Anda di halaman 1dari 11

AL FALSAFAH AL SHUFIYAH FI AL ISLAM

(Abdul Qadir Mahmud)


Makalah ini diajukan untuk memenuhi mata kuliah Studi Naskah Filsafat

Dosen pengampu :
Farid adnir, Lc. M. A

Oleh Kelompok I :

AHMAD AKBAR 0401183022


AZLINA 0401181009
JULIANI SAPITRI 0401181006
MUHAMMAD ISHAQ 0401183034
NURUL ADINDA 0401181011
NURUL CHALIZA 0401181002

PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya kepada kita semua berupa ilmu dan amal. Berkat rahmat dan karunia- Nya
pula, kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini tentang Al falsafah al shufiyah fi
al islam.

Terimakasih kami ucapkan kepada Bapak Farid Adnir, Lc. M.A mata kuliah Studi
Naskah Filsafat yang telah memberikan arahan terkait juga makalah kelompok ini. Tanpa
bimbingan beliau mungkin kami tidak akan dapat menyelesaikan tugas makalah ini sesuai
dengan format yang telah ditentukan.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi para pembaca.
Jika pembaca ingin memberikan kritik dan saran kami menerimanya dengan senang hati.
Sehingga kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah mendatang akan
sangat membantu kami. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Kelompok II

19 Oktober 2021
DAFTAR ISI
Halaman

KATA PENGANTAR ....................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan Penulisan .............................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 2

A. Biografi Abdul Qadir Mahmud ....................................................... 2

B. Latar Belakang Penulisan ................................................................. 3

BAB III KESIMPULAN ...............................................................................7

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 8


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Dalam suatu kajian khususnya Studi Naskah Filsafat, akan ditemukan pembahasan
bagaimana biografi dari filsuf dalam konteks ini yang dikaji lebih mendalam adalah
biografi abdul qadir mahmud. Tak lupa juga dibahas bagaimana latar belakang penulisan
dari bukunya. Secara mendasar, dapat dipahami bahwa dalam ilmu kefilsafatan juga sangat
penting untuk membahas lebih lanjut biografi secara seksama menggali alam pikiran para
filsuf yang mengangkat keilmuwan filsafat secara rinci.
Abdul qadir mahmud merupakan tokoh filsuf yang banyak membahas beberapa aspek
kajian termasuk di bidang tasawuf. Dalam makalah ini penulis menelaah salah satu karya
dari abdul qadir mahmud yang berjudul Al Falsafah Al shufiyah Fi Al Islam dari buku yang
ditulis kita dapat mengetahui corak pemikiran dan metode keilmuwannya di bidang filsafat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana biografi abdul qadir mahmud ?
2. Bagaimana latar belakang penulisan Al Falsafah Al shufiyah Fi Al Islam ?

C. Tujuan penulisan
Untuk mengetahui bagaimana biografi abdul qadir mahmud dan latar belakang
penulisan Al Falsafah Al shufiyah Fi Al Islam.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Abdul Qadir Mahmud

Abdul Qadir Mahmud el desouky lahir pada tahun 1921 (1340 H). Lahir di desa
Shubra Bakhoum (pusat Quesna-menuofia) dan meninggal di kairo tahun 2004 (1425 H).
beliau belajar kitab di desanya, menghafal Al-Quran kemudian bergabung dengan Institut
Azhari di kota Quesna, dan memperoleh ijazah yang membuatnya memenuhi syarat untuk
bekerja sebagai guru di sekolah-sekolah kairo. Untuk gelar master dan doktornya, ia
bekerja sebagai guru di departemen filsafat di fakultas seni universitas kairo dan juga
menjadi kepala di departemen yang sama di universitas kairo (cabang khartoum) dan
bekerja sebagai professor filsafat di Universitas Al-Fateh, Libya.

Beliau termasuk anggota asosiasi penulis di Mesir dibidang filsafat dan juga menjadi
komposer, penerbit musik internasional di Paris sejak 1955. Adapun buku yang beliau tulis
“malam dan pagi”-Rumah pemikiran arab- Kairo 1961. Dam juga memiliki puisi dalam
buku :” Sastra Musim Semi”. Karna kecendrungan filosofisnya puisinya termasuk dalam
tren sentimental yang menggabungkan ekspresi emosi manusia dan nasional. Terkait
pusinya juga banyak dipengaruhi oleh penyair-penyair filosof arab seperti Al Mutannabi,
Abu tamma dan Muhyi Al-din Ibn Arabi.

Abdul qadir mahmud menerjemahkan sejumlah puisi oleh Lamartine dan penyair
Romantis Prancis. Ia menerima beberapa penghargaan, termasuk : penghargaan komposisi
drama dari konferensi radio internasional untuk program radionya “khufu in the precession
of the immortals” (Roma, Oktober 1951) dan penghargaan departemen kebudayaan publik
dari kementerian pendidikan untuk teater lirisnya, program radio “Museum seni”- Maret,
1958. Ia memenangkan medali perak dari festival radio dan televisi untuk programnya
“Yousef El Sebaei”.1

Beliau juga memiliki beberapa buku termasuk :

• Processions of the Seasons sebuh epik puisi disajikan ke radio mesir imam jaafar al
sadiq (dewan tertinggi untuk sponsor seni, sastra dan ilmu sosial- Kairo, 1969)
• Filsafat Sufi dalam islam, sumbernya, teori dan tempatnya dalam agama an
kehidupan (Dar al fikr- Kairo, 1967)
• Sekte sufi di Sudan yang membahas tentang silsilah, warisan, asal usul filosofi
mereka (Egypt and sudan press, Khartoum 1971).

Abdul qadir mahmud juga memiliki banyak penelitian dan artikel yang diterbitkan oleh
surat kabar dan majalah pada masanya, termasuk : Muhammad Iqbal dan pemikiran
Keagamaan Modern, Jurnal Pemikiran Kontemporer (kementrian kebudayaan, Mesir, 16
Juni 1966), Jurnal pemikiran kontemporer (Juni, 1968), Ibn Khaldun dan Mistisisme Islam
(Jurnal Fakultas Seni, Universitas Kairo, 1969), Pemikiran filsafat dalam puisi arab (jurnal
fakultas kesenian, 1973). Beliau juga memiliki banyak manuskirp antara lain : drama religi
dan dampaknya terhadap pemikiran manusia dan estetika dalam pemikiran Islam dan
Filsafat islam.

B. Latar belakang penulisan

Adapun latar belakang abdul qadir mahmud menjelaskan asal usul dan metode
penelitian dalam filsafat sufi islam dengan netralitas yang berkembang, jauh dari
fanatiseme para sufi atau toleransi mereka dengan diri mereka sendiri dan jauh dari
fanatisme para filosof, teolog, dan ahli hukum. Selama lebih dari setengah abad, dunia
kontemporer dan dunia barat khususnya melalui orientalis dan arabis telah memberi kita
studi ekstensif tentang asketisme (ajaran-ajaran yang menganjurkan pada umatnya untuk

1
Http://www.almoajam.org/lists/inner/4123
menanamkan nilai-nilai agama dan kepercayaan kepada Tuhan dengan jalan melakukan
latihan-latihan dan praktek-praktek rohaniah dengan cara mengendalikan tubuh dan jiwa
pada tradisi islam) atau mistisme dalam islam dan timur.

Asketisme adalah aspek praktis yang hidup dalam pertapa saleh seperti pertapaan
dalam makanan, minuman, pakaian dan banyak pengabdian kepada Tuhan dan dalam
penampilan batinnya ketakutan, kesalehan dan mengingat Tuhan. Adapun tasawuf adalah
penyucian jiwa, perjuangan dan peralihan dengannya dari satu keadaan keadaan lain,
sampai pemiliknya mencapai posisi meyaksikan, ekstasi atau pemusnahan. Dalam hal ini
tidak ada perbedaan antara seorang muslim, kristen, yahudi, dan budha.

Metode penelitian mistisme islam berbeda di tiga mahzab yang asing dengan
lingkungan kita. Sekolah pertama adalah English School dan dipimpin oleh Nicholson. Ia
mencoba memahami tasawuf dari buku-buku sufi lama dan menerbitkannya dalam bahasa
Persia atau Arab mereka dan salah menyatakan bahwa tasawuf filosofis didasarkan pada
kitab dan sunnah bahkan jika benar tasawuf dikembangkan untuk gerakan asketis dalam
islam. Mahzab ini telah menjelaskan teori-teori filosofis para sufi dalam Islam dalam
paham monastisisme kristen yang menafikan urusan-urusan duniawi agar dapat sepenuhnya
membaktikan hidup bagi karya kerohanian.

Sekolah kedua adalah sekolah jerman dan dipimpin oleh Glodziher dan Vahausen. Ia
mencoba mengungkap sumber tasawuf dalam sejarah pemikiran islam, dan membatasi
pengaruh yang masuk kedalamnya karena kontak orang-orang arab dengan orang-orang
kafir India dan Persia dan kemudian dengan orang-orang yahudi dan kristen. Sekolah ketiga
adalah sekolah prancis, dipimpin oleh Ma Sinion yang merupakan sekolah asing yang
paling banyak dipelajari. Karena mempelajari gerakan orientalis secara umum, jadi dapat
simpulkan menurut sekolah ketiga ini bahwa mistisisme islam sama seperti mistisisme
kristen.
Pada pemaparan sebelumnya, abdul qadir tergugah untuk mengkonfirmasi bahwa para
imam orientalis dan yang pertama adalah diantara pendukung gerakan bahwa tanah dari
Asosiasi Sahabat Cahaya dan Asosiasi Rosecroix yang merupakan cabang dari Asosiasi
Free Mason dan mereka adalah cabang-cabang Freemansory kuno dan modern, yang
merusak nilai-nilai arab. Dan islamisme sejak perang salib sampai sekarang, dengan teori-
teorinya yang dikemukakan oleh Freie Maurer Gemicind.

Latar belakang abdul qadir membahas subjek filsafat sufi dalam islam sebagaimana
yang disebutkan profesor Nicholson dan juga dikemukakan oleh para peneliti tasawuf
bahwa di dalamnya masih berbentuk teori dan penelitian dalam pengembangan ide tidak
ada yang mengambilnya. Seperti yang dituturkan Dr. Muhammad Thabet Al-Fandi, dalam
konferensi Ibn Sina di Bagdad bahwa kita juga perlu membahas atau mempertimbangkan
kembali filsafat Peripatetik islam (agenda filosofis dalam tradisi Muslim-Arab untuk
menetapkan peran akal budi dalam mengetahui kebenaran, khususnya bila dibandingkan
dengan wahyu) karena masalah dan solusi itu diangkat lebih dekat dengan paganisme dan
karena hal itu berbeda ketika kita mencari filsafat islam dalam penyakit lain seperti pidato
dan tasawuf dan apa yang dihasilkan dari teori-teori dalam filsafat ilmu.2

Dalam bukunya termasuk Al falsafat al Shufiyah fi al islam menurutnya perlu untuk


memiliki pandangan bebas yang komprehensif dan menyerap semua apa yang dipelajari.
Sebuah pandangan komprehensif tentang realitas tasawuf, hingga hari ini tidak ada diantara
kemungkinan mereka yang meneliti tasawuf, menyusunnya dan menentukan tanggalnya
karena semua menulis di masa lalu adalah para sufi.

Adapun yang dibahas di dalam kitab Al falsafat al Shufiyah fi al islam. Bab pertama
membahas asal usul filsafat islam, bab kedua filsafat tasawuf sufi, bab ketiga tasawuf salafi
dan sunni. Dan bab keempat membahas tentang falsafah sufi dibalik tasawuf salafi dan

2
Dr. Muhammad Thabet Al-Fandi, konferensi ibnu sina, baghdad, hal.319 (dalam buku emas,
1952)
sunni. Dalam bab tiga, ia membahas pengenalan tasawuf salafi diantaranya ibnu taimiyah
sedangkan tasawuf sunni tokoh yang ia bahas imam Al junayd dan imam Al Ghazali.

Abdul qadir mahmud menyimpulkan bahwa tasawuf sejati memakai isolasi dan bukan
pelarian dari kehidupan. Namun ini adalah belajar dan bekerja kedalam dunia jiwa dan
jiwa. Ia juga menegaskan dalam kesimpulannya di kitab al falsafah al shufiyah fi al islam
bahwa dalam penulisan kitabnya ia telah berpegang pada pendekatan pikiran, yaitu
pendekatan Al-Quran, adapun kesimpulan yang dicapai para orientalis atau peneliti pada
umumnya ia menerima dengan metode akal, argumen mereka terutama dalam masalah yang
berkaitan dengan pendekatan dan semangat Islam terutama.3

3
Abdul Qadir Mahmud, Al Falsafah Al Shufiyah Fi Al Islam, (Kairo : Dar Al Fikr Al Arabi
Dar A)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Abdul qadir mahmud lahir pada tahun 1921 dan wafat 2004. Ia belajar kitab di desa
kelahirannya yaitu Shubra Bakhoum. Beliau termasuk anggota asosiasi penulis di Mesir
dibidang filsafat dan juga menjadi komposer, penerbit musik internasional dan juga banyak
menulis karya dibidang kesustraan.
Dari penjelasan isi materi diatas penulis menyimpulkan bahwa latar belakang penulisan
kitab al falsafah al shufiyah fi al islam perlu sebuah pandangan yang kompherensif tentang
realitas tasawuf dikarenakan belum ada kemungkinan yang meneliti tasawuf, menyusunnya
karena semua yang menulis di masa lalu adalah para sufi.
B. Saran

Demikianlah hasil makalah kami ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua. Kami
meminta maaf apabila ada kesalahan dalam makalah ini, sehingga kami mengharapkan
adanya kritik dan saran yang bersifat membangun untuk pembuatan makalah selanjutnya
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Http://www.almoajam.org/lists/inner/4123

Al Fandi, Muhammad Thabet. 1952. Konferensi ibnu sina, baghdad, (dalam buku emas)

Mahmud, Abdul Qadir. Al Falsafah Al Shufiyah Fi Al Islam. Kairo : Dar Al Fikr Al Arabi
Dar A.

Anda mungkin juga menyukai