i
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepadakami, sehingga
dapat menyelesaikan makalah mengenai mata kuliah Studi Kitab-Kitab Hadits
tentang “KITAB-KITAB HADIST INDUK SYIAH II“.
Dalam menyusun makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai sumber
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, yang tidak dapat kami
sebutkan tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa terimakasih.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena, itu
dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi informasi yang
berguna untuk pembaca, terutama bagi mahasiswa agar dapat memahami tentang
Sunan KITAB-KITAB HADIST INDUK SYIAH II
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Biografi Penulis Kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.............................................................3
2.2 Topik Dan kedudukan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih....................................................3
2.3 Metode penulisan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih...........................................................4
2.4 Kitab Tahdzibal-Ahkam .........................................................................................................4
2.5 Tujuan penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam..............................................................................5
2.6 Metode penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.............................................................................5
2.7 Kandungan Al-Istibshar..........................................................................................................6
2.8 Tujuan dan Kedudukan penulisan Al-Istibshar.......................................................................7
2.9 Metode penulisan Al-Istibshar................................................................................................7
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Biografi penulis kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
2. Topik dan kedudukan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
3. Metode penulisan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
4. Kitab Tahdzibal-Ahkam.
5. Tujuan penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
6. Metode penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
7. Kandungan Al-Istibshar.
8. Tujuan dan kedudukan penulisan Al-Istibshar.
9. Metode penulisan Al-Istibshar.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Biografi penulis kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
2. Untuk mengetahui Topik dan kedudukan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
3. Untuk mengetahui Metode penulisan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
4. Untuk mengetahui Kitab Tahdzibal-Ahkam.
5. Untuk mengetahui Tujuan penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
6. Untuk mengetahui Metode penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
7. Untuk mengetahui Kandungan Al-Istibshar.
8. Untuk mengetahui Tujuan dan kedudukan penulisan Al-Istibsha.
9. Untuk mengetahui Metode penulisan Al-Istibshar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Salah satu kriteria penting kitab ini adalah kepercayaan dan keyakinan akan validitas isi dan
riwayatnya, melebihi karya-karya lainnya yang ada. SyaikhShaqud dalam pendahuluan kitab
ini menuturkan sebagai berikut:
3
Oleh karenanya, meski kitab ini adalah kitab riwayat, namun SyaikhShaduq menyebutnya
sebagai sebuah kitab fikih kredibel sehingga dengannya dapat mengamalkan masalah-
masalah syar'i; namun tidak ada pernyataan jaminan semacam ini tertulis dalam karya-karya
yang lain, dan ia tidak memastikan semua keabsahan hadis-hadisnya. Namun validitas
pembahasan yang tertera dalam kitab al-Muqni' juga sampai pada batas seperti kitab Man La
Yahdhuruhual-Faqih; sebagaimana yang ia katakan: "Pembahasan-pembahasan yang saya
kemukakan dalam kitab ini diambil dari kitab-kitab Ushul, yang terpercaya dan diyakini oleh
para ulama dan fukaha".2
2.4 Kitab Tahdzibal-Ahkam
Kitab ini merupakan salah satu kitab paling standar dalam kumpulan riwayat Syiah,
kitab ketiga dari Kutub Arba'ah dan diterima oleh semua ulama dan fukaha Syiah. Tahdzibal-
Ahkam memuat kumpulan riwayat-riwayat fikih dan hukum-hukum syari'at yang
diriwayatkan dari Ahlulbait as. SyaikhThusi menulis kitab ini atas syarah kitab al-
Muqni'ahkarya Syaikh Mufid.
2
SyaikhShaduq, al-Muqni’, hlm. 5.
4
Argumentasi-argumentasi yang digunakan SyaikhThusi dalam kitabnya diambil
dari Alquran (zahir dan sharih (tegas), kandungan, dalil dan makna-makna Alquran), hadis-
hadis yang pasti akurat (qath'i, seperti hadis mutawatir dan hadis-hadis yang memiliki
petunjuk jelas atas kebenarannya), ijma' di antara kaum muslimin atau ijmadiantara ulama
Syiah, dan pada akhirnya juga mengisyaratkan adanya riwayat-riwayat yang masyhur di
antara para sahabat. Kitab ini terdiri dari 393 bab dan 13590 hadis.
Pada akhir kitab, tercantum masyaikhah atau para guru yang memuat sanad-sanad kitab yang
dipakai oleh SyaikhThusi atas riwayat-riwayat yang dinukilnya. Atas masyaikhah
kitab Tahdzib juga telah ditulis syarah-syarah atasnya seperti Syarah Allamah Sayid Hashim
Bahrani dengan nama Tanbihal-Arib dan Tadzkirahal-Labib fiIdhāhRijālalTahdzib.
5
hadis Ahlusunah yang mursal. Dalam bagian kitab ini dijelaskan pula berbagai pembahasan
tentang Alquran, adabiyat (sharaf, nahwu dan lughat) dan pendapat-pendapat kaum
Ushuliyun.
SyaikhThusi pada dua bagian pertama mencatat sanad-sanad hadis dengan sanad-sanad
mereka namun dalam bagian akhir sanad-sanadnya ditulis secara singkat seperti dalam corak
penulisan seperti kitab Tahdzibal-Ahkam dan lebih banyak seperti gaya
penulisan SyaikhShaduq dalam kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih dimana sanad riwayat
ditulis dalam bagian akhir buku berdasarkan prinsip-prinsip riwayat. 7
5
Thusi, Al-Istibshar, jld. 4, hlm. 342.
6
Bujnurdi, jld. 8, hlm. 3296
7
Hilli, jld. 1, hlm. 276; DanesyPazuh, jld. 3, hlm. 1086-1087.
6
Sebagian ulama dari SyaikhThusi menginginkan supaya ia menulis sebuah kitab yang
mengumpulkan tentang riwayat-riwayat yang secara lahir berbeda dan kemudian untuk
menelitinya dan membedakan antara riwayat-riwayat yang sahih dari yang bukan sahih.
SyaikhThusi pada kitab ini pada awalnya menuliskan riwayat-riwayat sahih kemudian ia
menuliskan riwayat-riwayat yang saling bertentangan dan ia berusaha menuliskan riwayat-
riwayat yang ada dan menelitinya.
Kedudukan Kitab ini termasuk kitab riwayat-riwayat muktabar Syiah dan setiap faqih
dan mujtahid ketika akan melakukan istinbath hukum syar’i, maka ia harus merujuk kepada
riwayat-riwayat yang ada dalam kitab ini. Kitab al-Istibshar merupakan salah satu dari kutub
Arba’ah dan sejajar dengan kitab Al-Kafi Syaikh Kulaini, kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih
SyaikhShaduq dan Tahdzibal-Ahkam karya SyaikhThusi yang lain. SyaikhThusi menulis
kitab ini setelah menulis kitab Tahdzibal-Ahkam. Dengan memperhatikan pentingnya kitab
al-Istibshar, maka nama ini selalu ada dalam daftar kitab-kitab dan ulama-ulama serta para
parafaqih antara yang satu dengan yang lainnya saling mengijinkan untuk menggunakan
riwayat-riwayat yang ada dalam kitab al-Ibtibshar.
Oleh karena itu, kitab ini tidak hanya merupakan sekumpulan kitab-kitab hadis dan tidak
memiliki sisi pembahasan fikih. Urutan bab-bab al-Istibshar juga bersesuaian dengan
klasifikasi-klasifikasi yang ada pada kutub Arba'ah lainnya.
7
terang dalam daftar isi yang ditulis olehnya 8 dan juga menurut pendapat ulama
sezamannya, Najasyi. 9
BAB III
PENUTUP
8
Thusi, Al-Fehrest, jld. 1, hlm. 240.
9
Najasyi, jld. 1, hlm. 403.
8
KESIMPULAN
Syiah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syiah) adalah sumber
pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi
Muhammad, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah. Secara khusus, Syi'i
berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu Muhammad dan kepala
keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda
dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Sunni. Menurut keyakinan Syiah, Ali
berkedudukan sebagai khalifah dan imam melalui washiat Nabi Muhammad.
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Ahlus Sunnah menjadikan perbedaan pandangan
yang tajam antara Syiah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat,
dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Syi'i berpusat pada perawi dari Ahlul
Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
Di bawah ini adalah kitab-kitab yang menjadi rujukan penting kaum Syiah. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Al Anwar an Nu’maniyah
Ni’matullah Al Jazairi adalah tokoh Syi’ah yang paling jahat dalam melecehkan sahabat
Umar bin Khattab RA. Di dalam ‘Al Anwar an Nu’maniyah’, tokoh tersebut memfitnah
bahwa Umar akan menerima siksaan lebih berat daripada Iblis karena merebut jabatan
khalifah dari tangan Ali bin Abu Thalib RA, juga menulis berita bohong kalau ayah mertua
Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam ( )صلى هللا عليه و سلمitu pernah (maaf) terserang
penyakit ‘kotor’.
2. Al Bayan
Jika pendeta Syi’ah yang lain menyerang kehormatan Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi
Wasallam ( )صلى هللا عليه و سلمmelalui keluarga dan sahabat, Abul Qasim Al Kuu’iy justru
melecehkan pribadi Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam ()صلى هللا عليه و سلم
sendiri. Dalam kitab ‘Al Bayan’, pemuka umat Syiah itu menuduh Rasulullah Shalallaahu
‘Alaihi Wasallam ( )صلى هللا عليه و سلمtelah menghapus redaksi firman Allah Subhanahu wa-
ta’ala tentang keutamaan Ali bin Abu Thalib dalam Surah Al Maa’idah ayat 67.
3. Al Ihtijaj
Seorang pendeta Syi’ah bernama Ahmad bin Manshur Ath Thibrisi, dalam kitabnya ‘Al
Ihtijaj’ menuduh para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam ( صلى هللا عليه و
)سلمtelah menghapus ayat-ayat Al Qur’an yang berisi celaan Allah Subhanahu wa-ta’ala (
)سبحانه و تعالىatas mereka, agar wibawa sahabat tidak jatuh di mata umat Islam.
DAFTAR PUSTAKA
9
https://id.wikishia.net/view/Kitab_Man_La_Yahdhuruhu_al-Faqih_(buku)
https://id.wikishia.net/view/Tahdzib_al-Ahkam_(buku)
https://id.wikishia.net/view/Al-Istibshar_(Kitab)
https://adoc.pub/bab-iii-sejarah-dan-perkembangan-paham-syiah-dalam-kelembaga.html
http://idr.uin-antasari.ac.id/1973/1/BAB%20I.pdf
10