Disusun Oleh :
Kelompok 5
1. Mohammad Jafar (201010083)
2. Andi Ishmah Khairunnisa Anshary (201010075)
3. Moh. Wahyudin (201010091)
4. Nur Agusti (201010092)
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam. Atas izin dan
karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah tepat waktu tanpa kurang suatu apa pun. Tak
lupa pula penulis haturkan shalawat serta salam kepada junjungan Rasulullah Muhammad
SAW. Semoga syafaatnya mengalir pada kita di hari akhir kelak.
Alhamdulillah, kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Ulama-Ulama Fiqih
dan Karyanya”. Pada makalah ini membahas secara ringkas mengenai metode ilmiah dalam
filsafat ilmu.
Selama proses penyusunan makalah, kami mendapatkan bantuan dan bimbingan dari
beberapa pihak. Kami sangat berterima kasih terutama kepada dosen matakuliah Studi Fiqih
dan Ushul Fiqih, H. Mahmuda Rasyid, Lc, M.Pd.I.. Dan tak lupa pula teman-teman kelas PAI
3 yang berkontribusi dalam kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Akan tetapi
dari pembuatan makalah ini pasti ada kekurangan atau ketidakpasan tentang masalah yang kami
bahas dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami harap agar semua pihak dapat memakluminya
serta dapat memberikan kritik dan sarannya. Sekian dan terima kasih.
Wassalammualaikum Wr.Wb.
Penyusun,
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian ilmu fiqih
2. Mengetahui saja contoh dari ulama-ulama ahli
3. Mengetahui karya-karya yang dihasilkan oleh ulama-ulama fiqih
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2. Tokoh-tokoh Ulama Ahli Fiqih
Tokoh-tokoh fiqih yang terkenal hingga saat ini adalah Abu Hanifah (Mazhab
Hanafi), Malik ibn Anas (Mazhab Maliki), Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (Mazhab
Syafi’i), dan Ahmad ibn Hambal (Mazhab Hambali). Pengertian Madzhab sendiri itu
adalah pokok pikiran atau dasar yang digunakan oleh Imam mujtahid dalam memecahkan
masalah; atau mengistinbathkan hukum Islam. Disini bisa disimpulkan pula bahwa mazhab
mencakup; (1) sekumpulan hukum-hukum Islam yang digali seorang imam mujtahid; (2)
ushul fiqh yang menjadi jalan (thariq) yang ditempuh mujtahid itu untuk menggali hukum-
hukum Islam dari dalil-dalilnya yang rinci. Dengan demikian, kendatipun mazhab itu
manifestasinya berupa hukum-hukum syariat (fiqh), yang ditempuh mujtahid itu untuk
menggali hukum-hukum Islam dari dalil-dalilnya yang rinci harus dipahami bahwa mazhab
itu sesungguhnya juga mencakup ushul fiqh yang menjadi metode penggalian (thariqah al-
istinbath) untuk melahirkan hukum-hukum tersebut.
1. Imam Abu Hanifah (Madzhab Hanafi)
Nama lengkap Imam Hanafi adalah Abu Hanifah al-Nu’Man ibn Tsabit Ibn
Zautha Al-Taimy. Lebih dikenal dengan sebutan Abu Hanifah. Ia berasal dari
keturunan PArsi, lahir di Kufah tahun 80 H/699 M. Ia menjalani hidup di dua
lingkungan hidup sosio-politik, yakni dim masa akhir dinasti Umaiyyah dan masa awal
dinasti Abbasiyah. Abu Hanifah adalah pendiri mazhab Hanafi yang terkenal dengan
“al-Imam al-A’zham” ( ) ءلمﻹ ءعﻈمﻷyang berarti Imam Terbesar. Menurut suatu
riwayat, ia dipanggil dengan sebutan Abu Hanifah, karena ia mempunyai seorang putra
bernama Hanifah. Menurut kebiasaan, nama anak menjadi nama panggilan bagi
ayahnya dengan memakai kata Abu (Bapak/ Ayah), sehingga ia dikenal dengan sebutan
Abu Hanifah.
Abu Hanifah dikenal sangat rajin belajar, taat ibadah dan sungguh- sungguh
dalam mengerjakan kewajiban agama. Kata Hanif ( )ﻒةﻨكحdalam bahssa Arab berarti
condong atau cenderung kepada yang benar.
Abu Hanifah pertama kali dididik sebagai pedagang seperti nenek moyangnya;
namun tak lama kemudian dia mulai berniat mendalami pendidikan.Selama ini, Sejarah
Islam tengah tersebar luas oleh para ulama dan imam. Tabiin yang besar seperti Al-
amzai di Syria, Hammad al- bashrah, Sufyan Al-Tsauri di kuffah, Malik ibn Anas di
Madinah, dan laits di Mesir.
Sumber syariat Islam bagi Abu Hanifah adalah Al-Quran dan Al- Sunnah/Al-
Hadist, seperti juga ulama lain. Tentang al-hadits, Abu Hanifah sangat berhati-hati
menerimanya. Tidak setiap yang disebut hadits lengsung diterima sebagai sumber
3
syariat Islam. Ia tidak menerima berita dari Rasulullah kecuali berita yang diriwayatkan
oleh jamaah dari jamaah, atau berita yang disepakati oleh fuqoha suatu negeri dan
diamalkan; atau berita ahad yang diriwayatkan dari sahabat dalam dalam jumlah
banyak (tetapi tidak mutawatir) yang dipertentangkan. Banyak berita ahad yang
ditolaknya karena tidak memenuhi kriteria tersebut. Apalagi, hadist yang tidak masuk
diakalnya. Dalam penolakanya atas hadist-hadist ia berkata, “ penolakan saya atas
seorang yang bercerita tentang berita dari Nabi, selain Al-Quran, bukan dimaksudkan
menolak Nabi dan bukan pula mendustakan Nabi, tetapi penolakan atas orang yang
membawa berita bohong atas nama nabi
Guru-guru yang pernah beliau temui antara lain adalah : (Hammad bin Abu
Sulaiman Al-Asy’ari (W. : [120 H/ 738]) faqih kota “Kufah”, ‘Atha’ bin Abi Rabah
(W. : (114 H/ 732 M) faqih kota “Makkah”, ‘Ikrimah’ (W104 H/ 723 M) maula serta
pewaris ilmu Abdullah bin Abbas, Nafi’ (W. : [117 H/ 735 M]) maula dan pewaris ilmu
Abdullah bin Umar serta yang lain-lain. Beliau juga pernah belajar kepada ulama’
“Ahlul-Bait” seperti missal : Zaid bin Ali Zainal ‘Abidin (79-122 H/698-740 M),
Muhammad Al-Baqir ([57-114 H/ 676-732 M]), Ja’far bin Muhammad Al-Shadiq (80-
148 H/ 699-765 M) serta Abdullah bin Al-Hasan. Beliau juga pernah berjumpa dengan
beberapa sahabat seperti missal : Anas bin Malik (10 SH-93 H/ 612-712 M), Abdullah
bin Abi Aufa (w. 85 H/ 704 M]) di kota Kufah, Sahal bin Sa’ad Al-Sa’idi (8 SH-88 H/
614-697 M) di kota Madinah serta bertemu dengan Abu Al-Thufail Amir bin Watsilah
(W 110 H/729 M) di kota Makkah.
Salah satu muridnya yang terkenal adalah Muhammad bin Al-Hassan Al-
Shaibani, guru Imam Syafi’i. Melalui goresan tangan para muridnya itu, pandangan-
pandangan Imam Hanafi menyebar luas di negeri-negeri Islam, bahkan menjadi salah
satu mazhab yang diakui oleh mayoritas umat Islam.
4
Madinah pada masa pemerintahan Abbasiyah di bawah kekuasaan Harun al-Rasyid.
Nama lengkapnya ialah Abu Abdillah Malik ibn Anas ibn Malik ibn Abu ‘Amir ibn al-
Harits. Ada riwayat yang mengatakan bahwa Imam Malik berada dalam kandungan
rahim ibunya selama dua tahun; ada pula yang mengatakan sampai tiga tahun.
Imam Malik adalah seseorang yang berbudi mulia, dengan pemikiran cerdas,
pemberani dan teguh mempertahankan kebenaran yang diyakini. Beliau seorang yang
mempunyai sopan-santun dan lemah lembut, suka menengok orang sakit, mengasihani
orang miskin dan suka memberi bantuan kepada orang yang membutuhkannya.Beliau
juga seorang pendiam serta menjauhkan diri dari segala macam perbuatan yang tidak
bermanfaat, suka bergaul dengan handai taulan, bergaul dengan penjabat pemerintah,
orang yang menegerti dengan agama, dan tidak pernah melanggar batasan agama
Adapun metode istidlal Imam Malik dalam menetapkan hukum Islam adalah
berpegang kepada:
a. Al-Qur’an
b. Al-Sunnah
c. Amal Ahli Madinah
d. Fatwa Shahabat
e. Al-Qiyas
f. Maslahah Mursalah
g. Istihsan,
h. Al- Dzari’ah
Di antara guru beliau adalah Nafi’ bin Abi Nu’aim, Nafi’ al Muqbiri, Na’imul
Majmar, Az Zuhri, Amir bin Abdullah bin Az Zubair, Ibnul Munkadir, Abdullah bin
Dinar, dan lain-lain. Di antara murid beliau adalah Ibnul Mubarak, Al Qoththon, Ibnu
Mahdi, Ibnu Wahb, Ibnu Qosim, Al Qo’nabi, Abdullah bin Yusuf, Sa’id bin Manshur,
Yahya bin Yahya al Andalusi, Yahya bin Bakir, Qutaibah Abu Mush’ab, Al Auza’i,
Sufyan Ats Tsaury, Sufyan bin Uyainah, Imam Syafi’i, Abu Hudzafah as Sahmi, Az
Aubairi, dan lain-lain.
5
Abu Hanifah. Berkenaan dengan garis keturunannya mayoritas sejarawan berpendapat
bahwa ayah al Syafi’i berasal dari Bani Muthalib, suku Quraisy, silsilah nasabnya
adalah Muhammad ibn Idris ibn Abbas ibn Utsman ibni Syafi’i ibn Saib ibn Abdul
Yazid Ibnu Hisyam ibn Muthalib ibn Abdul Manaf. Nasab al Syafi’i bertemu dengan
Rasulullah SAW di Abdul Manaf.
Kata al Syafi’i dinisbahkan kepada nama kakeknya yang ketiga, yaitu al Syafi’i
ibn as-Sa’ib ibn Abid ibn Abd Yazid ibn Hasyim ibn al Muthalib bn Abd Manaf, Abd
Manaf ibn Qusay kakek kesembilan dari kesembilan dari Imam Syafi’i adalah Abdul
Manaf ibn Qusay kakek ke empat dari Nabi Muhammad SAW, jadi nasab Imam al
Syafi’i bertemu dengan Muhammad SAW pada Abdul Manaf. Sedangkan ibunya
bernama Fatimah Binti Abdullah ibn Husain ibn Ali ibn Abi Thalib. Ia adalah cicit dari
Ali ibn Abi Thalib. Dengan demikian kedua orang tua imam Syafi’i berasal dari
bangsawan Arab Quraisy.
Sebagai seorang anak, Syafi’i adalah seorang putra yang cerdas dan cemerlang,
selalu giat belajar ilmu-ilmu keIslaman yang azasi. Seperti Abdur Rahman, halnya
setiap anak muslim pada masa itu, dia mulai dengan belajar al-Qurandan “ahtam”
(tamat) menghapalnya pada usia menjelang tujuh tahun. Dia meninggal di mekah
menuju Madinah untuk belajar kepada Imam Malik ibn Anas, seorang ulama dari
Fuqaha termasyhur disana pada waktu itu. Ia melanjutkan pelajaranya itu bersama
Imam Malik pada usia 20 tahun sampai gurunya meningal pada tahun 179 H/796 M.
Pada masa wafatnya Imam malik, Al-syafi’I telah meraih reputasi sebagai seorang
fuqaha yangmasyhur di Hikaz dan berbagai tempat lain.
Menurut Imam Syafi’i, tata urut sumber hukum Islam adalah :
a. Al-Quran dan Al-Sunnah.
b. Bila di sana tidak ada, ia berpindah kepada ijma’
c. Pendapat yang kuat dari para sahabat nabi yang bila mereka berbeda pendpat.
d. Pendapat sebagian sahabat nabi yang tidak diperselisihkan
e. Al-Qiyas.
Ia pergi ke Madinah dan berguru fiqh kepada Imam Malik bin Anas. Ia mengaji
kitab Muwattha’ kepada Imam Malik dan menghafalnya dalam 9 malam. Imam Syafi’i
meriwayatkan hadis dari Sufyan bin Uyainah, Fudlail bin Iyadl dan pamannya,
Muhamad bin Syafi’ dan lain-lain. Adapun Murid beliau yang paling terkenal antara
lain adalah Imam ahmad bin hanbal.
6
4. Imam Ahmad (Madzhab Hambali)
Imam Ahmad ibn Hanbal dilahirkan di Baghdad pada bulan Rabi’ul Awal tahun
164 H/780M. Tempat kediaman ayah dan ibunya sebenarnya di Kota Marwin, wilayah
Khurusan, tetapi dikala ia masih dalam kandungan, ibunya kebetulan pergi ke Baghdad
dan disana melahirkan kandungannya. Nama lengkapnya adalah Abu Abdillah Ahmad
ibn Hanbal ibn Asad ibn Idris ibn Abdillah ibn Hayyan ibn Abdillah ibn Anas ibn Auf
ibn Qasath ibn Mazin ibn Syaiban ibn Dzahl ibn tsa’labah ibn Ukabah ibn Sha’d ibn
Ali ibn Bakar ibn Wa’il ibn Qasith ibn Hanab ibn Qushay ibn Da’mi ibn Judailah ibn
Asad ibn Rabi’ah ibn Nazzar ibn Ma’ad ibn Adnan. Ibunya bernama Hindun al-
Syaibaniy.Jadi, baik dari pihak ayah mahupun dari pihak ibu, Imam Ahmad ibn Hanbal
berasal dari keturunan Bani Syaiban, salah satu kabilah yang berdomisili di
semenanjung Arabia.
Imam Ahmad ibn Hanbal lahir di tengah-tengah keluarga yang terhormat, yang
memiliki kebesaran jiwa, kekuatan kemauan, keesabaran dan ketegaran menghadapi
penderitaan.Ayahnya meninggal sebelum dia dilahirkan.Oleh sebab itu, Imam Mali
mengalami keadaan yang sangat sederhana dan tidak tamak. Imam Ahmad ibn Hanbal
banyak mempelajari dan meriwayatkan hadits, dan beliau tidak mengambil hadits
kecuali hadits-hadits yang sah jelas shahihnya. Oleh karena itu, akhirnya beliau
berhasil mengarang kitab hadits, yang terkenal dengan nama Musnad Ahmad Hanbal.
Beliau mulai mengajar ketika berusia 40 tahun.
Pada masa pemerintahan al-muktasim khalifah Abbasiyah beliau sempat
dipenjara, karena sependapat dengan opini yang menyatakan bahwa Al-Qur’an adalah
makhluk. Beliau dibebaskan pada masa Khalifah al- Mutawakkil.
Imam Ahmad ibn Hanbal wafat di Baghdad pada usia 77 tahun, atau tepatnya
pada tahun 241H (855 M ) pada masa pemerintahan Khalifah al- Wathiq.
Sepeninggalan beliau, mazhab Hanabilah berkembang luas dan menjadi salah satu
mazhab yang memiliki banyak penganut.
Prinsip dasar kaidah istinbath hukum Mazhab Ahmad ibn Hanbal dalam
menetapakan hukum adalah:
a. Mengambil nash al-Quran atau Sunnah Nabi Muhammad
b. Fatwa para sahabat Nabi SAW
c. Fatwa pada sahabat Nabi yang timbul dalam perselisihan
d. Hadits mursal dan Hadits dha’if
e. Qiyas
7
Beberapa gurunya yang terkenal, di antaranya Ismail bin Ja’far, Abbad bin Abbad
Al-Ataky, Umari bin Abdillah bin Khalid, Husyaim bin Basyir bin Qasim bin Dinar
As-Sulami, Imam Syafi’i, Waki’ bin Jarrah, Ismail bin Ulayyah, Sufyan bin `Uyainah,
Abdurrazaq, serta Ibrahim bin Ma’qil.
Adapun muridnya adalah Shalih bin Imam Ahmad bin Hambal Abdullah bin
Imam Ahmad bin Hambal Keponakannya, Hambal bin Ishaq.
9
4. Karya Imam Syafi’i
Imam Ahmad ibn Hanbal selain seorang ahli mengajar dan ahli mendidik, ia juga
seorang pengarang. Ia mempunyai beberapa kitab yang telah disusun dan telah
direncanakannya, yang isinya sangat berharga bagi masyarakat umat yang hidup
sesudahnya. Di antara kitab-kitabnya adalah sebagai berikut:
1. Kitab al-Musnad.
2. Kitab Tafsir al-Qur’an.
3. Kitab al-Nasikh wa al-Mansukh.
4. Kitab al-Muqaddam wa al-Muakhkhar fi al-Qur’an.
5. Kitab Jawabu al-Qur’an.
6. Kitab al-Tarikh.
7. Kitab Manasiku al-Kabir.
8. Kitab Manasiku al-Shaghir.
9. Kitab Tha’atu al-Rasul.
10. Kitab al-‘Illah.
11. Kitab al-Shalah.
.
10
BAB III
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Ulama (Arab: ءاملعلاUlamāʾ, tunggal مل ااعʿĀlim) adalah pemuka agama atau pemimpin
agama yang bertugas untuk mengayomi, membina dan membimbing umat Islam baik dalam
masalah-masalah agama maupum masalah sehari hari yang diperlukan baik dari sisi keagamaan
maupun sosial kemasyarakatan. Ulama ahli fiqih adalah orang-orang muslim yang memiliki
dan menguasai ilmu agama islam di bidang fiqih yang disering disebuh faqih atau fuqaha.
Tokoh-tokoh fiqih yang terkenal hingga saat ini adalah Abu Hanifah (Mazhab Hanafi),
Malik ibn Anas (Mazhab Maliki), Muhammad ibn Idris al-Syafi’i (Mazhab Syafi’i), dan Ahmad
ibn Hambal (Mazhab Hambali). Pengertian Madzhab sendiri itu adalah pokok pikiran atau dasar
yang digunakan oleh Imam mujtahid dalam memecahkan masalah; atau mengistinbathkan
hukum Islam.
Abu Hanifah meninggalkan tiga karya besar yaitu: fiqh akbar, Al-‘Alim wa al-Muta’lim
dan Musnad Fiqh Akbar. Imam Malik ibn Anas meninggalkan dua buah kitab, yaitu al-
Muwaththa’ dan al-Mudawwanah al-Kubra. Imam Syafi’i terkenal meninggalkan beberapa
kitab, yaitu kitab Al-umm, Al-risalah, Imla Al – Shagir, Amali Al – Kubra, Mukhtasar Al –
Buwaithi, Mukhtasar Al – Rabi, Mukhtasar Al – Muzani, Jizyah dan lain - lain kitab tafsir dan
sastra. Dan yang terakhir imam ahmad meninggalkan banyak kitab, antara lain; Kitab al-
Musnad, Tafsir al-Qur’an, al-Nasikh wa al-Mansukh, al-Muqaddam wa al-Muakhkhar fi al-
Qur’an, Jawabu al-Qur’an., al-Tarikh., Manasiku al-Kabir. Manasiku al-Shaghir. Tha’atu al-
Rasul., al-‘Illah, al-Shalah.
3.2 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami sajikan, kami sadar bahwa makalah ini masih
banyak kekukarangan, apabila terdapat kesalahan baik dalam penulisan maupun dalam
pemaparan, kami mohon ma'af yang sebesar-besarnya. Kesempurnaan hanya milik Allah dan
kekurangan pastilah milik manusia karena itu, tidak lupa kritik dan saran kami harapkan untuk
kesempurnaan makalah kami. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
11
DAFTAR PUSTAKA
- http://repository.uin-suska.ac.id/7230/3/BAB%20II.pdf
- http://repository.uin-suska.ac.id/24715/7/7.%2020175HK-S2BAB%20II.pdf
- http://repository.uinbanten.ac.id/379/13/13.pdf
- http://eprints.radenfatah.ac.id/1730/3/13.%20BAB%20III.pdf
- https://stisalmanar.ac.id/2020/05/14/madzhab-dan-sejarah-perkembangannya/
- https://attijaniyahzawiyah.wordpress.com/
- https://www.academia.edu/9357706/Fiqih_Sejarah_Tokoh_dan_Pemikirannya
- http://megasholihah33.blogspot.com/2015/07/tokoh-tokoh-ulama-fiqih.html
12