PEMIKIRAN PENDIDIKAN
KH. ABDURRAHMAN WAHID (GUSDUR)
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Pemikiran Tokoh Pendidikan
Islam Nusantara
Oleh :
Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Ilahi robbi karena atas
ridhonya kami dapat menyelesaikan makalah ini, makalah ini berisi tentang
biografi gus Dur serta komponen pendidikan dalam kaca mata gus Dur, kami
berharap makalah kami bisa memberikan sedikit gambaran tentang pemikiran
tentang pendidikan dari salah satu tokoh pemikir yang dimiliki oleh Indonesia
yaitu KH. Abdurrahman Wahid
Penyusun
i
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I. Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan 2
BAB II. Pembahasan 3
2.1 Biografi singkat tentang Gus Dur……………………………………..3
2.2 Tujuan Pendidikan Islam menurut Gus Dur…………………………..6
2.3 Kurikulum Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dus…………………………………………………………………….7
2.4 Metode dan konsep pendidikan yang tepat menurut Gus
Dur…………………………………………………………………......8
2.5 Strategi Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur………………..10
2.6 Evaluasi dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dus…………………………………………………………………...10
i
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1
Sa’diyah Halimatus and Sri Nurhayati, “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus Dur: Kajian
Filosofis Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris,” TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol. 14
No.2, 2019 (Vol. No.2 2019).
1
keinginan untuk mempelajari konsep pendidikan perdamaian yang di miliki oleh
KH. Aburrahman Wahid untuk memperkaya khazanah didunia pendidikan Islam
dan pendidikan perdamaian.
Berdasarkan uraian latar belakang diatas rumusan masalah pada makalah ini
adalah:
1.3. TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini untuk mengetahui
1. Biografi singkat tentang Gus Dur
2. Tujuan Pendidikan Islam menurut Gus Dur
3. Kurikulum yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus
Dur
4. Metode dan konsep pendidikan yang tepat menurut Gus Dur
5. Strategi Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur
6. Evaluasi yang tepat dalam Pendidikan Islam dalam perspektif Gus Dur
2
BAB II
PEMBAHASAN
Pada akhir tahun 1944 disaat Gus Dur berusia empat tahun, beliau diajak
ayahnya untuk tinggal dijakarta sedangkan ibu dan adik-adiknya tetatp tinggal di
Jombang. Gus Dur dan ayahnya tinggal
di Menteng Jakarta pusat yang
merupakan daerah yang banyak ditinggali
oleh para pengusaha terkemuka,
professional dan politikus. Di daerah
tersebut Gus Dur berinteraksi dengan
banyak orang penting dan secara tidak
langsung juga mendapat berbagi
pengetahuan yang belum ia dapat
sebelumnya serta mencoba memahami karakter berbagai orang. Di bulan
Desember tahun 1949 ayah Gus Dur menyiapkan sebuah rumah untuk ditinggali
2
Greg Barton, BIOGRAFI GUS DUR (Yogyakarta: IRCiSoD, 2020), 26.
3
Fathoni, “Kisah Nyai Wahid Hasyim Mendidik Gus Dur dan Kelima Adiknya Sumber:
https://www.nu.or.id/fragmen/kisah-nyai-wahid-hasyim-mendidik-gus-dur-dan-kelima-adiknya-
eO0dbhttps://www.nu.or.id/fragmen/kisah-nyai-wahid-hasyim-mendidik-gus-dur-dan-kelima-
adiknya-eO0db,” August 5, 2016.
3
bersama anak dan istrinya, K.H. Wahid Hasyim adalah seorang mentri Agama
yang mulai menjabat dalam lima cabinet dan baru berhenti pada bulan April
1952.4 Walaupun gus Dur adalah anak seorang mentri tapi beliau lebih memilih
sekolah yang biasa saja. Berikut nama-nama sekolah yang pernah menjadi tempat
gus Dur menuntut Ilmu dimasa kecil adalah:
4
“Biografi Gus Dur https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid,” Wikipedia, June 16,
2022.
5
Barton, BIOGRAFI GUS DUR, 51–59.
6
“Perjalanan Karier ‘Sang Kiai Kontroversial’ Gus Dur Reporter
Https://Nasional.Tempo.Co/Read/216487/Perjalanan-Karier-Sang-Kiai-Kontroversial-Gus-
DurWhatsAppShare to TelegramShare to More,” TEMPO, December 30, 2009.
4
3. Bunga rampai Pesantren
4. Kiai nyentrik membela pemerintah
5. Tabungan Gus Dur, Pribumi Islam, Hak minoritas, Reformasi kultur
6. Agama dan kekerasan: dari anarkisme Politik ke Teologi kekerasan
7. Gus Dur menjawab perubahan zaman
8. Membangun Demokrasi
9. Tuhan tidak perlu dibela
10. Prisma pemikiran Gus Dur
11. Menggerakkan tradisi: Esai-esai pesantren
12. Abdurrahman Wahid selama lengser: kumpulan kolom dan artikel
13. Islamku, Islam anda, Islam kita
14. Gus Dur menjawab kegelisaha rakyat
15. Islam Kosmopolitan: nilai-nilai Indonesia dan transformasi kebudayaan.7
Selanjutnya akan dituliskan sekilas perjalanan karir dari Gus Dur meliputi:
Perjalan hidup Gus Dur sangat komplek mulai dari yang bersifat
tradisional, ideologis, Fundamental , sekuler sampai modernis. Pengetahuan
Gus Dur tentang agama diperoleh didunia pesantren, dipesantren karakter
Gus Dus dibentuk secara etika, formal dan sruktural, perjalanan gus Dur ke
Timur Tengah menambah pengetahuan beliau tentang berbagai pemikiran
Agama dari yang konservatif, simbibolik-fundamentalis sampai yang liberal-
radikal. Pemikiran tentang kemanusiaan Gus Dur banyak terilhami dari
kolaborasi antara pemikiran barat dengan filsafat Humanismenya dan
pemikiran dari Kyai fatah ( Tambak beras), KH. Ali Ma’sum (Krapyak), Kyai
Chudhori ( Tegalrejo) sehingga membentuk Gusdur menjadi orang yang peka
terhadap urusan kemanusiaan.
Lahirnya pemikiran Gus Dur berdasarkan pada tiga lapisan budaya yaitu
budaya pesantren ( hierarkis, tertutup, etika yang serba formal) dunia Timur
7
Moch Tohet, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN WAHID DAN IMPLIKASINYA
BAGI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia,” Edureligia Vol. 1, No. 2, Juli – Desember 2017
(December 2017).
5
(terbuka dan keras), serta dunia barat ( liberal, rasional, dan sekuler) Gus Dur
memadukan ketiga lapisan tersebut menjasi kultur yang bersinergi. Dari uraian
diatas tidak ada yang lebih mendominasi pemikiran Gus Dur semua pengaruh
memiliki porsi yang sama ditambah lagi dengan kebebasan cara berfikir dan
luasnya pemikiran Gus Dur inilah yang menjadikan Gu Dur sebagai sosok yang
selalu dinamis dan sulit untuk dipahami.8 Gus Dur Wafat pada tanggal 30
Desember 2009, dirumah sakit Cipto Mnagunkusumo(RSCM) Jakarta pada usia
69 tahun, dan dikebumikan di komplek pemakaman keluarga pondok pesantren
Tebuireng Jombang, jawa timur.9
6
melahirkan politik yang kuat perlu disokong oleh system ekonomi yang
mumpuni, kemampuan mengelola berpolitik dan mengatur sistenm
Pendidikan yang baik dan ketiga hal tersebut direkatkan dengan adanya
akhlaq yang baik dalam kehidupan sehari-hari dalam berbangsa dan
bernegara.
Kurikulum Pendidikan islam dalam versi Gus Dus haruslah sesuai dengan
kondisi zaman, menggunakan pendekatan yang bersifat demokratis dan
dialogis antara guru dan peserta didik sehingga melahirkan proses
pembelajaran yang aktif, kreatif dan objektif guna mengarahkan peserta
didik untuk mampu berfikir kritis dan memiliki semangat untuk terus
belajar sepanjang hayat sehingga ia akan menjadi orang yang terus
mengikuti perkembangan zaman.12 Bicara soal pesantren Gus Dur
menginginkan pesantren harus dapat menjaga keunikan identitasnya
menjaga budaya keilmuan klasiknya maksudnya pesantren tidak
sepenuhnya mengikuti perkembangan zaman yang berlebihan.
13
dipesantren Gus Dur mengharapkan adanya gerakan modernisasi
11
Tohet.
12
Tohet.
13
Rahmawati Ulfah et al., “RELEVANSI PENDIDIKAN ISLAM PERSPEKTIF GUS DUR DI ERA MILENIAL
Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 Januari-Juni 2020,” Jurnal MUDARRISUNA Vol. 10 No. 1 (June
2020).
7
pesantren terutama kurikulumnya, dimana perubahan Kurikulum yang ada
pipesantren mengikuti memadukan konsep klasik dan modern,
menerapkan sesuatu yang baru yang dianggap positif, Misalnya:
1. Membangun lab untuk mengembangkan kajian keislaman maka perlu
diajarkan ilmu nahwu, tafsir Al-Qur’an dan Hadist Nabi, sehingga
kelestarian nilai-nilai keislaman akan tetap terjaga sepanjang masa.
2. Memberikan materi kewira usahaan, sains dan tekhnologi.14
14
Halimatus and Nurhayati, “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus Dur: Kajian Filosofis
Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris.”
15
Halimatus and Nurhayati.
16
Tohet, “PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM KH. ABDURRAHMAN WAHID DAN IMPLIKASINYA BAGI
PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia.”
8
menyelesaikan konflik- konflik berantai guna mewujudkan Pendidikan
Islam yang modern sesuai dengan perkembangan zaman.17
2. Perlu adanya pembaharuan Islam yang disebut dengan Istilah Tajdid Al-
tarbiyah al-islamiyah dan al-hadasah. Maksud dari kata tersebut adalah
dalam proses Pendidikan nilai-nilai ajaran agama Islam harus tetap
diutamakan sedangkan yang perlu dirubah adalah metode penyampaiannya
agar peserta didik lebih antusias dalam proses Pendidikan sehingga bisa
menyerap ilmu pengetahuan lebih maksimal.
17
Halimatus and Nurhayati, “Pendidikan Perdamaian Perspektif Gus Dur: Kajian Filosofis
Pemikiran Pendidikan Gus Dur TADRIS : JURNAL PENDIDIKAN ISLAM
http://ejournal.iainmadura.ac.id/index.php/tadris.”
9
seperti: komersialisasi Pendidikan yang tersistem, kekerasan dalam
Pendidikan dan lainnya. 18
1. Srategi politik
Selama perjalanan karirnya Gus Dus berusaha untuk terjun langsung
dalam perkemabnganan dunia Pendidikan dengan upaya menyediakan
fasilitas yang memadai yang bisa dimanfaatkan oleh semua orang
selain itu Gus Dur juga menggerakkan strategi politik dengan cara
memperjuangkan sesuatu yang diperjuangkan terhadap nilai-nilai
Pendidikan Islam.
2. Strategi kultural
Menggunakan tradisi yang ada agar membuat masyarakat patuh pada
nila-nilai Pendidikan Islam dengan cara masih mempertahankan
budaya dan tradisi daerahnya, seperti: yasinan, tahlilan, pengajian rutin
dimasyarakat,19
3. Strategi sosio-kultural
Menyatukan masyarakat yang plural dan majemuk melalui
Pendidikan perdamaian (peace education) masyarakat akan dibantu
menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapinya maka secara
otomatis Pendidikan akan membawa masyarakat pada kehidupan yang
lebih baik .20
10
manusia dari berbagai persoalan hidup yang melingkupinya. Pendidikan
merupakan upaya mengembalikan fungsi manusia menjadi manusia agar
mereka terhindar dari berbagai bentuk penindasan, kebodohan, dan
ketertinggalan artinya pendidika merupakan bentuk pembebasan yang
mengeluarkan manusia dari berbagai belenggu yang menyebabkan
stagnasi peradaban manusia.
Bentuk evaluasi yang relevan versi Gus Dur dalah perlu adanya
bimbingan dan pelatihan tentang peningkatan proses (Process Oriented)
merupakan konsep dimana menganggap bahwa proses itu lebih penting
dari pada hasil yang didapat, memandang semua manusia sama derajatnya
walaupun berbeda suku, agama ras dan aliran, semua memiliki hak yang
sam untuk mengenyam proses Pendidikan sebagai bekal hidup didunia dan
diakherat.
11
BAB III
KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
13