\\\\\\\\\\\
Disusun oleh :
Mawaddah : 2022000100049
Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah swt. yang telah
memberikan kekuatan dan keteguhan hati kepada kami untuk menyelesaikan
makalah ini. Sholawat beserta salam semoga senantiasa tercurah limpahan
i
kepada nabi Muhammad SAW yang menjadi tauladan umat manusia yang
merindukan keindahan syurga.
Wasalamu'alaikum Wr.Wb.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
ii
C. Tujuan Masalah......................................................................................2
BAB II :PEMBAHASAN .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Masalah
2
BAB II PEMBAHASAN
3
“Ia menggulung permadani dan semua barang di atasnya.” Dan, “Orang-orang
terhormat, para tokoh dan semua cendekiawan meninggal, dan juga kedua
orang tua saya.
Semoga mereka mendapatkan rahmat Allah.” Dia menyatakan sangat
berdukacita atas meninggalnya kedua orang tua dan para gurunya hingga dia
kesulitan melanjutkan pendidikannya. Karena itu dia memutuskan berhijrah ke
Mauritania, tempat guru-guru dan teman-temannya meninggal.1
1 Muhammad Abdullah Enan, 2013, Biografi Ibnu Khaldun, Jakarta, Zaman, Hal: 23
2 Robby Jundi Lestari, M.Pd., Maswan Ahmadi, M.Pd., dkk, 2023, Membaca pemikiran Ibnu
Khaldun, Indramayu, CV. Adanu Abimata, Hal: 14
4
melalui ibadah, zikir, sehingga pendidikan bukan lagi semata berorientasi pada
kurikulum akan tetapi mengupayakan membentuk akhlak demi kemaslahatan
bersama. Maka dari itu, profesionalisme seorang pendidik menjadi referensi
utama dalam pandangan Ibnu Khaldun agar tidak tersesat dalam
menyampaikan materi ajar. Sifat seorang pendidik harus mengikuti tatanan
Islam yaitu kerja keras, jujur, disiplin agar dapat mencerminkan keteladanan
dalam membina akhlak.3
Adapun tokoh aliran pragmatis adalah Ibnu khaldun. Sedangkan tokoh
pragmatisme barat yaitu John Dewey. Bila filsafat pendidikan Islam berkiblat
pada pandangan pragmatis barat yaitu John Dewey, tujuan yang ingin dicapai
dalam pendidikan adalah segala sesuatu sifatnya nyata, bukan hal yang diluar
jangkauan panca indera. Menurut Ibnu Khaldun sendiri, ilmu pengetahuan dan
pembelajaran adalah tabi’i (pembawaan) manusia karena adanya kesanggupan
berfikir. Pendidikan bukan hanya bertujuan untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan akan tetapi juga untuk mendapatkan keahlian duniawi dan
ukhrowi, keduanya harus memberikan keuntungan, karena baginya pendidikan
adalah jalan untuk memperoleh rezeki.4
Di sisi lain dari pemikiran filsafat pendidikan Islam Ibnu Khaldun
yang telah disebutkan diatas, terdapat penjelasan lain di dalam kitab
Muqaddimah karangan Ibnu Khaldun sendiri, bahwasanya Ibnu Khaldun tidak
memberikan definisi pendidikan secara jelas, ia hanya memberikan gambaran-
gambaran secara umum, seperti dikatakan Ibnu Khaldun bahwa:
“Barangsiapa tidak terdidik oleh orang tuanya, maka akan terdidik oleh
zaman, maksudnya barangsiapa yang tidak memperoleh tatakrama yang
dibutuhkan sehubungan pergaulan bersama melalui orangtua mereka yang
mencakup guru-guru dan para sesepuh, dan tidak mempelajari hal itu dari
mereka, maka ia akan mempelajarinya dengan bantuan alam, dari
peristiwaperistiwa yang terjadi sepanjang zaman, zaman akan mengejarnya.”
Dari pendapatnya ini dapat diketahui bahwa pendidikan menurut Ibnu
Khaldun mempunyai pengertian yang cukup luas. Pendidikan bukan hanya
3 Murnitinah, Tungga Bhimadi Karyasa, dkk, 2022, Filsafat Pendidikan Islam, Padang, PT. Global
Eksekutif Teknologi, Hal: 169-170
4 Henki Satrisno, M.Pd.I., 2018, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta, Samudra Biru, Hal: 28-29
5
merupakan proses belajar mengajar yang dibatasi oleh empat dinding, tetapi
pendidikan adalah suatu proses dimana manusia secara sadar menangkap,
menyerap dan menghayati peristiwa-peristiwa alam sepanjang zaman.5
5 Dr. Ahdar, S.Ag., S.Sos., M.Pd.I., Dr. Zuhri, M.Pd.I., dkk, 2022, Teori Filsafat Pendidikan Islam,
Aceh, Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, Hal: 135
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Robby Jundi Lestari, M.Pd., Maswan Ahmadi, M.Pd., dkk, 2023, Membaca
pemikiran Ibnu Khaldun, Indramayu, CV. Adanu Abimata
7
Dr. Ahdar, S.Ag., S.Sos., M.Pd.I., Dr. Zuhri, M.Pd.I., dkk, 2022, Teori Filsafat
Pendidikan Islam, Aceh, Yayasan Penerbit Muhammad Zaini