Anda di halaman 1dari 8

TUGAS INDIVIDU FILSAFAT TENTANG IBNU SINA

Disusun oleh:

Muhammad Misbahul Munir 11202000025

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Subhanallahu Wa Ta’ala atas berkat rahmat dan nikmat-Nya
yang tiada terkira sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul
“KARYA IBNU SINA” ini. Perlu diketahui pula bahwa kami tidak bekerja sendirian di dalam
menyusun makalah ini, karena tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak maka tidak mungkin
makalah ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu, perkenankanlah kami menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bu Neneng Munajah Selaku Dosen Mata Kuliah Ilmu Filsafat.

2. Pihak – pihak lain yang turut membantu penyusunan makalah ini yang tidak dapat kami
sebutkan satu – per satu.

Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan bagi penulis
dan pembaca. Tiada gading yang tak retak begitu pun makalah ini, kami menyadari bahwa
penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, karena keterbatasan ilmu dan
kemampuan yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah kami di masa yang akan datang.

Jakarta, 13 Januari 2022

Penyusun
PEMBAHASAN

Pengaruh ini terwujud bukan hanya karena ibnu sina memiliki sistem, tetapi karena sistem ibnu
sina/ miliki itu menampakkan keasliannya dan menunjukkan jenis jiwa jenius dalam menemukan
metode - metode lalu alasan-alasan diperlukan untuk merumuskan kembali pemikiran rasional
murni serta tradisi intelektual Hellenisme kemudian diwarisi ibnu sina/avecinna dan lebih jauh
lagi dalam sistem keagamaan Islam. Ide ide cemerlang gagasan ibnu sina
memberikan kontribusi cukup baik bagi semua kalangan ilmuan, baik dari ilmuan Muslim
maupun non Muslim. Kepopuleran ibnu sina sudah tidak diragukan lagi, terkhusus dari
penemuan ibnu sina di bidang kedokteran, hal tersebut dapat dilihat dari karyanya yang sangat
popular yaitu Kitab Qanun fi al-Thib serta banyak memberikan konstribusi dalam bidang ilmu
kedokteran.

Ibnu Sina memulai pendidikannya pada usia lima tahun di kota kelahirannya, Bukhara.
Pengetahuan yang pertama kali yang dia pelajari adalah membaca al-Qur’an, setelah itu ia
melanjutkan dengan mempelajari ilmu-ilmu agama Islam seperti Tafsir, Fiqih, Ushuluddin dan
lain sebagainya, berkat ketekunan dan kecerdasannya, beliau berhasil menghapal al-Quran dan
menguasai berbagai cabang ilmu-ilmu agama tersebut pada usia yang belum genap sepuluh
tahun. Dalam bidang Pendidikan lain, beliau juga mempelajari beberapa disiplin ilmu
diantaranya Matematika, logika, fisika, kedokteran, Astronomi, Hukum dan sebagainya.

Dengan kecerdasan yang beliau miliki, beliau banyak mempelajari filsafat dan cabang -
cabangnya, kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian
otodidaknya, namun pada saat ia menyelami ilmu metafisika nya Arisstoteles, beliau mengalami
kesulitan kendati sudah berulang-ulang membacanya bahkan beliau menghafalnya, tetap saja
beliau belum dapat memahami isinya. setelah ia membaca karya Al-Farabi dalam buku
risalahnya, barulah Ibnu Sina dapat memahami ilmu metafisika dengan baik. Secara tidak
langsung Ibnu Sina telah berguru kepada al-Farabi, bahkan dalam biografinya disebutkan
mengenai utang budinya kepada alfarabi
Pada usia 16 tahun beliau mulai dikenal sebagai ahli pengobatan, dan sudah benar-benar dikenal
pada saat beliau berumur 17 tahun dengan pembuktian bahwa beliau telah berhasil
menyembuhkan penyakit yang diderita sultan Samani Nuh Ibn Mansur. Untuk menambah
ilmunya, beliau juga banyak menghabiskan sebahagian waktunya dengan membaca serta
membahas buku-buku yang beliau anggap penting di perpustakaan kerajaan Nuh ibnu Manshur
yang bernama kutub Khana, di sinilah beliau melepaskan dahaga belajarnya siang malam
sehingga semua ilmu pengetahuan dapat dikuasainya dengan baik.

Dalam sejarah kehidupannya, Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang ilmuwan yang sangat
produktif dalam menghasilkan berbagai karya buku. Buku-buku karangannya hampir meliputi
seluruh cabang ilmu pengetahuan, diantarannya ilmu kedokteran, filsafat, ilmu jiwa, fisika,
logika, politik dan sastra arab. Adapun karya-karyanya sebagai berikut :

 Kitab Qanun fi al-Thib, merupakan karya ibnu sina dalam bidang ilmu kedokteran. Buku
ini pernah menjadi satu-satunya rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih
kurang lima abad. Buku ini merupakan iktisar pengobatan Islam juga diajarkan hingga
kini di Timur. 

 Kitab As-Syifa, merupakan karya ibnu sina dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain
berisikan tentang uraian filsafat dengan segala aspeknya

 Kitab An-Najah, merupakan kitab tentang ringkasan dari kitab As-Syifa, kitab ini ditulis
oleh ibnu sina untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah, selain
itu buku ini juga secara lengkap membahas tentang pemikiran Ibnu Sina tentang ilmu
Jiwa.
 Kitab Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah, merupakan karya Ibnu Sina dalam bidang ilmu
fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab juga masih tersimpan dalam berbagai
perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun 1910
M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga
sekarang.
 Kitab al- Isyarat wa al-Tanbihat, isinya mengandung uraian tentang logika dan
hikmah[15].

Selain kitab-kitab tersebut masih banyak karya ibnu sina berjumlah cukup besar, namun untuk
mengetahui berapa jumlah buku karya-karya ibnu sina/ tersebut secara pasti sangatlah sulit,
mengingat perbedaan tentang sedikit banyaknya data yang digunakan. Namun untuk menjawab
hal ini, setidaknya ada dua pendapat. Pertama, dari penyelidikan yang dilakukan oleh Father dari
Domician di Kairo terhadap karya-karya Ibnu Sina, ia mencatat sebanyak 276 (dua ratus tujuh
puluh enam) buah. Kedua, Phillip K.Hitti dengan menggunakan daftar dan dibuat al-Qifti
mengatakan bahwa karya-karya tulis Ibnu Sina sekitar 99 (sembilan puluh sembilan) buah[16].

Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran juga telaahnya di bidang


kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah ke Eropa. Kontribusi Ibnu
Sina terhadap pemikiran serta ilmu pengetahuan amatlah besar dan diakui berpengaruh
signifikan kepada para ilmuwan, pemikir,  filusuf generasi-generasi sesudahnya. Berkat
prestasinya dalam ilmu medis, Ibnu Sina memperoleh julukan “Father of Doctors” (Bapak Para
Dokter). Natsir Arsyad[17] menyebutkan bahwa dokter kawakan Ibnu Sina pernah dijuluki
sebagai Medicorum Principal atau “Raja Diraja Dokter”, oleh kaum Latin Skolastik. Julukan lain
juga diberikan kepada Ibnu Sina, seperti, “Raja Obat”. Dalam dunia Islam sendiri, ibnu sina
dianggap sebagai zenith, puncak tertinggi dalam ilmu kedokteran.

George Sarton, menyatakan bahwa prestasi medis Ibnu Sina sedemikian lengkap sehingga


mengecilkan sumbangan lainnya dari seluruh dunia, seolah-olah mereka hanya membuat
penemuan kecil, sementara itu penyelidikan orisinal menyusut beberapa abad setelah masa Ibnu
Sina. Sarton juga menguraikan pengaruh Ibnu Sina sangat besar terhadap ruang lingkup juga
perkembangan ilmu kedokteran Barat. Karya ilmiah (textbook) Ibnu Sina merupakan referensi
dasar utama ilmu medis di Eropa dalam periode waktu yang lebih panjang dari buku-buku
lainnya yang pernah ditulis.[18]

Sepertinya kontribusi terpenting Ibnu Sina diwariskan untuk dunia kedokteran adalah dalam ilmu
medisnya, yaitu Qanun fi al-Thibb (Canon of Medicine, Konstitusi Ilmu Kedokteran). Seyyed
Hossein Nasr[19] menyebutkan bahwa karya besar Qanun itu adalah karya paling banyak dibaca,
hal ini besar pengaruhnya pada ilmu medis Islam dan Eropa. Karya besar ini merupakan satu dari
buku yang paling sering dicetak di Eropa pada masa Renaisans dalam terjemahan Latin-nya oleh
Gerard dari Cremona. Buku teks standar ini terdiri dari lima bagian pokok: prinsip-prinsip
umum, obat-obatan, penyakit organ-organ tertentu, penyakit lokal bertendensi menjalar ke
seluruh tubuh, seumpama demam,juga obat-obatan majemuk. Arsyad juga menyebutkan bahwa
buku Qanun Ibnu Sina sejak zaman dinasti Han di Cina telah menjadi buku standar karya-karya
medis Cina. Pada Abad Pertengahan, sejumlah besar karya Ibnu Sina telah diterjemahkan dalam
bahasa Latin juga Hebrew, yang merupakan bahasa-bahasa pengantar ilmu pengetahuan masa
itu.[20]

Di bidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum
dan sesudahnya. Ibnu Sina otodidak juga genius orisinil, bukan hanya dunia Islam menyanjung
(ibnu sina) sebagai satu bintang gemerlapan memancarkan cahaya sendiri, juga bukan pinjaman,
sehingga Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan nbsp; filusuf
generasi-generasi sesudahnya. Berkat prestasinya dalam ilmu medis, Ibnu Sina memperoleh
julukan menyatakan dalam Regacy of Islam-nya Alfred Gullaume; “Sebagian besar filsafat
Aristoteles sedikitpun tidak dapat memberi pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi
entah dimana, kendatipun ada, sangat sukar sekali didapatnya serta sangat susah dipahami
kemudian digemari orang karena peperangan - peperangan yang meraja lela di sebeleah Timur,
sampai saatnya Ibnu Sina, Ibnu Rusyd juga pujangga Timur lain membuktikan kembali falsafah
Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.[21]

Selain kepandaiannya sebagai flosof dan dokter, ibnu sina pun penyair. Ilmu – ilmu pengetahuan
seperti ilmu jiwa, kedokteran dan kimia ditulisnya dalam bentuk syair, dapat ditemukan melalui
buku-buku karya ibnu sina untuk ilmu logika dengan syair. banyak buku-buku ibnu sina telah
disalin kedalam bahasa Latin. Ketika orang–orang Eropa diabad tengah, mulai mempergunakan
buku - buku itu sebagai textbook, di berbagai universitas. Oleh karena itu nama Ibnu Sina dalam
abad pertengahan di Eropa sangat berpengaruh.[22] Dalam dunia Islam kitab-kitab Ibnu Sina
terkenal, bukan saja karena kepadatan ilmunya, akan tetapi karena bahasanya yang baik dan
caranya menulis sangat terang. Selain menulis dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam
bahasa Persia. Buku -bukunya dalam bahasa Persia, telah diterbitkan di Teheran dalam tahun
1954.

Dapat disimpulkan bahwa begitu besarnya pengaruh dari sosok Ibnu Sina mengenai pemikiran
yang beliau tuangkan kepada kita. Ide-ide cemerlang dari ibnu sina memberikan dampak
signifikan dalam ilmu pengetahuan, untuk itulah mari kita memperbanyak syukur karena kita
dapat mengetahui ilmu-ilmu dari karya-karya  Ibnu Sina.

Anda mungkin juga menyukai