4
dikabarkan sampai 40 kali. Ia akhirnya terbantu oleh sebuah risalah pendek karangan Al-
Farabi, yang didapatnya secara kebetulan di tokoh loak saat belajar di pinggir pasar. dengan
demikian, Ibnu Sina sendiri mengakui bahwa Al-Farabi sebagai guru keduanya (Al-
Mu’allimu altsani).5
Pada usia 22 tahun, ayahnya meninggal dunia, kemudian Ibnu Sina meninggalkan negeri
Buhkara untuk menuju ke Jurjan dan dari sini Ibnu Sina pergi ke Chawarazam. Di Jurjan
Ibnu Sina mengajar dan menulis, tetapi kekacauan politik, Ibnu Sina tidak lama tinggal di
sana. Kemudian hidupnya berpindahpindah dari satu tempat ke tempat lain hingga sampai di
Hamadan. Di tempat ini Ibnu Sina pernah diangkat jadi menteri meskipun Ibnu Sina pernah
dipenjarakan beberapa bulan. Selanjutnya, ia berpindah lagi ke Isfahan, di bawah penguasa
Ala Addaulah, Ibnu Sina disambut baik olehnya. Namun pada akhirnya Ibnu Sina kembali ke
Hamadan, ketika Ala Addaulah merebut negeri Hamadan. Pada usia 58 tahun di tempat Ibnu
Sina meninggal dunia.6
7
kebahagiaan rumah tangga, kebahagiaan masyarakat dan kebahagiaan manusia secara
menyeluruh pada akhirnya kebahagiaan manusia di akhirat kelak. Jika setiap individu
anggota keluarga memiliki akhlak mulia maka akan tercipta kebahagiaan rumah tangga,
selanjutnya jika setiap rumah tangga memiliki akhlak mulia, maka akan tercipta kebahagiaan
masyarakat dan selanjutnya kebahagiaan manusia seluruhnya.8
Ibnu Sina mengatakan bahwa akal itu wajib dikembangkan dan itulah sebenarnya tujuan
akhir dari pendidikan. Akal merupakan salah satu instrument pokok dalam mengurai
kekusutan fenomena yang belum ditemukan benang merahnya. Akal diperlukan dalam
rangka membuka tabir pengetahuan. Tujuan pendidikan menurut Ibn Sina harus diarahkan
pada upaya mempersiapkan seseorang agar dapat hidup di masyarakat secara bersama-sama
dengan melakukan pekerjaan atau keahlian yang dipilihnya sesuai dengan bakat, kesiapan,
kecenderungan dan potensi yang dimilikinya. Selanjutnya Ibnu Sina dalam Nata mengatakan
bahwa tujuan pendidikan itu harus diarahkan pada pengembangan seluruh potensi yang
dimiliki seseorang ke arah perkembangan yang sempurna, yaitu perkembangan fisik,
intelektual dan budi pekerti dalam rangka menciptakan insan kamil.9