Anda di halaman 1dari 5

Nama:Afta Adha Dharmawan

Prodi:Teknik Informatika

Resume Bab 1 dan Bab 2 Sejarah Ibnu Sina


BAB I

BIOGRAFI IBNU SINA

A. Lahirnya Ibnu Sina

Ibnu Sina atau yang dikenal dengan Avicenna adalah seorang ilmuwan, filsuf muslim, dan dokter la
mempunyai nama lengkap Syeikhur Rais, Abu Ali Husein bin Abdillah bin Hasan bin Ali bin Sina"

la dilahirkan di Desa Afshanah, kampong ibunya Kota Kharmitan kabupaten Balkh provinsi Bukhara' di
Persia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Ibnu Sina yang berasal dari keluarga bermadzhab
Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan oleh ayahnya. Ibnu
Sina secara penuh memberikan perhatiannya kepada aktivitas keilmuan. Kejeniusannya membuat ia
cepat menguasai banyak ilmu, dan meski masih berusia muda, beliau sudah mahir dalam bidang
kedokteran.

Ibnu Sina dikenal juga sebagai Avicenna di Dunia Barat adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga
dokter kelahiran Penia (sekarang sudah menjadi bagian Uzbekistan). Beliau juga seorang penulis yang
produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan pengobatan. Olehnya itu la
dikenal sebagai bapak pengobatan modern karena kemahirannya sejak kecil dalam pengobatan. Ibnu
Sina juga seorang penulis yang produktif dimana sebagian besar karyanya adalah tentang filosofi dan
pengobatan.

Ayahnya, seorang sarjana terhormat Ismaili, berasal dari Balih Khorasan, dan pada saat kelahiran
putranya dia adalah guberna suatu daerah di salah satu pemukiman Nuh ibn Mansur, sekarang
wilayah Afghanistan (dan juga Persia). Dia menginginkan putranya dididik dengan baik di Bukhara.
Meskipun secara tradisional dipengaruhi oleh cabang Islam Ismaili, pemikiran Ibnu Sina independen
dengan memiliki kepintaran dan ingatan luar biasa yang mengizinkannya menyusul para gurunya pada
usia 14 tahun. Ibunya bernama Satarah, berasal dari desa Afsyanah, Afganistan

B. Masa Kecil Ibnu Sina

Sejak kecil, Ibnu Sina sudah menunjukkan kepandaian yang luar biasa. Di usia 5 tahun, ia telah belajar
menghafal Alquran. Memang merupakan anak yang cerdas dan gemar belajar. la menjadi murid al-
Jūzjāni dalam jangka waktu yang lama. la bahkan telah mampu menghafalkan seluruh isi Al-Qur'an
ketika usianya 10 tahun.

Selain menghafal Alquran, ia juga belajar mengenai ilmu- ilmu agama. Ilmu kedokteran baru ia
pelajari pada usia 16 tahun. Tidak hanya belajar mengenai teori kedokteran, tetapi melalui pelayanan
pada orang sakit dan melalui perhitungannya sendiri, ia juga menemukan metode-metode baru dari
perawatan.
Profesinya di bidang kedokteran dimulai sejak umur 17 tahun. Kepopulerannya sebagai dokter
bermula ketika ia berhasil menyembuhkan Nuh bin Mansur (976-997), salah seorang penguasa Dinasti
Samaniah. Banyak tabib dan ahli yang hidup pada masa itu tidak berhasil menyembuhkan penyakit
sang raja sebelumnya.

Sebagai penghargaan, sang raja meminta Ibnu Sina menetap di istana, paling tidak untuk sementara
selama sang raja dalam proses penyembuhan. Tapi Ibnu Sina menolaknya dengan halus, sebagai
gantinya ia hanya meminta izin untuk mengunjungi sebuah perpustakaan kerajaan yang kuno dan
antik. Siapa sangka dari sanalah ilmunya yang luas makin bertambah.

C. Guru-Guru Ibnu Sina

Ibnu Sina belajar dibawah pengawasan ayahnya dan salah seorang gurunya ialah Isma'il Az-Zahid yang
mengajarkan ilmu akhlak, tasawuf dan fiqih. Setelah umur 10 tahun dan ilmu-ilmu agama telah
dikuasai, maka ayahnya menyuruh belajar filsafat dengan segala cabang-cabangnya. Pertama belajar
ilmu hitung ada seorang saudagar India (kawan ayahnya), kemudian ia tidak puas dengan ilmu hitung
saja, tapi ia ingin belajar segala macam ilmu

Seorang sahabat ayahnya bernama Abu 'Abdullah Natili yang terkenal sebagai mutafalsit atau calon
filosofi berkunjung ke Bukhara dan menginap dirumahnya sehingga kesempatan yang baik ini
dimanfaatkan oleh ayahnya agar puteranya belajar pada Natili, akan tetapi proses belajarnya tidak
begitu lama, sang guru ingin pulang ke daerahnya.

Ibnu Sina dididik dibawah tanggung jawab seorang guru, dan kepandaiannya segera membuatnya
menjadi kekaguman diantara para tetangganya; dia menampilkan suatu pengecualian sikap
intellectual dan seorang anak yang luar biasa kepandaiannya Child prodigy yang telah menghafal Al-
Quran pada usia 5 tahun dan juga seorang ahli puisi Persia. Dari seorang pedagang sayur mempelajari
aritmatika, dan dia memulai untuk belajar yang lain dari seorang sarjana yang memperoleh suatu
mata pencaharian dari merawat orang sakit dan mengajar anak muda.

D. Kepribadian Ibnu Sina

Dari autobiografi dan karangan-kaangannya dapat diketahui

data tentang sifat-sifat kepribadianhya, misalnya:

1) Mengagumi dirinya sendiri.

Kekagumannya akan dirinya ini diceritakan oleh temannya sendiri yakni Abu Ubaid al-Jurjani. Antara
lain dari ucapan Ibnu Sina sendiri, ketika aku berumur 10 tahun aku telah hafal Al-Qur'an dan
sebagian besar kesusateraan hinga aku dikagumi.

2) Mandiri dalam pemikiran.

Sifat ini punya hubungan erat sudah nampak pada Ibnu Sina sejak masa kecil. Terbukti dengan
ucapannya "Bapakku dipandang penganut madzhab Syi'ah Ismailiah. Demikian juga saudaraku. Aku
dengar mereka menyebutnya tentang jiwa dan akal, mereka mendiskusikan tentang jiwa dan akal
menurut pandangan mereka. Aku mendengarkan, memahami diskusi ini, tetapi jiwaku tak dapat
menerima pandangan mereka",
3) Menghayati agama, tetapi belum ke tingkat zuhud dan wara

Kata Ibnu Sina, setiap argumentasi kuperhatikan muqaddimah qiyasiyahnya setepat - tepatnya, juga
kuperhatikan kemungkinan kesimpulannya. Kupelihara syarat-syarat muqaddimahnya, sampai aku
yakin kebenaran masalah itu. Bilamana aku bingung tidak berhasil kepada kesimpulan pada analogi
itu, akupun pergi sembahyang menghadap maha Pencipta, sampai dibukakan-Nya kesulitan dan
dimudahkan-Nya kesukaran.

Rajin mencari ilmu, keterangan beliau "saya tenggelam dalam studi ilmu dan membaca selama satu
setengah tahun. Aku tekun studi bidang logika dan filsafat, saya tidak tidur satu malam suntuk selama
itu. Sedang siang hari saya tidak sibuk dengan hal-hal lainnya" Pendendam. Dia meredam dendam itu
dalam dirinya terhadap orang yang menyinggung perasaannya. Dia hormat bila dihormati.

4) Cepat melahirkan karangan.

Ibnu Sina dengan cepat memusatkan pikirannya dan mendapatkan garis-garis besar dari isi pikirannya
serta dia dengan mudah melahirkannya kepada orang lain.

E Wafatnya Ibnu Sina

Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas aktifitas kerja keras Waktunya dihabiskan untuk urusan
negara dan menulis, sehingga ia mempunyai sakit maag yang tidak dapat terobati. Di usia 58 tahun
(428 H/1037 M) Ibnu Sina meninggal dan dikuburkan di Hamazan. Beliau pergi setelah
menyumbangkan banyak hal kepada khazanah keilmuan umat manusia dan namanya akan selalu
dikenang sepanjang sejarah. Ibnu Sina adalah contoh dari peradaban besar Iran di zamannya.

BAB II

KARYA-KARYA IBNU SINA

1. Kitab Qanun fi al Tibb (Canon of Medicine),

Karyanya dalam bidang ilmu kedokteran. Buku yang terbag atas jilid ini pernah menjadi satu-satunya
rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad. Buku in merupakan iktisar
pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di timur Buku ini di telah diterjemahkan ke bahasa Latin.

Kitab ini selain lengkap, juga disusun secara sistematis, Dalam bidang Materia Medeica, Ibnu Sina
telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum budrunga dimana tumbuh- tumbuhan
banyak membantu terhadap beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (Miningitis).

Dalam ilmu kedokteran, kitab Al-Qanun tulisan Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab
rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-
obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad
ke-12 maschi, kitab Al-Qanun karya Ibnu Sina diterjemahkan ke dalam bahasa Latin. Kini buku
tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan Jerman. Al-Qanun adalah
kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam. Kitab ini pernah menjadi
kurikulum pendidikan kedokteran di universitas-universitas Eropa.

2. Kitab Ash-Shifa'
Kata As-syifa' terambil dari bahasa Arab yang berarti obat Buku ini terdiri dari beberapa jilid yang
berfokus kepada filsafat Jilid pertama berfokus pada kajian metafisika, etika dan politik Jilid kedua
dan ketiga membahas matematika, musik dan astronomi. Jilid keempat, kelima dan keenam
membahas fisika dan psikologi. Jilid ketujuh, kedelapan, kesembilan dan kesepuluh membahas logika
atau mantik."

Sebuah karya kitab dalam bidang filsafat. Kitab ini antan lain berisikan tentang uraian filsafat dengan
segala aspeknya, dan karena sangat luas cakupannya, maka bermunculan nama-nama terjemahan
yang dilakukan oleh para ahli terhadap hasil karya filsafat Ibnu Sina ini. Karya ini merupakan titik
puncak filsafat paripatetik dalam Islam.

Kitab ini terdiri dari 18 jilid yang berisikan uraian tentang filsafat t yang mencakup empat bagian,
yaitu: ketuhanan, fisika, matematika, dan logika. Dalam kitab ini juga ditemukan beberapa
pemikirannya tentang pendidikan.

Buku ini dikenal didalam bahasa Latin dengan nama Sanatio, atau Sufficienta. Seluruh buku ini terdiri
atas 18 jilid, naskah selengkapnya sekarang ini tersimpan di Oxford University London. [15.18,
4/10/2023] Afta Adha Dharmawan: Mulai ditulis pada usia 22 tahun (1022 M) dan berakhir pada
tahun wafatnya (1037 M). Isinya terbagi atas 4 bagian, yaitu:

(1) Logika (termasuk didalamnya terorika dan syair) meliputi dasar karangan Aristoteles tentang
logika dengan dimasukkan segala materi dari penulis - penulis Yunani kemudiannya.

(2) Fisika (termasuk psichologi, pertanian, dan hewan). Bagian bagian Fisika meliputi kosmologi,
meteorologi, udara, waktu, kekosongan dan gambaran).

(3) Matematika. Bagian matematika mengandung pandangan yang berpusat dari elemen - elemen
Euclid, garis besar dari Almagest-nya Ptolemy, dan ikhtisar - ikhtisar tentang aritmetika dan ilmu
musik.

(4) Metafisika. Bagian falsafah, poko pikiran Ibnu sina menggabungkan pendapat Aristoteles dengan
elemen- elemennya Neo Platonic dan menyusun dasar percobaan untuk menyesuaikan ide-ide Yunani
dengan kepercayaan- kepercayaan. Dalam zaman pertengahan Eropa, buku ini menjadi standar
pelajaran filsafat di pelbagai sekolah tinggi.

3. Kitab An-Najat.

Buku An-Najar adalah kitab yang memuat ringkasan dari buku As-Syifa. Buku An-Najar ditulis oleh
Ibnu Sina untuk ditujukan kepada para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah
(filsafat). Di lain sisi buku ini mengungkap dengan lengkap pemikiran Ibnu Sina tentang ilmu jiwa. Di
buku ini tentang logika, fisika dan metafisika ditulis sendiri oleh Ibnu Sina. Sedangkan

[15.19, 4/10/2023] Afta Adha Dharmawan: tentang matematika ditulis oleh Al-Juzjani. Jadi buku An-
Naj ini terdiri dari empat bagian."

lengkap Sebuah karya kitab yang berisikan ringkasan dari kitab Ash Shifa', kitab ini ia tulis untuk para
pelajar yang ingin mempelajar dasar-dasar ilmu hikmah, selain itu buku ini juga secara l membahas
tentang pemikiran Ibnu Sina tentang ilmu Jiwa.
4. Kitab fi Aqsami al-'Ulumi al-Aqliyyah.

Sebuah karya kitab dalam bidang ilmu fisika. Buku in ditulis dalam bahasa Arab dan masih tersimpan
dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun
1910 M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.

5. Kitab Lisanu al-'Arab.

Kitab ini merupakan hasil karyanya dalam bidang sastra Arab Kitab ini berjumlah mencapai 10 jilid.
Menurut suatu informasi menjelaskan bahwa buku ini, Ibnu Sina susun sebagai jawaban terhadap
tantangan dari seorang pujangga sastra bernama Abu Manshur al-ubba'l di hadapan Amir 'Ala ad-
Daulah di Ishfaha

6. Kitab Al-Isharat wa al-Tanbihat,

Sebuah karya berisikan tentang logika dan hikmah.

Anda mungkin juga menyukai