Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KITAB TAFSIR MODERN RAWAI’ AL-BAYAN KARYA ALI ASH-


SHABUNI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kitab Tafsir Modern
Yang diampu oleh : Mufida Ulfa, S.Th.I.,M.Ag.

Oleh Kelompok
Ummu Aina Nafidatul Khusnah 212104010040
Farah Fauziyah Firdaus 212104010012
Savinatul Munawaroh 212104010023

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM KH. ACHMAD SIDDIQ


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan Rahmat dan
HidayahNya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Kitab Tafsir Modern
Rawai’ al-Bayan Karya Ali Ash-Shabuni”. Makalah ini kami susun untuk menyelesaikan
tugas mata kuliah Kitab Tafsir Modern.

Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada Mufida Ulfa, S.Th.I.,M.Ag. selaku
dosen pengampu mata kuliah Kitab Tafsir Modern. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman mahasiswa khususnya kelas Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir 2 yang juga
telah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa banyak kekurangan dan kesalahan dalam segi penulisan
maupun segi bahasa dalam penyusun makalah ini. Dengan adanya kekurangan tersebut kami
mengharapkan kritik dan saran untuk kami dalam menyempurnakan makalah ini. Dan
semoga makalah yang kami susun dapat memberikan wawasan yang lebih baik lagi.

Jember, 25 September 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................4
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................................................................4
BAB II.......................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
2.1 Biografi Ali Ash-Shabuni......................................................................................5
2.2 Latar Belakang Penulisan.....................................................................................6
2.3 Sistematika Penulisan............................................................................................7
2.4 Karakteristik Penafsiran.......................................................................................7
2.5 Pendapat Ulama’ dan Sarjanawan Terhadap Kitab..........................................7
2.6 Contoh Penafsiran.................................................................................................7
BAB III....................................................................................................................................10
PENUTUP...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan penafsiran al-Qur’an secara historis dapat dipetakan dalam tiga
kategori, yaitu : klasik, pertengahan, dan modern atau kontemporer. Periode klasik di
mulai dari abad 1 H sampai abad 2 H yaitu penafsiran pada masa Nabi, sahabat, dan
tabi’in (sampai masa kodifikasi secara utuh). Sedangkan periode pertengahan dimulai
sekitar awal abad ke 3 H dengan kemunculan produk atau karya tafsir yang utuh dan
sistematis dan sampai ke tangan generasi dalam bentuk buku/kitab. Sementara itu, tafsir
modern atau kontemporer pertama kali dimunculkan oleh Muhammad Abduh dan
muridnya Rasyid Ridha, dan berlangsung hingga saat ini.

Setiap karya tafsir yang dimunculkan pada ketiga periode tersebut memiliki
perbedaan masing-masing dalam segi corak dan karakteristik antara satu generasi dengan
generasi berikutnya. Adanya perbedaan terutama dalam segi corak disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya yaitu perbedaan setting sosial-kultural masyarakat yang
menjadi background pemikiran seorang mufassir, begitu juga fenomena yang
berkembang di tengah-tengah masyarakat turut memberi warna pada hasil penafsirannya.
Aadapun kecenderungan dan latar belakang keilmuan yang ditekuni oleh sang mufassir
menjadi salah satu faktor yang tidak kalah pentingnya dalam pembentukan corak
penafsiran al-Qur’an.1

Pakar-pakar tafsir memilah-milah al-Quran melihat dari segi isi kandungan atau
orientasi pembahasan membagi nya kedalam beberapa kelompok, diantaranya yaitu
kelompok ayat Aqidah (ayat la-aqa’id) untuk ayat-ayat yang berkenaan dengan teologi
(kalam), ada pula kelompok ayat qashash yang berhubungan dengan kisah atau Sejarah,
kemudian ada juga kelompok ayat-ayat kauniyah untuk ayat-ayat yang membahas tentang
ilmu-ilmu kealaman (science), kelompok ayat-ayat akhlak untuk ayat ayat al-quran yang
membahas tentang etik-moral. Dan yang terakhir terdapat kelompok ayat-ayat ahkam
yang berisi tentang rangkaian tentang perintah dan larangan, atau permasalahan fiqhiyyah
lainnya.2

1
Syafril dan Fiddian Khairudin, “PARADIGMA TAFSIR AHKAM KONTEMPORER Studi Kitab Rawai’ al-Bayan Karya
Ali ash-Shabuniy”, Jurnal Syahadah 5, no.1 (April 2017) : 108-109
2
Muhammad Amin Suma, PENGANTAR TAFSIR AHKAM (Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2001), 25

4
Muhammad Ali ash-Shabuni merupakan salah satu tokoh mufassir modern atau
kontemporer yang produktif dalam menghasilkan karya tulis. Salah satu karya nya yang
populer di bidang tafsir adalah kitab Rawai’ al-Bayan. Merupakan kitab tafsir dengan
corak ahkam yaitu membahas ayat ayat ahkam (mengandung hukum).3

Pada makalah kali ini, presentator akan membahas mengenai biografi Ali ash-
Shabuuniy, latar belakang penulisan kitab, sistematika penulisan kitab, karakteristik kitab,
kritik atas kitab, dan contoh penafsiran.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana Biografi Ali ash-Shabuni?


2. Bagaimana Latar Belakang Penulisan Kitab?
3. Bagaimana Sistematika Penulisan Kitab?
4. Bagaimana Karakteristik Penulisan Kitab?
5. Bagaimana Kritik Atas Kitab?
6. Bagaimana Contoh Penafsiran Kitab?

1.3 Tujuan Pembahasan

1. Untuk menjelaskan Biografi Ali ash-Shabuni


2. Untuk menjelaskan Latar Belakang Penulisan Kitab
3. Untuk menjelaskan Sistematika Penulisan Kitab
4. Untuk menjelaskan Karakteristik Penulisan Kitab
5. Untuk menjelaskan Kritik Atas Kitab
6. Untuk menjelaskan Contoh Penafsiran Kitab

3
Dosen Tafsir Hadist Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Studi Kitab Tafsir Kontemporer
(Yogyakarta : TH-Press, 2006), 49

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Biografi Ali ash-Shabuni

a. Biografi singkat dan kondisi sosial Ali ash-Shabuni

Beliau memiliki nama lengkap Muhammad Ali bin Jamil Ash-Shabuni.


Merupakan seorang ulama ahli tafsir kontemporer yang bertempat lahir di kota
Aleppo Syiria pada tahun 1347 H / 1928 M. Bermadzhab Sunni dan Aqidahnya
Asy’ari.4 Beliau hidup di lingkungan keluarga yang mencintai ilmu (ulama) dan juga
terpelajar. Ayahnya bernama Sayikh Muhammad Jamil ash-Shabuni yang merupakan
salah satu dari ulama senior di Aleppo. Dinyatakan dari beberapa sumber bahwa yang
pertama kali membimbing Ali ash-Shabuni baik di Pendidikan dasar maupun fprmal
adalah ayahnya sendiri. Terutama dalam tiga bidang ilmu yaitu gramatika bahasa
Arab, ilmu waris, dan ilmu agama. Sudah terlihat talenta dan intelektualnya dalam
menyerap berbagai ilmu agama sejak Ash-Shabuni masih menduduki usia kanak-
kanak. Terbukti dari saat usianya masih sangat belia, beliau sudah mampu menghafal
al-Qur’an diluar kepala.

Tidak hanya berguru kepada sang ayah, ash-Shabuni juga menuntut ilmu
kepada beberapa ulama terkemuka yang ada di Aleppo. Diantaranya yaitu Syekh
Muhammad Najib Sirajuddin, Syekh Ahmad Al-Shama, Syekh Muhammad Sa’id Al-
Idlibi, Syekh Muhammad Raghib al-Tabbakh dan Syekh Muhammad Najib
Khayatah.5

Syaikh Abdullah al-Khayyat, Khatib Masjid al-Haram dan Penasehat


Kementerian Pengajaran Arab Sausi, menilai ash-Shabuni merupakan seorang ulama
yang mempunyai beragam disiplin ilmu. Salah satu cirinya yaitu mencoloknya
aktivitas beliau dibidang ilmu dan pengetahuan. Beliau banyak memanfaatkan
waktunya untuk dapat membuahkan karya ilmiah yang bermanfaat dan memberi
energi pencerahan yang merupakan hasil dari proses penelaahan, pembahasan, dan
penelitian yang tidak sebentar. Ash-Shabuni tidak tergesa-gesa dalam menuangkan
pemikirannya dan semata-mata tidak hanya mengejar segi kuantitas karya tulis akan
4
Siti Fathimah, “TAFSIR SHAWA AL TAFASIR DAN RA’WI AL-BAYAN KARYA ALI AS-SHOBUNI”, Al-Furon 4, no.1
(Juni 2021) : 25
5
Ridho Riyadi’, “Zina Menurut Ali Ash-Shabuni dalam Tafsir Shafwatu Tafasir”, Jurnal Studia Qur’anika 5, no.2
(Januari 2021) : 197

6
tetapi juga menekanan pada bobot ilmiah, kedalaman pemahaman, serta lebih
mementingkan kualitas dari karya ilmiah yang dihasilkan, memprioritaskan validitas
dan tingkat kebenaran agar dihasilkan sebuah karya yang mendekati kesempurnaan.
Dengan demikian di lingkungan ulama Islam, karyanya dianggap memiliki karakter
yang beda dari yang lain bagi seorang pemikir baru. Tidak hanya itu, hasil pemikiran
atau karya tulisnya dinilai tidak hanya penting bagi umat Islam saat ini, tetapi juga
menempati posisi penting untuk bisa ditelaah oleh para akademisi dan para intelektul
di masa yang akan datang.6

b. Pendidikan dan Karir Ali Ash-Shabuni


Sedari kecil, ash-Shabuni telah memulai belajanya di Syuriah hingga
menyelesaikan Pendidikan Tsanawiyahnya (tingkat SMA). Melanjutkan studi strata
satu nya, beliau menempuh pendidikan di perguruan Universitas Al-Azhar Mesir pada
tahun 1371 H/ 1952 M. Sesudah menyelesaikan studi strata satu, kemudian beliau
melanjutkannya ke jenjang megister di universitas yang sama dengan mengambil
spesialis peradilan agama (Takhassus Al-Qadha Al-Syar’iyyah) pada tahun 1954 M.
selanjutnya beliau melaksanakan pengabdian selama 8 tahun pada sekolah
Tsanawiyah swasta di kota Halab. Selesai mengabdi, kemudian beliau melanjutkan
akademiknya pada jenjang doktoral di Universitas Ummul Qurra Fakultas Syariah
sekaligus merangkap menjadi dosen selama 20 tahun disana.
Ketika menjadi dosen di Ummul Quro, Ash-Shabuni diberi kepercayaan untuk
menjabat sebagai Ketua (Kajur) Fakultas Syariah, mengepalai Pusat Kajian Akademik
dan Pelestarian Waris Islam (Turats). Selain itu, sampai saat ini beliau juga tercatat
sebagai Guru Besar Ilmu Tafsir pada Fakultas Ilmu Pendidikan Islam Universitas
King Abdul Aziz. Disamping mengajar di kedua uiversitas tersebut, beliau juga
memberikan kuliah umum mengenai tafsir bagi masyarakat di Masjidil Haram dan di
salah satu masjid agung yang terdapat di kota Jeddah. Selama 8 tahun kegiatan
tersebut berjalan dan setiap materi yang disampaikan direkam kedalam kaset. Alhasil,
banyak dari rekaman tersebut yang kemudian ditayangkan di stasiun TV dalam
program khusus. Beliau berhasil menyelesaikan proses rekaman yang berisi kuliah-
kuliah umum tersebut pada tahun 1998.
Selain menyibukkan diri dengan kegiatan mengajar, Ash-Shabuni juga aktif
berpartisipasi dalam organisasi Liga Muslim Dunia. Beliau menjabat sebagai
6
Dosen Tafsir Hadist Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Studi Kitab Tafsir Kontemporer
(Yogyakarta : TH-Press, 2006), 51-51

7
penasihat pada Dewan Riset Kajian Ilmiah mengenai Al-Qur’an dan Hadist dalam
organisasi ini. Aktif selama beberapa tahun dalam organisasi hingga akhirnya beliau
memutuskan untuk melakukan pengabdian diri dalam kegiatan menulis dan
melakukan penelitian.

Ash-Shabuni ditetapkan sebagai Personality of The Muslim World oleh panitia


penyelenggara Dubai Internasional Qur’an ward pada tahun 2007. Beliau berhasil
menjadi kandidat yang lebih unggul dari kandidat lain yang melalui penyeleksian
yang dilakukan oleh Pangeran Muhammad bin Rasyid al-Maktum Wakil Kepala
Pemerintah Dubai. Adapun tokoh lain yang pernah mendapat penghargaan yang
serupa yaitu Yusuf al-Qardhawi dan beberapa ulama dunia lainnya. Sebab kiprahnya
di dunia Pendidikan Islam, Ash-Shabuni berhasil mendapatkan penghargaan tersebut.7

c. Karya-karya Ali Ah-Shabuni

Ali Ash-Shabuni merupakan salah seorang ilmuwan yang banyak melahirkan


berbagai karya, khususnya dalam kajian tafsir al-Qur’an lantaran beliau merupakan
seorang akademisi yang tekun dalam kajian al-Qur’an, juga memiliki minat yang
tinggi dalam kegiatan penelitian dan penulisan. Karyanya bannyak beredar di dunia
Islam serta dari kalangan akadaemisi mengapresiasi atas hasil karya-karya Beliau.
Tak ayal jika diantara karyanya tersebut dijadikan sebagai referensi atau buku wajib
di beberapa perguruan tinggi Islam, terutama di Indonesia.
Berikut merupakan berbagai karya Ali-Ash-Shabuni yang di klasifikasi
berdasarkan bidang keilmuwan :
1. Kajian Tafsir dan Ilmu al-Qur’an : Shafwah al-Tafasir, Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir,
Qabasun min Nur al-Qur’ani, Rawai’ al-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an,
Mukhtashar Tafsir al-Thabari, Ma’ani al-Qur’an, al-Muqtaqaf min ‘Uyun al-Tafasir,
Tanwir al-Adzan min Tafsir Ruh al-Bayan, Fath al-Rahman bi Kasyf ma Yaltabis fi al-
Qur’an, Al-Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an.
2. Kajian Hadist dan Ilmu Hadist : Min Kunuz al-Sunnah, Al-Sunnah al-Nabawiyyah
Qismun min al-Wahyi al-Ilahiy al-Munazzal, Al-Syarah al-Muyassar li Shahih al-
Bukhari, Syarah Riyadh al-Shalihin.

7
Ridho Riyadi’, “Zina Menurut Ali Ash-Shabuni dalam Tafsir Shafwatu Tafasir”, Studia Qur’anika 5, no. 2
(Januari 2021) : 197-199

8
3. Kajian Fiqih : Al-Mawarits fi al-Syari’ah al-Islamiyyah, Risalah fi Hukm al-Tashwir,
Risalah al-Shalah.

Diperkirakan terdapat sekitar 50 buah karya Al-Ash-Shabuni, tidak hanya


dalam bentuk buku akan tetapi juga berupa artikel. Banyak diantara karya-karyanya
tersebut yang sudah dicetak dan diterbitkan.8

2.2 Latar Belakang Penulisan Kitab

Sebagaimana diketahui bahwa salah satu karya monumental ash-Shabuni dalam


bidang tafsir adalah kitab tafsir Rawai’ al-Bayan yang merupakan kitab tafsir
kontemporer. Didalam kitab tafsir tersebut berusaha menampilkan al-Qur’an yang
dibarengi dengan penjelasan yang komphrehensif, bahasa yang sederhana, serta
penggunaan metode yang sistematis.

Hadirnya kitab tafsir Ahkam karya ash-Shabuni ini merupakan salah satu bentuk
respon balik atas permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat saat itu, khususnya
dalam masalah hukum Islam, yang pastinya terdapat perbedaan tantangan dan
problematika antara satu sama lain. Bahkan terkadang yang menjadi penghalang dalam
kehidupan masyarakat Muslim adalah keanekaragaman tersebut sehingga menjadi
penyebab ketidakmampuan mereka mengikuti laju perkembangan zaman dan
menjadikannya tertinggal dibandingkan dengan masyarakat lainnya.

Sebagai seorang ulama kontemporer yang berhadapan dengan kondisi tersebut,


membuat Ali Ash-Shabuni tertarik untuk melakukan pengkajian serta menampilan al-
Quran agar dapat mengatasi kegelisahan masyarakat terhadap problematika hukum Islam
yang sedang dihadapi sehingga hal tersebut dapat diobati dan menjadikan hati mereka
semakin tenang saat membaca al-Qur’an.

Dalam muqaddimah kitab tafsirnnya, Ash-Shabuni menjelaskan beberapa hal


yang menyebabkan ketertarikannya untuk menulis kitab tafsir Rawai’ al-Bayan,
diantaranya yaitu :

Pertama, salah satu hal yang diyakini oleh ash-Shabuni yaitu diantara amalan
yang didahulukan, dan amalan yang paling baik yang manusia perlu lakukan adalah

8
Syafril dan Fiddian Khairuddin, “PARADIGMA TAFSIR AHKAM KONTEMPORER Stusi Kitab Rawai’ al-Bayan
Karya Ali Ash-Shabuni”, Jurnal Syahadah 5, no.1 (April 2017) : 112-113

9
berkhidmat kepada kitab Allah yaitu al-Qur’an. Al-qur’an Allah jadikan sebagai sinar dan
Cahaya kehidupan bagi manusia, dan sebagai risalah terakhir atau penutup yang
diturunkan kepada manusia. Karenanya, penyusunan kitab tafsir tersebut menjadi harapan
bagi ash-Shabuni agar menajadi penerang agama, memberikan sinar dan Cahaya kepada
umat serta diberikan kemuliaan terhadap pengamalan al-Qur’an bagi mereka yang
senantiasa menggunakan metode dan cara-cara yang muulia dalam menjaga al-Qur’an.

Ash-Shabuni berharap agar bisa termasuk dalam golongan-golongan yang


menjaga al-qur’an, yaitu golongan orang-orang yang senantiasa menjaga keotentikan al-
Qur’an yang merupakan pegangan dan pedoman hidup manusia, setidaknya menjadi
orang yang senantiasa meniru perbutan mereka, yaitu orang-orang yang dengan
penjagaannya terhadap al-Qur’an, kemudian Tuhan memuliakannya.

Kedua, salah satu tujuan mulia ash-Shabuni dalam menghasilkan sebuah karya
adalah ilmu yang bermanfaat yang mana pahalanya akan terus mengalir dan dapat
bertahan sekalipun manusia telah mati apabila amalan tersebut terus dimanfaatkan oleh
orang-orang.

Ketiga, ash-Shabuni berharap dapat memberikan kemudahan dan kejelasan


kepada umat dalam memahami ajaran-ajaran yang terkandung didalam al-Quran dengan
adanya kitab tersebut, terlebih tehadap ketentuan-ketentuan yang tidak Allah tetapkan
melalui ayat-ayat ahkam Nya.

Keempat, ash-Shabuni mengharapkan agar karyanya tetap terjaga, sehingga dapat


memberikan kemanfaatan kepada kaum Muslimin sampai hari akhir, dimana pada hari
tersebut tidak ada satupun dari harta dan keturunan yang dapat bermanfaat kecuali mereka
yang membawa hati yang bersih lagi selamat saat datang kepada Allah.

Demikianlah beberapa tujuan dan latar belakang di tulisnya kitab tafsir Rawai’ al-
Bayan yang beliau cantumkan dalam muqaddimah kitab tafsirnya tersebut.9

2.3 Sistematika Penafsiran Kitab

ash-Shobuni dalam menyusunan Rawai’ al-Bayan ini dengan mengurutkan dari al-
Faatihah hingga al-Muzammil serta memfokuskan kepada ayat-ayat yang berhubungan

9
Muhammad Patri Arifin, “RAWAI’ AL-BAYAN TAFSIR AYAT AL-AHKAM MIN AL-QUR’AN ARYA MUHAMMAD ALI
AL-SABUNI”” (Tesis, UIN ALAUDDIN MAKASSAR, 2014), 65-70

10
dengan hukum dan setiap satu pembahasan diberi tema hukum yang sesuai dengan
kandungan ayat tersebut. Kitab ini berisi 70 tema pembahasan (al-muhadharah).

Mengenai tafsir Ali As-Shabuni, penulis menyimpulkan bahwa tafsir ini bersifat
fiqh karena pentingnya penafsiran terhadap ayat-ayat hukum, ditandai dengan jelasnya
penafsiran ayat-ayat tersebut, dan perdebatan selalu kembali pada hadits. Nabi saw, dan
juga pendapat para sahabat dan ulama fiqih. Sebagai kata pengantar tafsirnya beliau
mengatakan: “Kitab Rawai’ul Bayan Tafsir Ayat Al Ahkam Min al-Qur’an yang terbit
dalam dua jilid, dan didalamnya terdapat ayat-ayat Al-Karim yang merupakan ayat

khusus yang berkaitan dengan hukum.

Corak fikih yang digunakan ash-Shabuni adalah fikih bermazhab, ia


mengutarakan pendapat beberapa mazhab dalam mengemukakan penjelasan hukum suatu
ayat. Konsep-konsep fikih yang ditonjolkannya terkesan netral, tidak fanatik terhadap
satu mazhab tertentu, sebagaimana pada pembahasan sebelumnya.10

kitab tafsir ayat al-ahkam ditinjau dari segi sumbernya dalam menafsirkan dan
memahami ayat-ayat al-Qur’an menggunakan dua model, yaitu bi al-ma’sur dan bil ra'yi.
Namun, sebagian besar menggunakan sumber bi al-ra’yi, yang menjelaskan ayat-ayat al-
Qur’an dari sisi selain yang menjadi indikator bi al-ma’sur.11

2.4 Metode Penulisan Kitab

Terdapat beberapa metode yang digunakan oleh Muhammad Ali ash-Shobuni


dalam menafsirkan kitabnya yakni, maudhu’i, tahlili, muqaran. 12 Namun, setelah
dilakukan penelitian lebih lanjut Jumhur Ulama’ menyatakan bahwa metode penafsiran
kitab Rawaiul Bayan Karya Muhammad Ali as-Shobuni yaitu menggunakan metode
Muqaran.

2.5 Pendapat Ulama’ dan Sarjanawan Terhadap Kitab

10
Muhammad Nur Iqbal, Metode Tafsir Ahkam Ash Shabuni Tafsir Ayat al-Ahkam dan al-Qurthubi al-Jami’ lil
Ahkam al-Qur’an: Jurnal Syariah dan Hukum Bisnis, Vol. 1, NO. 2, hal. 147-149
11
Muhammad Patri Arifin, “Rawai’ AL-Bayan Tafsir Ayat al-Ahkam min al-Qur’an Karya Muhammad Ali al-
Shobuni (Suatu Kajian Metodologi)” (Tesis, UIN Alauddin Makassar, 2014), 90
12
Muhammad Nur Iqbal, Jurnal Syariah dan Hukum Bsnis.

11
Menurut Syekh Osama bin Abdullah Khayyat atau lebih dikenal dengan Abdullah
AL-Khayyat (salah satu imam Shalat di majidil Haram mekkah sejak tahun 1998.) 13
beliau menyanjung apa yang telah dikemukakan oleh M. Ali Ash-Shobuni dalam kitab
tafsirnya yakni Rawai’ul bayan. Salah satu contohnya dalam penjelasan poligami
sebagaimana Rasulullah melakukannya tidak hanya menyangkut syahwat birahi saja,
akan tetapi yang lebih utama adalah aspek sosial-budaya yang mencangkup aspek
pendidikan, penetapan hukum, sosial kemasyarakatan hingga politik. Yang mana
menurut Ash-Shobuni, bahwa Poligami Rasulullah SAW tidak terlepas dari visi dan misi
kenabian yang telah diamanahkan kepadanya mencangkup keempat aspek tersebut. 14
Begitu juga menurut kalangan akademisi ilmu tafsir, bahwa tafsir ayat ahkam ini diklaim
sebagai salah satu rekam utama atau referensi yang membahas secara sistematis dan
jelas.15

Adapun menurut Muhammad Taufik dalam penelitiannya yang berjudul


Metode Tafsir Muhammad Ali Ash-Shobuni Dalam Rawa’t Al-Baya fi Tafsir Ayat
Ahkam, mengemukakan bahwa kitab tafsir karyaAsh-Shobuni ini menjadi salah satu
kitab yang sangat mudah bagi para mahasiswa khususnya dalam bidang tafsir yang
berkaitan dengan tafsir ahkam. Dengan penyajian yang sistematis serta didalamnya
menyangkut pembahasan tentang hikmat Al-Tasyri’, Latha’if Al-Tafsir, serta petunjuk
ayat yang jarang dikemukakan dalam tafsir lain. 16 Hanya saja tujuan disajikannya tafsir
ayat ahkam dalam bentuk dua jilid ini digunakan sebagai semacam modul perkuliahan,
seolah-olah kitab ini dirancang sebagaimana materi ajar perkuliahan perguruan tinggi.
Dalam hal ini kekurangan yang dapat dilihat menurut akademisi tafsir hadits bahwa ayat
– ayat hukum yang dipaparkan dalam tafsir ini sangat terbatas, serta hal ini bisa jadi
disalahpahami oleh sebagian pembaca yang menyatakan bahwa menurut Ash-Shabuni,
ayat – ayat hukum saja yang termasuk dalam materi pembahasan kitab ini.17

Serta adapun pendapat dari Ustadz Adi Hidayat dalam kajiannya membahas
kitab Rawai’ul bayan mamaparkan bahwa kitab ini merupakan salah satu kitab bagus,
13
BPKH, https://bpkh.go.id/mengenal-syekh-osama-bin-abdullah-khayyat-imam-masjidil-haram/, 23
September 2023, 09.17
14
Qudsia, Miatul, Mengenal Rawai’ Al-Bayan, Tafsir Ayat Ahkam Karya Ali Ash-Shabuny, Tafsir Al Qur’an,
https://tafsiralquran.id/mengenal-rawai-al-bayan-tafsir-ayat-ahkam-karya-ali-ash-shabuny/,
23/11/2020. 09.29
15
HDMI, Rawai’ul Bayan fii Tafsir Al-Ahkam, https://daimuda.org/download/rawaiulbayan/, 09.33
16
Muhammad Taufiki, Metode Tafsir Muhammad Ali Al-Shabuni Dalam Rawa’t Al-Bayan Fi Tafsir Ayat Ahkam,
Darul Hikmah, Vol. 4, No. 1, Maret 2018. Hal. 152
17
Muhammad Taufiki, Hal. 152

12
dan luar biasa dan merupakan kitab khusus yang ditulis oleh syeikh Ali Al-Shabuni
untuk mengeluarkan ayat ayat yang terkait hukum saja dalam Al-Qur’an. Metodenya pun
cukup bagus dengan menuliskan ayat , mufradat yang dijelaskan, makna bahasa yang
diuraikan, setelah itu diuraikan pendapat hukumnya serta pendapat beberapa ulama’ dan
perbandingannya, dan yang terakhir menyertakan keterangan terkuat lalu kesimpulan.
Dan kitab ini merupakan metode yang bagus dalam perbandingan fiqih islam untuk hal
yang paling sederhana.18

2.6 Contoh Penafsiran

Q.S. Al-Maidah ayat 89 – 92 :

18
QDR MULTIMEDIA. 2018 Maret (18) Pendapat Ust. Adi Hidayat, Lc. Terhadap Kitab Tafsir Ayat Ahkam Karya
As-Shobuniy, “[Vidio]”, Youtube. https://youtu.be/X4Y-C2ZkeA8?si=68JmbWnRN5DtqIOW, 09.36

13
Sumber Gambar : Kitab Tafsir Ayat Ahkam Rawai’ul Bayan karya M. Ali Al-Ashobuni

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammad Ali bin Jamil Ash-Shabuni. Merupakan penulis tafsir kontemporer
dengan salah satu kitabnya yakni kitab tafsir Rawai’ul Bayan / Tafsir ayat Ahkam yang
bertempat lahir di kota Aleppo Syiria pada tahun 1347 H / 1928 M. Bermadzhab Sunni dan
Aqidahnya Asy’ari.
NO. Pembahasan Keterangan
1. Karya - karya 1. Kajian Tafsir dan Ilmu al-Qur’an : Shafwah al-
Tafasir, Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir, Qabasun
min Nur al-Qur’ani, Rawai’ al-Bayan Tafsir
Ayat al-Ahkam min al-Qur’an, Mukhtashar
Tafsir al-Thabari, Ma’ani al-Qur’an, al-
Muqtaqaf min ‘Uyun al-Tafasir, Tanwir al-
Adzan min Tafsir Ruh al-Bayan, Fath al-
Rahman bi Kasyf ma Yaltabis fi al-Qur’an, Al-
Tibyan fi ‘Ulum al-Qur’an.
2. Kajian Hadist dan Ilmu Hadist : Min Kunuz al-
Sunnah, Al-Sunnah al-Nabawiyyah Qismun min

15
al-Wahyi al-Ilahiy al-Munazzal, Al-Syarah al-
Muyassar li Shahih al-Bukhari, Syarah Riyadh
al-Shalihin.
3. Kajian Fiqih : Al-Mawarits fi al-Syari’ah al-
Islamiyyah, Risalah fi Hukm al-Tashwir, Risalah
al-Shalah.

Hadirnya kitab tafsir Ahkam karya ash-Shabuni ini


merupakan salah satu bentuk respon balik atas
permasalahan-permasalahan yang ada di
masyarakat saat itu, khususnya dalam masalah
hukum Islam, yang pastinya terdapat perbedaan
tantangan dan problematika antara satu sama lain.
Latar Belakang Penulisan
2. Bahkan terkadang yang menjadi penghalang dalam
Tafsir
kehidupan masyarakat Muslim adalah
keanekaragaman tersebut sehingga menjadi
penyebab ketidakmampuan mereka mengikuti laju
perkembangan zaman dan menjadikannya
tertinggal dibandingkan dengan masyarakat
lainnya.
1. Metode : Muqarran
3. Sistematika Penafsiran Kitab 2. Corak : Fiqh
3. Sumber : Bil Ma’tsur & bil Ra’yi
4. Pendapat Ulama’ dan 1. Abdullah AL-Khayyat menyatakan bahwa
Sarjanawan Terhadap Kitab dalam ayat pembahsan poligami terdapat
pembahsan utama yakni aspek sosial-budaya
yang mencangkup aspek pendidikan, penetapan
hukum, sosial kemasyarakatan hingga politik.
2. menurut kalangan akademisi ilmu tafsir, bahwa
tafsir ayat ahkam ini diklaim sebagai salah satu
rekam utama atau referensi yang membahas
secara sistematis dan jelas. Serta menjadi salah
satu kitab yang sangat mudah bagi para
mahasiswa khususnya dalam bidang tafsir yang

16
berkaitan dengan tafsir ahkam.
3. Salah satu tujuan disajikannya tafsir ayat ahkam
dalam bentuk dua jilid ini digunakan sebagai
semacam modul perkuliahan, seolah-olah kitab
ini dirancang sebagaimana materi ajar
perkuliahan perguruan tinggi. Dalam hal ini
kekurangan yang dapat dilihat menurut
akademisi tafsir hadits bahwa ayat – ayat
hukum yang dipaparkan dalam tafsir ini sangat
terbatas.
4. Menurut Ustadz Adi Hidayat, memaparkan
bahwa kitab bagus, dan luar biasa dan
merupakan kitab khusus yang ditulis oleh
syeikh Ali Al-Shabuni untuk mengeluarkan ayat
ayat yang terkait hukum saja dalam Al-Qur’an.
Metodenya pun cukup bagus dengan
menuliskan ayat , mufradat yang dijelaskan,
makna bahasa yang diuraikan, setelah itu
diuraikan pendapat hukumnya serta pendapat
beberapa ulama’ dan perbandingannya, dan
yang terakhir menyertakan keterangan terkuat
lalu kesimpulan.

17
DAFTAR PUSTAKA
Diana Cholidah, “Studi Analisa Terhadap Tafsir Rawaiul Bayan Tafsir Ayat Ahkam Minal
Qur’an Karya Muhammad Ali ash-Shobuni” (Skripsi, IAIN Sunan Ampel, 1989), 59

Dosen Tafsir Hadist Fakultas Ushuluddin IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Studi Kitab
Tafsir Kontemporer (Yogyakarta : TH-Press, 2006)

Muhammad Ali ash-Shobuni, Rawaiul Bayan Tafsir Ayat Ahkam minal Qur’an, jilid 2,

(Beirut, Maktabah al-Ghazali: 1395 H), hal. 185

Muhammad Amin Suma, PENGANTAR TAFSIR AHKAM (Jakarta : PT RajaGrafindo


Persada, 2001)

Muhammad Nur Iqbal, Metode Tafsir Ahkam Ash Shabuni Tafsir Ayat al-Ahkam dan al-
Qurthubi al-Jami’ lil Ahkam al-Qur’an: Jurnal Syariah dan Hukum Bisnis, Vol. 1,
NO. 2, hal. 147-149

Muhammad Patri Arifin, “RAWAI’ AL-BAYAN TAFSIR AYAT AL-AHKAM MIN AL-
QUR’AN ARYA MUHAMMAD ALI AL-SABUNI”” (Tesis, UIN ALAUDDIN
MAKASSAR, 2014)

Ridho Riyadi’, “Zina Menurut Ali Ash-Shabuni dalam Tafsir Shafwatu Tafasir”, Jurnal
Studia Qur’anika 5, no.2 (Januari 2021)

Siti Fathimah, “TAFSIR SHAWA AL TAFASIR DAN RA’WI AL-BAYAN KARYA ALI
AS-SHOBUNI”, Al-Furon 4, no.1 (Juni 2021)

Syafril dan Fiddian Khairudin, “PARADIGMA TAFSIR AHKAM KONTEMPORER Studi


Kitab Rawai’ al-Bayan Karya Ali ash-Shabuniy”, Jurnal Syahadah 5, no.1 (April
2017)

18

Anda mungkin juga menyukai