Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KITAB-KITAB HADIST INDUK SYIAH II


Disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Studi Kitab-
Kitab Hadits yang dibina oleh :
Achmad Fajar ShadiqM.Th.I

Disusun oleh kelompok 11 :


Muhammad Riswan Hidayat 204104020004
Nur’Aini Putri Diah Febriana 204104020022

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KH AHMAD SIDDIQ (UINKHAS)


JEMBER
FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN HUMANIORA
PROGRAM STUDI ILMU HADITS
Tahun Akademik 2021/2022

i
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT Yang Maha Pengasih lagi MahaPenyayang,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepadakami, sehingga
dapat menyelesaikan makalah mengenai mata kuliah Studi Kitab-Kitab Hadits
tentang “KITAB-KITAB HADIST INDUK SYIAH II“.
Dalam menyusun makalah ini kami mendapatkan bantuan dari berbagai sumber
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini, yang tidak dapat kami
sebutkan tanpa mengurangi rasa hormat dan rasa terimakasih.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena, itu
dengan tangan terbuka kami menerima kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya
membangun agar kami dapat memperbaiki makalah ini sehingga lebih baik lagi.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberi informasi yang
berguna untuk pembaca, terutama bagi mahasiswa agar dapat memahami tentang
Sunan KITAB-KITAB HADIST INDUK SYIAH II

Jember, 11 Juni 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................
KATA PENGANTAR.............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................2
1.3 Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Biografi Penulis Kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.............................................................3
2.2 Topik Dan kedudukan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih....................................................3
2.3 Metode penulisan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih...........................................................4
2.4 Kitab Tahdzibal-Ahkam .........................................................................................................4
2.5 Tujuan penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam..............................................................................5
2.6 Metode penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.............................................................................5
2.7 Kandungan Al-Istibshar..........................................................................................................6
2.8 Tujuan dan Kedudukan penulisan Al-Istibshar.......................................................................7
2.9 Metode penulisan Al-Istibshar................................................................................................7

BAB III PENUTUP.................................................................................................9


KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kata Syi‟ah menurut bahasa adalah pendukung atau pembela. Syiah „Ali adalah
pendukung atau pembela Ali.Syiah Mu‟awiyah adalah pendukung Mu‟awiyah.Pada
zaman Abu Bakar, Umar dan Utsman kata Syiah dalam arti nama kelompok orang
Islam belum dikenal.1Kalau pada waktu pemilihan khalifah ketiga ada yang mendukung
Ali, tetapi setelah ummat Islam memutuskan memilih Utsman bin Affan, maka orang-
orang yang tadinya mendukung „Ali, berbaiat kepada Utsman termasuk Ali.Jadi belum
terbentuk secara faktual kelompok ummat Islam Syiah.Maka ketika terjadi pertikaian dan
peperangan antara Ali dan Mu‟awiyah, barulah kata “Syiah”muncul sebagai nama
kelompok ummat Islam. Golongan Syiah muncul pada akhir masa khalifah ketiga,
Utsman kemudian tumbuh dan berkembang pada masa khalifah Ali. Ali sendiri tidak pernah
berusaha untuk mengembangkannya, tetapi bakat-bakat yang dimilikinya telah
mendorong perkembangan itu. Ketika Ali wafat perkembangan ke-Syiah-an itu
menjadi mazhab-mazhab.

Sebagiannya menyimpang dan sebagian lainnya lurus. Namun, keduanya sama-


sama fanatik terhadap keluarga Nabi.Biang keladi timbulnya Syiah adalah seorangYahudi
dari Yaman, bernama Abdullah bin Saba‟. Ia masuk Islam pada zaman khalifah ketiga
Utsman bin Affan. Ia berkeinginan untukmendapat kepercayaan dan kedudukan
istimewa dalam pemerintahan Utsman, tetapi hal itu tidak terlaksana.4Para ahli
sejarah menggambarkan bahwa Abdullah bin Saba‟ menunjukkan keheranannya
terhadap umat Islam yang percaya akan kedatangan kembali Nabi Isa ke dunia.
Tetapi mereka tidak bahwa Nabi Muhammad akan kembali hidup lagi di dunia ini, padahal
Muhammad lebih utama daripada Nabi Isa dan nabi-nabi lainnya.5Sedikit sekali orang
yang mengetahui tenang Abdullah bin Saba‟ danmadzhabnya.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Biografi penulis kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
2. Topik dan kedudukan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
3. Metode penulisan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
4. Kitab Tahdzibal-Ahkam.
5. Tujuan penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
6. Metode penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
7. Kandungan Al-Istibshar.
8. Tujuan dan kedudukan penulisan Al-Istibshar.
9. Metode penulisan Al-Istibshar.
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Biografi penulis kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
2. Untuk mengetahui Topik dan kedudukan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
3. Untuk mengetahui Metode penulisan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih.
4. Untuk mengetahui Kitab Tahdzibal-Ahkam.
5. Untuk mengetahui Tujuan penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
6. Untuk mengetahui Metode penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam.
7. Untuk mengetahui Kandungan Al-Istibshar.
8. Untuk mengetahui Tujuan dan kedudukan penulisan Al-Istibsha.
9. Untuk mengetahui Metode penulisan Al-Istibshar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Biografi penulis kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih


Muhammad bin Ali bin Husain bin Musa bin Babawaihal-Qummi, yang populer
dengan SyaikhShaduq(305-381 H/917-991) termasuk ulama terkemuka Syiah pada abad ke-
4H, ia dianggap sebagai ahli hadis dan fakih terkemuka fakultas hadis Qom dan kurang lebih
300 karya ilmiah telah dinisbahkan kepadanya, yang mayoritas darinya saat ini sudah tidak
ada. Selain kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih, karya penting lainnya adalah Ma'ānial-
Akhbār, 'Uyun al-Akhbār, al-Khishāl, 'Ilālal-Syarayi' dan Shifātal-Syiah.

2.2 Topik Dan kedudukan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih


Topik kitab ini adalah sekumpulan riwayat-riwayat Ahlulbait as seputar masalah-masalah
fikih dan hukum-hukum syar'i dan SyaikhShaduq dalam kitab tersebut mengumpulkan
riwayat-riwayat fikih, yang menurut perspektifnya adalah hadis sahih dan kredibel.

Kedudukan Kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih termasuk karya terbesar dan


terpenting SyaikhShaduq dan menurut pendapat para ulama dan cendekiawan, dikategorikan
sebagai salah satu Kutub Arba'ah Syiah yang sampai saat ini menjadi tempat rujukan dan
dipakai para mujtahid, para fakih dan orang-orang Syiah dan Ahlusunah. Puluhan ulama
dan fakihSyiah telah mensyarahinya dan telah menulis hasyiah dan terjemahan-
terjemahannya dalam bahasa Persia. Di antara karya-karya Syaikh hanya kitab Man La
Yahdhuruhual-Faqih, kitab komprehensif dalam fikih dan hukum-hukum
mazhab Syiah Ja'fari. Karya lainnya biasanya dihiasi dengan nama sebuah topik dan
menjelaskan hadis-hadis yang ada dalam jurusan dan topik tersebut.

Salah satu kriteria penting kitab ini adalah kepercayaan dan keyakinan akan validitas isi dan
riwayatnya, melebihi karya-karya lainnya yang ada. SyaikhShaqud dalam pendahuluan kitab
ini menuturkan sebagai berikut:

"Sebenarnya tujuan saya, adalah membawakan sekumpulan riwayat-riwayat yang


dengannya saya berfatwa dan menghukumi keabsahannya. Keyakinan saya
mengenainya adalah merupakan hujjah (dalil) antara saya dan Tuhanku, semua apa
yang saya kemukakan di sini, diambil dari kitab-kitab masyhur, dapat dipercaya dan
merupakan kitab induk".1
1
SyaikhShaduq, Man La Yahdhuruhual-Faqih, jld. 1, hlm. 3.

3
Oleh karenanya, meski kitab ini adalah kitab riwayat, namun SyaikhShaduq menyebutnya
sebagai sebuah kitab fikih kredibel sehingga dengannya dapat mengamalkan masalah-
masalah syar'i; namun tidak ada pernyataan jaminan semacam ini tertulis dalam karya-karya
yang lain, dan ia tidak memastikan semua keabsahan hadis-hadisnya. Namun validitas
pembahasan yang tertera dalam kitab al-Muqni' juga sampai pada batas seperti kitab Man La
Yahdhuruhual-Faqih; sebagaimana yang ia katakan: "Pembahasan-pembahasan yang saya
kemukakan dalam kitab ini diambil dari kitab-kitab Ushul, yang terpercaya dan diyakini oleh
para ulama dan fukaha".2

2.3 Metode penulisan kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih


SyaikhShaduq menulis kitab ini sebagai sebuah kitab fikih sehingga dengannya dapat
mengamalkan masalah-masalah syar'i, namun metode penulisannya adalah metode yang
marak ditulis pada abad pertama Islam, yaitu para fakih Syiah cukup hanya dengan
meriwayatkan dan menukilkan ucapan-ucapan para Imam as dan tidak mengizinkan diri
mereka untuk berbicara di hadapan atau di samping ucapan para imam suci as; karena
menganggap mereka terhubung dengan sumber wahyu dan tambang hikmah. Sekitar 6000
hadis dikumpulkan dalam kitab ini dan bertolak dari al-Kafi, hanya memuat riwayat-
riwayat fikih.

2.4 Kitab Tahdzibal-Ahkam 
Kitab ini merupakan salah satu kitab paling standar dalam kumpulan riwayat Syiah,
kitab ketiga dari Kutub Arba'ah dan diterima oleh semua ulama dan fukaha Syiah. Tahdzibal-
Ahkam memuat kumpulan riwayat-riwayat fikih dan hukum-hukum syari'at yang
diriwayatkan dari Ahlulbait as. SyaikhThusi menulis kitab ini atas syarah kitab al-
Muqni'ahkarya Syaikh Mufid.

Kitab Tahdzibal-Ahkam lebih banyak memuat riwayat-riwayat yang dibutuhkan fukaha dan


para mujtahid dalam berijtihad. Kitab-kitab ini juga memuat pembahasan-pembahasan
fikih, ushul, rijal dan pembahasan-pembahasan penting lainnya. SyaikhThusi dalam kitab ini
tidak membahas tema-tema dalam bidang UshulAqaid dan hanya menjelaskan cabang-cabang
(furu) dan hukum-hukum syar'i yaitu semenjak awal hingga akhir fikih dan dari
kitab thaharat hingga diyah (denda harta yang wajib diberikan kepada korban atau ahli
warisnya). Urutan judul kitab ini seperti kitab al-Muqni'ah.

2
SyaikhShaduq, al-Muqni’, hlm. 5.

4
Argumentasi-argumentasi yang digunakan SyaikhThusi dalam kitabnya diambil
dari Alquran (zahir dan sharih (tegas), kandungan, dalil dan makna-makna Alquran), hadis-
hadis yang pasti akurat (qath'i, seperti hadis mutawatir dan hadis-hadis yang memiliki
petunjuk jelas atas kebenarannya), ijma' di antara kaum muslimin atau ijmadiantara ulama
Syiah, dan pada akhirnya juga mengisyaratkan adanya riwayat-riwayat yang masyhur di
antara para sahabat. Kitab ini terdiri dari 393 bab dan 13590 hadis.

Pada akhir kitab, tercantum masyaikhah atau para guru yang memuat sanad-sanad kitab yang
dipakai oleh SyaikhThusi atas riwayat-riwayat yang dinukilnya. Atas masyaikhah
kitab Tahdzib juga telah ditulis syarah-syarah atasnya seperti Syarah Allamah Sayid Hashim
Bahrani dengan nama Tanbihal-Arib dan Tadzkirahal-Labib fiIdhāhRijālalTahdzib.

2.5 Tujuan penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam


Berdasarkan paparan SyaikhThusi dalam mukadimah Tahdzibal-Ahkām 3ada salah seorang
temannya yang menceritakan tentang adanya hadis yang secara tersurat bertentangan di
dalam referensi-referensi Syiah dan sahabatnya tersebut mengingatkan bahwa hal ini
mengundang kritikan dari para penentang Syiah dan menyebabkan terpisahnya kalangan
umum Syiah yang tidak mengetahui duduk persoalannya dari madzhab yang benar. Oleh
karena itu, ia meminta SyaikhThusi untuk menulis syarah yang berisi argumentasi atas
kitab Muqni'ahkarya Syaikh Mufid dimana dalam kitab itu selain menuliskan sanad-sanadnya
yang jelas setiap hadis, juga menuliskan tentang hadis-hadis yang saling bertentangan dan
cara menyelesaikan pertentangan hadis kemudian menakwilkan hadis-hadis itu dan
menerangkan bentuk-bentuk hadis yang dhaif (lemah). Kitab Tahdzib ditulis untuk menjawab
permasalahan-permasalahan ini dan pada dasarnya memiliki sisi teologis. 

2.6 Metode penulisan kitab Tahdzibal-Ahkam


Dasar asli penulisan itu adalah syarah utuh semua permasalahan yang ada di
kitab Muqni'ah dengan argumentasi yang kuat dan pasti (seperti Alquran, Sunah mutawatir,
sunnah dengan petunjuk yang pasti, ijma') menyebutkan tentang hadis-hadis masyhur para
Imam dan takwil atau melemahkan hadis-hadis yang saling bertentangan. Dalam metode
penulisan ini dimana kebanyakan pembahasan thaharat berdasarkan metode penulisan
tersebut, pengarang kadang-kadang menyandarkan kepada argumentasi-argumentasi seperti
ijma' murakab (menurut istilah ulama mutaakhir), pendapat-pendapat para syaikh dan bentuk-
bentuk kesamaan aqli. 4 SyaikhThusi juga mengisyaratkan kepada hadis-
3
Jld. 1, hlm. 2-3.
4
Thusi, Tahdzibal-Ahkām,jld. 1, hlm. 25. 29, 75, 95, 290 dan 294.

5
hadis Ahlusunah yang mursal.  Dalam bagian kitab ini dijelaskan pula berbagai pembahasan
tentang Alquran, adabiyat (sharaf, nahwu dan lughat) dan pendapat-pendapat kaum
Ushuliyun. 

Meskipun SyaikhThusi pada awalnya memulai kitab Tahdzibal-Ahkām dengan


menjelaskan secara utuh tentang semua permasalahan kitab Muqni'ah yang diperkaya dengan
argumentasi dengan dalil-dalil qath'i seperti Alquran, sunah mutawatir, ijma' dan hadis-hadis
masyhur Imamiyah, namun selanjutnya untuk menghindari ketebalan kitab dan juga supaya
tidak keluar dari barometer sebuah kitab hadis, ia mengganti metode penulisannya dan hanya
mencukupkan dengan menuliskan hadis-hadis Syiah dan menyelesaikan pertentangan yang
ada diantara hadis-hadis. Ia kemudian memutuskan untuk tidak mengikuti pembahasan yang
ada dalam kitab Muqni'ahdan lebih banyak menuliskan hadis-hadis fikih, oleh sebab itu pada
tiga jilid pertama ditambahkan bab-bab tentang ziarah. Dengan demikian, kitab Tahdzibal-
Ahkamditulis dengan dua metode yang disamping memiliki perbedaan dalam volume, juga
memiliki perbedaan persanadan dalam hadis-hadis. 

2.7 Kandungan Al-Istibshar


Kitab ini terdiri dari hadis-hadis fikih dan merupakan ringkasan dari kitab Tahdzibal-
Ahkam. Urutan bab-bab kitab Istibshar pada dua bagian pertama (bagian pertama dan kedua)
membahas tentang masalah-masalah ibadah (kecuali pembahasan mengenai jihad) dan bagian
akhir (bagian ketiga) membahas permasalahan-permasalahan lain dalam hal fikih
seperti uqud, iqa'at, ahkam, hudud dan diyat. Berdasarkan statistik yang dicatat sendiri oleh
penulis riwayat yang ada dalam kitab al-Istibshar jumlahnya adalah 5511 5sedangkan pada
cetakan yang telah diteliti jumlah hadis itu mencapai 5558. Perbedaan ini terjadi karena
perbedaan cara menghitung dalam beberapa hadis khusus. 6

SyaikhThusi pada dua bagian pertama mencatat sanad-sanad hadis dengan sanad-sanad
mereka namun dalam bagian akhir sanad-sanadnya ditulis secara singkat seperti dalam corak
penulisan seperti kitab Tahdzibal-Ahkam dan lebih banyak seperti gaya
penulisan SyaikhShaduq dalam kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih dimana sanad riwayat
ditulis dalam bagian akhir buku berdasarkan prinsip-prinsip riwayat. 7

2.8 Tujuan dan Kedudukan penulisan Al-Istibshar

5
Thusi, Al-Istibshar, jld. 4, hlm. 342.
6
Bujnurdi, jld. 8, hlm. 3296
7
 Hilli, jld. 1, hlm. 276; DanesyPazuh, jld. 3, hlm. 1086-1087.

6
Sebagian ulama dari SyaikhThusi menginginkan supaya ia menulis sebuah kitab yang
mengumpulkan tentang riwayat-riwayat yang secara lahir berbeda dan kemudian untuk
menelitinya dan membedakan antara riwayat-riwayat yang sahih dari yang bukan sahih.
SyaikhThusi pada kitab ini pada awalnya menuliskan riwayat-riwayat sahih kemudian ia
menuliskan riwayat-riwayat yang saling bertentangan dan ia berusaha menuliskan riwayat-
riwayat yang ada dan menelitinya.

Kedudukan Kitab ini termasuk kitab riwayat-riwayat muktabar Syiah dan setiap faqih
dan mujtahid ketika akan melakukan istinbath hukum syar’i, maka ia harus merujuk kepada
riwayat-riwayat yang ada dalam kitab ini. Kitab al-Istibshar merupakan salah satu dari kutub
Arba’ah dan sejajar dengan kitab Al-Kafi Syaikh Kulaini, kitab Man La Yahdhuruhual-Faqih
SyaikhShaduq dan Tahdzibal-Ahkam karya SyaikhThusi yang lain. SyaikhThusi menulis
kitab ini setelah menulis kitab Tahdzibal-Ahkam. Dengan memperhatikan pentingnya kitab
al-Istibshar, maka nama ini selalu ada dalam daftar kitab-kitab dan ulama-ulama serta para
parafaqih antara yang satu dengan yang lainnya saling mengijinkan untuk menggunakan
riwayat-riwayat yang ada dalam kitab al-Ibtibshar.

2.9 Metode penulisan Al-Istibshar


SyaikhThusi dalam karya ini disamping menyatukan hadis-hadis yang memiliki tema yang
sama di satu tempat, ia juga meneliti dan mengkritik sanad dan kandungan isinya dan dalam
setiap bab-babnya ia memberikan masukan untuk menyelesaikan riwayat-riwayat yang secara
lahir terdapat perbedaan atau ia memberikan pendapat tentang lebih kuatnya sanad
sekelompok riwayat atas lainnya. Cara menyatukan hadis-hadis ini, memiliki tempat dan
kedudukan khusus dalam fikih SyaihThusi, khususnya dalam kitab al-Istibshar.

Oleh karena itu, kitab ini tidak hanya merupakan sekumpulan kitab-kitab hadis dan tidak
memiliki sisi pembahasan fikih. Urutan bab-bab al-Istibshar juga bersesuaian dengan
klasifikasi-klasifikasi yang ada pada kutub Arba'ah lainnya.

Meskipun SyaikhThusi dalam menulis kitab al-Istibshar sangat banyak merujuk ke


kitab Tahdzibal-Ahkam dari sisi tujuan penulisan secara umum, namun kitab al-Isitibshar dari
sisi pengklasifikasian dan dari sisi pengurutan hadis-hadis dalam setiap bab memiliki
kekhususan tertentu dan dikenal sebagai karya yang mandiri. Kemandirian ini terlihat secara

7
terang dalam daftar isi yang ditulis olehnya 8 dan juga menurut pendapat ulama
sezamannya, Najasyi. 9

BAB III
PENUTUP
8
Thusi, Al-Fehrest, jld. 1, hlm. 240.
9
Najasyi, jld. 1, hlm. 403.

8
KESIMPULAN

Syiah percaya bahwa Keluarga Muhammad (yaitu para Imam Syiah) adalah sumber
pengetahuan terbaik tentang Qur'an dan Islam, guru terbaik tentang Islam setelah Nabi
Muhammad, dan pembawa serta penjaga tepercaya dari tradisi Sunnah. Secara khusus, Syi'i
berpendapat bahwa Ali bin Abi Thalib, yaitu sepupu dan menantu Muhammad dan kepala
keluarga Ahlul Bait, adalah penerus kekhalifahan setelah Nabi Muhammad, yang berbeda
dengan khalifah lainnya yang diakui oleh Sunni. Menurut keyakinan Syiah, Ali
berkedudukan sebagai khalifah dan imam melalui washiat Nabi Muhammad.
Perbedaan antara pengikut Ahlul Bait dan Ahlus Sunnah menjadikan perbedaan pandangan
yang tajam antara Syiah dan Sunni dalam penafsiran Al-Qur'an, Hadits, mengenai Sahabat,
dan hal-hal lainnya. Sebagai contoh perawi Hadits dari Syi'i berpusat pada perawi dari Ahlul
Bait, sementara yang lainnya seperti Abu Hurairah tidak dipergunakan.
Di bawah ini adalah kitab-kitab yang menjadi rujukan penting kaum Syiah. Beberapa di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Al Anwar an Nu’maniyah
Ni’matullah Al Jazairi adalah tokoh Syi’ah yang paling jahat dalam melecehkan sahabat
Umar bin Khattab RA. Di dalam ‘Al Anwar an Nu’maniyah’, tokoh tersebut memfitnah
bahwa Umar akan menerima siksaan lebih berat daripada Iblis karena merebut jabatan
khalifah dari tangan Ali bin Abu Thalib RA, juga menulis berita bohong kalau ayah mertua
Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (‫ )صلى هللا عليه و سلم‬itu pernah (maaf) terserang
penyakit ‘kotor’.
2. Al Bayan
Jika pendeta Syi’ah yang lain menyerang kehormatan Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi
Wasallam (‫ )صلى هللا عليه و سلم‬melalui keluarga dan sahabat, Abul Qasim Al Kuu’iy justru
melecehkan pribadi Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam (‫)صلى هللا عليه و سلم‬
sendiri. Dalam kitab ‘Al Bayan’, pemuka umat Syiah itu menuduh Rasulullah Shalallaahu
‘Alaihi Wasallam (‫ )صلى هللا عليه و سلم‬telah menghapus redaksi firman Allah Subhanahu wa-
ta’ala tentang keutamaan Ali bin Abu Thalib dalam Surah Al Maa’idah ayat 67.
3. Al Ihtijaj
Seorang pendeta Syi’ah bernama Ahmad bin Manshur Ath Thibrisi, dalam kitabnya ‘Al
Ihtijaj’ menuduh para sahabat Nabi Muhammad Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam ( ‫صلى هللا عليه و‬
‫ )سلم‬telah menghapus ayat-ayat Al Qur’an yang berisi celaan Allah Subhanahu wa-ta’ala (
‫ )سبحانه و تعالى‬atas mereka, agar wibawa sahabat tidak jatuh di mata umat Islam.

DAFTAR PUSTAKA

9
https://id.wikishia.net/view/Kitab_Man_La_Yahdhuruhu_al-Faqih_(buku)
https://id.wikishia.net/view/Tahdzib_al-Ahkam_(buku)
https://id.wikishia.net/view/Al-Istibshar_(Kitab)
https://adoc.pub/bab-iii-sejarah-dan-perkembangan-paham-syiah-dalam-kelembaga.html
http://idr.uin-antasari.ac.id/1973/1/BAB%20I.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai