Anda di halaman 1dari 23

Biografi Ibnu Sina – Ilmuwan Muslim Pakar Kedokteran Dunia

Assalamualaikum Kawan-kawan blogger....

Ibnu Sina / Aviciena

Kali ini aku bakal menulis biografi seorang yang sangat aku kagumi, Ibnu Sina. Beliau adalah
salah seorang ilmuwan Muslim yang sangat terkenal di dunia (Muslim terkenal dengan
gudangnya ilmuwan lho...bahkan sebelum orang Eropa dan Amerika bisa baca tulis). Orang
barat menyebutnya Aviccena. Saking cerdasnya sampai-sampai beliau dijuluki sebagai bapak
kedokteran dunia. Berikut ini biografi Ibnu Sina. (Dibaca sampai tuntas ya... buagus lho, biar
gak kuper. Eits...jangan lupa abis baca dikomentari).

Nama lengkap Ibnu Sina adalah Abu Ali Husain bin Abdullah bin Hasan bin Ali bin Sina.
Dikalangan masyarakat barat ia dikenal dengan nama “Avicienna”. Selain sebagai ahli
kedokteran, Ibnu Sina juga dikenal sebagai filosof, psikolog, pujangga, pendidik dan sarjana
Muslim yang hebat.

Ibnu Sina lahir pada bulan Shafar 370 H atau di bulan Agustus 985 M. Keluarga Ibnu Sina
kebanyakan bekerja dengan mengabdi pada negara. Ayahnya bekerja di pemerintahan, selain
itu juga sebagai pendidik.
Ibnu Sina beruntung lahir di keluarga yang memiliki latar belakang pendidikan tinggi. Sejak
kecil sang ayah mengajarinya untuk cinta ilmu. Oleh sang ayah, Ibnu Sina diajari Qur’an dan
Sastra. Seorang guru pun didatangkan khusus untuk mengajari Ibnu Sina menghafal Al
Qur’an. Di usia 10 tahun Ibnu Sina telah berhasil menghafal isi Al Qur’an dan mendalami
berbagai karya sastra.

Ibnu Sina belajar filsafat dari Abu Abdillah an-Natili, seorang filosof kenamaan yang
kebetulan sedang berkunjung ke Bukhara. Beliau diminta ayah Ibnu Sina tinggal di
kediamannya untuk mengajarkan filsafat pada anaknya. Dalam waktu yang singkat Ibnu Sina
berhasil menguasai filsafat sehingga membuat kagum gurunya.

Tetapi sebelum itu, Ibnu Sina sudah tekun mempelajari ilmu fiqih dari seorang ulama besar
bernama Ismail yang tinggal di luar kota Bukhara. Dengan semangat yang tinggi, Ibnu Sina
tidak keberatan harus bolak-balik ke rumah gurunya. Kecerdasan Ibnu Sina semakin terlihat
saat beliau berusia 16 tahun. Ia sudah sanggup menerangkan kembali pada gurunya isi dari
buku Isagoge (ilmu logika), buku al-Mages (ilmu astronomi kuno) dan buku Ecludis (ilmu
arsitektur).
Beliau memang benar-benar murid yang cerdas. Di depan guru-gurunya, ia dapat
menerangkan rumus-rumus dan berbagai kesulitan yang terdapat dalam buku-buku tersebut.
Bahkan konon dalam bidang ilmu astronomi (perbintangan), beliau sudah sanggup
menciptakan sebuah alat yang belum pernah dibuat para ahli sebelumnya.

Setelah berhasil mendalami ilmu-ilmu alam dan ketuhanan, Ibnu Sina pun merasa tertarik
untuk mempelajari ilmu kedokteran, mulai mendik di bidang kedn, sehingga dalam waktu
singkat ia meraih hasil yang luar biasa. Berkat ketekunan dan semangatnya yang tinggi dalam
mempelajari ilmu tersebut, Ibnu Sina sanggup mengobati orang-orang yang sakit.

Semakin lama nama Ibnu Sina semakin terkenal, bukan saja disekitar Bukhara melainkan
juga diberbagai pelosok wilayah. Orang-orang yang tertarik di bidang kedokteran mulai
mendatangi Ibnu Sina untuk menimba ilmu darinya. Mereka juga mengadakan eksperimen-
eksperimen mengenai berbagai cara pengobatan dibawah pengawasan dan bimbingan Ibnu
Sina.

Tetapi Ibnu Sina tidak mau menjadikan ilmunya alat untuk mencari kekayaan dunia. Ia mau
mengajar dan menolong orang-orang sakit ikhlas karena Alloh dan terdorong rasa
kemanusiaannya. Ia merasa yakin bahwa apa yang dilakukannya akan mendapat pahala di sisi
Alloh diakherat kelak. Ibnu Sina menghabiskan waktunya untuk mengadakan penelitian-
penelitian, menulis dan membaca buku-buku yang bermanfaat bagi kemajuan berbagai ilmu.

Konon suatu hari Amir Nuh bin Nasr menderita sakit keras. Mendengar kehebatan Ibnu Sina,
ia diminta datang untuk mengobatinya. Setelah diobati, iapun sembuh. Bukan main gembira
hatinya. Dan sejak itulah Ibnu Sina akrab dengan sang Amir yang ternyata memiliki
perpustakaan yang sangat lengkap di daerah itu. Ibnu Sina memanfaatkan perpustakaan itu
untuk membaca buku-buku kuno dalam berbagai bidang ilmu. Dari perpustakaan Sang Amir
Nuh bin Nashr ini Ibnu Sina berhasil mendapatkan banyak ilmu pengetahuan untuk bahan-
bahan penemuan. Dan ketika berusia 18 tahun Ibnu Sina sudah menguasai berbagai bidang
ilmu.

Ketika berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meninggal dunia. Terpaksa ia mengambil alih tugas-
tugas ayahnya. Namun itu tidak berlangsung lama. Ibnu Sina harus meninggalkan Bukhara
karena telah terjadi goncangan pemerintahan. Mula-mula ia pindah ke Gurganj selama 10
tahun. Kemudian pindah ke Nasa’, kemudian pindah lagi ke Baward, Thus lalu ke Samalqan,
Sajarm, Surjan, dan terus berpindah-pindah guna mengamalkan dan mempelajari ilmu baru.
Selain sebagai dokter, Ibnu Sina juga dikenal sebagai psikolog yang sanggup mengobati
orang yang sakit jiwanya. Suatu hari ada seorang lelaki yang terkena melancholia, sebuah
penyakit jiwa yang timbul akibat penyakit empedu yang cukup menyedihkan. Lelaki ini
merasa dirinya adalah seekor sapi. Ia tidak mau makan dan minum bersama manusia bahkan
tidurnya pun di kandang sapi sehingga badannya kurus kering dan kotor. Keluarganya sudah
membawanya kemana-mana untuk diobati namun belum juga berhasil. Akhirnya keluarganya
mendengar keahlian Ibnu Sina. Kemudian keluarganya membawa laki-laki sakit jiwa tadi ke
Ibnu Sina.

Setelah mengamati keadaan lelaki malang itu, Ibnu Sina bertanya :


“Ada apa denganmu?”
“Aku tidak apa-apa.” Jawab lelaki itu. “Aku hanya merasa telah menjadi seekor sapi. Aku
melenguh, makan dan minum serta bertingkah layaknya sapi.”
“Kalau begitu kamu memang seekor sapi. Aku akan menyembelihmu, “ kata Ibnu Sina.
“Silahkan saja ,” katanya.

Ibnu Sina lalu menyuruh beberapa orang mengikat tubuhnya dan menyiapkan golok yang
tajam. Sambil memegang golok, Ibnu Sina mendekat dan membungkuk. Tapi ketika golok
sudah menempel di leher orang tersebut, tiba-tiba Ibnu Sina berhenti.
“ Wah sayang sekali sapinya masih kurus. Ia belum pantas disembelih, “ Kata Ibnu Sina.
“Tidak, aku sudah pantas disembelih, sembelih saja aku,” kata laki-laki tadi.
“Jangan, aku tidak mau menyembelih sapi yang masih kurus, rugi tak ada dagingnya. “ Kata
Ibnu Sina.
“Jadi apa yang harus aku lakukan supaya bisa gemuk dan pantas disembelih?” tanya lelaki
itu.
“Kamu harus makan dan minum layaknya manusia.” Jawab Ibnu Sina.
“Tetapi janji, setelah aku gemuk kamu akan menyembelihku,” kata lelaki itu.
“Baiklah aku janji.” Kata Ibnu Sina.

Setelah itu, lelaki tersebut mau makan dan minum layaknya manusia. Kesehatannyapun
berangsur-angsur pulih karena mendapat asupan makanan. Badannya sudah gemuk kembali
dan tentu saja akalnya berfungsi normal lagi. Sehingga ia benar-benar sudah sembuh.

Beberapa hari berikutnya Ibnu Sina mengunjungi lelaki tersebut. Melihatnya dalam keadaan
sehat dan gemuk, Ibnu Sina berkata “Wah rupanya sapinya sudah gemuk.”

Lelaki itupun kemudian menjawab, “Iya bahkan sudah pintar.” Jawabnya dengan tertawa.
Keluarga lelaki itupun sangat senang dan sangat berterimakasih pada Ibnu Sina yang telah
berhasil menyembuhkannya dari penyakit jiwanya.
Itulah Ibnu Sina. Beliau bukan hanya pandai tapi juga cerdik.

Karya Tulis Ibnu Sina

Sesungguhnya Ibnu Sina adalah salah seorang tokoh besar Islam. Ia adalah filosof dari timur.
Hal itu bukan saja diakui orang-orang Arab melainkan juga ilmuwan barat. Menurut mereka
Ibnu Sina adalah orang yang jenius, cerdik, dan pintar. Selain terkenal sebagai ahli
kedokteran, ia juga seorang ahli filsafat, astronom dan ahli ilmu jiwa (psikolog handal). Ibnu
Sina telah meninggalkan karya-karya agung yang dapat membantu meningkatkan keluhuran
harkat umat manusia. Tidak berlebihan jika para penulis Prancis memberinya gelar
“Aristoteles Islam” atau juga “Hipocrates Islam”.

Ibnu Sina dikenal aktif dalam urusan-urusan pemerintahan, pendidikan, penulisan,


kedokteran atau kesehatan dan lain-lain. Washtankald, seorang Ilmuwan Jerman sempat
menghitung karya tulis Ibnu Sina tidak kurang dari 150 judul yang membahas berbagai
macam ilmu, seperti kedokteran, filsafat, agama, astronomi, bahasa, kebudayaan, sastra,
musik, arsitektur, logika, dan ketuhanan. Ibnu Sina telah menyumbangkan kekayaan ilmunya
pada umat manusia. Padahal ia hidup pada zaman yang sering terjadi kekacauan. Karya-karya
tulis Ibnu Sina menjadi sangat khas dan istimewa berkat isinya yang berbobot,
pembahasannya yang cukup mendalam, keterangannya yang jelas dan kepintarannya dalam
mengolah informasi menjadi tulisan yang mudah dipahami.

Diantara tulisan Ibnu Sina yang cukup terkenal adalah al-Qanun (Kedokteran), al-Syifa, al-
Isyarat (filsafat), dan as-Siyasah (pendidikan). Bahkan Al-Qanun dijadikan salah satu literatur
utama ilmu kedokteran pada sejumlah universitas Eropa hingga abad 18. Ibnu Sina juga
menemukan obat-obatan dari tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi kesehatan umat manusia.
Bahkan ia adalah seorang dokter yang pertama kali melakukan penyuntikan dibawah kulit
pasien, dan menggunakan cara pembiusan untuk mengobati luka.

Apa yang dilakukan Ibnu Sina tersebut jauh lebih maju daripada yang terjadi di negara-
negara Eropa saat itu yang masih menganut takhayul dan sihir dalam mengobati berbagai
penyakit. Yang terjadi di Eropa saat itu adalah zaman kegelapan, konon apabila ada orang
sakit, ia disalib pada sebatang pohon. Kemudian tabib atau dukun memukulinya dengan
kejam sampai setan atau roh halus lainnya keluar dari tubuh orang tersebut. Menurut mereka,
setan dan roh halus itulah penyakitnya.

Begitulah perbedaan peradaban Eropa dan Muslim saat itu. Ini adalah fakta, penulis bukan
melebih-lebihkan namun itulah faktanya. Saat Eropa berada di zaman kegelapan, Islam justru
berada di zaman kegemilangan.
Berikut ini adalah daftar buku-buku yang dihasilkan oleh Ibnu Sina :

1. Al-Qanun (Aturan) 10 jilid


2. Al-Syifa’ (Penyembuhan atau Pengobatan) 8 jilid
3. Al-Isyarat (Petunjuk) 1 jilid
4. AL-Majmu’ (Himpunan) 1 jilid
5. Al-Biir wa a-l Itsm (Perbuatan baik dan dosa) 2 jilid
6. Al-Arshad al-Kulliyyat (Petunjuk Lengkap) 1 jilid
7. Al-Hashil wa Al-Mahshul (pokok-pokok) 2 jilid
8. An-Najad (pembebasan) 3 jilid
9. Al-Inshaf (keputusan) 20 jilid
10. Al-Hidayat (petunjuk) 1 jilid
Dan masih banyak lagi karyanya yang tak cukup dituliskan disini karena nanti loadingnya
jadi lama he...he...

Hari-Hari Terakhir Ibnu Sina

Pada hari-hari terakhirnya, Ibnu Sina mandi, bermunajat mendekatkan diri pada Alloh,
menyumbangkan hartanya untuk fakir-miskin, membela orang-orang yang tertindas,
menolong orang yang lemah, memerdekakan budak, dan tekun membaca Al-Qur’an, saking
tekunnya beliau bisa menamatkannya tiap tiga hari sekali.

Semua itu terus ia lakukan hingga ajal menjemput. Beliau wafat di Hamadzan pada hari
jum’at di bulan Ramadhan 428 H dalam usia 58 tahun. Jenazahnya dimakamkan di kota
tersebut dan hingga sekarang masih ramai dikunjungi orang dari berbagai penjuru dunia.

Sungguh besar jasa Ibnu Sina bagi umat manusia. Semoga Alloh SWT menerima amalnya
dan mendapat balasan yang terbaik di sisi-Nya. Amin.

Wassalamualaikum Wr Wb.

SEJARAH DAN SUMBANGAN IBNU SINA TERHADAP PERKEMBANGAN


PERADABAN ISLAM DI DUNIA
Tuesday, 11 February 2014

IBNU SINA PAKAR PERUBATAN


.OBJEKTIF
1. Untuk mengkaji tentang riwayat hidup Ibnu Sina.

2. Untuk mengkaji tentang sifat peribadi Ibnu Sina.

3. Untuk mengkaji tentang sumbangan Ibnu Sina terhadap peradaban islam di dunia.

4. Untuk menerangkan tentang kewafatan Ibnu Sina.

5. Untuk membuktikan bahawa Ibnu Sina yang telah memperkembangkan peradaban Islam di
dunia.

PENDAHULUAN

Biografi Ibnu Sina Pada zaman keemasan peradaban Islam banyak sekali para filsuf,
ilmuwan, dan insinyur di Dunia Islam yang menghasilkan banyak kontribusi terhadap
perkembangan teknologi dan kebudayaan, baik dengan menjaga tradisi yang telah ada
ataupun dengan menambahkan penemuan dan inovasi mereka sendiri. Beberapa tokoh
yang hidup di masa tersebut sudah pernah kita bahas kisah dan biografinya seperti Al Razi,
Ibnu Rusyd, Ibnu Khaldun, dan yang lainnya. Kali ini kita akan membahas tokoh lainnya
yang merupakan seorang filsuf, ilmuwan, doktor dan penulis aktif yang juga lahir di jaman
keemasan Peradaban Islam.

RIWAYAT HIDUP
BIODATA / RIWAYAT HIDUP

Nama: al- Huseyn bin Abdullah bin al-Hassan Bin Ali bin Sina

Dikenali dibarat: Avicenna

Tarikh Lahir : Tahun 370 Hijrah / 980 Masihi

Tempat Lahir : Afshanah, Bukhara, Turkistan

Bangsa: Parsi

Tarikh wafat : 428 Hijrah / 1037 Masihi di Hamazan

Usia ketika wafat: 57/58 tahun

IBNU SINA SEMASA KECIL

Ibnu Sina mula mempelajari al-Quran semenjak berusia 5 tahun dan menghafaznya
ketika berumur 10 tahun. Kemudian beliau mempelajari ilmu fekah , tasawuf , ilmu hisab,
geometri, falsafah, sains dan astronomi. Semasa berusia 16 tahun, beliau telah menguasai
ilmu perubatan.

SIFAT PERIBADI IBNU SINA

Tekun mempelajari ilmu

Ibnu Sina pernah membaca buku berkenaan metafizik yang dikarang oleh Aristotle
sebanyak

40 kali.
Taat beragama
Beliau sering kali berdoa kepada Allah terutama apabila beliau menghadapi sebarang
kebuntuan dalam memhami sesuatu ilmu. Beliau akan pergi ke masjid untuk memohon
petunjuk daripada Allah.

Pintar

Beliau berjaya menguasai pelbagai jenis ilmu sejak berusia 18 tahun.

Berinovatif

Ibnu Sina banyak melakukan penyelidikan dan menghasilkan karya dalam pelbagai bidang

ilmu terutamanya perubatan.

SUMBANGAN IBNU SINA DALAM BIDANG PERUBATAN

- Karya dalam Perubatan

Beliau banyak menghasilkan karya dalam perubatan seperti ‘al-Qanun fi al-Tib’, ‘al-Adwiyah
al-Qalbiyyah’, dan ‘al-Alfiyyah al-Tibbiyyah’. Karya beliau diterjemahkan dalam pelbagai
bahasa seperti Inggeris, Hebrew dan Latin.

Buku karangannya al-Qanun Fit- Tibb (Peraturan Perubatan) terdiri daripada 14 jilid, telah
dianggap sebagai himpunan perbendaharaan ilmu perubatan. Ilmu perubatan moden
banyak mendapat pelajaran daripada Ibnu Sina, dari segi pengunaan ubat, diagnosis dan
pembedahan.
Buku al Qanun fil Tabib telah diterbitkan di Rom pada tahun 1593 sebelum dialihbahasakan
ke dalam bahasa Inggeris dengan judul Canon of Medicine. Pada abad ke 12 M Gerard
Cremona yang berpindah ke Toledo, Sepanyol telah menterjemahkan buku Ibnu Sina ke
bahasa Latin. Buku ini menjadi buku rujukan utama di universiti-universiti Eropah hingga
1500 M. Buku tersebut juga telah diulang cetak sebanyak 16 kali dan 15 edisi dalam bahasa
Latin dan sebuah edisi dalam bahasa Yahudi (Hebrew). Di samping itu buku tersebut turut
diterjemahkan ke dalam bahasa Inggeris, Perancis , Sepanyol dan Itali . Pada abad ke 16
M , buku ini dicetak 21 kali.

Al-Qanun Fit-Tibb juga digunakan sebagai buku teks kedoktoran di pelbagai universiti di
Perancis seperti di Sekolah Tinggi Kedoktoran Montpellier dan Louvin yang
menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke 17 M. Sementara itu Prof. Phillip K.
Hitpi telah menganggap buku tersebut sebagai “Ensiklopedia Kedoktoran”.

Dalam jangka masa tidak sampai 100 tahun, buku itu telah dicetak ke dalam 15 buah
bahasa. Pada abad ke-17, buku tersebut telah dijadikan sebagai rujukan asas di universiti-
universiti di Itali dan Perancis. Malahan sehingga abad ke-19, buku karangan Ibn Sina
itu masih diulang cetak dan digunakan oleh para pelajar perubatan. Ia dijadikan rujukan
utama dalam bidang perubatan di seluruh pusat pengajian termasuklah di Frankfurt
University, Germany, University of Paris, dan Oxford University.

Al- Qanun Fit-Tibb juga turut memuatkan perbincangan mengenai penyakit saraf. Buku
tersebut juga mengajar mengenai cara-cara pembedahan dan menekankan keperluan
pembersihan luka. Di dalam buku tersebut terdapat gambar-gambar dan rajah-rajah yang
sekaligus menunjukkan pengetahuan anatomi Ibnu Sina yang amat luas dan mendalam.

Ibnu Sina juga telah menghasilkan sebuah buku yang diberi judul Remedies for The
Heartyang mengandungi sajak-sajak perubatan. Dalam buku tersebut, beliau telah
menceritakan dan menghuraikan berkaitan 760 jenis penyakit dan cara untuk
mengubatinya.

Pencapaian Dalam Bidang Perubatan

Penemuan penyakit baru dan puncanya

 pengaruh kuman dalam penyakit

 jangkitan virus seperti TB

 Penyakit Rubella, allergy (alahan), cacar (smallpox) dan sebagainya.

Penemuan dalam bidang farmasi

 menghasilkan ubat yang mujarab untuk pelbagai penyakit

 menghasilkan ubat bius

 membangunkan teknologi perubatan

 mencipta benang yang khusus untuk menjahit luka pembedahan


 mencipta picagari

Kesan peninggalan ibnu sina dalam perubatan

 memperkenalkan metode pemerhatian (observation) dan analisis

Sumbangan Dalam Bidang Ilmu dan Pemikiran

Ibnu Sina juga merupakan seorang ahli falsafah yang terkenal. Beliau pernah menulis
sebuah buku berjudul al-Najah yang membicarakan persoalan falsafah. Pada usia 21 tahun,
ketika berada di Khawarizm, beliau mula menulis karyanya yang pertama yang berjudul “Al-
Majmu” yang mengandungi pelbagai ilmu pengetahuan yang lengkap. Kemudian beliau
telah melanjutkan penulisannya dengan menulis buku-buku lain iaitu 116 karya dalam
pelbagai bidang seperti falsafah, mantik, matematik, astronomi, kimia, fizik, biologi dan sains
politik. Karya-karya beliau telah dihimpun oleh Domonican Institute for Oriental Studies di
Kaherah, Mesir. Dalam pada itu, karya-karya beliau telah diterjemahkan ke bahasa Arab
pada tahun 1950 oleh Liga Arab dan diberi tajuk ‘Muallafat Ibnu Sina’. Jasa Ibn Sina dalam
bidang perubatan dan keilmuan amat dihargai sehingga sebuah institusi pendidikan di
Hungary dinamakan sebagai ‘Avicenna College’.

Penemuan-Penemuan Baru

Ibnu Sina dikenali sebagai seorang saintis yang banyak memberikan sumbangan terhadap
dunia ilmu pengetahuan melalui penemuan-penemuan barunya.

Bidang Geografi

Ibnu Sina juga merupakan seorang ahli geografi yang mampu menerangkan bagaimana
sungai-sungai berhubungan dan berasal dari gunung-ganang dan lembah-lembah.
Malahan beliau telah membuktikan kemampuannya dalam mengemukakan suatu hipotesis
atau teori pada waktu itu, yang gagal dilakukan oleh ahli Yunani dan Romani sejak
dari Aristotles

Bidang Geologi, Kimia

Sumbangan Ibnu Sina dalam bidang geologi dan kimia memang tidak dapat disangsikan
lagi. Menurut A.M.A Shushtery, karangan Ibnu Sina mengenai ilmu pertambangan (mineral)
menjadi sumber geologi di Eropah. Beliau juga meninggalkan penemuan-penemuan yang
bermanafaat dalam bidang kimia. Menurut Reuben Levy, Ibnu Sina telah menerangkan
bahawa benda-benda logam sebenarnya berbeza antara satu dengan yang lain. Setiap
logam terdiri dari pelbagai jenis. Penerangan tersebut telah memperkembangkan ilmu kimia
yang telah dirintis sebelumnya oleh Jabbir Ibnu Hayyan Bapa Kimia Muslim. Sebahagian
daripada karyanya adalah seperti berikut:
1.Fi Aqsam al-Ulum al-Aqliyah (On the Divisions of the Rational Sciences) tentang
pembahagian ilmu-ilmu rasional.

2.Bidang metafizika , “Ilahiyyat” (Ilmu ketuhanan)

3.Bidang psikologi , “Kitab an-Nayat” (Book of Deliverence) buku tentang kebahagiaan jiwa.

4.Bidang sastera arab “Risalah fi Asab Huduts al-Huruf” ,risalah tentang sebab-sebab
terjadinya huruf.

5.Bidang syair dan prosa “Al-Qasidah al- Aniyyah” syair-syair tentang jiwa manusia.

6.Bidang politik “Risalah as-Siyasah” (Book on Politics) – Buku tentang politik.

KEWAFATAN IBNU SINA

Pada tanggal 1 Ramadhan 428 Hijriah, Abu Ali Sina atau yang terkenal dengan nama Ibnu
Sina, yang berasal daripada Iran, telah meninggal dunia. Ibnu Sina wafat pada usia ke 58
tahun di kota Hamedan, Iran Barat. Dalam rangka memperingati 1000 tahun hari
kelahirannya di Tehran pada tahun 1955 M, beliau telah dinobatkan sebagai “Father of
Doctor” untuk selamanya-selamanya. Sebuah monemun sejarah telah dibina di Tehran
untuk itu. Makam beliau di Hamdan itu kemudiannya telah dikelilingi oleh makam-makam
doktor Muslim lain yang disemadikan di kawasan tersebut. Hal ini menyebabkan ahli-ahli
ilmu yang terkemudian
merasa megah jika jasad mereka dapat dimakamkan di tanah perkuburan yang sama.

DALIL/LAMPIRAN

Dalil ini adalah yang terindah dari Ibnu Sina dan yang paling jelas menunjukkan daya
kreasinya. Meskipun dalil tersebut didasarkan atas perkiraan dan khayalan, namun tidak
mengurangi kemampuannya untuk memberikan keyakinan. Dalil tersebut mengatakan
sebagai berikut :

“Andaikan ada seseorang yang mempunyai kekuatan yang penuh, baik akal maupun
jasmani, kemudian ia menutup matanya sehingga tak dapat melihat sama sekali apa yang
ada di sekelilingnya kemudian ia diletakkan di udara atau dalam kekosongan, sehingga ia
tidak merasakan sesuatu persentuhan atau bentrokan atau perlawanan, dan anggota-
anggota badannya diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling bersentuhan atau bertemu.
Meskipun ini semua terjadi namun orang tersebut tidak akan ragu-ragu bahwa dirinya itu
ada, meskipun ia sukar dapat menetapkan wujud salah satu bagian badannya. Bahkan ia
boleh jadi tidak mempunyai pikiran sama sekali tentang badan, sedang wujud yang
digambarkannya adalah wujud yang tidak mempunyai tempat, atau panjang, lebar dan
dalam (tiga dimensi). Kalau pada saat tersebut ia mengkhayalkan (memperkirakan) ada
tangan dan kakinya.”

, Ibnu Sina juga berpendapat bahawa keadaan sifat manusia akan berubah secara
berterusan sama ada pada masa yang lepas, sekarang mahupun masa akan datang. Beliau
berkata:
“Perhatikanlah wahai orang-orang yang berakal, pada diri kamu hari ini apa yang berlaku
sepanjang umur kamu, sehingga kamu dapat mengingati banyak daripada apa yang kamu
telah berlaku sekitarnya, maka kamu akan dapati ketetapan itu berterusan, sedangkan
badan kamu dan bahagian-bahagiannya berlaku sebaliknya bahkan ia akan layu dan hilang.
Oleh yang demikian manusia berhajat kepada pemakanan untuk menyegarkan badannya.
Maka jika manusia mengurangkan pemgambilan makanan dalam tempoh yang pendek,
berat badannya pasti menurun ¼ , sesungguhnya jika keadaan ini dibiarkan berterusan
selama 20 tahun, maka kamu dapati dalam diri kamu tidak ada sesuatu pun dari bahagian
badan kamu sedangkan zat kamu terus kekal dalam tempoh tersebut bahkan seluruh umur
kamu, jadi zat kamu telah bertukar dari badan kamu dan bahagian-bahagiannya dari zahir
dan batin”.
Dari sini jelas bahawa kelakuan seseorang pada masa lepas akan terbawa-bawa hingga ke
masa sekarang dan masa akan datang. Inilah dikatakan kehidupan roh kita yang telah
ditetapkan sejak sekian lagi. Jika kehidupan ini bergerak dan berubah, maka sesungguhnya
ia bergerak pada pangkalnya (permulaan) dan berubah pada ketetapannya. Ini bukanlah
suatu ikutan atau tautan tetapi adalah limpahan jiwa yang satu dan daya tarikan tertentu.

KESIMPULAN

Secara keseluruhannya, Ibnu Sina banyak memberi sumbangan terhadap tamadun


Islam terutamanya dari ilmu perubatan. Beliau seorang yang tidak mengenal putus asa,
sebab itulah beliau berusaha bersunggu-sungguh mempelajari sesuatu ilmu dan
menyelesaikan masalah yang dihadapinya. Ibnu Sina adalah seorang yang berinovatif
kerana beliau banyak menghasilkan karya dalam pelbagai bidang ilmu terutama dalam
bidang perubatan.

Selain itu, Ibnu Sina juga seorang yang taat beragama. Beliau sering berdoa kepada
Allah SWT terutama apabila menghadapi kebuntuan untuk menyelesaikan sesuatu masalah.
Beliau sering ke masjid untuk memohon petunjuk daripada Allah SWT. Ibnu Sina memiliki
akal yang cergas dan tekun dalam mempelajari ilmu ini kerana pernah membaca buku
metafizik karangan Aristotle sebanyak 40 kali. Ibnu Sina juga mahir dalam ilmu anatomi iaitu
mengenai kedudukan organ dan tubuh manusia. Beliau orang pertama membuat kajian
tentang fungsi mata iaitu penglihatan dan fungsi mata. Walaupun Ibnu Sina terkenal dengan
ilmu perubatan, beliau juga pakar dari aspek lain seperti matematik, falsafah dan agama.

Oleh itu, kita sebagai umat Islam haruslah mempunyai semangat berusaha dan
jangan cepat putus asa seperti Ibnu Sina. Sesungguhnya, Ibnu Sina tidak sahaja unggul
dalam bidang perubatan tetapi kehebatan dalam bidang falsafah mengatasi gurunya sendiri
iaitu Abu Al-Nasr Al-Farabi (al-Farabi).

RUJUKAN

-Karya Ibnu Sina

 -- Qanun fi Thib (Canon of Medicine)(Terjemahan bebas : Aturan Pengobatan)

 -- Asy Syifa (terdiri dari 18 jilid berisi tentang berbagai macam ilmu pengetahuan)

 An Najat

 -- Mantiq Al Masyriqin ( Logika Timur)

Rujukan lain:

 -- http://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Sina

 --http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-ibnu-sina.html

 --internet (google chrome)

 -- buku tamadun islam

 --lect. ustaz faisal dan rakan-rakan


Ummi Munaliza:
[box title=40 Tahun Berbuat Dosa]
Dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa pada zaman Nabi Musa as, kaum bani Israil pernah
ditimpa musim kemarau panjang, lalu mereka berkumpul menemui Nabi Musa as dan
berkata: "Wahai Kalamullah, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan
menurunkan hujan untuk kami!"
Kemudian berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan mereka bersama-sama berangkat
menuju ke tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan bahwa jumlah mereka pada waktu
itu lebih kurang tujuh puluh ribu orang.

Setelah mereka sampai ke tempat yang dituju, maka Nabi Musa as mulai berdoa. Diantara isi
doanya itu ialah: "Tuhanku, siramlah kami dengan air hujan-Mu, taburkanlah kepada kami
rahmat-Mu dan kasihanilah kami terutama bagi anak-anak kecil yang masih menyusu, hewan
ternak yang memerlukan rumput dan orang-orang tua yang sudah bongkok. Sebagaimana
yang kami saksikan pada saat ini, langit sangat cerah dan matahari semakin panas.

Tuhanku, jika seandainya Engkau tidak lagi menganggap kedudukanku sebagai Nabi-Mu,
maka aku mengharapkan keberkatan Nabi yang ummi yaitu Muhammad SAW yang akan
Engkau utus untuk Nabi akhir zaman.

Kepada Nabi Musa as Allah menurunkan wahyu-Nya yang isinya: "Aku tidak pernah
merendahkan kedudukanmu di sisi-Ku, sesungguhnya di sisi-Ku kamu mempunyai
kedudukan yang tinggi. Akan tetapi bersama denganmu ini ada orang yang secara terang-
terangan melakukan perbuatan maksiat selama empat puluh tahun. Engkau boleh
memanggilnya supaya ia keluar dari kumpulan orang-orang yang hadir di tempat ini! Orang
itulah sebagai penyebab terhalangnya turun hujan untuk kamu semuanya."

Nabi Musa kembali berkata: "Wahai Tuhanku, aku adalah hamba-Mu yang lemah, suaraku
juga lemah, apakah mungkin suaraku ini akan dapat didengarnya, sedangkan jumlah mereka
lebih dari tujuh puluh ribu orang?" Allah berfirman: "Wahai Musa, kamulah yang memanggil
dan Aku-lah yang akan menyampaikannya kepada mereka!."

Menuruti apa yang diperintahkan oleh Allah, maka Nabi Musa as segera berdiri dan berseru
kepada kaumnya: "Wahai seorang hamba yang durhaka yang secara terang-terangan
melakukannya bahkan lamanya sebanyak empat puluh tahun, keluarlah kamu dari rombongan
kami ini, karena kamulah, hujan tidak diturunkan oleh Allah kepada kami semuanya!"

Mendengar seruan dari Nabi Musa as itu, maka orang yang durhaka itu berdiri sambil melihat
kekanan kekiri. Akan tetapi, dia tidak melihat seorangpun yang keluar dari rombongan itu.
Dengan demikian tahulah dia bahwa yang dimaksudkan oleh Nabi Musa as itu adalah dirinya
sendiri. Di dalam hatinya berkata: "Jika aku keluar dari rombongan ini, niscaya akan
terbukalah segala kejahatan yang telah aku lakukan selama ini terhadap kaum bani Israil,
akan tetapi bila aku tetap bertahan untuk tetap duduk bersama mereka, pasti hujan tidak akan
diturunkan oleh Allah SWT."

Setelah berkata demikian dalam hatinya, lelaki itu lalu menyembunyikan kepalanya di sebalik
bajunya dan menyesali segala perbuatan yang telah dilakukannya sambil berdoa: "Ya
Tuhanku, sesungguhnya aku telah durhaka kepada-Mu selama lebih empat puluh tahun,
walaupun demikian Engkau masih memberikan kesempatan kepadaku dan sekarang aku
datang kepada-Mu dengan ketaatan maka terimalah taubatku ini."
Beberapa saat selepas itu, kelihatanlah awan yang bergumpalan di langit, seiring dengan itu
hujanpun turun dengan lebatnya bagaikan ditumpahkan dari atas langit.

Melihat keadaan demikian maka Nabi Musa as berkata: "Tuhanku, mengapa Engkau
memberikan hujan kepada kami, bukankah di antara kami tidak ada seorangpun yang keluar
serta mengakui akan dosa yang dilakukannya?"

Allah berfirman: "Wahai Musa, aku menurunkan hujan ini juga di sebabkan oleh orang yang
dahulunya sebagai sebab Aku tidak menurunkan hujan kepada kamu."

Nabi Musa berkata: "Tuhanku, lihatkanlah kepadaku siapa sebenarnya hamba-Mu yang taat
itu?"

Allah berfirman: "Wahai Musa, dulu ketika dia durhaka kepada-Ku, Aku tidak pernah
membuka aibnya. Apakah sekarang. Aku akan membuka aibnya itu ketika dia telah taat
kepada-Ku? Wahai Musa, sesungguhnya Aku sangat benci kepada orang yang suka mengadu.
Apakah sekarang Aku harus menjadi pengadu?"[/box]

(Dikutip dari buku: "1001 Keinsafan "Kisah-kisah Insan Bertaubat.


Oleh: Kasmuri Selamat M A)

Ummi Munaliza:
[box title=Akhir Pengembaraan]
Pada zaman dahulu ada seorang pemuda pengembara bernama Ahmad. Ahmad adalah
seorang pengembara yang soleh dan taat kepada Allah. Hutan, gunnung serta padang pasir
telah dilalui dalam pengembaraannya.

Suatu ketika disaat Ahmad sedang menyusuri sebuah sungai. Dia merasa dahaga yang tiada
terhingga, karena hari memang sangat panas sekali. Ahmadpun kemudian berhenti dipinggir
sungai untuk minum dan mencuci mukanya. “Alhamdulillah….. terimakasih ya Allah,
engkau telah memberikan keselamatan kepadaku dengan air sungai ini”. Tiba-tiba Ahmad
melihat sesuatu mengapung-apung disungai menuju kearahnya. Tanpa berfikir panjang
Ahmad pun kemudian mencebur dan mengambilnya yang ternyata adalah sebuah apel. “Ini
mungkin rizki untukku”. Ahmad kemudian memakan apel itu. Tetapi disaat apel itu termakan
hampir habis, Ahmad teringat sesuatu. “Astaghfirullah, Kalau ada buah apel terjatuh, berarti
disekitar sini ada sebuah kebun. Dan bila ada sebuah kebun, mungkin kebun itu ada yang
memiliki. Ya Allah Ampunilah hambamu yang telah memakan buah ini tanpa meminta izin
kepada pemiliknya. Sebaiknya aku mencari dimana pemilik kebun dari buah ini.

Ahmadpun kemudian menyusuri sungai itu tanpa merasa letih. Dan benarlah, ternyata
diujung sebuah hulu sungai ada sebuah kebun apel yang sangat luas. Ahmad kemudian
mendatangi kebun itu dan mencari pemiliknya. Disaat Ahmad sedang mencari tiba-tiba
seorang kakek mengejutkannya.

“Assalamu’alaikum. Sedang mencari apa gerangan anak muda?”

“Waalaikumussalam… Apakah bapak tau siapa pemilik kebun anggur ini?”

“Sayalah pemiliknya. Kenapa ?


“Jadi, jadi pemilik kebun ini adalah bapak sendiri. Oh.. Kebetulan sekali. Saya minta maaf
karena saya telah memakan sebuah apel yang saya duga berasal dari kebun bapak”.

“Dimana engkau menemukannya anak muda?” tanya kakek itu.

“Disebuah sungai disaat saya sedang minum dan membasuh muka saya”.

Kakek Pemilik kebun apel itu terdiam dan menatap mata Ahmad dengan tajam. Ahmadpun
kemudian berkata, “Maafkanlah saya pak, saya siap menerima hukuman apapun dari bapak.
Apapun hukumannya, asalkan bapak memaafkan saya”.

“Ya, ya ya…. Kalau begitu kau akan menerima hukuman dariku”. Kata kakek itu seraya terus
menatap tajam mata ahmad.

“Silahkan kek, apa hukuman yang akan aku terima ?”

“Kau harus membersihkan kebunku selama satu bulan penuh”

“Baiklah kek, saya akan menjalankan hukuman itu dengan ikhlas karena Allah” Kata Ahmad
sabar.

Demikianlah, berhari-hari Ahmad membersihkan kebun apel itu dengan rajin dan senang. Dia
berharap dapat menghapus kesalahan yang telah dilakukannya. Hingga tidak terasa satu bulan
penuh Ahmad telah menjalankan hukuman. Ahmadpun kemudian mendatangi pemilik kebun
itu.

“Saya telah menjalankan hukuman untuk membersihkan kebun selama satu bulan penuh. Dan
hari ini adalah hari yang terakhir, Apakah ada hukuman lain untuk menebus kesalahan saya?”
Tanya Ahmad.

“Ada. Aku mempunyai seorang anak gadis bernama Rokayah. Dia buta, tuli, bisu dan
lumpuh. Kau harus menikahinya.Jawab Kakek pemilik kebun

Bukan cuman terkejut, Ahmadpun gemetar. Tubuhnya berkeringat. Karena Ahmad berfikir
begitu berat ujian dan hukuman yang dia terima. pemilik kebun itupun bertanya.

“Kenapa, apakah kau tidak bersedia?” tanya pemilik kebun itu membuat ahmad berfikir.
Tidak lama kemudian ahmad dapat menguasai diri. Dia yakin apabila pemilik kebun tidak
memaafkannya, maka Allahpun tidak akan memaafkan kesalahannya yang telah memakan
apel yang bukan miliknya.

“Baiklah, saya akan penuhi. Saya ikhlas karena Allah untuk menikahi anak kakek. Jawab
Ahmad

Dengan kesabaran dan keikhlasan Ahmadpun kemudian menikahi gadis pemilik kebun apel.
Disaat usai pernikahan, Ahmad hendak memasuki kamar pengantin yang didalamnya telah
menunggu gadis pemilik kebun apel

“Assalamu’alaikum”…. Ucap Ahmad seraya membuka tirai kamar.


“Wa’alaikummussalam, Silahkan masuk. Aku telah menunggu sedari tadi” Seorang gadis
menjawab dari dalam kamar

Ahmad terkejut bukan kepalang mendengar jawaban itu.

“Oh, maafkan saya. Mungkin saya salah memasuki kamar ini. Sebenarnya saya mencari gadis
bernama Rokayah. Dia anak pemilik kebun apel”. Kata Ahmad bingung.

“Sayalah yang engkau cari”. Jawab gadis itu

“Oh tidak…. Tidak mungkin”.

Ahmadpun berlalu dengan tergesa meninggalkan gadis itu dan menemui pemilik kebun.

“Sebelumnya maafkan saya yang telah lancang memasuki sebuah kamar seorang gadis
cantik. Tapi… dimanakah sebenarnya kamar Rokayah istri saya?” Tanya Ahmad

“Kau tidak salah. Yang kau masuki memang kamar rokayah anakku satu-satunya. Dan yang
didalam kamar memang anakku. Dialah rokayah”.

“Tetapi kenapa saya tidak melihat dia buta, tuli, bisu dan lumpuh?” Tanya Ahmad.

“Anakku….. Rokayah memang buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tapi yang aku maksud dia buta,
karena dia tidak pernah menggunakan kedua matanya untuk melihat hal-hal yang buruk. Dia
tuli, karena telinganya tidak pernah digunakan untuk mendengarkan pembicaraan-
pembicaraan yang buruk. Dia bisu, karena dia tidak pernah menggunakan mulutnya untuk
berbicara kotor. Dan dia lumpuh, karena dia tidak pernah berjalan ketempat-tempat maksiat.
Sekarang segeralah kau kembali kekamarnya. Temuilah dia yang sekarang menjadi istrimu”.

Betapa bahagianya Ahmad yang ternyata mendapatkan seorang istri yang bukan cantik jelita,
namun seorang gadiis yang beriman dan taat kepada Allah.[/box]

Ummi Munaliza:
[box title=Antara Sabar dan Mengeluh]Pada zaman dahulu ada seorang yang bernama Abul
Hassan yang pergi haji di Baitul Haram. Diwaktu tawaf tiba-tiba ia melihat seorang wanita
yang bersinar dan berseri wajahnya.
"Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu,tidak lain
kerana itu pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."

Tiba-tiba wanita itu mendengar ucapan Abul Hassan lalu ia bertanya, "Apakah katamu hai
saudaraku ? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana
risau, dan seorang pun yang menyekutuinya aku dalam hal ini."

Abu Hassan bertanya, "Bagaimana hal yang merisaukanmu?"

Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing
korban, dan pada aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain dan yang satu
masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan, tiba-tiba anakku yang agak
besar berkata pada adiknya, "Hai adikku, sukakah aku tunjukkan padamu bagaimana ayah
menyembelih kambing ?"
Jawab adiknya, "Baiklah kalau begitu ?"

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa
ketakutan setelah melihat darah memancut keluar dan lari ke bukit yang mana di sana ia
dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya itu sehingga mati kehausan dan
ketika aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak
menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya periuk tersebut dan tumpahlah air panas
terkena ke badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang
telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka ia jatuh pengsan hingga sampai menuju
ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara di antara mereka semua."

Lalu Abul Hassan bertanya, "Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang
sangat hebat itu ?"

Wanita itu menjawab, "Tiada seorang pun yang dapat membezakan antara sabar dengan
mengeluh melainkan ia menemukan di antara keduanya ada jalan yang berzeda. Adapun
sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan adapun
mengeluh, maka orangnya tidak mendapat ganti yakni sia-sia belaka."

Demikianlah cerita di atas, satu cerita yang dapat dijadikan tauladan di mana kesabaran
sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman
kepada Allah dalam setiap terkena musibah dan dugaan dari Allah.
Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi,:
" Tidak ada balasan bagi hamba-Ku yang Mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia
kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh. Perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram.
Kerana itu Rasulullah s.a.w bersabda,: " Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap
Allah, merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."

Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang
mengeluh, jika ia mati sebelum taubat, maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap
api neraka." (Riwayat oleh Imam Majah)

Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah.
[/box]

wardah_asywak:
[box title=SEPOTONG ROTI PENEBUS DOSA]
Abu Burdah bin Musa Al-Asy'ari meriwayatkan, bahwa ketika menjelang wafatnya Abu
Musa pernah berkata kepada puteranya: "Wahai anakku, ingatlah kamu akan cerita tentang
seseorang yang mempunyai sepotong roti."

Dahulu kala di sebuah tempat ibadah ada seorang lelaki yang sangat tekun beribadah kepada
Allah. Ibadah yang dilakukannya itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun. Tempat
ibadahnya tidak pernah ditinggalkannya, kecuali pada hari-hari yang telah dia tentukan. Akan
tetapi pada suatu hari, dia digoda oleh seorang wanita sehingga diapun tergoda dalam bujuk
rayunya dan bergelimang di dalam dosa selama tujuh hari sebagaimana perkara yang
dilakukan oleh pasangan suami-isteri. Setelah ia sadar, maka ia lalu bertaubat, sedangkan
tempat ibadahnya itu ditinggalkannya, kemudian ia melangkahkan kakinya pergi
mengembara sambil disertai dengan mengerjakan solat dan bersujud.

Akhirnya dalam pengembaraannya itu ia sampai ke sebuah pondok yang di dalamnya sudah
terdapat dua belas orang fakir miskin, sedangkan lelaki itu juga bermaksud untuk
menumpang bermalam di sana, karena sudah sangat letih dari sebuah perjalanan yang sangat
jauh, sehingga akhirnya dia tertidur bersama dengan lelaki fakir miskin dalam pondok itu.
Rupanya di samping kedai tersebut hidup seorang pendita yang ada setiap malamnya selalu
mengirimkan beberapa buku roti kepada fakir miskin yang menginap di pondok itu dengan
masing-masingnya mendapat sebuku roti.

Pada waktu yang lain, datang pula orang lain yang membagi-bagikan roti kepada setiap fakir
miskin yang berada di pondok tersebut, begitu juga dengan lelaki yang sedang bertaubat
kepada Allah itu juga mendapat bahagian, karena disangka sebagai orang miskin. Rupanya
salah seorang di antara orang miskin itu ada yang tidak mendapat bahagian dari orang yang
membahagikan roti tersebut, sehingga kepada orang yang membahagikan roti itu ia berkata:
"Mengapa kamu tidak memberikan roti itu kepadaku." Orang yang membagikan roti itu
menjawab: "Kamu dapat melihat sendiri, roti yang aku bagikan semuanya telah habis, dan
aku tidak membagikan kepada mereka lebih dari satu buku roti." Mendengar ungkapan dari
orang yang membagikan roti tersebut, maka lelaki yang sedang bertaubat itu lalu mengambil
roti yang telah diberikan kepadanya dan memberikannya kepada orang yang tidak mendapat
bahagian tadi. Sedangkan keesokan harinya, orang yang bertaubat itu meninggal dunia.

Di hadapan Allah, maka ditimbanglah amal ibadah yang pernah dilakukan oleh orang yang
bertaubat itu selama lebih kurang tujuh puluh tahun dengan dosa yang dilakukannya selama
tujuh malam. Ternyata hasil dari timbangan tersebut, amal ibadat yang dilakukan selama
tujuh puluh tahun itu dikalahkan oleh kemaksiatan yang dilakukannya selama tujuh malam.
Akan tetapi ketika dosa yang dilakukannya selama tujuh malam itu ditimbang dengan sebuku
roti yang pernah diberikannya kepada fakir miskin yang sangat memerlukannya, ternyata
amal sebuku roti tersebut dapat mengalahkan perbuatan dosanya selama tujuh malam itu.
Kepada anaknya Abu Musa berkata: "Wahai anakku, ingatlah olehmu akan orang yang
memiliki sebuku roti itu!"[/box]

kanjeng sunan:
[box title=Kisah Nabi Daud & Seekor Ulat]Dalam sebuah kitab Imam Al-Ghazali
menceritakan pada suatu ketika tatkala Nabi Daud A.S sedang duduk dalam suraunya sambil
membaca kitab az-Zabur, dengan tiba-tiba dia terpandang seekor ulat merah pada debu.

Lalu Nabi Daud A.S. berkata pada dirinya, "Apa yang dikehendaki Allah dengan ulat ini?"

Sebaik sahaja Nabi Daud selesai berkata begitu, maka Allah pun mengizinkan ulat merah itu
berkata-kata.

Lalu ulat merah itu pun mula berkata-kata kepada Nabi Daud A.S.

"Wahai Nabi Allah! Allah S.W.T telah mengilhamkan kepadaku untuk membaca
'Subhanallahu walhamdulillahi wala ilaha illallahu wallahu akbar' setiap hari sebanyak 1000
kali,

dan pada malamnya Allah mengilhamkan kepadaku supaya membaca 'Allahumma solli ala
Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa sohbihi wa sallim' setiap malam sebanyak
1000 kali"

Setelah ulat merah itu berkata demikian, maka dia pun bertanya kepada Nabi Daud A.S.
"Apakah yang dapat kamu katakan kepadaku agar aku dapat faedah darimu?"

Akhirnya Nabi Daud menyedari sikapnya memandang remeh akan ulat tersebut, dan dia
sangat takut kepada Allah S.W.T. maka Nabi Daud A.S. pun bertaubat dan menyerah diri
kepada Allah S.W.T.

KISAH KISAH TELADAN PADA ZAMAN NABI MUHAMMAD SAW

A. Masuk Surga Karena Seekor Lalat dan Masuk Neraka Karena Seekor Lalat
Rasulullah Saw bersabda : “ada seseorang masuk surga karena seekor lalat dan masuk
neraka karena seekor lalat”. Para Sahabat bertanya, “Bagaimana itu bisa terjadi wahai
Rasulullah?”.
Beliau menjawab : “Terdapat dua orang yang berjalan melewati suatu kaum yang
mempunyai berhala, tidak seorangpun diperolehkan melewati berhala itu sebelum
memberikan sesuatu kepada berhala. Mereka berkata kepada salah seorang dari kedua lelaki
tersebut, “Berikanlah korban kepada berhala itu!” Dia menjawab, “Aku tidak mempunyai
apa-apa untuk berkorban”. Mereka berkata lagi, “Berikanlah korban sekalipun dengan seekor
lalat”. Kemudian salah seorang diantara kedua lelaki tersebut memberikan lalat untuk sesaji
dan mereka diperkenankan meneruskan perjalanannya. Karena perbuatannya itu, ia kemudian
masuk neraka.
Kemudian mereka berkata kepada yang seseorang lagi,”Orang yang kedua ini menjawab,
“Berikanlah korban!” Orang yang kedua ini menjawab,”Aku tidak akan berkorban sedikitpun
kecuali kepada Allah SWT. Kemudian ia memenggal leher orang itu, dan ia masuk surga”.
(Syaikh Shalih Al-Fauzan).
Hikmah yang dapat kita ambil dari cerita diatas adalah : “Barang siapa bersaksi tiada
Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba dan
utusan Allah, bahwa Isa adalah hamba dan utusan Allah, kalimat-Nya yang Dia sampaikan
kepada Maryam dan ruh dari-Nya, surga adalah haq dan neraka adalah haq, niscaya Allah
akan memasukkanya kedalam surga sesuai dengan amal yang dilakukannya”. (HR. Bukhari
Muslim)

B. Rasulullah SAW dan Pengemis Yahudi Buta


Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah, ada seorang pengemis Yahudi buta yang jika ada
orang yang mendekatinya ia selalu berkata “Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia
itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian
akan dipengaruhinya”.
Padahal setiap pagi Rasulullah Saw mendatanginya dengan membawa makanan dan tanpa
berkata sepatah katapun Rasulullah Saw menyuap makanan yang dibawanya kepada
pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang
bernama Muhammad. Rasulullah Saw melakukannya hingga menjelang Nabi Muhammad
wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap
pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abubakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.a. Beliau bertanya kepada
anaknya, “Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan”. Aisyah r.a.
menjawab pertanyaan ayahnya, “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak
ada satu sunnahpun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja”. “Apakah itu?”, tanya
Abubakar r.a. Setiap pagi Rasulullah selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan
makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana”, kata Aisyah r.a.
Ke esokan harinya Abu Bakar r.a. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk
diberikannya kepada pengemis itu. Abubakar r.a. mendatangi pengemis itu dan memberikan
makanan itu kepadanya. Ketika Abubakar r.a. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil
berteriak, “Siapakah kamu?”. Abubakar r.a menjawab, “Aku orang yang biasa”. “Bukan!,
engkau bukan orang yang biasa mendatangiku”, jawab si pengemis buta itu. Apabila ia
datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah.
Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya
makanan tersebut dengan mulutnya, setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri”,
pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abubakar r.a. tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada
pengemis itu, aku memang bukan orang yang biasa datang padamu, aku adalah salah seorang
dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah Saw.
Setelah pengemis itu mendengar cerita Abubakar r.a. iapun menangis dan kemudian berkata,
benarkah demikian ? selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, ia tidak pernah
memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu
mulia. Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat dihadapan Abubakar r.a. dan
masuk Islam.
Kisah ini merupakan kisah inspiratif yang benunjukkan betapa indahnya agama Islam.
Nabi Muhammad telah memberikan contoh yang sangat luar biasa tentang ajaran Islam.
Seperti itulah Islam seharusnya membentuk kepribadian bagi pemeluknya. Dari cerita di atas
kita dapat mengambil hikmah yaitu : “semakin maju ilmu pengetahuan, maka semakin
sempit peluangnya berselisih dengan agama. Pemahaman yang hakiki dalam ilmu
pengetahuan mengajak atau menyeru kepada iman kepada Allah SWT”. (Oliver Windle,
Pakar ilmu alam).

C. Ashabul Kahfi
Mereka adalah para pemuda yang diberi petunjuk oleh Allah Ta’ala dan Allah mengilhami
mereka dengan keimanan, sehingga mereka mengenal Allah dan mengingkari keyakinan
kaum mereka yang menyembah berhala.
Suatu saat mereka mengadakan pertemuan untuk membicarakan masalah akidah dengan
perasaan takut akan kekejaman dan kekerasan kaum mereka, seraya berkata, “Dan kami
meneguhkan hati mereka diwaktu mereka berdiri, lalu mereka pun berkata, “Tuhan kami
adalah Tuhan seluruh langit dan bumi; kami sekali-kali tidak menyeru Tuhan selain Dia,
Sesungguhnya kami kalau demikian Telah mengucapkan perkataan yang amat jauh dari
kebenaran”. (QS. Al-Kahfi:14-15).
Kemudian mereka berlindung ke gua, lalu Allah SWT memudahkan urusan mereka,
melapangkan lubang gua serta menempatkan pintunya di sebelah utara, sehingga tidak
terkena sinar matahari; baik ketika terbit maupun saat terbenam, dan mereka tertidur dalam
gua di bawah penjagaan serta perlindungan Allah SWT selama tiga ratus sembilan tahun.
Allah SWT telah melindungi mereka dari rasa takut, karena posisi mereka (gua) berdekatan
dengan kota kaum mereka.
Allah senantiasa menjaga dan melindungi mereka dalam gua tersebut, sebagaimana
dijelaskan dalam firman-Nya, Artinya “Dan kamu mengira mereka itu bangun padahal
mereka tidur; dan kami balik-balikkan mereka ke kanan dan ke kiri”. (QS. Al-Kahfi:18),
supaya bumi tidak membusukan tubuh mereka.
Kemudian Allah SWT membangunkan mereka setelah tertidur dalam jangka waktu yang
cukup lama “supaya mereka saling bertanya diantara mereka sendiri”. (Al-Kahfi:19).
Akhirnya berkatalah salah seorang diantara mereka, “Sudah berapa lamakah kamu berada di
sisni?”, Mereka menjawab, “Kita berada di sini sehari atau setengah hari”. Yang lain lagi
berkata, “Rabb kamu lebih mengetahui berapa lama kamu berada di sini. Maka suruhlah
salah seornag diantara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini”. (QS. Al-
Kahfi:19).
Kisah di atas merupakan sebuah contoh yang diberikan Allah kepada umat manusia
tentang keteguhan iman para pemuda kahfi. Mereka memiliki keteguhan iman karena mereka
mengenal Tuhannya, mereka memahami bahwa Allah memiliki kesempurnaan yang tidak ada
tandingannya. Keteguhan inilah yang menyebabkan mereka mendapat rahmat dari Allah
SWT dan selamat dari kekejaman kaumnya. Semoga kita bisa mencontoh perbuatan para
pemuda Kahfi dalam memperjuangkan agama Allah.
Hikmah cerita ini adalah : “Siapa yang mengenal Tuhannya, tentu dia akan
mencintainya. Dan siapa yang mengenal dunia, tentu dia akan zuhud kepadanya”.(Hasan Al
Bashri).
Dari ketiga kisah tauladan di atas banyak sekali pelajaran dan hikmah yang dapat kita
petik. Untuk itu marilah kita memperbaiki kualitas diri kita dengan memulai perbaikan pada
diri sendiri dan mengamalkannya. Semoga sekelumit kisah-kisah teladan pada zaman Nabi
Muhammad SAW ini dapat menambah wawasan pembaca.

Penulis,
Uswatun Hasanah

Anda mungkin juga menyukai