Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahasa Indonesia dalam artiannya sebagai bahasa resmi yang


digunakan oleh negara Indonesia, berfungsi sebagai bahasa pemersatu yang
digunakan di seluruh pelosok nusantara. Indonesia sebagai negara yang
memiliki ribuan pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke, memiliki
beragam suku dan budaya, dan juga bahasa. Tercatat Indonesia memiliki 748
bahasa yang digunakan oleh warga negara Indonesia di daerah asalnya
masing – masing. Maka dari itu dibutuhkanlah bahasa pemersatu yaitu bahasa
Indonesia yang menjadi bahasa nasional yang menghubungkan warga
Indonesia dimanapun mereka berada.
Bahasa Indonesia lahir sebagai bahasa nasional sejak dicanangkannya
Sumpah Pemuda, pada 28 Oktober 1928. Bahasa Indonesia lahir dengan
mengadaptasi bahasa Melayu yang saat itu telah umum digunakan. Saat ini
Bahasa Indonesia tetap menjadi bahasa nasional negara Indonesia, terus
hidup dan menghasilkan kata – kata baru, baik melalui penciptaan maupun
adaptasi dari bahasa asing.
Sayangnya seiring perkembangan zaman dan interfensi budaya asing,
bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional, secara ironis telah memiliki
kelunturan dalam semangat nasionalismenya. Bahasa Indonesia yang menjadi
bahasa pemersatu kini telah mengalami penurunan tingkat menjadi bahasa
sekunder yang kalah dengan bahasa asing maupun bahasa gaul. Kelunturan
ini seperti mengkikis jati diri bangsa Indonesia yang memiliki bahasa
Indonesia sebagai alat komunikasinya sehari – hari.

1
2

Tidak sedikit orang yang berkata bahwa bahasa Indonesia itu kaku,
atau ketinggalan zaman. Berbeda dengan bahasa asing seperti bahasa Inggris
yang dianggap sebagai bahasa bagi kaum intelektual, sehingga orang
berlomba – lomba untuk berbahasa Inggris untuk meningkatkan status
sosialnya.
Permasalahan yang terjadi dengan bahasa Indonesia adalah kurangnya
rasa keingintahuan dan ketertarikan dari warga Indonesia terhadap bahasa
yang diperjuangkan oleh para pejuang kemerdekaan dahulu. Poin ke tiga dari
sumpah pemuda berkata :

Kami poetra dan poetri Indonesia mendjoendjoeng bahasa persatoean,


bahasa Indonesia

Namun yang kini terjadi adalah, warga Indonesia mencampuradukkan


bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Pemahaman masyarakat Indonesia
terhadap bahasa Indonesia sendiri bisa dibilang kurang, terlihat dari
banyaknya penggunaan bahasa Indonesia yang salah pada kehidupan sehari –
hari. Bahasa Indonesia seakan dikesampingkan dan hanya digunakan sebagai
alat komunikasi saja, itupun sudah tercampur dengan bahasa – bahasa asing
maupun gaul. Peran bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yang
merupakan identitas kita sebagai bangsa Indonesia nampak sudah pudar, dan
tidak banyak yang peduli akan hal tersebut.
Krisis identitas bahasa Indonesia menjadi topik yang cukup ironis,
mengingat belakangan banyak digalakkan kampanye – kampanye untuk
meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta Indonesia. Letak ironinya adalah
ketika kita diajak untuk mencintai Indonesia, namun bentuk ajakannya
melalui bahasa Inggris. David Ogilvy pernah berkata, dalam industri
periklanan, untuk mengajak orang membeli sebuah produk, gunakanlah
bahasa mereka sehari – hari, dengan bahasa yang mereka gunakan untuk
berpikir. Dengan demikian mereka akan merasa terhubung dengan apa yang
ditawarkan kepada mereka. Banyak orang yang masih memiliki tingkat
nasionalisme yang tinggi, banyak yang ingin terlihat memiliki nasionalisme
yang tinggi. Ada banyak cara untuk menunjukkan sebuah rasa nasionalisme,
3

salah satunya yang mudah adalah dengan menggunakan bahasa nasional


bahasa Indonesia.
Mempelajari bahasa Indonesia mungkin bukanlah sebuah hal yang
menarik bagi orang – orang yang sehari – hari telah menggunakan Indonesia.
Namun mempelajari dan tertarik untuk menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bentuk nasionalisme seorang warga negara bisa menjadi daya tarik
untuk lebih mencintai bahasa Indonesia. Indonesia akan menjadi lebih baik
apabila warganya memiliki kesadaraan dan kecintaan lebih kepada bahasa
nasionalnya, yaitu bahasa Indonesia.
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu rasanya dibuat sebuah
kampanye sosial yang ditujukan kepada segenap rakyat Indonesia khususnya
generasi muda, untuk kembali ingat kepada semangat nasionalisme bangsa
melalui bahasa yang digunakan sehari – hari. Semangat tersebut sedikit
banyak cukup apabila ada rasa kecintaan yang lebih terhadap Bahasa
Indonesia. Maka dari itu kampanye ini bertujuan untuk mengingatkan
kembali peran penting Bahasa Indonesia kepada anak muda sebagai bahasa
persatuan. Pentingnya mengkomunikasikan topik ini kepada generasi muda
adalah agar semangat nasionalisme yang dimiliki para pejuang kemerdekaan
tidak kemudian hilang dan dilupakan oleh generasi masa kini, seiring dengan
perkembangan zaman. Apabila generasi muda ingat akan peran bahasa
Indonesia bagi persatuan bangsa, sudah pasti rasa persatuan akan semakin
erat karena bahasa Indonesia memang sedari awal telah menjadi bahasa
pemersatu berbagai macam suku, ras, dan agama di Indonesia.

1.2 Lingkup Proyek Tugas Akhir

Dalam kaitannya dengan ruang lingkup Desain Komunikasi Visual,


maka ruang lingkup kampanye ini akan dibatas pada hal yang dapat ditangani
melalui pendekatan Desain Komunikasi Visual dimana perencanaan
komunikasi visual akan dilakukan untuk mendukung Badan Bahasa dalam
mengingatkan kembali peran Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa
Indonesia.
Penerapan Desain Komunikasi Visual sebagai ilmu komunikasi dalam
kampanye ini adalah agar penyampaian informasi bersifat sosial, emosional,
4

dan informatif dapat tersampaikan secara efektif dan baik yaitu mengingatkan
kembali peran penting Bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari – hari bagi
Bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai