Anda di halaman 1dari 12

IBNU SINA DAN PEMIKIRANNYA

Makalah
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen pengampu Dr. Moh. Ahsanudin Jaunari, M. Hum.

disusun:
Risma Amelia NIM 1223060101

Sipha Aulia Fitri NIM 1223060108

Sita Jahrotun Nisa NIM 1223060109

Xa Aulia Qurrotuain NIM 1223060120

JURUSAN HUKUM PIDANA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmanirrohim...
Puji dan syukur yang tidak terhingga penulis panjatkan ke
hadirat Allah yang Maha Esa karena atas berkat dan karunia-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Ibnu Sina dan Pemikirannya”
dapat diselesaikan sesuai harapan.
Shalawat serta salam tak lupa kita curah limpahkan kepada
nabi besar kita yakni Nabi Muhammad saw., yang telah
membimbing kami ke jalan yang lurus dan menjadi suri tauladan
bagi kami.
Tujuan kami membuat makalah ini untuk menyelesaikan
tugas yang telah diberikan oleh dosen pengampu kami. Dan
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.
Penulis menyadari jika makalah ini jauh dari kesempurnaan
yang disebabkan oleh keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan
kemampuan dalam mencari sumber. Semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan bermanfaat bagi pembacanya. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.

Bandung, 31 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
1.3 Tujuan......................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 2
BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................. 3
2.1 Biografi Ibnu Sina ....................................................................................... 3
2.2 Pemikiran Ibnu Sina .................................................................................... 6
BAB 3 PENUTUP ........................................................................................... 8
3.1 Simpulan ..................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 9

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Dilihat dari segi katanya filsafat ilmu dapat dimaknai sebagai
filsafat yang berkaitan dengan atau tentang ilmu. Filsafat ilmu
merupakan bagian dari filsafat pengetahuan secara umum, ini
dikarenakan ilmu itu sendiri merupakan suatu bentuk pengetahuan
dengan karakteristik khusus, namun demikian untuk memahami
secara lebih khusus apa yang dimaksud dengan filsafat ilmu, maka
diperlukan pembatasan yang dapat menggambarkan dan memberi
makna khusus tentang istilah tersebut.filsafat ilmu itu merupakan
telaah kefilsafatan terhadap hal-hal yang berkaitan/menyangkut
ilmu, dan bukan kajian di dalam struktur ilmu itu sendiri.
Meskipun filsafat ilmu mempunyai substansinya yang khas,
namun dia merupakan bidang pengetahuan campuran yang
perkembangannya tergantung pada hubungan timbal balik dan saling
pengaruh antara filsafat dan ilmu. Berfilsafat berarti selalu berusaha
untuk berfikir guna mencapai kebaikan dan kebenaran, berfikir
dalam filsafat bukan sembarang berfikir namun berpikir secara
radikal sampai ke akar-akarnya, oleh karena itu meskipun berfilsafat
mengandung kegiatan berfikir, tapi tidak setiap kegiatan berfikir
berarti filsafat atau berfilsafat.
Dalam dunia filsafat tentu banyak tokoh filsafat di dunia ini,
namun selain tokoh-tokoh filsuf barat, ada juga tokoh filsuf yang
beragama muslim. Tentu menjadi suatu kebanggaan umat muslim
karena banyak sekali tokoh ilmuan muslim yang menyumbangkan
ilmu-ilmu serta karyanya sehingga kita dapat menikmatinya
sekarang.
Di antara banyaknya tokoh filsuf Islam, salah satunya adalah Ibnu
Sina pelopor dalam dunia kedokteran. Maka dari itu, penulis akan
menulis makalah yang berjudul “Ibnu Sina dan Pemikirannya”.

1
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana biografi atau perjalanan hidup Ibnu Sina?
2. Bagaimana Pemikiran dari Ibnu Sina
1.3 Tujuan Penelitian
1. Dapat mengetahui biografi Ibnu Sina.
2. Dapat memahami pemikiran dari Ibnu Sina
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi
masyarakat, baik secara teoritis maupun praktis.
1. Manfaat secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi pengetahuan mengenai perjalanan
hidup Ibnu Sina.
2. Manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan mampu
menarik perhatian masyarakat untuk mengkaji pemahaman
atau pemikiran dari Ibnu Sina.
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Biografi Ibnu Sina
Beliau mempunyai nama lengkap Abu `Ali al-Husain ibnu
`Abdillah ibn Hasan ibnu `Ali Sina, namun dunia mengenal dirinya
sebagai Ibnu Sina atau Aviciena. Ia lahir pada tahun 370 hijriyah
atau 980 M di sebuah desa bernama Khormeisan dekat Bukhara
wilayah Uzbekistan.
Ayah Ibnu Sina bernama Abdullah dan ibunya bernama Setareh.
Sejak masa kanak-kanak, Ibnu Sina yang berasal dari keluarga
bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah
terutama yang disampaikan oleh ayahnya.
Kecerdasannya yang sangat tinggi membuatnya sangat menonjol
sehingga salah seorang guru menasehati ayahnya agar Ibnu Sina
tidak terjun ke dalam pekerjaan apapun selain belajar dan menimba
ilmu. Kejeniusannya membuat ia cepat menguasai banyak ilmu, dan
meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang
kedokteran.
Beliau pun menjadi terkenal, sehingga Raja Bukhara Nuh bin
Mansur yang memerintah antara tahun 366 hingga 387 hijriyah saat
jatuh sakit memanggilnya untuk merawat dan mengobatinya.
Mengenai biografi Ibnu Sina, dikatakan bahwa beliau menguasai
berbagai ilmu seperti hikmah, mantiq, dan matematika dengan
berbagai cabangnya.
Kesibukannya di pentas politik di istana Mansur, raja dinasti
Samani, juga kedudukannya sebagai menteri di pemerintahan Abu
Tahir Syamsud Daulah Deilami dan konflik politik yang terjadi
akibat perebutan kekuasaan antara kelompok bangsawan, tidak
mengurangi aktivitas keilmuannya.
Bahkan safari panjangnya ke berbagai penjuru dan penahanannya
selama beberapa bulan di penjara Tajul Muk, penguasa Hamedan,

3
4

tak menghalangi beliau untuk melahirkan ratusan jilid karya ilmiah


dan risalah.
Ketika berada di istana dan hidup tenang serta dapat dengan
mudah memperoleh buku yang diinginkan, Ia menyibukkan diri
dengan menulis kitab Qanun dalam ilmu kedokteran atau menulis
ensiklopedia filsafatnya yang dibeni nama kitab Al-Syifa’.
Namun ketika harus bepergian beliau menulis buku-buku kecil
yang disebut dengan risalah. Saat berada di dalam penjara, Ia
menyibukkan diri dengan menggubah bait-bait syair, atau menulis
perenungan agamanya dengan metode yang indah.
Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab
al-Syifa’ dalam filsafat dan Al-Qanun dalam ilmu kedokteran
dikenal sepanjang massa. Al-Syifa’ ditulis dalam 18 jilid yang
membahas ilmu filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam dan
ilahiyyat.
Mantiq al-Syifa’ saat ini dikenal sebagai buku yang paling otentik
dalam ilmu mantiq islami, sementara pembahasan ilmu alam dan
ilahiyyat dari kitab al-Syifa’ sampai saat ini juga masih menjadi
bahan telaah.
Dalam biografi Ibnu Sina, diketahui dalam ilmu kedokteran, kitab
Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab
rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-
kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam
penyakit.
Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-
12 masehi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris, Prancis dan Jerman.
Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan
metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi kurikulum
pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.
5

Ibnu Sina juga memiliki peran besar dalam mengembangkan


berbagai bidang keilmuan. Beliau menerjemahkan karya Aqlides dan
menjalankan observatorium untuk ilmu perbintangan.
Dalam masalah energi, Ia memberikan hasil penelitiannya akan
masalah ruangan hampa, cahaya dan panas kepada khazanah
keilmuan dunia.
Dikatakan bahwa bapak ilmu kedokteran modern ini memiliki
karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation
Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ia juga membahas tentang
asal nama gunung-gunung.
Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana ia mengatakan,
“Kemungkinan gunung tercipta karena dua penyebab. Pertama
menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran
goncangan hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan
untuk mengalir.
Proses mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan
melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Sebab
sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak.
Angin juga berperan dengan meniup sebagian dan meninggalkan
sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya gundukan
di kulit luar bumi.”
Ibnu Sina dengan kekuatan logikanya sehingga dalam banyak hal
mengikuti teori matematika bahkan dalam kedokteran dan proses
pengobatan dikenal pula sebagai filosof tak tertandingi. Menurutnya,
seseorang baru diakui sebagai ilmuan, jika ia menguasai filsafat
secara sempurna.
Ia sangat cermat dalam mempelajari pandangan-pandangan
Aristoteles di bidang filsafat. Ketika menceritakan pengalamannya
mempelajari pemikiran Aristoteles, Ia mengaku bahwa beliau
membaca kitab Metafisika karya Aristoteles sebanyak 40 kali.
6

Beliau menguasai maksud dari kitab itu secara sempurna setelah


membaca syarah atau penjelasan ‘metafisika Aristoteles’ yang ditulis
oleh Farabi, filosof muslim sebelumnya.
Dalam filsafat, kehidupannya mengalami dua periode yang
penting. Periode pertama adalah periode ketika beliau mengikuti
faham filsafat paripatetik. Pada periode ini, Ibnu Sina dikenal
sebagai penerjemah pemikiran Aristoteles.
Periode kedua adalah periode ketika Ia menarik diri dari faham
paripatetik dan seperti yang dikatakannya sendiri cenderung kepada
pemikiran iluminasi.
Ibnu Sina wafat pada tahun 428 hijriyah pada usia 58 tahun di
Hamedan, Iran. Beliau pergi setelah menyumbangkan banyak hal
kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu
dikenang sepanjang sejarah, terutama dalam bidang medis atau ilmu
kedokteran modern.
2.2 Pemikiran Ibnu Sina
Ibnu Sina adalah seorang filsuf Muslim penting yang membantu
membangun teori Nabi. Dengan pemikirannya ia menandai titik
tertinggi filsafat Islam.
Menurut Ibnu Sina objek kajian filsafat terbagi menjadi dua
bagian yaitu yang pertama, hikmah nadzariyah (ilmu teoritis) adalah
bertujuan untuk membersihkan jiwa melalui ma’rifat. Yang termasuk
ilmu ini adalah membahas masalah-masalah metafisika (ketuhanan),
riyadhiyah (Matematika), dan thabi’iyah (Fisika). Dan yang kedua
hikmah ‘Amaliyah (Ilmu-Ilmu Praktis), yang termasuk bagian dari
ilmu-ilmu praktis adalah: Etika (Khuluqiyah), mengatur pergaulan
keluarga dalam rumah tangga, ekonomi (Tadbir alManzil), mengatur
pergaulan umat dalam Negara (Tadbir al-Madinah) dan kenabian.
Kedua jenis filsafat tersebut berdasarkakn pada nilai-nilai
religious dan hukum Tuhan dengan melibatkan kekuatan akal
7

manusia. Adapun bagian-bagian filsafat ketuhanan menurut Ibnu


Sina yaitu:
a. Ilmu tentang cara turunnya wahyu dan makhluk-makhluk
rohani yang membawa wahyu itu.
b. Ilmu keakhiratan (ma’ad) yaitu memperkenalkan bahwa
badan manusia tidak dihidupkan lagi maka rohnya yang abadi
itu akan mengalami siksa dan kesenangan.
Menurut Ibnu Sina, filsafat praktis ini bertujuan untuk
mengetahui yang seharusnya dikerjakan oleh setiap orang agar
memperoleh kebahagiaan di dunia dan di akhirat, inilah yang disebut
dengan ilmu akhlak.
Ibnu Sina memiliki teori yang sama dari teori Aristoteles, bahwa
benda alam terdiri darinya (maddah) sebagai tempat dan dari shurah
sebagai perkara yang bertempat padanya. Teori ini menjadi dasar-
dasar fisik yang membahas tentang benda yang wujud karena
terdapat dalam perubahan dan karena mempunyai diam dan
bermacam-macam gerak.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Ibnu Sina memiliki nama lengkap Abu ‘Ali al-Husain Ibnu
‘Abdillah Ibn Hasan Ibn ‘Ali Sina, namun dunia mengenal dirinya
sebagai Ibnu Sina atau Aviciena. Ketika berada di istana, ia
menyibukkan diri dengan menulis kitab Qanun dalam ilmu
kedokteran atau menulis enklosipedia filsafatnya yang diberi nama
kitab al-Syifa.
Di antara buku-buku dan risalah yang ditulis oleh Ibnu Sina, kitab
al-Syifa dalam filsafat dan al-Qanun dalam ilmu kedokteran dikenal
sepanjang masa. Al-Syifa ditulis dalam 18 jilid yang membahas ilmu
filsafat, mantiq, matematika, ilmu alam, dan ilahiyyat.
Dalam berfilsafat, Ibnu Sina memiliki pemikiran mengenai ilmu
teoritis dan ilmu praktis. Adapun yang dibahas dalam ilmu teoritis
adalah membahas masalah-masalah metafisika (ketuhanan),
riyadhiyah (Matematika), dan thabi’iyah (Fisika). Sedangkan
bahasan dalam ilmu praktis adalah Etika (Khuluqiyah), mengatur
pergaulan keluarga dalam rumah tangga, ekonomi (Tadbir alManzil),
mengatur pergaulan umat dalam Negara (Tadbir al-Madinah) dan
kenabian.

8
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Beni Ahmad Saebani, M. (2015). Ibnu Sina. In Filsafat Ilmu


dan Metode Penelitian (pp. 99-100). Bandung: CV Pustaka Setia.
Gozali, M. (n.d.). Agama dan Filsafat Dalam Pemikiran Ibnu
Sina. jaqfi , 25-26.
Nurdyansa. (2022, Juli). Biografi Ibnu Sina, kisah ilmuwan
muslim dijuluki bapak kedokteran modern. Retrieved April Minggu,
2023, from https://www.biografiku.com/biografi-ibnu-sina/

Anda mungkin juga menyukai