Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU SINA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pemikiran Pendidikan Islam
Dosen Pengampu :
Gianto, M,Pd.I

Disusun Oleh :
Kelompok 8
Fitriana Putri Ibrahim 2111101125
Nor Hasanah 2111101227
Sabilul Khoir 2111101261

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan taufiq serta hidayah-Nya dalam penulisan makalah tentang ”Pemikiran
Pendidikan Ibnu Sina” bisa terselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam selalu
terlimpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW yang membawa kita dari zaman
yang gelap menuju zaman yang terang benderang yakni dengan agama islam.

Pada kesempatan ini penulis ucapakan terima kasih kepada Bapak Gianto,
M.Pd.I selaku dosen pengampu Mata Kuliah Pemikiran Pendidikan Islam dan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini. Penulis menyampaikan
rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya.

Harapan penulis, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat serta


menambah wawasan. Tak lupa, kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi perbaikan atau koreksi makalah ini agar menjadi lebih baik. Akhir kata,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Samarinda, 12 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................... 3

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 2

BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................ 4

A. Latar Belakang .................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 5

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................... 6

A. Riwayat Hidup Ibnu Sina .................................................................................... 6

B. Pemikiran Pendidikan Ibnu Sina .......................................................................... 7

1. Konsep Pendidikan Perspektif Ibnu Sina ........................................................ 7

2. Tujuan Pendidikan ......................................................................................... 8

3. Karya-karya Ibnu Sina ................................................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................... 11

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 11

B. Saran ................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 12

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada zaman kebangkitan Islam abad (VII-XII M), hampir semua dari serjana
muslim saat itu merasa tidak cukup dengan hanya menguasai satu cabang ilmu
pengetahuan saja. Oleh karena itu menumbuhkan sebuah kebiasaan para tokoh islam
pada masa itu untuk meningkatkan kualitas diri sekaligus suatu usaha untuk memajukan
Islam. Yang mana pemikiran tersebut dilatarbelakangi oleh dasar dan pandangan Islam
sendiri terhadap ekspetensi pentingnya penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan.
Di antara sekian banyak tokoh pemikir Islam yang menguasai beberapa cabang
ilmu pengetahuan adalah Ibnu Sina. Dimana ia tidak hanya seoarng ahli kedokteran
kelas dunia, tetapi juga seorang yang cakap dalam bisang sains dan filsafah. Di samping
itu Ibnu Sina juga merupakan ahli politik yang lincah dan ahli kemasyarakatan. Ibnu
Sina dikenal di Eropa sebagaia Avicenna yang disebut sebagai “thegreatest Muslim
thinker and the last of the Muslim philoshopher in the east”.1
Ibnu Sina adalah tokoh pemikir Muslim yang memadukan antara dimensi
rasional dan religiusitas. Dimana keduanya saling mendukung untuk memecahklan
masalah persoalan dan realitas kehidupan. Fenomena kehidupan manusia dan fenomena
alam merupak realitas yang harus dimaknai dengan menggunakan sudut pandang yang
beragam. Yang mana jika menggunakan pendekatan tunggal dan memiliki sikap yang
tidak dapat menerima hal baru merupakan suatu sikap yang tidak dapat memperkaya
ilmu pengetahuan. Tujuan pendidikan itu harus diarahkan kepada perkembangan yang
sempurna, yakni perkembangan fisik, intelektual dan budi pekerti. Melalui tulisan ini
akan membahas pandangan dan pemikiran Ibnu Sina mengenai pendidikan.

1
M. Ihsan Dacholfany, Sistem dan Pendidikan Menurut Ibnu Sina
https://www.neliti.com/id/publications/62051/konsep-pendidikan-islam-menurut-ibn-sina-dan-relevansinya-
dengan-pendidikan-mode di akses Selasa, 15 November 2022 jam 7.00

4
B. Rumusan Masalah
1. Riwayat Hidup Ibnu Sina
2. Pemikiran Ibnu Sina Tentang Pendidikan

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui riwayat hidup Ibnu Sina
2. Untuk memahami pemikiran Ibnu Sina tentang pendidikan

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Riwayat Hidup Ibnu Sina

Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Al-Husain bin Abdullah bin Al-Hasan bin Ali Bin
Sina Bin Hakim. Beliau dikenal sebagai Ibnu Sina atau Avicienna. Lahir pada bulan Syafar
tahun 370H/980 M. Ibnu Sina dilahirkan di desa Afsyanah, suatu daerah yang terletak di dekat
Bukhara di Turkistan atau yang sekarang dikenal sebagai Republik Uzbekistan 2. Ibunya
bernama Satareh yang berasal dari Bukharah dan Ayahnya bernama Abdullah bin Ali, seorang
pengenut Ismailiyah yang disegani dan merupakan ilmuan dari Balkha, sebuah kota penting
dari Samani yang sekarang merupakan bagian dari wilayah Afganistan. Orang Turki, Persia
dan Arab mengklaim Ibnu Sina sebagai bangsanya. Hal ini dikarenakan ibunya berkebangsaan
Turki, sedangkan ayahnya peranakan Arab. Ayahnya tinggal di kota Balkh, tetapi beberapa
tahun setelah lahirnya Ibnu Sina, keluarganya pindah ke Bukhara karena ayahnya menjadi
gubernur di suatu daerah di salah satu pemukiman Daulat Samaniyah pada masa pemerintahan
Amir Nuh ibn Mansur.3

Dimasa kecilnya Ibnu Sina terkenal dengan anak yang memiliki kecerdasan yang
intelek dan ingatan yang luar biasa, sehingga ia telah menghafal seluruh Al-Qur’an pada usia
10 tahun. Ia juga mampu menghafal sebagian besar sastra Arab dan ia juga menghafal kitab
metafisika karangan dari Aristoteles setelah membaca 40 kali, ia tetap belum memahaminya
sampai mebaca ulasan al-Farabi. 4 Pada usia 16 Tahun ia telah banyak menguasai ilmu
pengetahuan, sastra Arab, Fikih, Ilmu hitung, ilmu ukur, dan filsafat, bahkan ia pun ahli dalam
Ilmu Kedokteran yang ia pelajari sendiri. Pada usia 18 Tahun ia telah berprofesi diberbagai
bidang seperti Guru, penyair, filsuf, pengarang dan seorang Dokter yang termasyur, sehingga
diundang untuk mengobati sultan di Bukhara yaitu Nuh ibn Mansur. Setelah mengati beliau
Ibnu Sina diberi kesempatan oleh Sultan untuk menelaah buku-buku yang ada diperpustakaan.5
Setelah itu ayah Ibnu Sina meninggal, beliau pun meninggalkan Bukhara menuju Jurjan, di situ
ia berjumpa dengan Abu Ubaid al-Jurjani yang kemudia menjadi seorang muridnya dan penulis

2
Mahmud Abdul Latif, Alfikru Attarbiyah Ibnu Sina, (Damaskus: Departemen Kebudayaan
Suriah, 2009), hlm. 6.
3
Putra, Aris Try Andreas. 2015. Pemikiran Filosofis Pendidikan Ibnu Sina dan Impilikasinya
pada Pendidikan Islam Kontemporer.Jurnal Literasi VI (2).
4
Ahmad Fuad Al-Ahwani, Ibnu Sina, Kairo : Dar al-Ma’arif,t.t. hlm: 20.
5
Hasyimsyah Nasution, Filsafat Islam, Gaya Media Pratama, Jakarta, 1999, hal.68.
6
sejarah hidupnya. Ibnu Sina tak lama bermukim di kota ini karena ada kekacauan politik, beliau
pun pergi ke Hamazan. Dikota Hamazan ia berhasil menyembuhkan penyakit Sultan Syams al-
Daulah dari Dinasti Buwaihi. Atas jasanya ini Sultan membalasnya dengan mengangkatnya
menjadi Wazir Azhim (Perdana Mentri) di rayyand. Dimana jabatan tersebut didapatkannya
sampai sultan meninggal dunia.

Pada akhir hayatnya ia menjadi guru filsafat dan dokter di Ishfahan dan meninggal di
Hamadzan pada tahun 428H/1037 M dalam usia 57 Tahun. 6 Diberitakan bahwa beliau
meninggal dengan penyakit perut (Magh) yang mana hal tersebut dampak dari kerja kerasnya
untuk urusan negara dan ilmu pengetahuan. Di waktu siang beliaun bekerja, malam harinya
beliau membaca dan menulis hingga larut malam. Bulan-bulan terakhir dikehidupannya ia
memakai pakaian putih, menyedekahkan hartanya kepada fakir miskin dan mengisi waktunya
untuk beribadah kepada Allah SWT. Ketika Ibnu Sina wafat ada beberapa Negara yang
merayakan hari ulang tahun Ibnu Sina. Diantaranya adalah Turki yang pertama merayakan
ulang tahun pada 1937. Kemudian Arab dan Persia di mana yang merayakan di Baghdad pada
tahun 1952 dan di Teheran pada 1954. Dan Pada tahun 1978 UNESCO telah meminta semua
anggotanya untuk berpartisipasi dalam upacara memperingati perjalanan seribu tahun untuk
kelahiran Ibnu Sina, hal ini dilakukan sebagai pengakuan atas kontribusinya dalam bidang
filsafat dan obat-obatan.

B. Pemikiran Ibnu Sina Tentang Pendidikan


1. Konsep Pendidikan Dalam Perspektif Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah tokoh pemikir Muslim yang memadukan antara dimensi
rasional dan religiusitas. Keduanya adalah hal yang saling mendukung dalam
memecahkan persoalan dan realitas kehidupan. Fenomena kehidupan manusia dan
fenomena alam merupakan realitas yang harus dimaknai dengan menggunakan
sudut pandang yang beragam. Pendekatan tunggal dan sikap tidak menerima
pendekatan baru akan menjadikan ilmu pengetahuan tidak akan kaya.
Menurut Ibnu Sina ilmu terbagi menjadi dua, yaitu ilmu yang tak kekal dan ilmu
yang kekal (hikmah). Ilmu yang kekal dipandang dari perannya sebagai alat dapat

6
T.J. De Boer, Tarikh al-Falsafah fi al-Islam, (terj. Arab oleh Abd al-Hadi Abu Raidah,
Kairo: Lajnah al-Tarjamah wa al-Nasyr, 1938, hlm: 166.
7
disebut logika. 7 Objek kajian falsafah “hikmah”, menurut Ibnu Sina terbagi
menjadi dua bagian: Pertama, hikmah nadzariyah (ilmu teoritis) adalah bertujuan
untuk membersihkan jiwa melalui ma’rifat. Yang termasuk ilmu ini adalah
membahas masalah-masalah metafisika (ketuhanan), riyadhiyah (Matematika),
dan thabi’iyah (Fisika). Kedua hikmah ‘Amaliyah (Ilmu-Ilmu Praktis). Yang
termasuk bagian dari ilmu-ilmu praktis adalah: Etika (Khuluqiyah), mengatur
pergaulan keluarga dalam rumah tangga, ekonomi (Tadbir al-Manzil), mengatur
pergaulan umat dalam Negara (Tadbir al-Madinah) dan kenabian. 8 Pandangan
klasik tentang pendidikan, umumnya dikatakan sebagaia pranata yang mempunyai
tiga tujuan. Pertama, menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan-
peranan tertentu dalam masyarakat di masa yang akan datang. Kedua, mentransfer
pengetahuan sesuai dengan peranan yang diharapakan. Ketiga, mentransfer nilai-
nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai pra-
syarat bagi kelangsungan hidup masyarakat dan peradaban manusia.

2. Tujuan Pendidikan
Menurut Ibnu Sina, tujuan pendidikan adalah untuk mencapai
kebahagiaan (sa’adat), kebahagiaan dicapai secara bertingkat, sesuai dengan
tingkat pendidikan yang dikemukakan-nya, yaitu kebahagiaan pribadi, rumah
tangga, masyarakat, manusia secara menyeluruh dan kebahagiaan akhir yaitu
akhirat.9 Kebahagiaan yang menjadi tujuan dari pendidikan ini dapat diperoleh
oleh setiap manusia dengan cara bertahap. Pada awalnya
secara individu, yang akan tercapai bila individu memiliki kemuliaan akhlak.
Bila individu sudah berakhlak, maka akan tercapai kebahagiaan rumah tangga.
Kemudian jika masing-masing rumah tangga berpegang pada prinsip akhlak
mulia, maka akan tercapai kebahagiaan dalam masyarakat, dan ini akan
berimbas kepada kebahagiaan manusia secara menyeluruh. Tujuan pendidikan
harus diarahkan kepada pengembangan seluruh potensi yang dimiliki seseorang

7
Putra, Aris Try Andreas. 2015. Pemikiran Filosofis Pendidikan Ibnu Sina dan Impilikasinya
pada Pendidikan Islam Kontemporer.Jurnal Literasi VI (2).
8
Gozali, Mukhtar. Agama dan Filsafat Dalam Pemikiran Ibnu Sina. Jaqfi: Jurnal Aqidah dan
Filsafat Islam
9
Al-AAbrasyi, Muhammad Athiyah. 1994. Terjemah; Pokok-pokok pikiran Ibnu Sina
tentang Pendidikan. Yogyakarta: Sumbansih Offset.
8
ke arah perkembangannya yang sempurna, yaitu perkembangan intelektual,
fisik, dan budi pekerti. Lebih lanjut, Ibnu Sina ber-pandangan bahwa tujuan
pendidikan adalah untuk kemandirian dalam meanggung beban hidup dan
memberi manfaat kepada masyarakat dengan jalan membina tiap anggota
masyarakat dengan pekerjaan mereka dengan baik. Apabila anak sudah cukup
cakap dalam bidang kepandaianya, maka asuhan selanjutnya ialah memberi
lapangan usaha baginya dan membimbing yang belajar hidup dari
kepandaiannya itu. Dengan demikian, terkait dengan tujuan pendidikan yang
bersifat Islami, hendaknya dengan pendidikan jasmani atau olah raga anak
diarahkan agar terbina per-tumbuhan fisiknya dan cerdas otaknya. Sedangkan
dengan pendidikan budi pe-kerti, diharapkan anak-anak memiliki kebiasaan
bersopan santun dalam per-gaulan hidup sehari-hari, dan dengan kesenian
diharapkan dapat mempertajam perasaannya dan meningkatkan daya
khayalnya. 10
Dalam hal ini, nampaknya Ibnu Sina mengarahkan bahwa tujuan
pendidikan harus didasarkan pada pandangan tentang insan kamil (manusia
yang paripurna) yakni manusia yang terbina seluruh potensi dirinya secara
seimbang dan menyeluruh. Di sisi lain, ia juga mengatakan bahwa tujuan
pendidikan itu juga diarahkan pada upaya persiapan seseorang agar dapat hidup
dalam masyarakat secara bersama-sama dengan melakukan pekerjaan atau
keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan, kecenderungan dan
potensi yang dimiliki. Di sini beliau nampaknya dalam memformulasikan suatu
tujuan melihat kepada perkembangan potensi dan bakat yang dimiliki oleh
subjek didik secara optimal dan meyuluruh, sehingga subjek didik dapat
mengembangkan dirinya agar tetap eksis dalam melaksanakan fungsinya yakni
sebagai khalifatullah fi ardhi dalam masyarakat dengan suatu keahlian yang
dapat diandalkan.
Dengan tujuan seperti ini, Ibnu Sina tampaknya berusaha untuk
melakukan antisipasi agar output yang dihasilkan oleh suatu lembaga
pendidikan harus dapat siap kerja dengan keahlian yang dimilikinya, bukan
subjek didik yang menjadi pengangguran. Jadi, tujuan yang diformulasikan oleh

10
Al-AAbrasyi, Muhammad Athiyah. 1994. Terjemah; Pokok-pokok pikiran Ibnu Sina
tentang Pendidikan. Yogyakarta: Sumbansih Offset.
9
Ibnu Sina tersebut di samping menciptakan manusia yang paripurna (insan
kamil) juga ingin mendapatkan kerja (vokasional). Dengan kata lain, Ibnu Sina
dalam memformulasikan tujuan pendidikan melihat kepada dua tujuan yakni
tujuan pendidikan yang sifat universal dan tujuan pendidikan yang bersifat
vokasional (Darwis, 2013: 249 –250).

3. Karya-karya Ibnu Sina


Adapaun Karya-karya Ibnu Sina sekitar sejumlah 276 tulisan dalam bentuk
cetakan maupun manuskrip. Dari sekian banyak karya Ibnu Sina, tentu ada karya-
karya yang dianggap populer yang membuat nama Ibnu Sina menjadi terkenal
dalam kancah ilmu pengetahuan, terutama di dunia Barat. Dalam hal ini, Ahmad
Daudi mengatakan ada empat di antara karya Ibnu Sina yang terpenting, antara lain:
asy-Syifa, al - Qanun fi alTibb, an-Najat dan al-Isyārat, Assiyasah (kitab tentang
politik) yang isinya banyak membicarakan tentang pendidikan, seperti yang
dipahami sekarang ini. 11 Dengan memahami bagaimana perjalanan hidup seorang
Ibnu Sina, kita dapat menggetahui bahwa Ibnu Sina merupakan sosok yang multi
talenta, mempunyai wawasan yang luas dan pemikiran yang cemerlang dari
berbagai disiplin ilmu sebagaimana yang terlihat dalam karya-karyanya. Bukan
hanya seorang filsuf namun juga seorang dokter, negarawan hingga tak heraan jika
nama dan karyanya masih dikenal hingga saat ini.

11
Darwis, Maidar. 2013.Konsep Pendidikan Islam Dalam Perspektif Ibnu Sina. Jurnal Ilmiah
Didaktika XIII.
10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Al-Husain bin Abdullah bin Al-Hasan bin Ali
Bin Sina Bin Hakim. Beliau dikenal sebagai Ibnu Sina atau Avicienna. Lahir pada
bulan Syafar tahun 370H/980 M. Ibnu Sina dilahirkan di desa Afsyanah, suatu
daerah yang terletak di dekat Bukhara di Turkistan atau yang sekarang dikenal
sebagai Republik Uzbekistan. Ibunya bernama Satareh yang berasal dari Bukharah
dan Ayahnya bernama Abdullah bin Ali, seorang pengenut Ismailiyah yang
disegani dan merupakan ilmuan dari Balkha, sebuah kota penting dari Samani yang
sekarang merupakan bagian dari wilayah Afganistan.
2. Ibnu Sina mengarahkan bahwa tujuan pendidikan harus didasarkan pada pandangan
tentang insan kamil (manusia yang paripurna) yakni manusia yang terbina seluruh
potensi dirinya secara seimbang dan menyeluruh. Pertama, hikmah nadzariyah
(ilmu teoritis) adalah bertujuan untuk membersihkan jiwa melalui ma’rifat. Yang
termasuk ilmu ini adalah membahas masalah-masalah metafisika (ketuhanan),
riyadhiyah (Matematika), dan thabi’iyah (Fisika). Kedua hikmah ‘Amaliyah (Ilmu-
Ilmu Praktis). Yang termasuk bagian dari ilmu-ilmu praktis adalah: Etika
(Khuluqiyah), mengatur pergaulan keluarga dalam rumah tangga, ekonomi (Tadbir
al-Manzil), mengatur pergaulan umat dalam Negara (Tadbir al-Madinah) dan
kenabian. Karya-karya Ibnu Sina asy-Syifa, al - Qanun fi alTibb, an-Najat dan al-
Isyārat, Assiyasah (kitab tentang politik) yang isinya banyak membicarakan tentang
pendidikan, seperti yang dipahami sekarang ini.

B. Saran
Demikian makalah ini kami susun. Kami sebagai penulis menyadari bahwa
dalam makalah ini masih banyak sekali kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat di harapkan demi kesempurnaan
karya ilmiah kami selanjutnya. Semoga makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber
refrensi dan dapat bermanfaat bagi pembaca.

11
DAFTAR PUSTAKA

Alwizar, A. PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU SINA. An-Nida', 40(1), 11-22.

Dozan, W., & Hariadi, M. F. Pemikiran Pendidikan Islam Dalam Perspektif Ibnu
Sina.‖. El-Hikmah: Jurnal Kajian Dan Penelitian Pendidikan Islam, 13,
208-21. (5)

Mukhlis, M. (2015). PEMIKIRAN PENDIDIKAN IBNU SINA DAN


IMPLEMENTASINYA DI ERA GLOBALISASI. Jurnal Kariman , 3
(1), 49-64. (2)

12

Anda mungkin juga menyukai