Anda di halaman 1dari 13

PEMIKIRAN PENDIDIKAN KH.

ABDURRAHMAN WAHID (GUS DUR) DAN


AZYUMARDI AZRA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu


tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran Pendidikan Semester IV
Tahun Akademik 2023/2024

Dosen Pengampu:
Moh Kusno, M.Pd.

Oleh:
Muhammad Khilaqudzikri (22862081450)
Sri Wahyuni (22862081460)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH

KRANJI PACIRAN LAMONGAN

FEBRUARI 2024

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT, yang
senantiasa memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
mampu menyelesaikan salah satu tugas yang berbentuk makalah pada mata kuliah
Sejarah Pemikiran Pendidikan Semester IV.

Makalah ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Pemikiran Pendidikan KH.


Abdurrahman (Gus Dur) dan Azyumardi Azra. Penyelesaian makalah ini tidak lepas dari
sumbangsih orang terdekat penulis, karena itu dengan tulus penulis sampaikan banyak
terima kasih kepada:

1. Dosen pengampu mata kuliah Sejarah Pemikiran Pendidikan IAI TABAH Kranji
Paciran Lamongan yang telah membimbing dalam penulisan makalah ini.
2. Para pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
memberikan layanan kepustakaan.
3. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan moril dan materil.
4. Teman teman sekelas semester IV Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah
IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah membantu do’a dan pemikiran
keilmuan.
Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai
dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penyusun tidak luput dari
kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa. Saran dan
kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari peserta diskusi yang budiman. Semoga
makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi penulis, namun juga bagi pengembangan
dan pengetahuan.

Kranji, 18 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI
COVER ...........................................................................................................i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1


A. Latar belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan makalah........................................................................... 1
C. Tujuan ............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3


A. Biografi KH. Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra .............. 3
B. Tinjauan Ontologi, Aksiologi, dan Epistemologi KH. Abdurrahman Wahid dan
Azyumardi Azra ............................................................................. 5
C. Kontribusi dan Implikasi KH. Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra
Dalam Dunia Pendidikan ................................................................ 6
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 9
A. Kesimpulan ................................................................................... 9
B. Saran.............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara yang kaya ragam budayanya serta macam flora dan
faunanya. Indonesia yang kini berkembang menuju tahap negara maju yang harus
didukung dengan baik. Dengan kekayaan alam yang melimpah serta kekayaan sumber
daya manusia yang terus meningkat, Indonesia kini sedang berkembang cukup pesat.
Di balik bangkitnya suatu bangsa harus didukung oleh aspek-aspek yang menjadi
faktor pemicunya, seperti aspek ekonomi, sosial, budaya dan IPTEK (ilmu
pengetahuan dan teknologi). Aspek-aspek di atas menjadi sangat penting di mana
harus didukung oleh orang-orang yang memiliki potensi yang mumpuni sehingga kita
mampu mengimbangi perkembangan peradaban saat ini dan seterusnya.Aspek
pendidikan adalah salah satu aspek yang paling utama sebagai usaha untuk
menjadikan sebuah bangsa yang berkualitas. Indonesia saat ini mulai berkembang
dalam peningkatan mutu pendidikan yang berkualitas sehingga menghasilkan output
(siswa) yang berkualitas pula.
Dalam peningkatan mutu pendidikan sudah pasti memiliki tujuan utama
bagiIndonesia yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun peradaban yang
berkelas. Signifikansi pendidikan juga menjadi titik perhatian dalam ajaran Islam.
Islam menempatkan pendidikan dalam posisi yang sangat vital. Indikasinya sangat
jelas, yaitu lima ayat pertama Al-Qur‟an (Q.S Al-Alaq) yang berisi perintah membaca.
Selain itu, ada puluhan ayat yang menekankan pentingnya berpikir, meneliti, dan
memahami realitas secara keseluruhan. Bagi Islam, ilmu adalah syari‟at sekaligus
tujuan agama ini. Pernyataan ini 2 jelas-jelas menunjukkan penghormatan dan
penghargaan Islam terhadap ilmu. Jika dianalogikan secara lebih jauh, ilmu tidak akan
bisa diperoleh secara maksimal kecuali lewat jalur pendidikan. hal ini selaras dengan
pernyataan Abdurrahman An-Nahlawi yang menyebutkan bahwa tujuan terpenting
dari diturunkannya Al-Qur’an adalah untuk mendidik manusia. “Ini berarti bahwa
manusia adalah makhluk yang dapat dididik (homoeducable) dalam makna luas.
Dengan demikian, jelas bahwa Islam adalah agama yang sangat memberikan
penekanan kepada umatnya untuk menuntut ilmu.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Biografi KH. Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra?

1
2. Bagaimana Tinjauan Ontologi, Aksiologi, dan Epistemologi KH. Abdurrahman
Wahid dan Azyumardi Azra?
3. Bagaimana Kontribusi dan Implikasi KH. Abdurrahman Wahid dan Azyumardi
Azra Dalam Dunia Pendidikan?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui Biografi KH. Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra
2. Agar memahami Tinjauan Ontologi, Aksiologi, dan Epistemologi KH.
Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra
3. Agar memahami Kontribusi dan Implikasi KH. Abdurrahman Wahid dan
Azyumardi Azra Dalam Dunia Pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Biografi KH. Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra


1. KH. Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur dan dengan nama
lengkap Abdurrahman al-Dakhil, lahir pada tanggal 4 Agustus 1940 di
Denanyar, Jombang. Ia anak pertama dari enam bersaudara. Ayahnyabernama
Wahid Hasyim, adalah putra K.H. Hasyim Asy‟ari, pendiri pondok pesantren
Tebu Ireng dan pendiri Nahdhatul Ulama (NU), organisasi terbesar di
Indonesia. Ibunya bernama Hj. Sholehah, juga putri tokoh besar Nahdhatul
Ulama K.H. Bisri Syamsuri, pendiri pondok pesantren Denanyar Jombang dan
Ro‟is Am Syuriah Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU) setelah K.H.
Abdul Wahab.
Secara geneologi, Abdurrahman Wahid memiliki keturunan “darah
biru” dan menurut Clifford Geertz, ia termasuk golongan santri dan priyai
sekaligus. Baik dari garis keturunan ayah maupun ibunya. Abdurrahman
Wahid adalah sosok yang menempati strata sosial tertinggi dalam masyarakat
Indonesia. Ia adalah cucu dari dua ulama terkemuka NU dan tokoh terbesar
bangsa Indonesia. Kakeknya, Kiai Bisyri Syamsuri dan Kiai Hasyim Asy‟ari
sangat dihormati di kalangan NU, baik karena peranannya sebagai pendiri
Nahdhatul Ulama, maupun karena kedudukannya sebagai ulama karismatik.
Pada masa kecilnya, Abdurrahman Wahid tidak seperti kebanyakan anak-
anak seusianya. Ia lebih memilih tinggal bersama kakeknya daripada tinggal
bersama ayahnya. Melalui kakeknya, ia belajar membaca Al-Qur‟an di pondok
pesantren Tebu Ireng, Jombang. Berkat tinggal bersama kakeknya yang
merupakan tokoh yang banyak dikunjungi tokoh-tokoh politik dan orang-orang
penting lainnya, maka dari sejak kecil Abdurrahman Wahid sudah mengenal
tokoh-tokoh politik dan orang-orang penting tersebut.
Sejak kecil Gus Dur sudah terlihat memiliki kesadaran penuh untuk
mengemban tanggung jawab terhadap Nahdlatul Ulama (NU). Sekitar bulan
April tahun 1953, Gus Dur Bersama ayahnya berangkat ke Sumedang, Jawa
Barat untuk menghadiri pertemuan Nahdlatul Ulama (NU) dengan

3
mengendarai mobil, akan tetapi di tengah perjalanan mengalami kecelakaan
yang mengakibatkan ayahnya meninggal. pada usia 13 tahun, Abdurrahman
Wahid harus sudah kehilangan ayahnya, dan hidup sebagai anak yatim.
Sebagai tokoh panutan para masyarakat Indonesia, Gus Dur sangat dihormati
oleh banyak kalangan karena pengabdiannya kepada masyarakat, demokrasi,
dan Islam toleran. 1
2. Azyumardi Azra
Azyumardi Azra lahir di Lubuk Alung, sebuah daerah kecil di Sumatera
Barat, pada tanggal 04 Maret 1955 (Dwifatma, 2011). Menikah dengan Ipah
Farihah, dikaruniai 4 anak: Raushanfikri Usada, Firman El-Amny Azra,
Muhammad Subhan Azra, dan Emily Sakina Azra. Pendidikan yang
ditempuhnya meliputi Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982,
Master of Art (M.A.). Pada awalnya sesungguhnya Azyumardi tidaklah
berobsesi atau bercita-cita menggeluti studi keislaman. Sebab, Dia lebih
berniat memasuki bidang pendidikan umum di IKIP. Karena desakan ayahnya,
yang menyuruh Azyumardi masuk ke IAIN sehingga dia kini di kenal sebagai
tokoh intelektual Islam Indonesia. Dia lahir dari ayah Azikar dan Ibu Ramlah.
Azyumardi Azra kini dikenal sebagai Profesor yang ahli sejarah, sosial dan
intelektual Islam dan tak kurang telah menulis 18 buku tentang Islam. Koleksi
bukunya sudah mencapai sekitar 15.000 judul buku. Di tahun 2001, Azyumardi
Azra memperoleh kepercayaan sebagai Profesor Tamu Internasional pada
Departemen Studi Timur Tengah, New York University (NYU). Sebagai dosen
dia antara lain memberi ceramah dan kuliah pada NYU, Harvard University (di
Asia Centre), serta pada Columbia University.
Dia juga dipercaya menjadi pembimbing sekaligus penguji asing untuk
tesis dan disertasi di University Malaya, University Kebangsaan Malaysia,
University of Leiden, University of Melbourne, Australian National
University,dan lain-lain. Selain menulis beliau juga aktif mempresentasikan
makalah pada berbagai seminar dan workshop nasional maupun internasional.
Pria yang pernah tercatat sebagai wartawan “Panji Masyarakat” di tahun 1979-

1
H, Gunawan, Pendidikan islam kajian teoritas dan pemikiran tokoh, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2014)

4
1985 ini telah menulis dan menerbitkan buku antara lain berjudul Jaringan
Ulama (tahun 1994).
B. Tinjauan Ontologi, Aksiologi, dan Epistemologi KH. Abdurrahman Wahid dan
Azyumardi Azra
1. Tinjauan Ontologi, Aksiologi, dan Epistemologi KH. Abdurrahman Wahid
a. Ontologi Gusdur menempatkan manusia dalam konteks yang sangat
pluralis dan kompleks. Ontologi Gusdur mencakup pemahaman akan
keberagaman manusia dalam segala aspek kehidupan, termasuk agama,
budaya, dan sosial. Pandangannya tentang ontologi menekankan
pentingnya mengakui dan menghormati keragaman manusia.
b. Epistemologi Gusdur mempromosikan epistemologi yang terbuka dan
inklusif. Dia memahami bahwa pengetahuan tidak statis, melainkan
terus berkembang dan berubah seiring waktu. Pendekatan
epistemologisnya menekankan pentingnya dialog, refleksi, dan
pemahaman yang mendalam sebagai cara untuk mencapai pemahaman
yang lebih baik tentang realitas.
c. Aksiologi Gusdur didasarkan pada nilai-nilai universal seperti
pluralisme, toleransi, keadilan, dan kasih sayang. Dia memandang
pendidikan sebagai sarana untuk mengembangkan karakter dan
moralitas yang kuat, serta untuk mempromosikan perdamaian dan
harmoni dalam masyarakat. Aksiologi Gusdur menekankan pentingnya
memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan bagi semua individu.
Dengan demikian, pemikiran pendidikan menurut Gusdur didasarkan pada
pengakuan akan keberagaman ontologis, pendekatan epistemologis yang terbuka
terhadap pengetahuan, dan aksiologi yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan
universal. Pendekatan ini memberikan dasar bagi pendidikan yang inklusif, progresif,
dan berorientasi pada nilai-nilai moral dan sosial yang tinggi. 2
2.Tinjauan Ontologi, Aksiologi, dan Epistimologi Azyumardi dan Azra
a. Ontologi Azyumardi Azra memandang manusia sebagai makhluk yang
kompleks dengan potensi yang besar untuk berkembang. Ontologinya
mencakup pemahaman akan eksistensi manusia dalam konteks sejarah,
budaya, dan agama. Dia menekankan pentingnya memahami

2
Azra, Azyumardi, Mencetak muslim modern, (Jakarta: Rajagrafindo,2006)

5
keragaman manusia sebagai bagian integral dari realitas yang
kompleks.
b. Epistemologi Azra didasarkan pada penekanan pada pengetahuan yang
terus berkembang dan kontekstual. Dia memandang pengetahuan
sebagai hasil dari refleksi, pengalaman, dan dialog. Pendekatannya
terhadap epistemologi menekankan pentingnya pembelajaran sepanjang
hayat dan keterbukaan terhadap ide-ide baru.
c. Aksiologi Azra mencakup nilai-nilai universal seperti keadilan,
kesetaraan, dan toleransi. Dia memandang pendidikan sebagai sarana
untuk mempromosikan nilai-nilai moral, etika, dan kepemimpinan yang
kuat. Aksiologinya menekankan pentingnya memperjuangkan keadilan
sosial dan menciptakan masyarakat yang inklusif dan beradab.

Dengan demikian, pemikiran pendidikan menurut Azyumardi Azra didasarkan


pada pengakuan akan kompleksitas ontologis manusia, pendekatan epistemologis yang
kontekstual, dan aksiologi yang mengutamakan nilai-nilai moral dan sosial yang
universal. Pendekatan ini memberikan dasar bagi pendidikan yang berorientasi pada
pengembangan pribadi yang holistik dan pembentukan masyarakat yang beradab. 3

C. Kontribusi dan Implikasi KH. Abdurrahman Wahid dan Azyumardi Azra


Dalam Dunia Pendidikan
1.Kontribusi dan Implikasi KH. Abdurrahman Wahid Dalam Dunia Pendidikan
Implikasi konsep pendidikan Islam perspektif Abdurrahman Wahid adalah sebagai
berikut:
a. Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan Islam pada dasarnya sama yaitu kembali atau
menghamba kepada Allah SWT sebagaimana tujuan penciptaan manusia
adalah demikian. Namun pendidikan Islam juga harus memiliki tujuan
yang harus benar-benar dirasakan implikasinya kepada manusia itu sendiri.
Pendidikan Islam dapat membebaskan manusia baik secara pemikiran dan

3
I, Istanto, Pemikiran Prof. Dr. Azyumardi Azra tentang demokratisasi pendidikan islam, (Surakarta:
Universitas Muhammadiyah, 2009)

6
badannya untuk bisa mengaktualisasikan ilmu yang dipelajari namun sesuai
dengan syari‟at Islam.
b. Kurikulum Pendidikan Islam
Bentuk kurikulum disesuaikan dengan keadaan yang ada, artinya
pembentukkan kurikulum harus direlevansikan baik dengan keadaan social
dan keadaan budaya setempat sehingga kurikulum pendidikan Islam dapat
mengikuti perkembangan zaman namun tidak menghilangkan identitas
sosial budaya di Indonesia.
c. Metode Pendidikan Islam
Metode pendidikan Islam dapat dilakukan dengan berbagai macam metode,
baik yang telah ada atau pun inovasi baru metode pembelajaran. Hal yang
perlu diperhatikan adalah seorang guru harus memahami dengan baik
kondisi siswa secara psikis dan sosialnya sehingga guru dapat
menyampaikan pembelajaran dengan baik dan siswa merasa nyaman
selama proses pembelajaran.
d. Strategi Pendidikan Islam
Strategi pendidikan Islam dipandang cukup penting karena berbicara
mengenai pendekatan yang perlu dilakukan dalam proses pendidikan agar
pendidikan Islam dapat berdampak positif bagi siswa. Strategi pendidikan
Islam harus selaras dengan fitrah manusia itu sendiri yaitu kesucian lahir
dan batin. 4
2.Konntribusi dan Impikasi Azyumardi Azra Dalam Dunia Pendidikan
a. Modernisasi Pendidikan Islam
Azyumardi Azra menyebutkan, bahwa beberapa gagasan dan program
modernisasi pendidikan Islam mempunyai akarnya dalam gagasan dan
program modernisasi pemikiran dan institusi Islam secara keseluruhan.
Baginya, modernisasi pemikiran dan kelembagaan merupakan prasyarat
kebangkitan dari kaum muslimin di masa modern. Karena itu, pemikiran dan
kelembagaan Islam, termasuk pendidikan sejatinya haruslah dimodernisasi
dan diperbarui sesuai dengan kerangka modernitas (Azra & Thaha, 2012).
Dengan mendasarkan pada bidang keahlian sejarah, Azyumardi mengajukan
saran-saran upaya modernisasi pendidikan Islam tersebut antara lain melalui

4
Arifin, Pendidikan Islam Tradisi dan mofernisasi menuju milenium baru, (Jakarta: Logos, 2002)

7
pengembangan kajian Islam sebagai disiplin keilmuan universitas,
peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pembentukan sekolah-
sekolah yang unggul. Namun demikian, modernisasi pendidikan Islam yang
digagas Azra adalah modernisasi yang didasarkan pada ajaran Islam yang
pada prinsipnya sangat modern, yaitu bagaimana suatu pengetahuan bukan
hanya untuk diketahui dan dikembangkan, melainkan sekaligus untuk
dipraktekkan dalam kehidupan nyata. Pengamalan ilmu pengetahuan model
ini sebagai wujud pertanggungjawaban kepada Tuhan dan masyarakat
manusia dan menjadi karakteristik pendidikan Islam. 5
b.Demokratisasi Pendidikan Islam
Menurut Azyumardi Azra, demokratisasi adalah proses menuju
demokrasi. Sedangkan demokratisasi pendidikan, adalah proses menuju
demokrasi di bidang pendidikan. Artinya, demokratisasi pendidikan Islam
dalam perspektif Azra, sama halnya dengan proses menuju demokrasi di
dalam pendidikan Islam (Istanto, 2009). Dalam konteks ini, pendidikan
merupakan sarana strategis bagi penciptaan demokrasi. Dan cara paling
strategis “mengalami demokrasi” (experiencing democracy) adalah
melalui apa yang disebut sebagai democracy education. Pendidikan
demokrasi dapat dipahami sebagai sosialisasi, diseminasi dan aktualisasi
konsep, sistem, nilai, budaya dan praktik demokrasi melalui pendidikan.
Demokratisasi pendidikan merupakan salah satu gagasan kunci
dalam wacana pendidikan kritis, selain itu, ia juga sebagai prasyarat
penting bagi pertumbuhan sistem politik demokrasi. Pasalnya, melalui
proses inilah diharapkan nantinya dapat muncul manusia-manusia yang
berwatak demokratis, berjiwa merdeka, berpikir kritis, berakhlak dan
sangat toleran dengan pandangan dan praktik demokratis. Sehingga akan
tumbuh civil society di lingkungan pendidikan

5
M, Mahmud, Pemikiran pendidikan islam, (Jakarta: Press, 2005)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Abdurrahman Wahid, yang akrab disapa Gus Dur dan dengan nama lengkap
Abdurrahman al-Dakhil, lahir pada tanggal 4 Agustus 1940 di Denanyar, Jombang. Ia
anak pertama dari enam bersaudara. Ayahnyabernama Wahid Hasyim, adalah putra
K.H. Hasyim Asy‟ari, pendiri pondok pesantren Tebu Ireng dan pendiri Nahdhatul
Ulama (NU), organisasi terbesar di Indonesia. Ibunya bernama Hj. Sholehah, juga
putri tokoh besar Nahdhatul Ulama K.H. Bisri Syamsuri, pendiri pondok pesantren
Denanyar Jombang dan Ro‟is Am Syuriah Pengurus Besar Nahdhatul Ulama (PBNU)
setelah K.H. Abdul Wahab. Azyumardi Azra lahir di Lubuk Alung, sebuah daerah
kecil di Sumatera Barat, pada tanggal 04 Maret 1955 (Dwifatma, 2011). Menikah
dengan Ipah Farihah, dikaruniai 4 anak: Raushanfikri Usada, Firman El-Amny Azra,
Muhammad Subhan Azra, dan Emily Sakina Azra. Pendidikan yang ditempuhnya
meliputi Fakultas Tarbiyah IAIN Jakarta pada tahun 1982, Master of Art (M.A.).
Pemikiran pendidikan menurut Gusdur didasarkan pada pengakuan akan
keberagaman ontologis, pendekatan epistemologis yang terbuka terhadap
pengetahuan, dan aksiologi yang mengutamakan nilai-nilai kemanusiaan universal.
Pendekatan ini memberikan dasar bagi pendidikan yang inklusif, progresif, dan
berorientasi pada nilai-nilai moral dan sosial yang tinggi.
Pemikiran pendidikan menurut Azyumardi Azra didasarkan pada pengakuan
akan kompleksitas ontologis manusia, pendekatan epistemologis yang kontekstual, dan
aksiologi yang mengutamakan nilai-nilai moral dan sosial yang universal. Pendekatan
ini memberikan dasar bagi pendidikan yang berorientasi pada pengembangan pribadi
yang holistik dan pembentukan masyarakat yang beradab.
B. Saran
Demikian makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Sejarah Pemikiran
Pendidikan Kami sebagai penulis sangat menyadari bahwa didalam makalah ini masih
banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya dan terimakasih untuk dosen pengampu Mata Kuliah Sejarah Pemikiran
Pendidikan dan peserta diskusi yang budiman. Kami sangat berharap dan saran yang
membangun. Mudah mudahan makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan
khususnya bagi pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, H, 2014, Pendidikan Islam Kajian Teoritis dan Pemikiran Tokoh.


(Bandung: PT Remaja Rosdakarya)
Istanto, I, 2009, Pemikiran Pof. Dr. Azyumardi Azra tentang demokratisasi
pendidikan isalm. (Surakarta: Universitas Muhammadiyah)
Azra, Azyumardi, 2006, Mencetak Muslim Modern. (Jakarta: RajaGrafindo Persada).
Arifin, 2002 Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium Baru.
(Jakarta: Logos)
Mahmud, M, 2005, Pemikiran Pendidikan Islam (Jakarta: Press)

10

Anda mungkin juga menyukai