Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

URGENSI DAN TUJUAN STUDI ISLAM


Dosen Pengampu : Bapak Abu Bakar, M.Pd

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodologi Studi Islam

DISUSUN OLEH :

Mislama Hayati (2111101069)

Nurjaya Ardana (2111101042)

Qori Abdillah Syahadi (2111101173)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS


SAMARINDA

2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur di panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat serta karunia-Nya lah
penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Studi Islam dengan tema “Urgensi dan Tujuan Studi Islam” yang di berikan dosen pengampu.

Dalam penulisan makalah ini,kami sadar bahwa kami tidak dapat menyelesaikannya sendiri tanpa
bantuan orang lain. Oleh karena itu,kami mengucapkan terima kasih kepada Penulis yang buku maupun
artikelnya menjadi referensi dalam pembuatan makalah.

Dan dengan demikian kami pun menyadari bahwa makalah yang di buat masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu,kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna
untuk menyempurnakan makalah ini. Sekian sepatah kata dari kami,semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Samarinda,18 September 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. iii

A...Latar Belakang.........................................................................................................iii
B...Rumusan Masalah....................................................................................................iii
C...Tujuan pembahasan................................................................................................. iii

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................... 1

A...Pengertian Studi Islam.............................................................................................1


B...Urgensi Studi Islam Dalam Kehidupan .................................................................. 2
C...Tujuan Studi Islam...................................................................................................3
D...Rasa Ingin Tahu Manusia (Human Quest for Knowledge)..................................... 4
E... Doktrin Kepercayaan Agama.................................................................................. 5

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 7

A...Saran........................................................................................................................ 7
B...Kesimpulan.............................................................................................................. 7

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 8

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dari segi tingkatan kebudayaan, agama merupakan universal kultural. Salah satu
prinsip fungsional menyatakan bahwa segala sesuatu yang tidak berfungsi pasti akan
lenyap dengan sendirinya. Karenanya agama islam dari dulu hingga sekarang dengan
tangguh menyatakan eksistensinya. Hal ini berarti bahwa agama mempunyai dan
memerankan sejumlah peran dan fungsinya di masyarakat. Oleh karena itu , studi islam
dituntut untuk membuka dirinya agar studi islam mampu berkembang dan beradaptasi
dengan dunia modern serta menjawab tantangan kehidupan dunia dan mudaya modern.
Studi Islam secara sederhana dapat dikatakan sebagai usaha untuk mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan agama islam. Dengan kata lain studi islam adalah usaha
sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam
seluk beluk atau hal-hal yang berhubungan dengan agama islam, baik ajaran, sejarah
maupun praktik-praktik pelaksanaanya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,
sepanjang sejarahnya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang dapat menjadi rumusan
masalah adalah;
1. Apa yang dimaksud dengan studi islam?
2. Bagaimana peran urgensi islam dalam kehidupan?
3. Apa tujuan dari studi islam
4. Bagaimana hubungannya dengan rasa ingi tahu Manusia?
5. Apa yang dimaksud dengan doktrin kepercayaan Agama?

C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka bisa ditarik tujuan
dari pembahasan makalah ini adalah;
1. Untuk mengetahui pengertian dari Studi Islam

iii
2. Untuk mengetahui peran urgensi islam dalam kehidupan
3. Untuk mengetahui tujuan dari studi islam
4. Untuk mengetahui hubungan
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan doktrin kepercayaan agama

iv
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Studi Islam


Studi Islam secara etimologis adalah terjemahan dari Bahasa Arab Dirasah Islamiyah.
Sedangkan Studi Islam di Barat dikenal dengan istilah Islamic Studies. Maka studi Islam secara
harfiah ialah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan Islam. Makna ini sangat umum
sehingga perlu ada spesifikasi pengertian terminologis perihal studi Islam pada kajian yang
sistematis serta terpadu. dengan perkataan lain, Studi Islam artinya usaha sadar dan sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau
hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah
maupun praktik-praktik pelaksanaannya secara konkret dalam kehidupan sehari-hari.

Studi Islam diarahkan pada kajian ke-Islaman yang mengarah pada tiga hal, yaitu:

1. Islam yang bermuara pada ketundukan atau berserah diri.


2. Islam dapat dimaknai yang mengarah pada keselamatan dunia dan akhirat, karena ajaran
Islam pada hakikatnya membimbing manusia untuk berbuat kebajikan serta menjauhi seluruh
larangan.
3. Islam bermuara pada kedamaian.1

Studi Islam (Islamic Studies) dari masa ke masa terlihat semakin matang. Meski pada
awalnya terminology Islamic Studies mencuat dari belahan barat, akan tetapi realitas keilmuan
menuntut umat Islam dan lembaga-lembaga pendidikan di dalamnya menyadari secara sungguh-
sungguh terhadap eksistensi dan perannya dalam ikhtiar merespon masalah tantangan,
konstruksi, eksistensi serta pengembangan keilmuan Studi Islam. Bagi Islamic Studies, banyak
sekali pendekatan dan metode ilmiah berkembang dengan aneka perspektif, kecenderungan dan
orientasi yang lahir dari latar masing-masing pengkajinya.

Studi Islam ialah bagian dari subject matter yang disebut Oriental Studies yakni studi
kesarjanaan tentang kultur Timur yang dimaksudkan untuk percepatan secara independen bagi
interes politik dan kepenyiaran. jika manusia berpredikat muslim maka pendidikan Islam
1
Nurhasanah Bakhtiar Marwan, Metodologi Studi Islam, (Pekanbaru: CAHAYA FIRDAUS, 2016), h 1

1
merupakan sistem pendidikan yang bisa memberikan kemampuan kepada seseorang untuk
memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, sebab nilai-nilai Islam sudah menjiwai
dan mewarnai corak kepribadiannya. dengan kata lain manusia muslim yang sudah menerima
pendidikan Islam itu harus mampu hidup didalam kedamaian serta kesejahteraan sebagaimana
yang diharapkan oleh cita-cita Islam. 2

B. Urgensi Studi Islam dalam Kehidupan


Seiring berkembangnya zaman,agama lantas tidak hanya berfungsi sebagai penegasan
terhadap doktrin semata namun agama juga harus mampu dipelajari secara akademik.
Sebagaimana yang dijelaskan Amin Abdullah bahwa fenomena keberagaman manusia tidak
hanya dilihat dari sudut nermativitas ajaran wahyu. Tetapi juga harus mampu dilihat dari
historisitas pemahaman interpretasi orang-orang atau kelompok terhadap norma-norma
ajaran agama yang dipeluknya serta model-model amalan dan praktek ajaran agama yang
dilakukan.3
Ada beberapa hal yang sangat urgen yang membuat metodologi islam ini digunakan
untuk memahami islam baik secara tekstual dan kontekstual,di antaranya;
1. Kita sebagai masyarakat muslim yang hidup di era abad 20 ini dihadapkan dengan
berbagai persoalan multidimensi, baik sains, teknologi, dan modernisasi. Islam yang
eksklusif, pemahaman islam yang berkelompok-kelompok, golongan, serta berbagai
aliran dan mazhab
2. Cara pandang islam yang seharusnya tidak hanya doktrin, tetapi juga sebagai aspek sosial
budaya dimana perkembangan zaman membutuhkan pemahaman islam yang dinamis.
Sikap budi luhur adalah amanah atau kebenaran yang selama ini jauh dari kehidupan
masyarakat sehari-hari. sementara ajaran agama sering kali dipisahkan dari kehidupan
sosial dan lingkungan. Sebagai konsekuensi logis muncullah dikotomi wahyu dengan
alam, wahyu dengan akal, serta antara wahyu dengan realitas sosial.
3. Cara pandang dikotomi antara pengetahuan agama dan umum.poin ini menunjukkan
krisis intelektual dalam dunia islam yang berlarut-larut. Tidak diragukan lagi bahwa

2
Mohammad Arif, Studi Islam dalam Dinamika Global, (2017), h 4
3
Amin Abdullah, Studi Agama (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002), hal. 5

2
krisis adalah penyebab sekaligus bukti dekadensi umat yang sekaligus menghambat
mereka untuk mengejar ketertinggalan kultural dan peradaban dunia modern.
4. Sesama umat islam larut dalam mengklaim sukunya yang paling benar, dalam beragama
mengklaim dirinya paling saleh di bumi serta menyalahkan dan memburukkan yang lain.

C. Tujuan Studi Islam


Studi islam merupakan sebuah usaha untuk mempelajari islam secara mendalam dan
segala seluk beluk yang berhubungan dengan agama islam. Studi islam ini mempunyai tujuan
sekaligus penunjuka arah dari studi tersebut. Muhaimin dalam bukunya mengemukakan
bahwa arah dan tujuan dari studi islam,yaitu;
1. Untuk mempelajrai secara mendalam apa yang sebenarnya hakikat islam itu, dan
bagaimana popsisi serta hubungannya dengan agama-agama lain dalam kehidupan
budaya manusia. Sehubungan dengan hal ini, studi islam dilaksanakan berdasarkan
asumsi bahwa agama yang diturunkan oleh Allah adalah untuk membimbing dan
mengarahkan serta menyempurnakan perkembangan agama terdahulu.
2. Untuk mempelajarai secara mendalam pokok-pokok isi ajaran agama islam yang asli dan
bagaimana penjabaran operasionalnya dalam pertumbuhan dan perkembangan budaya
serta peradaban islam sepanjang sejarah. Studi ini berasumsi bahwa agama islam adalah
fitrah sehingga pokok-pokok ajaran agama islam tentunya sesuai dengan fitrah manusia.
Yang mana fitrah merupakan potensi dasar, pembawaan yang ada dan tercipta dalam
proses penciptaan manusia. Dari sinilah manusia dapat menyusun dan mengatur suatu
sistem kehidupan dan lingkungan budaya.
3. Untuk mempelajari secara mendalam sumber dasar ajaran agama islam yang tetap abadi
dan dinamis, serta bagaimana aktualisasinya sepanjang sejarahnya. Studi ini berdasarkan
asumsi bahwa agama islam sebagai agama samawi terakhir yang membawa ajaran yang
bersifat final dan mampu menjawab tantangan perubahan zaman.
4. Untuk mempelajari secara mendalam prinsip-prinsip dan nilai-nilai dasar ajaran agama
islam, dan bagaimana realisasinya dalam membimbing dan mengarahkan serta
mengontrol perkembangan budaya dan peradaban manusia pada zaman modern ini.
Agama islam sebagai rahmatan lil’aalamiin tentunya mempunyai prinsip dan nilai dasar

3
yang universal dan mempunyai daya control untuk mengarahkan dan mengendalikan
perkembangan sistem budaya dan peradaban dunia.

Dengan mengemukakan tujuan-tujuan tersebut, tampaklah karakteristik studi islam yang


selama ini dikembangkan di perguruan tinggi tidak bersifat konvensional, tetapi memadukan
antara studi islam di kalangan umat islam sendiri yang bersifat subjektif dan doktriner dan
kalangan luar islam yang bersifat ilmiah. Oleh karena itu, tampilannya lebih banyak diwarnai
dengan analisis kritis terhadap hasil studi dari kedua sisi studi diatas.

Selanjutnya dengan tujuan –tujuan tersebut studi islam diharapkan akan bermanfaat bagi
peningkatan usaha pembaharuan dan pengembangan kurikulum pendidikan islam pada umumnya
dalam usaha transformasi kehidupan sosial budaya serta agama umat islam saat ini.

D. Rasa Ingin Tahu Manusia (Human Quest for Knowledge)


Untuk memenuhi keingintahuannya, manusia berusaha untuk mencari pengetahuan
dengan berbagai upaya.
1. Trial and Error
Merupakan metode yang dimana manusia melakukan percobaan terhadap sesuatu
tanpa melakukan langkah-langkah secara ilmiah untuk menemukan suatu kebenaran.
Dari percobaan ini, manusia mendapatkan pengetahuan melalui proses pengalamannya
(experience). Metode ini mencoba berbagai cara dan tindakan untuk memecahkan suatu
masalah. Metode ini juga disebut belajar dari kesalahan.
2. Common Sense
Merupakan asumsi umum, yakni kebenaran atas dasar penglihatan itu (objek)
artinya gejala atau indikasi akan terjadi sesuatu. Jadi suatu yang akan terjadi itu telah
menjadi pengetahuan/rasa tahu untuk semua orang, contohnya: hari mendung, semua
orang akan tahu bahwa hari akan hujan.
Pengetahuan melalui akal disebut pengetahuan aqli, lawannya ialah pengetahuan
naqli. Penalaran ialah suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. supaya
pengetahuan yang dihasilkan penalaran tersebut memiliki dasar kebenaran, maka proses
berpikir itu wajib dilakukan dengan cara metode tertentu.
Menurut Sidi Gazalba, pengetahuan lazimnya diperoleh melalui salah satu dari
empat cara, yaitu: pengetahuan yang dibawa sejak lahir; pengetahuan yang diperoleh

4
berdasarkan budi; pengetahuan yang diperoleh berdasarkan indra-indra spesifik seperti
pendengaran, penciuman dan rabaan; serta yang terakhir pengetahuan yang diperoleh
dari penghayatan langsung atau ilham.
3. Akal
Manusia ialah makhluk yang berakal yang bisa mempergunakan daya berpikirnya
untuk memahami berbagai aspek dalam kehidupannya dan menentukan reaksinya. akal
tidak dapat dipisahkan dengan indra, dari keduanya inilah akan menghasilkan
pengetahuan. aktivitas akal ini disebut berpikir.
4. Pengalaman
Menurut C.A Van Peursen, pengetahuan bukan hanya meliputi pengetahuan
ilmiah semata, tetapi juga pengetahuan empiris melalui pengalaman pribadi, melihat,
mendengar, merasakan, menduga dalam suasana jiwa.
5. Ilham
Untuk memperoleh pengetahuan melalui inspirasi ini bisa dilakukan dengan
mencari pengalaman terlebih dahulu, membaca buku, pengalaman pribadi dan lain-lain.
Maka dapat dikatakan bahwa pengetahuan yang diperoleh melalui inspirasi adalah
pengetahuan yang disertai dengan ide.
6. Wahyu
Merupakan sumber ilmu yang disampaikan oleh Allah kepada manusia dengan
perantara rasul. Wahyu merupakan firman Allah, sedangkan isi wahyu berupa
pengetahuan yang diturunkan oleh Allah kepada manusia melalui Nabi dan rasulnya.3

E. Doktrin Kepercayaan Agama


Dalam Pemikiran kaum Marxis, doktrin agama dianggap sebagai candu masyarakat yang
melalaikan manusia terhadap berbagai penindasan kaum borjuis. Lantas apakah doktrin
kepercayaan agama memang bersifat demikian. Pernyataan Karl Mark dilatarbelakangi oleh
konteks yang demikian. Tetapi perlu diketahui bahwa agama terutama Islam sama sekali
tidak menganjurkan manusia lalai dengan tindakan ketidak adilan yang ada di depan matanya.
Perlu diketahui pula bahwa dalam menjalankan fungsi dan mencapai tujuan hidupnya
manusia sudah dianugerahi oleh Allah dengan berbagai bekal seperti: naluri (insting), panca
3
Faisar Ananda Arfa, Syafruddin Syam, Muhammad Syukri Albani Nasution, METODE STUDI ISLAM: Jalan Tengah Memahami
Islam, Cetakan Pertama, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2015)

5
indera, akal, serta lingkungan hidup untuk dikelola dan dimanfaatkan. Fungsi dan tujuan
hidup manusia adalah dijelaskan oleh agama dan bukan oleh akal.
Agama justru datang karena ternyata bekal-bekal yang dilimpahkan kepada manusia itu
tidak cukup mampu menemukan apa perlunya ia lahir ke dunia ini. Agama diturunkan untuk
mengatur hidup manusia. Meluruskan dan mengendalikan akal yang besifat bebas.
Kebebasan akal tanpa terkendali, bukan saja mengakibatkan manusia lupa diri, melainkan
juga akan membawa ia ke jurang kesesatan, mengingkari Tuhan, tidak percaya kepada yang
gaib dan berbagai dampak negatif lainnya.
Yang Istimewa pada doktrin agama adalah wawasannya lebih luas. Terdapat hal-hal yang
kadang tidak terjangkau oleh rasio dikemukakan oleh agama. Akan tetapi pada hakikatnya
tidak ada ajaran agama (yang benar) bertentangan dengan akal, oleh karena agama itu sendiri
diturunkan hanya pada orang orang yang berakal. Maka jelas bahwa manusia tak akan
mampu menanggalkan doktrin agama pada diri mereka. Bila ada yang merasa diri mereka
bertentangan dengan agama, maka akalnya lah yang tak mau berpikir secara luas.
Lebih luas lagi menurut T. Jeremy Gunn ada tiga segi agama yang perlu diketahui, yaitu:
1. Agama sebagai kepercayaan. Agama sebagai kepercayaan menyinggung keyakinan
yang orang pegang mengenai hal-hal seperti Tuhan, kebenaran, atau doktrin
kepercayaan. Kepercayaan terhadap agama menekankan. Contohnya, kesetiaan
pada doktrin-doktrin seperti rukun Islam.
2. Agama sebagai kepercayaan menekankan pada doktrin, sedangkan agama sebagai
identitas menekankan pada afiliasi dengan kelompok. Dalam hal ini, identitas
agama dialami sebagai sesuatu yang berhubungan dengan keluarga, etnisitas, ras
atau kebangsaan.4

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
4
Syiban Mulasi, Zuhriyyah Hidayati, Khaidir, dkk, METODOLOGI STUDI ISLAM, Cetakan Pertama, (Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini, 2021), h 57

6
Studi Islam artinya usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui dan memahami
serta membahas secara mendalam tentang seluk-beluk atau hal-hal yang berhubungan
dengan agama Islam, baik berhubungan dengan ajaran, sejarah maupun praktik-praktik
pelaksanaannya secara konkret dalam kehidupan sehari-hari. Seiring berkembangnya
zaman,agama lantas tidak hanya berfungsi sebagai penegasan terhadap doktrin semata
namun agama juga harus mampu dipelajari secara akademik.
Yang Istimewa pada doktrin agama adalah wawasannya lebih luas. Terdapat hal-
hal yang kadang tidak terjangkau oleh rasio dikemukakan oleh agama. Akan tetapi pada
hakikatnya tidak ada ajaran agama (yang benar) bertentangan dengan akal, oleh karena
agama itu sendiri diturunkan hanya pada orang orang yang berakal.

B. Saran
Kami menyadari sepenuhnya,bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari
istilah sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan. Maka dari itu,
kami sangat membutuhkan saran dan masukan yang bersifat membangun sebagai upaya
dalam perbaikan untuk kedepannya. Demikian makalah yang kami buat,semoga dapat
bermanfaat sebagaimana mestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Akh. Minhaji 2013. Sejarah Sosial dalam Studi Islam:

7
Arfa, Faisar Ananda. Syafruddin Syam, dan Muhammad Syukri Albani Nasution, METODE
STUDI ISLAM: Jalan Tengah Memahami Islam, Cetakan Pertama, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2015)

Arif, Mohammad, Studi Islam dalam Dinamika Global, (2017)

Marwan, Nurhasanah Bakhtiar. Metodologi Studi Islam, (Pekanbaru: CAHAYA FIRDAUS,


2016)

Mulasi, Syiban. Zuhriyyah Hidayati, Khaidir, dkk, METODOLOGI STUDI ISLAM, Cetakan
Pertama, (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad Zaini, 2021)

Rozali, moeh metodologi studi islam, Medan: Al azhar center, 2019

Anda mungkin juga menyukai