan Perdamaian Sedunia ( 1994)
7. Anggota MPR ( 1999)
8. Presiden RI ( 20 Oktober 1999 – 24 Juli 2001)
9. Ketua Dewan Syuro PKB
10. Ketua juri dalam Festival Film Indonesia (1986-1987).

Perjalan hidup Gus Dur sangat komplek mulai dari yang bersifat
tradisional, ideologis, Fundamental , sekuler sampai modernis. Pengetahuan
Gus Dur tentang agama diperoleh didunia pesantren, dipesantren karakter
Gus Dus dibentuk secara etika, formal dan sruktural, perjalanan gus Dur ke
Timur Tengah menambah pengetahuan beliau tentang berbagai pemikiran
Agama dari yang konservatif, simbibolik-fundamentalis sampai yang liberal-
radikal. Pemikiran tentang kemanusiaan Gus Dur banyak terilhami dari
kolaborasi antara pemikiran barat dengan filsafat Humanismenya dan
pemikiran dari Kyai fatah ( Tambak beras), KH. Ali Ma’sum (Krapyak), Kyai
Chudhori ( Tegalrejo) sehingga membentuk Gusdur menjadi orang yang peka
terhadap urusan kemanusiaan.

Lahirnya pemikiran Gus Dur berdasarkan pada tiga lapisan budaya yaitu
budaya pesantren ( hierarkis, tertutup, etika yang serba formal) dunia Timur
7
Moch Tohet, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN WAHID DAN IMPLIKASINYA
BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia,” Edureligia Vol. 1, No. 2, Juli – Desember 2017
(December 2017).

5
(terbuka dan keras), serta dunia barat ( liberal, rasional, dan sekuler) Gus Dur
memadukan ketiga lapisan tersebut menjasi kultur yang bersinergi. Dari uraian
diatas tidak ada yang lebih mendominasi pemikiran Gus Dur semua pengaruh
memiliki porsi yang sama ditambah lagi dengan kebebasan cara berfikir dan
luasnya pemikiran Gus Dur inilah yang menjadikan Gu Dur sebagai sosok yang
selalu dinamis dan sulit untuk dipahami.8 Gus Dur Wafat pada tanggal 30
Desember 2009, dirumah sakit Cipto Mnagunkusumo(RSCM) Jakarta pada usia
69 tahun, dan dikebumikan di komplek pemakaman keluarga pondok pesantren
Tebuireng Jombang, jawa timur.9

Penghargaan yang pernah beliau raih adalah:

1. Ramon Magsaysay Award for community leadhership, Ramon Magsasay


Award Foundation, Philipna tahun 1991
2. Islami missionary award from the Government of Egypt tahun 1991
3. Penghargaan bina Ekatama tahun 1994
4. Man of the Year 1998 majalah berita Independent tahun 1998
5. Honorary Degree in public Administration and policy Issues from the
University of Twente, tahun 2000
6. Gelar Doktor kehormatan dari universitas Jawaharlal Nehru tahun 2000
7. Ambassador for peace salah satu badan PBB tahun 2001
8. Doctor honoris Causa dari universitas Sokka, jepang, tahun 2002
9. doctor Honoris Causa bidang hukum dari konkuk University, seoul, korea
selatan tahun 2003
10. Medals for Valor (penghargaan bagi personal yang gigih memperjuangkan
pluralism dan multikulturalisme) oleh Simon Wieshenthal Center
(Yayasan dibidang HAM dan toleransi umat beragama)New York tahun
2009
11. Penghargaan nama KH.Abdurrahman Wahid sebagai salah satu jurusan
studi agama di temple University, philadelphi tahun 2009.10

B. Tujuan Pendidikan Islam menurut Gus Dur


Urgensi Pendidikan islam terletak pada prakteknya dalam kehidupan
sehari-hari, sehingga ruh Pendidikan menjadi lebih penting dari
padaformalitas fisik yang Nampak diluar. Menjadikan agama sebagai
sumber inspirasi orang beragama dan bernegara adalah hal yang lebih
utama. Menurut Gus Dur ada empat al yang yang bisa menegakkan
Indonesia dimasa datang yautu : system politik, system ekonomi, system
Pendidikan dan system etika atau moral atau akhlaq. Dimana keempat
system tersebut saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk
8
“Perjalanan Karir Gus Dur Https://Www.Republika.Co.Id/Berita/99132/Perjalanan-Karir-Gus-
Dur,” REPUBLIKA.CO.ID, December 31, 2009.
9
Tohet, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN WAHID DAN IMPLIKASINYA BAGI
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia.”
10
Tohet.

6
melahirkan politik yang kuat perlu disokong oleh system ekonomi yang
mumpuni, kemampuan mengelola berpolitik dan mengatur sistenm
Pendidikan yang baik dan ketiga hal tersebut direkatkan dengan adanya
akhlaq yang baik dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan
bernegara.

Tujuan dari Pendidikan perdamaian (peace education) dalam


Pendidikan Islam adalah menyentuh aspek kognitif dan aspek praktis
sehingga peserta didik bukan hanya mendapat materi saja tapi juga
mengimplemtasikannya dalam kehidupan sehari-hari yang melibatkan
komponen-komponen budaya khas Nusantara guna melestarikan budaya
warisan Nenek moyang yang tercover dalam pendidikan. Membangun
pemikiran Islam yang Moderat yang mendorong lahirnya demokrasi,
pluralism berdasarkan nilai agama, multikulturalisme dan toleransi di
kalangan kaum Muslim Indonesia. Tujuan ini juga diterapkan menjadi
salah satu program dalam Wahid Istitute mengkampanyekan pemikiran
islam yang menghargai pluralitas dan demokrasi. Gus Dus menyadari
bahwa pendidikan dan pesantren memiliki power yang besar dalam
menentukan sama depan bangsa maka dari itu beliau mencoba
mensinergikan Pendidikan dan pesantren untuk mencetak generasi muda
yang menjunjung nilai pluralitas di Indonesia dengan bersendikan nilai-
nilai agama. Menurut Gus Dur agama adalah sebagai akhlaq atau etika
bukan idiologi yang digunakan untuk mengislamkan negara. Maka dari itu
akhlaq menjadi prioritas untuk mewujudkan masyarakat yang tentram,
damai dalam nilai yang dihormati Bersama.11

C. Kurikulum yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus


Dus

Kurikulum Pendidikan islam dalam versi Gus Dus haruslah sesuai dengan
kondisi zaman, menggunakan pendekatan yang bersifat demokratis dan
dialogis antara guru dan peserta didik sehingga melahirkan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif dan objektif guna mengarahkan peserta
didik untuk mampu berfikir kritis dan memiliki semangat untuk terus
belajar sepanjang hayat sehingga ia akan menjadi orang yang terus
mengikuti perkembangan zaman.12 Bicara soal pesantren Gus Dur
menginginkan pesantren harus dapat menjaga keunikan identitasnya
menjaga budaya keilmuan klasiknya maksudnya pesantren tidak
sepenuhnya mengikuti perkembangan zaman yang berlebihan.
13
dipesantren Gus Dur mengharapkan adanya gerakan modernisasi
11
Tohet.
12
Tohet.
13
Rahmawati Ulfah et al., “RELEVANSI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF GUS DUR DI ERA MILENIAL
Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Juni 2020,” Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 (June
2020).

7
pesantren terutama kurikulumnya, dimana perubahan Kurikulum yang ada
pipesantren mengikuti memadukan konsep klasik dan modern,
menerapkan sesuatu yang baru yang dianggap positif, Misalnya:
1. Membangun lab untuk mengembangkan kajian keislaman maka perlu
diajarkan ilmu nahwu, tafsir Al-Qur’an dan Hadist Nabi, sehingga
kelestarian nilai-nilai keislaman akan tetap terjaga sepanjang masa.
2. Memberikan materi kewira usahaan, sains dan tekhnologi.14

D. Metode dan konsep pendidikan yang tepat menurut Gus Dur

Metode yang dipakai adalah dialog, pembiasaan, modeling kepada


peserta didik untuk tidak melakukan kekerasan, mengutamakan
membangun sikap kemanusiaan dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
Pendidikan perdamaian.15

Konsep Pendidikan yang dikembangkan oleh Gus Dur adalah


Religious Multiculturalism based education maksudnya Pendidikan yang
berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan dan bertujuan untuk membimbing
atau mengantarkan peserta didik menjadi manusia utuh, mandiri dan bebas
dari belenggu penindasan.16 Ini sejalan dengan aliran Filsafat Pendidikan
“Eksistensialisme”.kebenaran yang hakiki merupakan sebuah pilihan yang
bersumber dari diri kita sendiri. Maksudnya adalah guru hanya berperan
sebagai fasilitator yang tugasnya membantu peserta didik dalam
menemukan jati dirinya, pendidik harus bisa melihat peserta didik secara
utuh segala potensinya, kekuranganya, kelebihannya yang dimiliki peserta
didik, kemudia menghaormati dan menghargai keragaman masing-masing
peserta didik baik secara rasional maupun emosioanal. Memberikan
kemerdekaan tiap peserta didik dalam Pendidikan, melihat dan
mengarahkan pertumbuhannya dalam proses penyadaran dan humanisasi.
Dari uraian diatas tersirat dengan jelas konsep Pendidikan yang diusung
oleh Gus Dus mengandung konsep Pendidikan multicultural. Contoh
Konsep Pendidikan yang dibawa oleh Gus Dur diantaranya adalah:

1. memadukan Pendidikan yang bersifat tradisional atau klasik dengan


Pendidikan yang berkonsep modern atau barat tanpa meninggalkan esensi
ajaran Islam. Konsep ini dirasa bisa menjadi salah satu pendekatan untuk

14
Halimatus and Nurhayati, “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus Dur: Kajian Filosofis
Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris.”
15
Halimatus and Nurhayati.
16
Tohet, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN WAHID DAN IMPLIKASINYA BAGI
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia.”

8
menyelesaikan konflik- konflik berantai guna mewujudkan Pendidikan
Islam yang modern sesuai dengan perkembangan zaman.17

2. Perlu adanya pembaharuan Islam yang disebut dengan Istilah Tajdid Al-
tarbiyah al-islamiyah dan al-hadasah. Maksud dari kata tersebut adalah
dalam proses Pendidikan nilai-nilai ajaran agama Islam harus tetap
diutamakan sedangkan yang perlu dirubah adalah metode penyampaiannya
agar peserta didik lebih antusias dalam proses Pendidikan sehingga bisa
menyerap ilmu pengetahuan lebih maksimal.

3. Pendidikan bisa diperoleh dimanapun baik di lingkungan formal dan


nonformal. Penanaman nilai-nilai ajaran islam bisa dilakukan dimanapun
baik lingkungan formal seperti sekolah dan universitas maupun
dilingkungan nonformal seperti pesantren, pengajian, paguyupan, dan
lainya, pada intinya disemua lingkungan kita bisa mendapat ilmu tentang
Pendidikan nilai-nilai agama.

4. Pendidikan islam harus mampu merespon tantangan modernisasi dengan


cara selalu menyimak berbagai perkembangan Pendidikan islam
diberbagai tempat guna memeiliki cakrawala wawasan yang luas sehingga
mampu memberikan solusi yg berkaitan dengan masalah-masalah sosial
dalam Pendidikan. Hal ini sejalan dengan firman Alloh dalam surah Al-
Baqoroh ayat 30 yang pada intinya mengemukakan bahwa “ Manusia
adalah sebagai kholifah dibumi “ istilah ini mengisyaratkan bahwa setiap
individu memiliki kebebasan dalam menuntut ilmu maupun beraktifitas
serta membutuhkan ruang gerak yang tidak mengekang aktifitasnya
selama hal itu tidak merugikan orang lain demi mewujudkan tugasnya
sebagai khalifah dibumi .

5. Pendidikan Islam harus menjadi suatu media dalam mengembangkan


kreatifitas dan kemampuan peserta didik, dimana peserta didik diposisikan
sebagai subjek dalam Pendidikan bukan sebagai objek semata. sejalan
dengan pemikiran Paulo Freire (tokoh pendidikan Brazil) yang
mengungkapkan bahwa pendidikan yang ideal harus berorientasi pada
nilai-nilai Humanisme. Pendidikan Humanism yang dimaksud adalah
kodrat manusia adalah sebagai pelaku atau subyek yang aktif bukan
sebagai penderita atau objek Pendidikan yang dipangdang pasif, hal ini
akan melahirkan kekuatan, kesadarandan pembebasan manusia dari
kondisi ketertindasan yang ada dalam Pendidikan. Contoh Bentuk
ketertindasan adalah segala hal yang menghambat proses pendidkan

17
Halimatus and Nurhayati, “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus Dur: Kajian Filosofis
Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris.”

9
seperti: komersialisasi Pendidikan yang tersistem, kekerasan dalam
Pendidikan dan lainnya. 18

E. Strategi Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur

1. Srategi politik
Selama perjalanan karirnya Gus Dus berusaha untuk terjun langsung
dalam perkemabnganan dunia Pendidikan dengan upaya menyediakan
fasilitas yang memadai yang bisa dimanfaatkan oleh semua orang
selain itu Gus Dur juga menggerakkan strategi politik dengan cara
memperjuangkan sesuatu yang diperjuangkan terhadap nilai-nilai
Pendidikan Islam.
2. Strategi kultural
Menggunakan tradisi yang ada agar membuat masyarakat patuh pada
nila-nilai Pendidikan Islam dengan cara masih mempertahankan
budaya dan tradisi daerahnya, seperti: yasinan, tahlilan, pengajian rutin
dimasyarakat,19
3. Strategi sosio-kultural
Menyatukan masyarakat yang plural dan majemuk melalui
Pendidikan perdamaian (peace education) masyarakat akan dibantu
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya maka secara
otomatis Pendidikan akan membawa masyarakat pada kehidupan yang
lebih baik .20

F. Evaluasi yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus


Dur

Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber


daya manusia (human resource) yang memiliki keahlian dan keterampilan
sesuai tuntutan pembangunan bangsa. Kualitas suatu bangsa sangat
dipengaruhi oleh factor pendidikan. Perwujudan masyarakat berkualitas
tersebut menjadi tanggung jawab pendidikan. Terutama dalam
menyiapkan peserta didik menjadi subjek yang makin berperan
menampilkan keunggulan dirinya yang tangguh, kreatif, mandiri, dan
professional pada bidang masing-masing. Upaya peningkatan kualitas
pendidikan dapat tercapai secara optimal apabila dilakukan pengembangan
dan perbaikan terhadap komponen-komponen pendidikan. Dengan
demikian, pendidikan pada dasarnya diselenggarakan untuk membebaskan
18
Halimatus and Nurhayati.
19
Ulfah et al.
20
Halimatus and Nurhayati, “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus Dur: Kajian Filosofis
Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris.”

10
manusia dari berbagai persoalan hidup yang melingkupinya. Pendidikan
merupakan upaya mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia agar
mereka terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan, dan
ketertinggalan artinya pendidika merupakan bentuk pembebasan yang
mengeluarkan manusia dari berbagai belenggu yang menyebabkan
stagnasi peradaban manusia.

Bentuk evaluasi yang relevan versi Gus Dur dalah perlu adanya
bimbingan dan pelatihan tentang peningkatan proses (Process Oriented)
merupakan konsep dimana menganggap bahwa proses itu lebih penting
dari pada hasil yang didapat, memandang semua manusia sama derajatnya
walaupun berbeda suku, agama ras dan aliran, semua memiliki hak yang
sam untuk mengenyam proses Pendidikan sebagai bekal hidup didunia dan
diakherat.

11
BAB III

KESIMPULAN

Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang akan mengantarkan


manusia pada kesempurnaan dan penegasan statatus sosial, melalui dialektika
dengan diri sendiri dan realitas kehidupan. Pendidkan Islam perspektif Gus Dur
merupakan sebuah konsepesi pendidikan Islam yang berusaha memberikan ruang
bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya tanpa harus
dibatasi oleh sistem yang cenderung parsial sebagaimana contoh yang sering
diangkat dalam lingkungan pesantren. Kurikulum yang tepat dalam Pendidikan
Islam dalam perspektif Gus Dur menggunakan pendekatan yang bersifat
demokratis dan dialogis antara guru dan peserta didik sehingga melahirkan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif dan objektif. Metode dan konsep pendidikan yang
tepat menurut Gus Dur Religious Multiculturalism based education maksudnya
Pendidikan yang berdasarkan pada nilai-nilai keagamaan dan bertujuan untuk
membimbing atau mengantarkan peserta didik menjadi manusia utuh, mandiri dan
bebas dari belenggu penindasan. Strategi Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dur menerapkan srtategi sosio kultural, srtategi politik dan srtategi kultural.
Evaluasi yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur adalah
dengan menegedepankan proses dari pada hasil.

Dengan ini diharapkan para pendidik memperhatikan setiap peserta


didiknya dalam proses pembelajaran. Pendidik diharapkan dapat membantu setiap
peserta didik dalam memunculkan dan mengembangkan potensi yang ada.
Sehingga tujuan pendidikan Islam sebaga wadah pembebasan yang begitu
menghargai fitrah manusia bisa tercapai.

12
DAFTAR PUSTAKA

Barton, Greg. BIOGRAFI GUS DUR. Yogyakarta: IRCiSoD, 2020.


Wikipedia. “Biografi Gus Dur
https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid,” June 16, 2022.
Fathoni. “Kisah Nyai Wahid Hasyim Mendidik Gus Dur dan Kelima Adiknya
Sumber: https://www.nu.or.id/fragmen/kisah-nyai-wahid-hasyim-
mendidik-gus-dur-dan-kelima-adiknya-eO0dbhttps://www.nu.or.id/
fragmen/kisah-nyai-wahid-hasyim-mendidik-gus-dur-dan-kelima-adiknya-
eO0db,” August 5, 2016.
Halimatus, Sa’diyah, and Sri Nurhayati. “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus
Dur: Kajian Filosofis Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL
PENDIDIKAN ISLAM http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris.”
TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol. 14 No.2, 2019 (Vol. No.2
2019).
TEMPO. “Perjalanan Karier ‘Sang Kiai Kontroversial’ Gus Dur Reporter
Https://Nasional.Tempo.Co/Read/216487/Perjalanan-Karier-Sang-Kiai-
Kontroversial-Gus-DurWhatsAppShare to TelegramShare to More,”
December 30, 2009.
REPUBLIKA.CO.ID. “Perjalanan Karir Gus Dur
Https://Www.Republika.Co.Id/Berita/99132/Perjalanan-Karir-Gus-Dur,”
December 31, 2009.
Tohet, Moch. “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN
WAHID DAN IMPLIKASINYA BAGI PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia.” Edureligia Vol. 1, No.
2, Juli – Desember 2017 (December 2017).
Ulfah, Rahmawati, Muhammada Ahlun Naza, Zakaria Rizal, and Ahmad
Mushofihin. “RELEVANSI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF GUS
DUR DI ERA MILENIAL Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1
Januari-Juni 2020.” Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 (June 2020).

13

Anda mungkin juga menyukai