Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

SEJARAH HADITS

Dosen Pengampu : Andi Yuli Rahman, M. Pd

Disusun oleh kelompok VII

Lalu kKinayung Purbajati : 220104071


Elsa Putriani : 220104072
Abdul Anas : 220104070

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan atas limpahan rahmat dan karunia dari Allah SWT karena
berkat Allah-lah kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam juga selalu
tercurahkan kepada junjungan alam nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari
alam jahiliyah menuju alam yang terang benderang yakni ad-dinul islam.

Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sejarah Hadits. Kami sadar
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih sangat banyak kekurangan baik dalam hal materi
maupun tata bahasa akademik yang kami gunakan. Kami tim penulis mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca agar dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.

Tak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada bapak Andi Yuli Rahman, M. Pd
selaku dosen pengampu mata kuliah HADITS. Ucapan terimakasih pula kepada semua pihak
yang telah membantu proses penyusunan makalah ini baik itu dari informasi, materi, pengarahan
serta bantuan lainnya sehingga makalah ini dapat selsai dengan tepat waktu.

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Mataram, 15 Agustus 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................
DAFTAR ISI.........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................
1. Latar Belakang ..........................................................................................................
2. Rumusan Masalah .....................................................................................................
3. Tujuan........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .....................................................................................................


1. Sejarah hadits pada masa abad II, III, IV, dan V hijriah sampe sekarang.................

PENUTUP ............................................................................................................................
A. KESIMPULAN..........................................................................................................
B. SARAN......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hampir semua orang Islam sepakat akan pentingnya peranan hadis dalam berbagai
disiplin keilmuan Islam seperti tafsir, fiqh, teologi,  akhlaq dan lain sebagainya. Sebab secara
struktural hadis merupakan sumber ajaran Islam yang kedua setelah al-Qur’an, dan secara
fungsional hadis dapat berfungsi sebagai penjelas (bayan) terhadap ayat-ayat yang mujmal atau
global.   Hal itu dikuatkan dengan berbagai pernyataan yang gamblang dalam al-Qur’an itu
sendiri yang menunjukkan pentingnya merujuk kepada hadis Nabi, misalnya Q.Ss al-Ahzab 
[33]: 21,  36, al-Hasyr [59]:  7.
Akan tetapi ternyata secara historis,  perjalanan hadis tidak sama dengan perjalanan al-
Qur’an. Jika al-Qur’an sejak awalnya sudah diadakan pencatatan secara resmi oleh para pencatat
wahyu atas petunjuk dari Nabi, dan tidak ada tenggang waktu antara turunnya wahyu dengan
penulisannya, maka tidak demikian halnya dengan hadis Nabi. Jika, al-Qur’an secara normatif
telah ada garansi dari Allah, dan tidak ada keraguan akan otentisitasnya, maka  tidak demikian
halnya dengan Hadis Nabi, yang mendapatkan perlakuan berbeda dari al-Qur’an. Bahkan dalam
kitab kitab hadis, terdapat adanya pelarangan penulisan hadis. Hal itu tentunya mempunyai
impliksi-implikasi tersendiri bagi transformasi hadis, terutam pada zaman Nabi.

B. RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan maslah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana sejarah hadits pada abad II, III, IV, Dan V Hijriah sampai sekarang?
2. Bagaimana Hadits tentang Pendidikan anak (kurikulum), hadits tentang metode Pendidikan
anak,dan hadits tentang perkembangan anak?

C. TUJUAN MAKALAH
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dirumuskan oleh kelompok 7, maka tujuan
dari makalah ini terdiri dari tujuan umum dan khusus. Adapun, tujuan umum makalah ini adalah
untuk mengetahui sejarah tentang hadits. Sedangkan, tujuan khusus nya antara lain:
1. Untuk menjelaskan Sejarah hadits pada masa abad II, III, IV, dan V hijriah sampai sekarang
2. Untuk menjelaskan Hadits tentang Pendidikan anak (kurikulum), hadits tentang metode
pendidikan anak,dan hadits tentang perkembangan anak.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah hadits pada abad II, III, IV, Dan V Hijriah sampai sekarang
1.Sejarah hadits pada abad II
Pada periode ini hadis-hadis Nabi SAW mulai ditulis dan dikumpulkan secara resmi.
‘Umar ibn ‘Abd al-Aziz, salah seorang khalifah dari dinasti Umayah yang mulai memerintah
dipenghujung abad pertama Hijriyah, merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah bagi
penghimpunan dan penulisan hadis Nabi peperangan secara resmi, yang selama ini berserakan
didalam catatan dan hafalan para sahabat dan Tabi’in.
Terdapat beberapa Faktor-faktor yang mendorong pengumpulan dan pengkodifikasian hadist
pada periode ini diantaranya adalah :
1. tidak adanya lagi penghalang untuk menuliskan dan membukukan hadist, yaitu
kekahawatiran bercampurnya hadist dengan Alquran . Karena Alquran ketika itu telah dibukukan
dan disebarluaskan
2.         munculnya kekhawtiran akan hilang dan lenyapnya hadist karena banyaknya para
sahabat yang meninggal dunia akibat usia lanjut dan karena seringnya terjadi.
dan perbedaan mazhab di kalangan umat islam.
  Semakain maraknya kegiatan pemalsuan hadist yang dilatarbelakangi oleh perpecahan politik
dan perbedaan mazhab di kalangan umat islam.
3.        Semakin luasnya daerah kekuasaan Islam disertai dengan semakin banyak dan
kompleksnya permasalahan yang dihadapi umat Islam.
Dengan tersebarnya Islam, terpencarnya sahabat dan sebagian wafat, maka mulai terasa perlunya
pembukuan hadits. Hal ini menggerakkan khalifah Umar bin Abdul Aziz (menjabat th 99H-
101H) untuk memerintahkan para ulama untuk menghimpun dan mengumpulkan hadist terutama
pada Abubakar bin Muhammad bin Amr bin Hazm (qadhi Madinah) dan Muhammad bin
Muslim bin Ubaidillah bin Abdullah bin Syihab az Zuhri al-Madani (tokoh ulama Hijaz dan
Syam 124H).
Setelah kedua tokoh ini maka mulailah banyak yang mengikuti mereka seperti Ibnu Juraij (150-
H) dan Ibnu Ishaq (151-H) di Makkah; Ma'mar (153-H) di Yaman; al-Auza'i (156-H) di Syam;
Malik (179-H), Abu Arubah (156-H) dan Hammah bin Salamah (176-H) di Madinah; Sufyan ats-
Tsauri (161-H) di Kufah; AbduLLAH bin Mubarak (181-H) di Khurasan; Husyaim (188-H) di
Wasith; Jarir bin abdul Hamid (188-H) di Ray,dan Abdullah ibn Wahab (125 H ) di Mesir.

2. Sejarah hadits pada abad ke III


Periode ini berlangsung pada masa Pemerintahan Khalifah Al Ma’mun sampai pada
awalpemerintahan khalifah Al-Muqtadir dari kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Pada masa ini
ulama memusatkan perhatian mereka pada pemeliharaan keberadaan dan terutama kemurnian
Hadist Nabi SAW, sebagai antisipasi mereka terhadap pemalsuan Hadist yang semakin marak.
           Kegiatan Pemalsuan Hadist
Pada abad ke-II hijriah telah banyak melahirkan para Imam Mujtahid di berbagai bidang,
diantaranya dibidang Fiqih dan Ilmu Kalam. Meskipun dalam beberapa hal mereka berbeda
pendapat, akan tetapi mereka saling merhormati. Akan tetapi memasuki abad ke-3 Hijriah , para
pengikut masing-masing imam berpendapat bahwa imam nya lah yang benar, sehingga
menimbulkan bentrokan pendapat yang semakin meruncing. Diantara pengikut fanatik akhirnya
menciptakan hadist-hadist palsu dalam rangka memaksakan pendapat mereka.
Dan setelah Khalifah Al Ma’mun berkuasa mendukung golongan Mu’tazilah. Perbedaan
pendapat tentang kemakhlukan Al Qur’an dan siapa yang tidak sependapat akan dipenjara dan
disiksa, salah satu Imam yaitu Imam Ahmad Bin Hambal yang tidak mengakuinya. Setelah
pemerintahan Al Muwakkil, maka barulah keadaan berubah positif bagi ulama.
Periode ini berlangsung pada masa Pemerintahan Khalifah Al Ma’mun sampai pada
awalpemerintahan khalifah Al-Muqtadir dari kekhalifahan Dinasti Abbasiyah. Pada masa ini
ulama memusatkan perhatian mereka pada pemeliharaan keberadaan dan terutama kemurnian
Hadist Nabi SAW, sebagai antisipasi mereka terhadap pemalsuan Hadist yang semakin marak.
        Kegiatan Pemalsuan Hadist
Pada abad ke-II hijriah telah banyak melahirkan para Imam Mujtahid di berbagai bidang,
diantaranya dibidang Fiqih dan Ilmu Kalam. Meskipun dalam beberapa hal mereka berbeda
pendapat, akan tetapi mereka saling merhormati. Akan tetapi memasuki abad ke-3 Hijriah , para
pengikut masing-masing imam berpendapat bahwa imam nya lah yang benar, sehingga
menimbulkan bentrokan pendapat yang semakin meruncing. Diantara pengikut fanatik akhirnya
menciptakan hadist-hadist palsu dalam rangka memaksakan pendapat mereka.
Dan setelah Khalifah Al Ma’mun berkuasa mendukung golongan Mu’tazilah. Perbedaan
pendapat tentang kemakhlukan Al Qur’an dan siapa yang tidak sependapat akan dipenjara dan
disiksa, salah satu Imam yaitu Imam Ahmad Bin Hambal yang tidak mengakuinya. Setelah
pemerintahan Al Muwakkil, maka barulah keadaan berubah positif bagi ulama.
3. Sejarah hadits pada abad ke IV
1.   Kegiatan periwayatan Hadist pada periode ini.
Periode ini dimulai pada masa Khlifah Al Muktadir sampai Khalifah Al Muktashim. Meskipun
kekuasaan Islam Pada periode ini mulai melemah dan bahkan mengalami keruntuhan pada abad
ke-7 Hijriah akibat serangan Hulaqu Khan, Cucu dari Jengis Khan. Kegiatan para Ulama Hadist
tetap berlansung sebagaimana periode-periode sebelumnya, hanya saja hadist-hadist yang
dihimpun pada periode ini tidaklah sebanyak penghimpunan pada periode-periode sebelumnya,
kitab-kitab hadist yang dihimpun pada periode ini diantaranya adalah :
  Al Shahih oleh Ibn Khuzaimah.(313 H)
  Al Anma’wa al Taqsim oleh Ibn Hibban (354 H)
 Al Musnad oleh Abu Amanah ( 316 H)
  Al Mustaqa oleh Ibn Jarud.
 Al Mukhtarah oleh Muhammad Ibn Abd Al Wahid al Maqdisi.
Setelah Lahirnya karya-karya diatas maka kegiatan para ulama berikutnya pada umumnya
hanyalah merujuk pada karya–karya yang telah ada dengan bentuk kegiatan mempelajari,
menghafal, memeriksa dan menyelidiki sanad-sanadnya dan matannya.
2.   Bentuk Penyusunan Kitab Hadist pada masa periode ini:
Para Ulama Hadist Periode ini memperkenalkan sitem baru dalam penusunan Hadist , yaitu :
a). Kitab Athraf, didalam kitab ini penyusunannya hanya menyebutkan sebagian matan hadist
tertentu, kemudian menjelaskan seluruh sanad dari matan itu, baik dari sanad kitab hadist yang
dikutib matannya ataupun dari kitab-kitab lainya.

4. Sejarah hadits pada abad ke V sampai sekarang


Usaha ulama ahli hadits pada abad ke V samapi sekarang adalah ditujukan untuk
mengklasifikasikan Hadits dengan menghimpun hadits-hadits yang sejenis kandungannya atau
sejenis sifat-sifat isinya dalam satu kitab hadits. Disamping itu mereka pada men-syarahkan dan
mengikhtishar kitab-kitab hadits yang telah disusun oleh ulama yang mendahuluinya. seperti
yang dilakukan oleh Abu 'Abdillah al-Humaidi (448 H.)
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pada periode ini hadis-hadis Nabi SAW mulai ditulis dan dikumpulkan secara resmi.
‘Umar ibn ‘Abd al-Aziz, salah seorang khalifah dari dinasti Umayah yang mulai memerintah
dipenghujung abad pertama Hijriyah, merasa perlu untuk mengambil langkah-langkah bagi
penghimpunan dan penulisan hadis Nabi peperangan secara resmi, yang selama ini berserakan
didalam catatan dan hafalan para sahabat dan Tabi’in.
Dari Hisyam bin Sa’ad dia berkata: pernah kami pergi kerumah Mu’adz bin Abdullah bin
Khubaib al-Juhni RA. Lalu dia berkata kepada istrinya: “kapankah anak-anak itu harus
mengerjakan sholat? Maka istrinya berkata: seorang diantara kami menyebutkan dari
Rasulullah, bahwa beliau pernah ditanya seseorang tentang itu, maka beliau bersabda: apabila
anak itu telah mengenal kanan dan kirinya, maka suruhlah dia mengerjakan sholat”. (HR. Abu
Dawud).
DAFTAR PUSTAKA

Napitupulu, Dedi Sahputra. "Gnosisme dan Pengaruhnya Teradap Pemikiran Pendidikan


Islam." FITRAH: Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman 4.1 (2018): 165-184.
Yuliana, Elfa. "Konsep Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an dan Hadits." Jurnal Al-Irfani: Jurnal
Kajian Tafsir Hadits 4.2 (2018): 1-11.
Yuliana, E. (2018). Konsep Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an dan Hadits. Jurnal Al-Irfani:
Jurnal Kajian Tafsir Hadits, 4(2), 1-11.
Hanita, Hanita. "Fase Aspek Perkembangan Anak Usia Dini dalam Kajian Al-Quran dan
Hadits." JEA (Jurnal Edukasi AUD) 6.1 (2020): 28-43.

Anda mungkin juga menyukai