Anda di halaman 1dari 10

BAB I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bersamaan dengan perputaran dunia, modernisasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dari hari
ke hari semakin berkembang, akhir-akhir ini kita melihat banyak generasi Islam yang sudah tidak
mengenal para tokoh Islam yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan dunia pendidikan. Mereka
kadang meremehkan dengan mengatakan, ”Di mana tokoh Islam”? Hal ini terjadi karena mereka kurang
mengenal terhadap beberapa tokoh Islam yang berhasil mencetak generasi yang tidak kalah hebat
dengan tokoh pendidikan non-Muslim dalam mencetak generasi berakhlak al-karimah, disiplin,
terhormat, serta bermanfaat untuk kepentingan agama, nusa, dan bangsa.

Ibnu Sina nama lengkapnya adalah Abu Ali Husein Ibn Abdillah Ibn Sina, atau disebut juga dengan nama
Syaikh al-Rais Abu ‘Ali al-Husein bin Abdullah Ibnu Sina, dan Negara-negara barat namanya lebih dikenal
dengan sebutan Avicena. Ia dilahirkan di Persia pada bulan Syafar 370 H/980 M. Namun orang Turki,
Persia dan Arab mengklaim Ibnu Sina sebagai bangsanya. Hal ini dikarenakan ibunya berkebangsaan
Turki, sedangkan ayahnya peranakan Arab.

Oleh karena itu, dalam makalah ini saya akan membahas tentang : Meneladani tokoh muslim Al-Ghozali
dan Ibnu Sina”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kehidupan dan biografi Imam Al-Ghozali dan ibnu sina?

2. Bagaimana kepribadian Ibnu Sina?

3. Bagaimana ikhtibar ketokohan Ibnu Sina?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui kehidupan dan biografi Imam Al-Ghozali dan ibnu sina.

b. Untuk mengetahui kepribadian Ibnu Sina.

c. Untuk mengetahui ikhtibar ketokohan Ibnu Sina.

BAB II

PEMBAHASAN

IBNU SINA

1. Biografi Ibnu Sina


Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan Muslim yang terkenal di dunia. Ia seorang ilmuwan dengan
pemikiran-pemikiran yang cerdas mendasari ilmu kedokteran modern. Ia banyak disebut sebagai "Bapak
Kedokteran Modern." George Sarton menyebutnya sebagai "Ilmuwan Paling Terkenal dari Islam dan
Salah Satu yang Paling Terkenal Pada Semua Bidang Tempat, dan Waktu". Ia lahir pada zaman keemasan
peradaban Islam, sehingga ia disebut sebagai tokoh Islam dunia.

Ibnu Sina juga seorang penulis yang produktif, sebagian besar karyanya membahas tentang filsafat dan
pengobatan. Ia adalah satu-satunya filsafat besar dalam Islam yang berhasil membangun sistem filsafat
yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat muslim hingga
beberapa abad. Karyanya yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan The Canon of Medicine,
dikenal juga sebagai Qanun yang digunakan sebagai Referensi di bidang kedokteran selama berabad-
abad.

Ibnu Sina bernama lengkap Abū ‘Alī al-Husayn bin ‘Abdullāh bin Sīnā. Ibnu Sina lahir pada 980 M di
Afsyahnah daerah dekat Bukhara, sekarang wilayah Uzbekistan (kemudian Persia). Ia berasal dari
keluarga bermadzhab Ismailiyah sudah akrab dengan pembahasan ilmiah terutama yang disampaikan
oleh ayahnya. Orang tuanya adalah seorang pegawai tinggi pada pemerintahan Dinasti Saman. Ia
dibesarkan di Bukharaja serta belajar falsafah dan ilmu-ilmu agama Islam.

Saat berusia 10 tahun dia banyak mempelajari ilmu agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur'an. Ia
dibimbing oleh Abu Abdellah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk mempelajari buku Isagoge dan
Prophyry, Eucliddan Al-Magest Ptolemus. Setelah itu dia juga mendalami ilmu agama dan Metaphysics
Plato dan Arsitoteles.

Suatu ketika dia mengalami masalah saat belajar ilmu Metaphysics dari Arisstoteles. Empat Puluh kali
dia membacanya sampai hafal setiap kata yang tertulis dalam buku tersebut, namun dia tidak dapat
mengerti artinya. Sampai suatu hari setelah dia membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li
Aristho-nya Al-Farabi (870 - 950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang
benderang, bagaikan dia mendapat kunci bagi segala ilmu Metaphysics.

Setelah berhasil mendalami ilmu-ilmu alam dan ketuhanan, Ibnu Sina merasa tertarik untuk mempelajari
ilmu kedokteran. Ia mempelajari ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya. Meskipun secara teori dia belum
matang, tetapi ia banyak melakukan keberhasilan dalam mengobati orang-orang sakit. Setiap kali
menghadapi kesulitan, maka ia memohon kepada Allah agar diberikan petunjuk, maka didalam tidurnya
Allah memberikan pemecahan terhadap kesulitan-kesulitan yang sedang dihadapinya.

Suatu ketika saat Amir Nuh Bin Nasr sedang menderita sakit keras. Mendengar tentang kehebatan yang
dimiliki oleh Ibnu Sina, akhirnya dia diminta datang ke Istana untuk mengobati Amir Nuh Bin Nasr
sehingga kesehatannya pulih kembali. Sejak itu, Ibnu Sina menjadi akrab dengan Amir Nuh Bin Nasr yang
mempunyai sebuah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku yang sangan lengkap di daerah itu.
Sehingga membuat Ibnu Sina mendapat akses untuk mengunjungi perpustakaan istana yang terlengkap
yaitu Kutub Khana.
Berkat perpustakaan tersebut, Ibnu Sina mendapatkan banyak ilmu pengetahuan untuk bahan-bahan
penemuannya. Pada suatu hari perpustakaan tersebut terbakar dan orang-orang setempat menuduh
Ibnu Sina bahwa dirinya sengaja membakar perpustakaan tersebut, dengan alasan agar orang lain tidak
bisa lagi mengambil manfaat dari perpustakaan itu.

Ibnu Sina lahir di zaman keemasan Peradaban Islam. Pada zaman tersebut ilmuwan-ilmuwan muslim
banyak menerjemahkan teks ilmu pengetahuan dari Yunani, Persia dan India. Teks Yunani dari zaman
Plato, sesudahnya hingga zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan dikembangkan
lebih maju oleh para ilmuwan Islam.

Pengembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Pengembangan ilmu
pengetahuan di masa ini meliputi matematika, astronomi, Aljabar, Trigonometri, dan ilmu pengobatan.
Pada zaman Dinasti Samayid dibagian timur Persian wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid dibagian barat
Iran dan Persian memberi suasana yang mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di
zaman Dinasti Samaniyah, Bukhara dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahun dunia
Islam.

Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia. Pemerintahan Samanid menuju keruntuhan.
Masalah yang terjadi dalam pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya harus meninggalkan Bukhara.
Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal selama 10 tahun di Gurganj. Kemudia ia pindah dari Gurganj ke
Nasa, kemudian pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu
baru dan mengamalkannya.

Shams al-Ma’äli Qäbtis, seorang penyair dan sarjana, yang mana Ibnu Sina mengharapkan menemukan
tempat berlindung, dimana sekitar tahun (1052) meninggal dibunuh oleh pasukannya yang
memberontak. Ia sendiri pada saat itu terkena penyakit yang sangat parah. Akhirnya, di Gorgan, dekat
Laut Kaspi, ia bertamu dengan seorang teman, yang membeli sebuah ruman didekat rumahnya sendiri di
mana Ibnu Sina belajar logika dan astronomi. Beberapa dari buku panduan Ibnu Sina ditulis untuk orang
ini, dan permulaan dari buku Canon of Medicine juga dikerjakan sewaktu dia tinggal di Hyrcania.

2. Kepribadian Ibnu Sina

ü Ibnu Sina merupakan seorang yang tekun dalam mempelajari ilmu. Beliau pernah membaca buku
metafizik karangan Aristotle sebanyak 40 kali.

ü Ibnu Sina seorang yang taat beragama. Beliau sering berdoa kepada Allah SWT terutama apabila
beliau menghadapi kebuntuan untuk menyelesaikan masalah. Beliau sering pergi ke masjid untuk
memohon petunjuk daripada Allah SWT.

ü Seorang yang pintar. Beliau berjaya menguasai pelbagai ilmu naqliah (ilmu agama) ketika beriusia
lapan belas tahun.
ü Seorang yang berinovatif. Ibnu Sina banyak melakukan penyelidikan dan menghasilkan karya dalam
pelbagai ilmu terutama dalam bidang perubatan.

3. Iktibar Yang Di Peroleh Daripada Ketokohan Ibnu Sina

ü Hendaklah sentiasa bersungguh-sungguh menuntut ilmu.

ü Sebagai seorang pelajar mestilah rajin membaca, menyelidik ,membuat kajian dan menganalisis
ilmu.

ü Sentiasa berfikiran kreatif dan inovatif bagi menghasilkan sesuatu yang baru

ü Sentiasa mendukumentasikan hasil kajian untuk rujukan orang lain .

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa :

Imam Al-Ghozali memiliki kecerdasan yang luar biasa disertai dengan bakat dan minatnya. Bakat dan
minatnya kelihatan pada kemauannya yang kuat untuk belajar dan kecintaannya pada ilmu. Dalam
sejarah pendidikan dan pengembaraan intelektualnya, kelihatan pula kebesaran bakat dan minatnya
pada pendidikan.

Ibnu Sina Seorang yang berinovatif. Ibnu Sina banyak melakukan penyelidikan dan menghasilkan karya
dalam pelbagai ilmu terutama dalam bidang perubatan. Seorang yang pintar. Beliau berjaya menguasai
pelbagai ilmu naqliah (ilmu agama) ketika beriusia lapan belas tahun.

Hendaklah sentiasa bersungguh-sungguh menuntut ilmu.

Sebagai seorang pelajar mestilah rajin membaca, menyelidik ,membuat kajian dan menganalisis ilmu.
Sentiasa berfikiran kreatif dan inovatif bagi menghasilkan sesuatu yang baruSentiasa
mendukumentasikan hasil kajian untuk rujukan orang lain .

B. Saran

Sebagai orang muslim kita wajib meneladani tokoh muslim dan mengambil ikhtibar dari segi akhlak
mulia terutama dari Al-Ghozali dan Ibnu Sina.

Baca Juga : Makalah Tauhid, Macam-Macam dan Ruang Lingkup Tauhid (Lengkap)
DAFTAR PUSTAKA

http://najibah5284.wixsite.com/tokoh-islam-mte/single-post/2015/12/10/KEPERIBADIAN-IBNU-SINA

http://www.biografipedia.com/2015/07/biografi-ibnu-sina-ilmuwan-islam.html

http://fadzilahharon.blogspot.co.id/2010/09/imam-al-ghazali.html

Keteladanan Ibnu Sina

Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan dan filosof besar. Ia sosok yang jenius dan memiliki daya nalar yang
tinggi. Karena kejeniusannya ini ia banyak mempelajari sendiri berbagai macam ilmu pengetahuan
dengan mudah. Selain jenius ia juga merupakan sosok yang gigih dan haus akan ilmu pengetahuan.
Pernah suatu saat ia membaca buku metafisika karya Aristoteles sebanyak empat puluh kali sampai ia
menghapalnya hanya saja ia tidak memahami. Meskipun demikian, ia tidak pernah berputus asa. Ia terus
mencari buku apa yang dapat menjadi kunci untuk memahami buku Aristoteles tersebut, dan akhirnya ia
pergi berjalan-jalan ke salah satu pasar loak khusus buku-buku filsafat dan menemukan buku karya al
Farabi sebagai kuncinya. Selain cerdas dan gigih ia juga merupakan sosok yang taat beribadah kepada
Allah Swt, kreatif, tidak mengenal putus asa, tabah dan tekun dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang dokter yang handal. Ia dapat mengobati berbagai macam
penyakit. Keahliannya di bidang kedokteran menjadi terkenal lagi ketika suatu hari ia dapat
menyembuhkan penyakit Nuh ibn Manshur(387 H/ 997 M) seorang penguasa Bukhara.

Karya Tulis Ibnu Sina

Ibnu Sina banyak memiliki karya tulis. Ada pendapat yang menyatakan bahwa karya tulisnya mencapai
dua ratus buku. Sebagian pakar lainnya menyatakan bahwa karya tulisnya sekita seratusan Di antara
karya-karya Ibnu Sina Kitab Al Syifa (Obat) berupa ensklopedi filsafat; kitab Al-Qanun fi al-Thib (Praktek
Kedokteran) di bidang kedokteran; Kitab alNajah (Keberhasilan) ringkasan dari alSyifa dalam hal
ketuhanan, logika dan ilmu alam serta karya-karya tulis lainnya.

4. Kisah Akhir Ibnu Sina

Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas dan kerja keras sehingga suatu hari ia terkena penyakit
maag akut yang sudah tidak dapat diobati lagi. Di hari-hari menjelang wafatnya ia selalu memakai
pakaian putih, mensedekahkan hartanya kepada fakir miskin, memerdekakan budak serta giat beribadah
kepada Allah Swt. Ia wafat pada tahun 428H/1037M di usia 58 tahun.

Dalam Islam, kita sebagai Muslim hendaknya melakukan segala perbuatan baik yang menjadi bekal
untuk menuju kepada Allah SWT. Perbuatan-perbuatan tersebut juga harus dilakukan dengan usaha dan
konsistensi sepenuhnya, karena mengingat manusia sendiri selalu diliputi rasa kemalasan dalam dirinya
(sunnatullah). Sifat malas yang dimiliki manusia dapat mempengaruhi konsistensi dirinya untuk berbuat
kebaikan di jalan Allah SWT.

Kuliah Al Islam - Mencerdaskan dan Mencerahkan :


https://www.kuliahalislam.com/2023/01/meneladani-sikap-istiqomah-dan-mujahadah-dari-ibnu-
sina.html?m=1

Ibnu Sina memiliki kebiasaan untuk berguru kepada siapa saja, dia tidak memandang apakah guru
tersebut sepaham atau tidak dengan lingkungannya, dia akan tetap mempelajarinya. Pengetahuan yang
diberikan dari para gurunya, tidak serta-merta diterima untuk langsung dipakai, tetapi Ibnu Sina juga
menyeleksi dengan pemahamannya. Perilaku tersebut juga sama halnya dengan apa yang dikatakan
oleh Ali bin Abi Thalib bahwa jangan melihat siapa yang berbicara tapi lihatlah apa yang dibicarakan.
Istiqomahnya dalam ilmu pengetahuan juga tercermin pada keadaan saat dia menemukan kendala atau
jalan buntu pada penelitiannya. Ibnu Sina tidak menyerah begitu saja, justru dia selalu melakukan sholat
sunnah 2 rokaat saat berada dalam kondisi tersebut. Setelah melakukan sunnah, Ibnu Sina selalu
menemukan inspirasi baru untuk melanjutkan penelitiannya. Selanjutnya juga terdapat suatu peristiwa
yang dapat menggambarkan bentuk sikap istiqomah dan kesungguhan diri Ibnu Sina, yaitu saat dia
dipenjara karena faktor politik. Di dalam penjara, Ibnu Sina tetap menjalankan aktivitas keilmuannya
yaitu dengan menulis. Salah satu karyanya yang terkenal di dalam penjara berjudul Asy-Syifa yang berisi
tentang kritik terhadap politik. Ibnu Sina juga pernah menyembuhkan pangeran Al-Mansur dari
penyakit yang dialaminya. Sebagai imbalan, Al-Mansur memberikan beberapa tawaran seperti istri,
istana atau uang. Tetapi Ibnu Sina menolaknya dan lebih memilih diberi kebebasan untuk pergi ke
perpustakaan Abassiyah kapanpun dia mau. Dari kisah tersebut, tidak diragukan lagi bahwa Ibnu Sina
sangat cinta dan teguh pendiriannya pada bidang ilmu pengetahuan. Dari perjalanan hidup Ibnu Sina
tersebut, dapat kita tarik suatu kesimpulan bahwa sebenarnya sikap istiqomah dan mujahadah
memberikan banyak manfaat, baik di dunia maupun akhirat. Ibnu Sina mengajarkan kepada kita untuk
tidak mudah menyerah dan terjun pada pemenuhan hasrat serta hawa nafsu semata. Dengan kita
bersungguh-sungguh dalam berbuat kebaikan serta melakukannya dengan istiqomah, kita akan selalu
merasa tenang dan berada di jalan Allah SWT. Penulis: Naufal Robbiqis (Mahasiswa Prodi Aqidah dan
Filsafat Islam Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya) Editor: Adis Setiawan Iklan Post 2 Tags
Ibnu Sina Keislaman Sosok Kuliah Al Islam Redaksi Kuliah Al Islam BACA JUGA POST A COMMENT
Previous Post Next Post POPULAR POSTS KAJIAN KEISLAMAN Muhammad Mohiuddin Penemu
Transplantasi Jantung Babi ke Manusia by Rabiul Rahman Purba, S.H - January 15, 2022 Menyingkap
Rahasia Nur Muhammad dan Insan Kamil dalam Jati Diri Seorang Sufi August 28, 2022 Saat Rasulullah
Tidak Ingin Darahnya Menyentuh Bumi January 04, 2023 Peran Penting Kesultanan Banten dalam
Penyebaran Islam October 02, 2021 Benarkah Nabi Muhammad Membiarkan Gambar Nabi Isa di Dalam
Kabah ? December 17, 2021 TAGS Keislaman (742) Esai (278) Sosok (213) Muhammadiyah (198) Filsafat
(157) Sejarah Islam (106) Pendidikan (91) UIN Sunan Ampel Surabaya (49) Tasawuf (32) Mazhab (18)
Ulumuddin (17) Sufi (16) Fatwa (15) Pemuda Muhammadiyah (11) Fikih (9) Pemikiran Islam (9)
Download (8) Ulama (6) Ekologi (3) Kalam (3) Resensi Buku (3) Tafsir (3) Akidah (2) Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (2) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (2) Nahdlatul Ulama (2) Syariat (2) UIN SUKA
Yogyakarta (2) Feminisme (1) Mahasiswa (1) Makalah (1) PMII (1) PTKIN (1) Pesantren (1) Psikologi (1)
Santri (1) Tarekat (1) Wali (1) Kuliah Al Islam - Mencerdaskan dan Mencerahkan, e-mail :
kuliahalislam@gmail.com, alamat : Jalan Kebon Kelapa, Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi-17510
Copyright 2021 - Kuliahalislam.com - Mencerdaskan dan Mencerahkan Kirim Artikel Panduan Kirim
Artikel Redaksi Disclaimer Tentang Kami Subscribe to our notifications for the latest news and updates.
You can disable anytime.

Kuliah Al Islam - Mencerdaskan dan Mencerahkan :


https://www.kuliahalislam.com/2023/01/meneladani-sikap-istiqomah-dan-mujahadah-dari-ibnu-
sina.html?m=1

B.IBNU SINA

Ibnu Sina adalah seorang filosof, dokter serta ulama. Ia menguasai berbagai disiplin

ilmu pengetahuan seperti astronomi, matematika, fisika, metafisika dan logika serta

ilmu-ilmu lainnya. Di Barat ia dikenal dengan sebutan Avicenna. Berikut biografi Ibnu

Sina:

1. Sejarah Hidup Ibnu Sina

Nama lengkapnya Abu Ali al Husayn ibn Abdullah ibn Hasan ibn Ali ibn Sina. Ia

lahir pada tahun 370 H/980 M di Efsyanah kawasan Bukhara (Uzbekistan sekarang).

Ia dieknal sebagai seorang filosof muslim terbesar yang bergelar “Al-Syaikh Al-Ra’is”.

Ia berasal dari keluarga Persia dan bermadhab Ismailiyah. Ayahnya adalah seorang
gubernur pada masa kerajaan Samaniyah (819 M-1005 M).

Ia mulai mempelajari al-Qur’an sejak usia 5 tahun kepada ayahnya dan telah

menghafalnya di usia 10 tahun. Di usia yang belia ini ia juga mempelajari ilmu akhlak

dan bahasa. Setelah itu hari-harinya dihabiskan di perpustakaan. Ia menyukai ilmu

kedokteran dan metafisik sehingga di usia 16 tahun ia sudah menjadi seorang dokter.

Setelah itu ia belajar filsafat kepada Abu Abdillaj al Natili yang diawali dengan ilmu

mantik (logika).

2. Keteladanan Ibnu Sina

Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan dan filosof besar. Ia sosok yang jenius dan memiliki

daya nalar yang tinggi. Karena kejeniusannya ini ia banyak mempelajari sendiri berbagai

macam ilmu pengetahuan dengan mudah. Selain jenius ia juga merupakan sosok yang

gigih dan haus akan ilmu pengetahuan. Pernah suatu saat ia membaca buku metafisika

karya Aristoteles sebanyak empat puluh kali sampai ia menghapalnya hanya saja ia

tidak memahami. Meskipun demikian, ia tidak pernah berputus asa. Ia terus mencari

buku apa yang dapat menjadi kunci untuk memahami buku Aristoteles tersebut, dan

akhirnya ia pergi berjalan-jalan ke salah satu pasar loak khusus buku-buku filsafat dan
menemukan buku karya al Farabi sebagai kuncinya. Selain cerdas dan gigih ia juga

merupakan sosok yang taat beribadah kepada Allah Swt, kreatif, tidak mengenal putus

asa, tabah dan tekun dalam mempelajari ilmu pengetahuan.

Ibnu Sina juga dikenal sebagai seorang dokter yang handal. Ia dapat mengobati

berbagai macam penyakit. Keahliannya di bidang kedokteran menjadi terkenal lagi

ketika suatu hari ia dapat menyembuhkan penyakit Nuh ibn Manshur(387 H/ 997 M)

seorang penguasa Bukhara.

3. Karya Tulis Ibnu Sina

Ibnu Sina banyak memiliki karya tulis. Ada pendapat yang menyatakan bahwa karya

tulisnya mencapai dua ratus buku. Sebagian pakar lainnya menyatakan bahwa karya

tulisnya sekita seratusan Di antara karya-karya Ibnu Sina Kitab Al -Syifa (Obat) berupa

ensklopedi filsafat; kitab Al-Qanun fi al-Thib (Praktek Kedokteran) di bidang kedokteran;

Kitab al-Najah (Keberhasilan) ringkasan dari al-Syifa dalam hal ketuhanan, logika dan

ilmu alam serta karya-karya tulis lainnya.

4. Kisah Akhir Ibnu Sina


Kehidupan Ibnu Sina penuh dengan aktifitas dan kerja keras sehingga suatu hari ia

terkena penyakit maag akut yang sudah tidak dapat diobati lagi. Di hari-hari menjelang

wafatnya ia selalu memakai pakaian putih, mensedekahkan hartanya kepada fakir

miskin, memerdekakan budak serta giat beribadah kepada Allah Swt. Ia wafat pada

tahun 428H/1037M di usia 58 tahun.

RANGKUMAN

Anda mungkin juga menyukai