DosenPengampu:
Aguswan Rasyid, Lc, MA, Ph.D
PROGRAMPASCASARJANA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT
TAHUN2022M/1444H
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................................
B. Rumusan Masalah................................................................................................
C. Tujuan...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAHAN.......................................................................................
A. Pengertian ...........................................................................................................
..............................................................................................................................
Kesimpulan.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Studi Al-Quran dan
Hadist.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
juga menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikandemi
Penulis
Kelompok 4
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
hukum primer kedua, setelah Al-Qur’an. Kehujjahan hadits adalah sesuatu yang
diketahui setiap muslim. Karena merupakan hujjah bagi kaum muslimin, maka
keotentikan dan kevalidan hadits menjadi hal yang sangat penting untuk dicermati
dan dipelajari. Perkambangan hadits dan ilmu hadits telah melalui waktu yang
sangat panjang dan dinamika yang amat kompleks. Sangat besar jasa ulama yang
telah mencurahkan jiwa dan pikirannya untuk membersihkan hadits Nabi yang
shohih dari hadits-hadits yang dhoif bahkan maudhu’. Ulama juga telah
melakukan usaha yang sangat besar untuk menjaga hadits Nabi dengan melakukan
pembukuan hadits,
masa sahabat, masa tabiin, dan masa setelahnya hingga mencapai masa
keemasan pembukuan hadis pada sekitar tahun 200-330 H. Pada masa keema-
san pembukuan hadis itulah banyak karya ulama dalam bidang tersebut mun-
cul dan menjadi rujukan pada masa berikutnya. Pada abad itu pula muncul para
ulama dan kritikus hadis terkemuka. Hal yang lebih penting adalah lahirnya
Kutub as-Sittah (kitab hadis yang enam) dan sejenisnya yang memuat hampir
Dalam makalah ini penulis akan mengulas tentang al-Kutub al-Sittah (kitab
Hadist yang enam), yaitu Sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu
B. Rumusan Masalah
C.Tujuan
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Kutub As-Sittah adalah enam kitab hadits pokok yang menjadi rujukan umat
Islam. Sudah dikenal luas di kalangan kaum muslimin bahwa ku-tub as-Sittah
merupakan kitab hadis yang paling terkenal dan mendapat perhatian Ulama
sepanjang zaman dan dari seluruh penjuru dunia. Hal tersebut terjadi karena
kitabnya yang berkualitas tinggi dan kepribadian penyusunnya yang baik. Bahkan
kitab itu menjadi pegangan utama bagi para ulama fikih, mujtahid, sastrawan,
psikolog, sosiolog, dan penulis bidang lainnya. Mereka mendapatkan apa yang
adalah Abu Abd Allah Muhammad ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah ibn
Bukhari. Beliau lahir pada hari Jumat, tepatnya pada tanggal 13 Shawwal 194 H
(21 Juli 810 M).1 Kakeknya bernama Bardizbah, turunan Persi yang masih
asuhan Al-Yaman al-Ja’fi. Sebenarnya masa kecil Imam Bukhari penuh dengan
1
Mustafa al-Siba’I, al-Sunnah wa Maknatuh fi TasyrI al-Islami (Kairo: Dar al-Salam,
1998), 399.
keprihatinan. Di samping menjadi anak yatim, juga tidak dapat melihat karena
Alhamdulillah, dengan izin dan karunia Allah, menjelang usia 10 tahun matanya
Perhatiannya kepada ilmu hadist yang sulit dan rumit itu sudah tumbuh
sejak usia 10 tahun, hingga dalam usia 16 tahun beliau sudah hafal dan
kepada Shekh Al-Dakhili, ulama ahli hadist yang masyhur di Bukhara. Pada usia
dimana di kedua kota suci itu beliau mengikuti kuliah para guru-guru besar ahli
hadist.3 Bersama gurunya Shekh Ishaq, beliau menghimpun hadist- hadist dalam
satu kitab, dimana dari satu juta Hadist yang diriwayatkan oleh 80.000 perawi
disaring lagi menjadi 7275 Hadist. Diantara guru-guru beliau dalam memperoleh
hadist dan ilmu hadist antara lain adalah ‘Ali ibn Al Madini, Ahmad ibn Hanbali,
Yahya ibn Ma'in, Muhammad ibn Yusuf Al Faryabi, Maki ibn Ibrahim Al-Bakhi,
Muhammad ibn Yusuf al-Baikandi dan Ibn Rahawih. Selain itu ada 289 ahli
adalah Shekh Abu Zahrah, Abu Hatim Al-Tirmizi , Muhammad Ibn Nasr dan
Imam Muslim ibn Al-Hajjaj (pengarang kitab Sahih Muslim). Suatu ketika
2
Ensklopedi Islam, vol. 1, 37.
3
Munzier Suparta, Ilmu Hadis (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), 237.
4
Abu Suhbah, al-Wasit fi ‘Ulum wa Mustalah al-Hadith (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi), 662.
memenuhi permohonan mereka. Ketika perjalanannya sampai di Khartand,
sebuah desa kecil terletak dua farsakh (sekitar 10 Km) sebelum Samarkand,
beliau jatuh sakit selama beberapa hari.Dan Akhirnya meninggal pada tanggal 31
Agustus 870 M (256 H) pada malam ‘Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13
hari. Beliau dimakamkan selepas Salat Zuhur pada Hari Raya ‘Idul Fitri.
lainnya antara lain adalah kitab Al-Jami' ash Sahih, Al-Adab al-Mufrad, Al-Tarikh
Kitab Al-Du'afa, Asma Al- Sahabah dan Al-Hibah. Diantara semua karyanya
tersebut, yang paling monumental adalah kitab Al-Jami' al-Sahih yang lebih
Imam Muslim dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H atau 820 M. Imam
Muslim bernama lengkap Imam Abul Husain Muslim ibn al-Hajjaj ibn Muslim
terhadap ilmu Hadist memang luar biasa. Sejak usia dini, beliau telah
Hadist, ketika usianya kurang dari lima belas tahun. Beruntung, beliau
5
Subhi Saleh, ‘ Ulum al-Hadith Wamust}alahuh (Beirut: Dar al-Malayin, 1977), 397
6
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Tahdhib al-Tahdhib,, vol.9 (Hyderabad: Majlis Da’irah al-Maarif al
Nizhamiyah, 1327 H), 47.
dianugerahi kelebihan berupa ketajaman berfikir dan ingatan hafalan. Ketika
berusia sepuluh tahun, Imam Muslim sering datang dan berguru pada seorang ahli
Hadist Nabi Muhammad SAW, dan mulai berani mengoreksi kesalahan dari
aktivitas rutin bagi dirinya untuk mencari silsilah dan urutan yang benar sebuah
h}adith. Beliau, misalnya pergi ke Hijaz, Irak, Syam, Mesir dan negara-negara
lainnya. Dalam lawatannya itu, Imam Muslim banyak bertemu dan mengunjungi
berguru kepada Yahya ibn Yahya dan Ishak ibn Rahawih;di Ray beliau berguru
kepada Muhammad ibn Mahran dan Abu 'Ansan. Di Irak beliau belajar Hadist
kepada Ahmad ibn Hanbal dan Abd Allah ibn Maslamah; di Hijaz beliau belajar
kepada Sa'id ibn Mansur dan Abu Mas 'Abuzar; di Mesir beliau berguru kepada
'Amr ibn Sawad dan Harmalah ibn Yahya, dan ulama ahli Hadist lainnya.
Imam Muslim yang dikenal sangat tawadhu' dan wara' dalam ilmu itu telah
meriwayatkan puluhan ribu Hadist. Jumlah Hadist yang beliau tulis dalam Sahih
Muslim itu diambil dan disaring dari sekitar 300.000 Hadist yang beliau ketahui.
tahun.
7
Suparta, Ilmu Hadis,240
8
Abu Suhbah,al-Wasit fi ‘Ulum wa Mustalah al-Hadith (Kairo: Dar al-Fikr al-‘Arabi), 663
a. Sahih Muslim yang judul aslinya, al-Musnad al-Sahih, al-Mukhtasar min al-
b. Al-Musnad al-Kabir.
c. Al-Jami’ al-Kabir.
e. Kitab Tamyiz
h. Kitab Muhadramin.
dan fikih. Nama lengkapnya Abu Dawud Sulaiman ibn‘Asy’as ibn Basyir
Sejak masa kecilnya, Abu Dawud sudah memiliki kecintaan kepada ilmu
pengetahuan. Sebelum mempelajari Hadist, ia mulai belajar bahasa Arab dan Al-
Qur’an dari guru- guru di daerahnya. Cara belajar seperti ini biasa dilakukan oleh
para ahli Hadist dan ahli lainnya pada masa itu. Kemudian ia mengintensifkan
Sham, Mesir, Khurasan, Basra, Rayy, Harat, Kufah, dan Tarsus. Dalam
9
Ibnu Khallikan, Wafayat al-A’yan wa Anba’ al-Zaman, vol.1 (Beirut: Dar al-Saqafah, 1968),
382
pengembaraan itu, ia bertemu dan belajar pada ahli-ahli hadist yang pernah
beberapa guru ahli Hadist tersebut, Imam Abu Dawud secara tekun dan
yang diterimanya.
Jumlah guru Imam Abu Dawud sangat banyak. Di antara gurunya yang paling
menonjol antara lain: Ahmad ibn Hanbal, al-Qan’abi, Abu Amar ad-Darir,
Muslim ibn Ibrahim, Abd Allahibn raja’, Abdul Walid al- Tayalisi dan lain—lain.
Selama perjalanan studinya, Imam Abu Dawud menghasilkan sebuah buku Hadist
yang diberi nama Sunan Abi Dawud. Kitab ini termasuk kitab Hadist baku di
Imam Abu Dawud mengumpulkan 4.800 Hadist dari 500.000 Hadist yang dicatat
dan dihafalnya. Kitab itu disusun menurut sistematika fikih, yang memuat Hadist
Hadist yang berkaitan dengan hukum. Setelah hidup penuh dengan kegiatan ilmu,
tempat tinggal atas permintaan Amir sebagaimana yang telah diceritakan. la wafat
a. Kitab al-Marasil
b. Kitab al-Qadr
c. Al-Nasikh wa al-Mansukh
d. Fada‟il al-A‟mal
e. Kitab Al-Zuhd
f. Dala„il al-Nubuwwah
g. Ibtida„ al-Wahy
h. Akhbar al-Khawarij.
dibangsakan dengan Bani Sulaim, dari kabilah Ailan. Sementara al-Bugi adalah
nama tempat di mana al-Al-Tirmizi wafat dan dimakamkan. Sedangkan kata al-
Al-Tirmizi sendiri dibangsakan kepada kota Tirmiz, sebuah kota di tepi sungai
Tokoh besar al-Al-Tirmizi lahir pada tahun 209 H dan wafat pada malam
Senin tanggal 13 Rajab tahun 279 H di desa Bug dekat kota Tirmiz dalam keadaan
buta. Itulah sebabnya Ahmad Muhammad Syakir menambah dengan sebutan al-
Darir, karena al-Al-Tirmizi mengalami kebutaan di masa tuanya 10. Sejak kecil,
Imam Al-Tirmizi gemar belajar ilmu dan mencari Hadist. Untuk keperluan inilah
ia mengembara ke berbagai negeri, antara lain Hijaz, Irak, Khurasan, dan lain-
lain. Dalam lawatannya itu, ia banyak mengunjungi ulama-ulama besar dan guru-
guru Hadist untuk mendengar Hadist dan kemudian dihafal dan dicatatnya dengan
baik. Di antara gurunya adalah; Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Abu
10
Suparta, Ilmu Hadis, 246.
Dawud. Selain itu, ia juga belajar pada Imam Ishak ibn Musa, Mahmud ibn
Gailan, Sa’id ibn Abdurrahman, Ali ibn Hajar, Ahmad ibn Muni', dan lainnya.
ulama Hadist yang sangat disegani kalangan ulama semasanya. Kendati demikian,
lamanya ia hidup sebagai tuna netra. Dalam kondisi seperti inilah, Imam
1. Kitab al-Jami’ al-Sahih, yang dikenal juga dengan al-Jami' al-Al-Tirmizi , atau
2. Kitab ‘Illal, kitab ini terdapat pada akhir kitab al-Jami’ al-Al-Tirmizi .
3. Kitab Tarikh.
5. Kitab al-Zuhud.
7. Kitabal-‘llal al-Kabir.
Imam al-Nasa’i nama lengkapnya adalah Ahmad ibn Shu’aib ibn Ali
Ibn Sinan ibn Bahr ibn Dinar, dan diberi gelar dengan Abu Abd al-Rahman 72
al-Nasa’i. Beliau dilahirkan pada tahun 215 H di kota Nasa’ yang masih termasuk
kota Nasa’ ini beliau tumbuh melalui masa kanak-kanaknya, dan di sini juga
daerah lainnya yang masih berada di Jazirah Arabia untuk mendengarkan dan
mempelajari Nabi dari ulama-ulama negeri yang beliau kunjungi. Setelah menjadi
ulama Hadist, beliau memilih negara Mesir sebagai tempat bermukim untuk
Mesir ini sampai setahun sebelum beliau wafat, karena setahun menjelang beliau
11
Masjfuk Zuhdi, Pengantar Ilmu H{adits (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1993), 153
Karya-karya Imam An-Nasai’
1. Al-Sunan al-Kubra.
3. Musnad Malik.
4. Manasik al-Hajj.
5. Kitab al-Jum’ah.
Nama lengkap beliau Abu Abd Allah Muhammad ibn Majah 29 al-
Rabi’i al-Qazwini dengan nama kunniyah Abu Abd Allah dan nama asli
pengarang Sunan Ibn Majah adalah Muhammad ibn Yazid, sementara al-
Qazwini juga dianggap sebagai nama lain yang dinisbatkan kepada Ibn Majah
beliau juga dinisbatkan juga kepada golongan Rabi’ah dan Majah adalah gelar
Yazid ayahnya yang disebut nama Persia,31 sedangkan tempat kelahiran Ibn
Majah tidak ada sumber yang tegas yang menjelaskannya, lahir pada tahun 209
H/ 824 M dan wafat pada hari selasa tanggal 22 Ramadhan 273 H dalam usia 74
12
Suhbah, al-Wasit, 664.
tahun, 32 nama Ibn Majah cukup populer di kalangan umat Islam setidaknya
setelah beliau menulis hadist dalam kitab sunannya, tafsir dan tarikh.
Ibn Majah hidup pada masa pemerintah Dinasti Abbasiyah, yakni pada
berkembang dan meningkat dewasa sebagai orang yang cinta mempelajari ilmu
dan ilmu pengetahuan yang teristimewa mengenai hadith dan periwayatnya yang
mana pada masa Ibn Majah ditandai maraknya adanya hadist palsu yang
dikeluarkan oleh kaum Zindiq.13 Untuk mencapai usahanya dalam mencari dan
beberapa negeri untuk mengumpulkan hadith seperti al-Ray, Irak, Hijaz, Syam,
Mesir, Kufah, Basrah, Wasit, Makkah, Madinah, Damaskus, Hims, Mesir 36 dan
Negara- negara serta kota-kota yang lain untuk menemui dan berguru hadith pada
ulama’ sezamannya.
1. Misbah al-Zujajah ‘Ala Sunan Ibn Majah karya Imam Jalal al-Din al-
2. Kitab syarah karya Shaikh al-Sindi al-Madani dalam kitabnya Sharh Sunan
Ibn Majah yang secara ringkas dan terbatas, dicetak dibagian pinggir (hamisy)
matan al-Sunan.
13
M. Syuhudi Ismail, Pengantar Ilmu Hadith, cet.II ( Bandung : Angkasa, 1994), 114
14
Abu al-Tayyib al-Sayyid Sidiq, Hasan al-Qanwahi, Al-Hittah fi Dzikri al-Sihah al-Sittah
(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Alam iyah, 1986), 221-222.
4. Burhan al-Din Ibrahim ibn Muhammad al-Halabi dalam kitabnya yarh Sunan
Ibn Majah.
5. Kamal al-Din ibn Musa al-Damiri dalam kitabnya al-Dibajah dalam 5 jilid dan
6. Siraj al-Din Umar ibn ‘Ali ibn al-Malqan dalam kitabnya Zawaidnya dalam 8
jilid yang bernama Ma Tamassu ilaih al-Hajah ‘Ala Sunan Ibn Majah.
7. Abu Hasan ibn Abd. Al-Hadi al-Sanadi dalam kitab Sharah ibn Majah.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
membuka peluang berbaurnya hadist shahiah dengan hadist maudhu dan daif.
Pembukuan ini merupakan salah satu usaha agar Hadist Nabi Muhammad
menghimpun hadith-hadith sahih seperti kitab kitab yang tergolong kutubus sittah
yang terdiri dari sahih al-Bukhari, Sahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Sunan al-
Dengan ada nya kitab ini umat Islam sangat terbantu dalam mencari hadist
Nabi yang Shahiah dalam mencari dalil dalil dalam perkara apapun. .
DAFTAR PUSKATA
Yogyakarta.
Ichwan , Mohammad Nor; 2007; Study Ilmu Hadits; Rasail Media Group;
Semarang
Al Salam
al-‘Arabi
Khallikan, Ibnu. 1968. ”Wafayat al-A’yan wa Anba’ al-Zaman” dalam Beirut: Dar
al-Saqafah. vol.1
Zuhdi ,Masjfuk. 1993. Pengantar Ilmu Hadits .Surabaya: PT. Bina Ilmu