Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Pemikiran Tafsir Modern dan
Kontemporer yang diampu oleh Bapak Ahmady, S.Th.I, M.Hum
Disusun oleh :
1. Mas'udah (2019080040)
2. Ikhda Nisa Nafi’a (2019080037)
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat taufiq, hidayah,
serta inayahnya kepada kita. Sehingga kita dapat menyelesaikan tugas mata kuliah
Pemikiran Tafsir Modern dan kontemporer yang diampu oleh bapak Ahmady, S.Th.I,
M.Hum. Shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad
SAW yang kita nantikan syafa’atnya di hari kiamat.
DAFTAR ISI
Bab I....................................................................................................................................3
PENDAHULUAN..............................................................................................................3
A. latar belakang................................................................................................................3
B. Rumusan masalah.........................................................................................................3
C. Tujuan penulisan..........................................................................................................3
Bab II..................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.................................................................................................................4
Bab III.................................................................................................................................11
PENUTUP..........................................................................................................................11
Kesimpulan.........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................12
BAB I
1. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sayyid Qutub adalah tokoh agama, ilmuwan, sastrawan, ahli tafsir dan
intelektual Islam asal Mesir, dalam sejarah hidupnya, Sayyid Qutub tidak pernah lelah
untuk berdakwah meskipun beliau dizalimi, disiksa dan dipenjara puluhan tahun,
beliau tidak pernah putus asa, beliau adalah sosok yang luar bisa dengan segala
kegigihannya dalam berdakwah.
Sayid Qutub hidup dalam nuansa iman ketika menulis zhilal, Beliau hidup
bersama Al Qur’anul Karim dengan surat-surat, ayat-ayat, dan kalimat-kalimatnya.
Dari Al Qur’an ini Beliau menimba makna-makna yang begitu banyak serta
merasakan kenikmatan hidup yang penuh berkah di bawah naungannya, Beliau
memperoleh curahan rahmat Allah di dalam penjara serta diberi anugerah dan
pertolongan untuk bisa beradaptasi di dalamnya serta mengubah kondisi cobaan di
dalam penjara menjadi sebuah anugerah, sehingga ilmu, keimanan dan keyakinan
beliau justru semakin bertambah, dan perkataan beliau dalam Zhilal merupakan buah
dari ilmu, anugerah dan kekayaan tersebut.
Maka tidak perlu di dengar lagi perkataan sebagian pencela dalam melancarkan
tuduhan yang bukan-bukan terhadap Sayid mengenai kejiwaan dan perasaan-perasaan
beliau, ilmu dan anugerah beliau, kesehatan pemikiran beliau, keseimbangan
pandangan-pandangan beliau, serta kebenaran hukum-hukum dan penjelasan-
penjelasan beliau.1
BAB II
1.1. PEMBAHASAN
Kakeknya yang keenam, Al-Faqir Abdullah, datang dari India ke Mekah untuk
menunaikan ibadah haji. Setelah itu ia meninggalkan Mekah menuju dataran
tinggi Mesir. Ia merasa takjub atas daerah Mausyah dengan pemandangan-
pemandangan, kebun-kebun serta kesuburannya. Maka akhirnya ia pun tinggal di
sana. Di antara anak turunnya itu lahirlah Sayid Qutub rahimahullah2
C. Metodologi tafsir
3
Html.hasyim-aq.blogspot.com/.../tafsir-fi-zilal-al-quran.
4
Hidayat, Nuim. Sayyid Quthb Biografi dan Kejernian Pemikirannya. Hal 14
Sayyid Qutb mengambil metode penafsiran dengan Tahili/tartib
mushafy. Sedangkan sumber penafsiran terdiri dari dua tahapan yakni:
mengambil sumber penafsiran bil ma’tsur, kemudian baru menafsirkan dengan
pemikiran, pendapat ataupun kutipan pendapat sebagai penjelas dari
argumentasinya.Tafsirnyaini tidak menggunakan metode tafsir tradisional,
yaitu metode yang selalu merujuk keulasan sebelumnya yang sudah
diterima.Sayyid Qutb seringkali mengemukakan tanggapan pribadi dan
spontanitasnya terhadap ayat-ayat al-Qur’an. Tafsir ini lebih menekankan
kepada pendekatan iman secara intuitif, artinya, secara langsung tanpa perlu
dirasionalisasikan atau dijelaskan dengan merujuk kepada metode filsafat.
Iman itu harus diterapkan langsung dalam tindakan sehari-hari.
Meskipun secara garis besar Tafsir beliau termasuk bersumber pada bil ra’yi
karena memuat pemikiran social masyarakat dan sastra yang cenderung lebih
banyak.Selain kedua sumber tersebut, beliau juga mengambil referensi dari
berbagai dsiplin ilmu, yakni sejarah, biografi, fiqh, bahkan social, ekonomi,
psikologi, dan filsafat..5
Bisa dikatakan salah satu kitab tafsir dari karangan sayyid quthub yang
mempunyai terobosan baru dalam malakukan penafsiran al-Qur`an. Hal ini
dikarenakan tafsir beliau selain mengusung pemikiran-pemikiran kelompok yang
berorientasi untuk kejayaan islam, juga mempunyai metodologi tersendiri dalam
menafsirkan al-Qur`an. Termasuk diantaranya adalah melakukan Pembaruan
dalam bidang penafsiran dan disatu sisi beliau mengesampingkan pembahasan
yang diarasa kurang begitu penting. Salah satu yang menonjol dari corak
penafsiran beliau adalah mengetengahkan segi sastera untuk melakukan
pendekatan dalam menafsirkan Al Qur’an.6
Contoh dari Ayat surat Al- Anfal Banyak sekali ulama yang mengtakan bahwa
ayat ini mengalami proses naskh. Maka dari itu mereka berpendapat bahwa dahulu
perbandinagn pada saat bertempur dengan kaum kafir adalah satu banding
sepuluh.Artinya, satu kaum muslimin diwajibkan menumpas sepuluh orang kafir.
5
disertasi.blogspot.com/.../disertasi-ilmiah-10-terjemahan
6
Ibid Al-Khalidi, Shalah Abdul Fattah. Hal 19
Lalu datanglah ayat berikutnya yang berisi tentang keringanan yang diberikan
oleh Allah kepada orang islam berupa satu orang islam melawan dua oang kafir.
Inilah model penafsiran ulama-ulama klasik. Sayyid Qutb mencoba
menghadirkannya dalam zaman sekarang. Beliau berpendapat, ayat ini berbicara
mengenai taksiran kekuatan pasukan muslim menghadapi pasukan kafir dalam
pandanagan Tuhan. Namun inti dari semua itu adalah untuk menenteramkan jiwa
kaum muslimin agar tidak cepat gentar dan patah semangat dalam menghadapi
pasukan musuh yang berjumlah besar. Menurut Sayyid Qutb, dari ayat ini dapat
diambil pelajar tentang mentalitas umat islam. Kemenangan bukanlah terletak
pada banyaknya jumlah, melainkan pada mentalitasnya. Meski berjumlah sedikit,
umat islam dapat memperoleh kemenangan, asalkan mempunyai militan yang
mempunyai semangat juang yang gigih.7
BAB III
1.1.1. PENUTUP
Sayyid Qutub hidup dalam nuansa iman ketika menulis Zhilal. Beliau hidup
bersama Al quranul Karim dengan surat-surat, ayat-ayat, dan kalimat-kalimatnya.
7
badaigurun.blogspot.com/.../corak-penafsiran-sayyid-
Dari Al quran ini beliau menimba makna-makna yang begitu banyak serta merasakan
kenikmatan hidup yang penuh berkah di bawah naungannya. Bel menjkaiau
memperoleh curahan rahmat Allah di dalam penjara serta di beri anugerah dan
pertolongan untuk bisa beradaptasi di dalamnya serta mengubah kondisi cobaan di
dalam penjara menjadi sebuah anugerah, sehingga ilmu, keimanan, dan keyakinan
beliau justru semakin bertambah, dan perkataan beliau dalam Zhilal merupakan buah
dari ilmu, anugerah dan kekayaan tersebut. Maka tidak perlu didengar perkataan
sebagian pencela dalam melancarkan tuduhan yang bukan-bukan terhadap sayyid
mengenai kejiwaan dan perasaan-perasaan beliau, ilmu dan anugerah beliau,
kesehatan pemikiran beliau, keseimbangan pandangan-pandangan beliau, serta
kebenaran hukum-hukum dan penjelasan-penjelasan beliau.
DAFTAR PUSTAKA
Html.hasyim-aq.blogspot.com/.../tafsir-fi-zilal-al-quran.
badaigurun.blogspot.com/.../corak-penafsiran-sayyid-quthb