Anda di halaman 1dari 17

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU HADIS

Makalah

Dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul Hadis

Dosen Pengampu: M. Nasrullah, MSI

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Irma Yuni Wulandari (2617055)


2. Luluk Khofifah (2617057)
3. Nur Alivia Vista (2618128)

KELAS C

JURUSAN TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
hidayah-Nya sehingga kita dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul
“Sejarah Perkembangan Ilmu Hadis” Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada
Bapak dosen pengampu mata kuliah Ulumul Hadis.

Kami selaku penulis berharap makalah ini dapat berguna bagi pembaca
untuk menambah wawasan tentang sejarah perkembangan ilmu hadis. Dalam
pembuatan makalah ini kami menyadari atas kekurangan dan kesalahannya. Oleh
karena itu, kami sangat berterima kasih jika ada yang berkenan memberi saran dan
kritiknya demi perbaikan makalah ini.

Pekalongan, 16 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 1

C. Tujuan .......................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2

A. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadis .............................................................. 2

B. Kitab-Kitab yang membahas Ilmu Hadis ..................................................... 5

C. Tokoh-Tokoh yang fokus terhadap Ilmu Hadis ........................................... 8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 13

A. Simpulan .................................................................................................... 13

B. Saran ........................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebelum kita mempelajari hadis, terlebih dahulu kita mempelajari
“pengantar”-nya yang meliputi sejarah pertumbuhan dan
perkembangannya, sejarah ilmu-ilmunya dan pokok-pokok dasar yang
menjadi pedoman dalam menghadapinya.
Dengan mempelajari periode-periode yang telah dilalui oleh ilmu
itu (sejarah perkekembangannya), dapatlah kita mengetahui proses
pertumbuhan dan perkembangannya dari masa ke masa. Terutama,
menggambarkan kepada kita kesungguhan yang telah diberikan oleh para
ahli untuk pertumbuhannya dan perkembangannya dan merentangkan
jalan-jalan untuk sampai kepada tujuan yang terakhir dari suatu ilmu itu.
Mempelajari sejarah perkembangan hadis, baik perkembangan
riwayat-riwayatnya maupun pembukuannya amat diperlukan, karena
dipandang satu bagian dari pelajaran hadis yang tidak boleh dipisahkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah perkembangan ilmu hadis?
2. Apa saja kitab-kitab yang membahasnya?
3. Siapa tokoh-tokoh yang fokus terhadap ilmu hadis?

C. Tujuan
1. Mengetahui tentang sejarah perkembangan ilmu hadis.
2. Mengetahui kitab-kitab yang membahas ilmu hadis.
3. Mengetahui tokoh-tokoh yang fokus terhadap ilmu hadis.

1
BAB II

PEMBAHASAN
A. Sejarah Perkembangan Ilmu Hadis
Pada masa Nabi masih hidup di tengah – tengah sahabat, hadis
tidak ada persoalan karena jika menghadapi suatu masalah atau skeptis
dalam suatu masalah mereka langsung bertemu dengan beliau untuk
mengecek kebenarannya. Pemalsuan hadis pun tidak pernah terjadi
menurut pendapat ulama ahli hadis. Adapun pernyataan Ahmad Amin
dalam FajrAl-Islam bahwa dimungkinkan terjadi adanya pemalsuan hadis
pada masa Nabi masih hidup hanya dugaan belaka tidak disertai bukti dan
memang tidak ada bukti yang mendukungnya.
Sekalipun pada masa Nabi tidak dinyatakan adanya ilmu hadis, tetapi para
peneliti hadis memperhatikan adanya dasar – dasar dalam Alquran dan
hadis Rasulullah. Misalnya anjuran pemeriksaan berita yang datang dan
perlunya persaksian yang adil. Firman Allah dalam Alquran surah Al-
Hujarat (49): 6:

‫يايها الذين ءامنواإن جاءكم فاسق بنبافتبينوا أن تصيبواقوما بجهلة‬


‫فتصبحوا عل ما فعلتم ندمبن‬
“ Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik
membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaan
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Demikian juga dalam Al-Baqarah (2) : 282 :

‫واستشهدوا شهيدين من رجالكم فإن لم يكونا رجلين فر جل وامراتان‬


‫ممن ترضون من الشهداء أن تضل إحد هما‬
“ Dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang – orang
lelaki di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seoang
lelaki dan dua orang perempuan saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika
seorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya”.

2
Setelah Rasulullah meninggal, kondisi sahabat sangat berhati-hati
dalam meriwayatkan hadis karena konsentrasi mereka kepada Alquran
yang baru dikodifikasikan pada masa Abu Bakar tahap awal dan masa
Utsman tahap kedua. Masa ini terkenal dengan masa taqlil ar-riwayah (
perbatasan periwayat), para sahabat tidak meriwayatkan hadis kecuali
disertai dengan saksi dan bersumpah bahwa hadis yang ia riwayatkan
benar-benar dari Rasulullah.
Perkembangan ilmu hadis mencapai puncak kematangan dan
berdiri sendiri pada abad ke-4 H yang merupakan penggabungan dan
menyempurnaan berbagi ilmu yang berkembang pada abad-abad
sebelumnya secara terpisah dan berserakan. Al-Qadhi Abu Muhammad
Al-Hasan bin Abdurrahman bin Khalad Ar-Ramahurmuzi (w. 360 H )
orang pertama kali memunculkan ilmu hadis yang paripurna dan berdiri
sendiri dalam karyanya Al-Muhaddist Al-Fashil bain Ar-Rawi wa Al-Wa’i.
tetapi tentunya tidak mencakup keseluruhan permasalahan ilmu kemudian
diikuti oleh Al-Hakim Abu Abdullah An- Naisaburi ( w.405 H) yang
menulis ma’rifah ‘Ulum Al-Hadits tetapi kurang sistematik, Al-Khathib
Abu Bakar Al-Baghdadi (w. 364 H) yang menulis Al-Jami li Adab Asy-
Syaikh wa As-Sami’ dan kemudian diikuti oleh penulis-penulis lain
sebagaimana berikut ini :
1. Al-Kifayah fi ‘ilmi Ar-Riwayah dan Al-Jami’ li Akhlaq Ar-Rawi wa
Adab As-Sami’, oleh Al-Khathib Al-Baghdadi (w.264 H)
2. Al-Mustakhraj ‘ala Ma’rifah Ulum Al-Hadits, ditulis oleh Ashbahani
(w.430 H), pelengkap kitab Al-Hakim,
3. Al-Ilma’ Ila Ma’rifah Ushul Ar-Riwayah wa Taqyid As-Sama’, oleh
Al-Qadhi ‘Iyadh bin Musa Al-Yahshubi (w.544 H),
4. ‘Ulum Al-Hadits oleh Abu Amr Utsman bin Abdurahman Asy-
Syahrazuri yang dikenal Ibnu Ash-Shalah (w. 643 H),
5. Nazhm Ad-Durar fi ‘Ilmi Al-Atsar, oleh Zainuddin Abdurrahim bin
Al-Husain Al-Iraqi (w. 806 H),

3
6. Nukhbat Al-Fikar fi Mushthalah Ahl Al-Atsar, oleh Ibnu Hajar Al-
Asqalani (w. 852 H),
7. Fath Al-Mughits fi Syarh Alfiyah Al-Hadits, oleh As-Sakhawi (w. 902
H),
8. Al-Manzhumah Al-Baiquniyyah, oleh Umar bin Muhammad Al-
Baiquni (w. 1080 H),
9. Qawa,id At-Tahdits, oleh Muhammaad Jamaludin Al-Qasimi (w. 1332
H)
10. Dan Lain-lain.1

Periode – periode Perkembangan Hadits


Hadits Rasul saw. telah melalui enam periode dan sekarang sedang
menempuh periode ketujuh.
Masa pertama : masa wahyu dan pembentukan hokum serta dasar
– dasarnya dari permulaan Nabi bangkit (ba’ats, diangkat sebagai Rasul)
hingga beliau wafat pada tahun 11 H. (dari 13 SH.-11 H.).
Masa kedua : masa membatasi riwayat, masa Khulafa’ Rasyidin (12
H.- 40 H).
Masa ketiga: masa berkembang riwayat dan perlawatan dari kota ke
kota untuk mencari hadits, yaitu masa sabahab kecil dan tabi’in besar (41
H. – akhir abad pertama H.).
Masa keempat : masa pembukaan hadits (dari permulaan abad ke-2H.
hingga akhirnya)
Masa kelima : masa mentashhihkan hadits dan menyaringnya (awal
abad ke-3 H. hingga akhir)
Masa keenam : masa menapis kitab – kitab hadits dan menyusun kitab
– kitab jami’ yang khusus (dari awal abad ke – 4 H. hingga jatuhnya
Baghdad tahun 656 H.)
Masa ketujuh : masa membuat syarah, membuat kitab – kitab takhrij,
mengumpulkan hadits – hadits hokum membuat kitab – kitab jami’ yang

1
Abdul Majid Khon, Ulumul Hadis, (Jakarta: Amzah, 2009), hlm. 78-83.

4
umum serta membahas hadist – hadits zawa’id (656 H. hingga dewasa
ini).2

B. Kitab-Kitab yang membahas Ilmu Hadis


Beberapa macam kitab hadis
1. Kitab-kitab yang mengumpulkan Shahih al-Bukhary dan muslim
a. Al-Jami’ baina ash-Shahaini, susunan Muhammad ibn Abdillah
al-Jauzaqy.
b. Al-Jami’ baina ash-Shahaini, susunan Ismail ibn Ahmad yang
terkenal dengan nama Ibnu al-Furrat.
c. Al-Jami’ baina ash-Shahaini, susunan Husain ibn Mas’ud al-
Baghawy.
d. Al-Jami’ baina ash-Shahaini, susunan Muhammad ibn Abi Nashr
al-Humaidy al-Andalusy.
e. Al-Jami’ baina ash-Shahaini, susunan Muhammad ibn Abd al-
Haqq al-Asybily.
f. Al-Jami’ baina ash-Shahaini, susunan Ahmad ibn Muhammad al-
Qurthuby yang terkenal dengan nama Ibnu Hujjah.
2. Kitab-kitab yang mengumpulkan isi Kitab Enam
a. Tajrid ash-Shihah, susunan Ahmad ibn Razin as-Sarqasthy.
b. Jami’ al-Ushul, susunan Imam Al-Atsir al-Jazary (606 H.).
c. Tashhil al-Wushul ila Ahaditsi az-Zaidah ‘ala Jami’il Ushul,
susunan Al-Fairuz Zabady.
3. Kitab-kitab Jami’ yang lengkap
a. Mashabih as-Sunnah, susunan Al-Baghawy
b. Jami’ al-Masanid wa al-Alqab, susunan Ibnu al-Jauzy. Kitab ini
mengumpulkan hadis-hadis Shahihain, Musnad Ahmad dan Jami’
at-Tirmidzy.

2
Teungku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits,
(Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2009), hlm. 24-25.

5
c. Bahr al-Asanid, susunan Al-Hafizh Al-Hasan ibn Ahmad as-
Samarqandy (491 H.)
d. Jami’ al-Masanid wa as-Sunan, susunan Ibnu Katsir (774 H.)
e. Majmu’ az-Zawa’id wa Mamba’ al-Fawa’id, susunan Al-
Haitamy.
f. It-haf al-Maharah bi Zawa’id al-Masaid al-‘Asyrah, susunan Ibnu
Hajar
g. Jami’ al-Jawami’ dan Al-Jami’ ash-Shaghir, susunan As-Sayuthy.
4. Kitab-kitab Hadis Hukum
Banyak kitab-kitab hadis yang mengandung hadis-hadis hukum
saja, diantaranya:
a. As-Sunan, susunan Ad-Daruquthny.
b. As-Sunan al-Kubra, susunan Al-Baihaqy.
c. Al-Imam, karya Ibnu Daqiq al-Ied.
d. Muntaqa al-Akhbar, karya Majduddin al-Harrany.
e. Bulgh al-Akhbar, karya Abd al-Ghany al-Maqdisy. Dalam kitab
ini dibukukan hadis-hadis hukum yang disepakati oleh Al-
Bukhary Muslim yang terdiri dari 500 buah hadis.
f. Al-Muharrar, susunan Ibnu Qudamah al-Maqdisy.
5. Kitab-kitab Hadis Targhib dan Tarhib
Kitab-kitab yang mengumpulkan hadis targhib (hadis yang
menerangkankeutamaan amal, menggemarkan kita untuk beramal)
dan tarhib (hadis yang menerangkan agar kita menjauhkan diri dari
perbuatan-perbuatan yang terlarang) jumlahnya banyak pula. namun
yang paling baik ialah At-Targhib wa at-Tarhib, susunan Imam Al-
Mundiry dan Riyadh ash-Shalihin, susunan Imam AN-Nawawy.
6. Kitab-kitab yang menerangkan derajat-derajat hadis yang terdapat
dalam berbagai tafsir, fiqh, yang dinamai Takhrij
Di antara kitab takhrij itu ialah :
a. Tahrij Ahadits al-Kasysyaf menerangkan derajat hadits – hadits
yang terdapat dalam kitab tafsir Al-Kasysyaf.

6
b. Kitab Takhrij yang disusun oleh Abd Ar-Rahman al-Manawy
yang menerangkan derajat hadits – hadits yang terdapat dalam
tafsir al-Baidhawy.
c. Ath-Thuruq wa al-Wasa’il menerangkan keadaan hadits-hadits
yang terdapat dalam kitab Khulashah ad-Dala’il.
d. Kitab Tahrij yang disusun oleh Az-Zaila’y yang menerangkan
derajat – derajat haidts yang terdapat dalam kitab al-Hidayah.
e. Kitab yang menerangkan derajat – derajat hadits yang terdapat
dalam syarah al-Wajiz dengan nama Talkhish al-Khabir.
f. Takhrij al-Hadits al-Minhaj menerangkan derajat-derajat hadits
yang terdapat dalam kitab Minhaj ath-Talibin.
g. Idrag al-Haqiqah menerangkan derajat – derajat hadits yang
terdapat dalam kitab ath-Thariqoh.
h. Al-Mughni ‘an Haml al-Asfar menerangkan derajat hadits yang
terdapat dalam al-Ihya’.
7. Kitab Mustadrak
Kitab Mustadrak ialah kitab yang membukukan hadis shahih
yang tidak dibukukan oleh Al-Bukhary dan Muslim dalam kitab
shahihnya. Kitab Mustadrak yang terkenal sekali dalam kalangan
umat islam ialah al-Mustadrak, susunan ibnu Bayyi’ atau al-hakim
Al-Mustadrak ini telah diringkas (dibersihkan) oelh Az-Zahaby
(749 H) dengan menerangkan hadis-hadis yang sebenarnya dha’if atau
munkar. Dalam al-Mustadrak ini terdapat sejumlah 100 hadis
maudhu’.
8. Kitab – kitab Mustahraj
Kitab – kitab Mustahraj ialah kitab – kitab yang mengambil
hadis dari sebuah kitab ulama hadis lalu menyebut satu persatunya
dengan sanadnya sendiri. Kitab yang paling banyak dibuat kitab
Mustahrajnya ialah Shahih al-Bukhary dan Shahih Muslim.
9. Kitab – Kitab hadis Adzkar

7
Banyak pula kitab yang menerangkan hadis – hadis adzkar
(dzikir) saja. Di antaranya, kitab Amal Al-yaumi wal-Lailati susunan
An-Nasa’y, Al-Adzkar susunan An-Nawawy, Al-Kalim ath-thayib
susunan Ibnu Taimiyah dan Al-Hishn al-Hashin susunan AL-Jazary.
10. Kitab – kitab penunjuk hadis
Di antara kitab yang sangat baik untuk keperluan ini ialah
Miftah-khunuz As-Sunnah, yang disusun oleh Prof.A.J.Winsink, yang
sudah disalin ke dalam bahasa arab. Kitab ini berisi penunjukan
(isyarat) kepada hadis-hadis yang terdapat dalam 14 buah kitab, yaitu
Shahih al-Bukhary, Shahih Muslim, Sunan Abu Dawud, Jami’ ath-
Tirmizy, Sunan an-Nasa’y, Sunan Ibni Majah, Sunan ad-Darimy,
Muwaththa’ Malik, Musnad Zaid ibn Ali, Musnan Ibnu Dawud ath-
Thayalisy, Musnad Ahamad, Thabaqat ibn Sa’ad, Sirah ibnHisyam
dan Maghazy al-Waqidy.
11. Kitab Athraf
Di antara kitab – kitab Athraf yang terbaru ialah Dzakhair al-
Mawaris fi ath-Dalalati ‘ala Mawadhi’ al-Ahadits, karya Al-Allamah
As-Saib Abd al-Ghany al-Maqdisy (1143 H.). kitab ini nama-nama
para sahabat disusun menurut abjad.3

C. Tokoh-Tokoh yang fokus terhadap Ilmu Hadis


1. Imam Malik bin Anas
Malik bin Anas adalah ulama ahli hadis yang juga terkenal
sebagai tokoh fuqaha pembangun mazhab Maliki. Kitab yang
ditulisnya, seperti Al-Muwatta’ dinilai banyak ahli bukan sebagai
kitab hadis, melainkan sebagai kitab fiqih. Sekalipun demikian Al-
Muwatta’ sesungguhnya sebagai kitab hadis, dan bahkan sebagai
kitab hadis yang paling tua disbanding kitab hadis lainnya.
Imam Malik dilahirkan di kota Madinah, dari sepasang suami
istri Anas bin Malik dan Aliyah binti Suraik, bangsa Arab Yaman.

3
Ibid., hlm. 95-100.

8
Imam Malik menikah dengan seorang hamba yang melahirkan 3 anak
laki-laki (Muhammad, Hammad, dan Yahya)dan seorang anak
perempuan (Fatimah yang mendapat julukan Umum Al-Mu’minin).
Menurut Abu Umar, Fatimah termasuk diantara anak-anaknya yang
tekun mempelajari dan hafal dengan baik kitab Al-Muwatta’.
Imam Malik memiliki budi pekerti yang luhur, sopan, lemah
lembut, suka menolong orang yang kesusahan, dan suka berderma
kepada fakir miskin. Ia juga termasuk orang yang pendiam, tidak suka
membual dan berbicara seperlunya, sehingga dihormati oleh banyak
orang.4
2. Ahmad ibn Hanbal
Ia dikenal sebagai ulama besar pada zamannya, bukan saja
sebagai ahli hadis, melainkan juga sebagai fuqaha mujtahid, yang
pikiran dan pandangannya dilestarikan oleh para pengikutnya dalam
aliran fiqhndan kemudian hasil dikenal sebagai mazhab Hanabilah.
Nama lengkapnya ialah Abu Abdullah Ahmad ibn Muhammad ibn
Hanbal ibn Hilal Asy-Syaibani Al-Marwazi Al-Baghdadi. Ketika ia
masih dalam kandungan, ibunya berada di Marwah kemudian
berpindah ke Baghdad. Dikota inilah ia dilahirkan, yaitu pada tahun
164 H. di kota Baghdad pula, ia dibesarkan dan sebagian besar
pengembangan karir keilmuannya dilakukan di kota ini.
Ia mempunyai banyak karangan, diantaranya Kitab Al-Ilal,
Kitab Al-Zuhud, Tafsir An-Nasikh wa Al-Mansukh, Kitab Fadhaill
Ash-Shahabat, dan Kitab Al-Asyribah. Kitab yang paling mansyur
adalah Kitab Al-Musnad. Di dalamnya terdapat 18 musnad, yang
diawali dengan Musnad Al-Asyrah (sepuluh sahabt yang dijamin
masuk surga)5
3. Al-Bukhari

4
Badri Khaeruman, Ulum Al-Hadis, (Bandung: CV Pustaka Setia,2010), hlm. 244-246.
5
Ibid., hlm. 248-249.

9
Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Muhammad ibn Ismail
ibn Ibrahim ibn Al-Mughirah ibn Bardizbah Al-Ja’fi Al-Bukhari.
Dilahirkan hari Jumat 13 syawal 194 H di kota Bukhara. Al-Bukhari
tergolong orang yang memiliki sifat penyabar dan memiliki
kecerdasan yang jarang dimiliki oleh orang lain. Karena kecerdasan
dan ketekunan dalam mempelajari hadis-hadis itulah, ia diberi gelar
Amir Al-Mu’minin fi Al-Hadits, suatu gelar kehormatan yang
diberikan kepadanya dari ulama-ulama haids pada zamannya.
Disamping sifat penyabar dan kecerdasan itu, ia juga terkenal
mempunyai sifat wara’ dalam menghadapi kehidupan, dan ahli
ibadah.6
Salah satu karya besar yang monumental dalam kitab hadis yang
ditulis oleh Bukhari dalam kitab Jami’ Ash-Shahih yang kelengkapan
nama kitab ini telah dikemukakan pada awal tulisan ini. Kitab Jami’
Ash-Shahih ini dipersiapkan selama 16 tahun. Ketika hendak
memasukkan hadis ke dalam kitab ini, ia sangat berhati-hati.7
4. Muslim
Nama lengkap Muslim ialah Muslim ibn Al-Hajjaj Al-Qusyairi
An-Naisaburi. Ia termasuk slah seorang dari ulama hadis yang
terkenal. Dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H. sejak kecil, ia
sudah tertarik untuk menuntut ilmu. Berbagai tempat telah
dikunjungunya untuk memenuhi kegemarannya tersebut.
Salah satu kitab hadis karya Imam Muslim adalah Al-Jami’
Ash-Sahih atau dikenal dengan sebutan Shahih Muslim saja. Yang ia
tulis selama 12 tahun. Jumlah hadis yang terdapat dalam kitab ini,
tanpa diulang-ulang, sebanyak 3.030 buah, dan jumlah
keseluruhannya adalah sekitar 10.000 buah hadis. Imam Muslim
menyatakan tentang kitab Sahih-nya ini : “Aku tidak meletakkan suatu
(riwayat) dalam kitabku ini, kecuali yang dapat dijadikan hujjah, dan

6
Ibid., hlm. 252-253.
7
Ibid., hlm. 255.

10
aku tidak menggugurkan suatu (riwayat) yang ada didalam kitabku ini,
kecuali berdasarkan hujjah.”8
5. Abu Dawud
Imam Abu Dawud adalah salah seorang imam ahli hadis yang
terkenal. Kemampuannya menguasai keilmuan hadis dan fiqh, serta
dikenal sebagai seorang hafizh yang sempurna atas teks-teks hadis,
menempatkannya sebagai ulama ahli hadis yang mempunyai
kemampuan yang tinggi.
Diantara karyanya yang terbesar dan monumental adalah kitab
Sunan-nya, yang kemudian dikenal dengan nama Sunan Abu Dawud.
Kitab ini merupakan salah satu kitab hadis yang ditulis pada abad
ketiga Hijriah, dan kitab ini menduduki peringkat ketiga di antara
kitab-kitab yang enam (kutub as-sittah), dan merupakan karya ilmiah
yang tak ternilai harganya.9
6. At-Tirmidzi
Ia adalah seorang imam, hafizh, dan kritikus hadis. Nama
lengkapnya adalah Abu Isa Muhammad ibn Isa Saurah At-Tirmidzi. Ia
lahir di desa Bujdari, daerah Tirmidz yang dekat sungai Jaihan, pada
tahun 209 H. sejak kecil, At-Tirmidzi sudah mempelajari berbagai
ilmu. Ia banyak mengunjungi daerah pusat-pusat ilmu dan mendengar
hadis dari berbagai tokoh di daerah yang dikunjunginya.
At-Tirmidzi menulis banyak kitab, antara lain: kitab Al-Ilal,
kitab Ash-Syama’il, kitab Asma Ash-Shahabat, kitab Al-Asma Al-
Kuna. Dari sekian banyak kitab yang telah ditulisnya, yang paling
terkenal tentu saja kitab As-Sunan-nya. Kitab ini ada yang
menyebutnya Jami’ At-Tirmidzi.10
7. An-Nasa’i
Ia adalah Syaikh Al-Islam Abu Abd Ar-Rahman Ahmad ibn
Syuaib ibn Ali Al-Khurasani An-Nasa’i. Dilahirkan pada tahun 251 H.

8
Ibid., hlm. 257-258.
9
Ibid., hlm. 259-260.
10
Ibid., hlm. 265-266.

11
Beliau telah menulis 15 buah kitab yang membahas hadis dan Ulum
Al-Hadis. Dari sekian banyak kitabnya, salah satuny ayang cukup
terkenal adalah kitab As-Sunan-nya. Dalam kitab ini, ia tidak
meriwayatkan diri rawi yang disepakati oleh para pengeritik untuk
meninggalkannya. Karena itu, ia mengumpulkan yang sahih, hasan,
dan dha’if. An-Nasa’i memberi nama kitabnya ini dengan nama As-
Sunan Al-Kubra.11
8. Ibn Majah
Nama lengkap Ibn Majah adalah Abu Abdillah Muhammad ibn
Yazid Al-Qazwini. Ayahnya dipanggil Majah maka disebutlah ia
dengan sebutan Ibn Majah. Ia dilahirkan pada tahun 209 H. Di
Qazwin.
Ibn Majah ialah seorang tokoh yang sudah banyak menulis kitab
yang mempunyai kedudukan tertentu dalam studi islam, disekitar
tafsir, hadis, dan tarikh. Kitab yang paling terkenal tentu saja kitab As-
Sunannya. Ia wafat pada tanggal 22 Ramadhan tahun 273 H.12
9. Imam ad-Darimi
Nama lengkap penyusun kitab Sunnan Ad-Darimi adalah
‘Abdirahman ibn al-Fadhl ibn Bhram ibn ‘Abdis shamad. Karya Ad-
Darimi yang paling populer adalah kitab hadis yang diberi judul al-
Hadis Al-Musnad Al-Marfu wa Al-Mauquf wa Al-Ma’thu. akan tetapi
dalam penerbitannya, judul kitab tersebut diubah menjadi Sunan Ad-
Darimi. Perubahan judul tersebut dilakukan untuk menyesuaikan
sistematika penyusunan kitab. Ad-Darimi menyusun kitab
berdasarkan tata urutan dan sistematika kitab fiqh. Oleh karena itu,
lebih tepat diberi judul dengan Sunan daripada Musnad.13

11
Ibid., hlm. 267.
12
Ibid., hlm. 268-269.
13
Ibid., hlm. 272.

12
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
Ilmu Hadis adalah ilmu yang membahas kaidah-kaidah untuk
mengetahui kedudukan sanad dan matan, apakah diterima atau ditolak.
Menurut Teuku Muhammad Hasbi Ash-Shiddieqy, ilmu hadis yakni ilmu
yang berpautan dengan hadis, banyak ragam macamnya.
Ada hadi shahih, hadis hasa,. Dan hadis dhoif. Masing-masing
memiliki persyaratannya sendiri-sendiri. Persyaratan itu ada yang
berkaitan dengan persambungan sanad, kualitas para periwayat yang
dilalui hadis, adapula yang berkaitan dengan kandungan hadis itu sendiri.
Adapun tokoh-tokoh pengembangan ilmu hadis yaitu: Imam
Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Dawud, Imam Tirmidzi, Imam Nasa’i,
Imam ibn Majah.

B. Saran
Semoga sebagai muslim kita dapat terus mengamalkan Al-Qur’an
dan Hadis. Sehingga rahmat Allah selalu menyertai kita semua. Setelah
kita mempelajari tentang sejarah perkembangan ilmu hadis semoga dapat
menambah wawasan dalam ilmu keagamaan, khususnya ilmu hadis.
Mohon maaf atas segala kekurangan dalam pembuatan makalah ini, kritik
dan saran sangat dibutuhkan dalam pembuatan makalah selanjutnya agar
lebih baik dan benar.

13
DAFTAR PUSTAKA

Ash-Shiddieqy, Teungku Muhammad Hasbi. 2009. Sejarah dan Pengantar Ilmu


Hadits. Semarang. PT Pustaka Rizki Putra.
Khaeruman, Badri. 2010. Ulum Al-Hadis. Bandung. CV Pustaka Setia.
Khon, Abdul Majid. 2009. Ulumul Hadis. Jakarta. Amzah.

14

Anda mungkin juga menyukai