Anda di halaman 1dari 12

ISLAM SEBAGAI OBJEK KAJIAN DALAM ALQURAN

Makalah
Untuk Memunuhi tugas Mata Kuliah
Pengantar Studi Islam
yang diampu oleh Bapak Karlianor Arief, S.Ag, M.Pd.I

Oleh
Zidan Wakid (190101100122)
Juhairiyah (190101100337)
Ahmad Bakeri (190101100793)

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
BANJARMASIN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT, atas taufiq dan hidayah,
baik petunjuk maupun kekuatan yang telah dilimpahkan sehingga kami dapat
menyelesaikan penulisan makalah ini, shalawat dan salam buat Rasulullah
Muhammad SAW, yang telah membawa manusia dari zaman kejahilan ke zaman
yang beradab dan berilmu melalui petunjuk Al-Quran dan sunnah beliau sehingga
manusia menikmati kebahagiaan dan keselamatan dunia wal akhirat.

Dalam menyelesaikan Makalah ini kami banyak mendapat bantuan,


sumbangan pikiran dan motivasi dari berbagai pihak. Makalah dapat juga kami
sajikan, dalam bentuk yang sangat sederhana dan sangat jauh dari kesempurnaan
karena kesempurnaan hanya milik Allah SWT, tapi tanpa mengenal lelah kami tetap
berusaha untuk mencapai kesempurnaan. Untuk itu kami banyak mengucapkan
terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini.

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ..................................................................................................................... 1
1 LATAR BELAKANG ................................................................... 1

2 RUMUSAN MASALAH .............................................................. 1

3 TUJUAN ....................................................................................... 2

BAB II .................................................................................................................... 3
A. Islam Sebagai Objek Kajian dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an ............ 3

B. Hakikat Islam Sebagai Objek Kajian ............................................... 5

BAB III KESIMPULAN ........................................................................................ 8


A. KESIMPULAN ................................................................................ 8

DAFTAR PUSAKA ............................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1 LATAR BELAKANG
Islam merupakan agama yang sangat komplek. Sehingga
dalam memahaminya pun dibutuhkan cara yang tepat agar dapat tercapai suatu
pemahaman yang utuh tentang Islam. Di Indonesia sejak Islam masuk pertama kali
sampai saat ini telah timbul berbagai macam pemahaman yang berbeda mengenai
Islam. Sehingga dibutuhkanlah penguasaan tentang cara-cara yang di gunakan
dalam memehami islam.
Pada dasarnya, agama Islam adalah agama yang merupakan rahmatan lil
alamin yaitu rahmat bagi seluruh alam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad
SAW melalui malaikat Jibril untuk disebarkan kepada seluruh umat manusia yang
berfungsi untuk menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Namun pada
hakikatnya islam itu masih bersifat universal dan masih memerlukan objek
pengkajian dan penelitian yang mendalam baik dari sisi agama, sosial dan budaya.
Tapi ironinya sekarang banyak umat islam khususnya para golongan
pemuda-pemuda tidak peduli bahkan tidak mau tahu apa saja objek-objek kajian
yang mencerminkan karakter islam yang sesungguhnya, bahkan enggan untuk
bertindak sesuai apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad SAW. Mereka hanya
menerima islam tanpa melakukan dan mencari tahu apa saja yang terkandung dalam
objek-objek pengkajian dan penelitiannya. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan
dibahas mengenai islam sebagai objek kajian.

2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan dan
makalah ini adalah:
1. Bagaimana Islam sebagai Objek Kajian dalam Al-Quran ?
2. Bagaimana Islam dijadikan sebagai objek kajian ?

1
3 TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam
pembahasan makalah ini adalah:
1 Untuk mengetahui Islam Sebagai Objek Kajian dalam Al-Quran.
2 Untuk mengetahui Islam dijadikan sebagai objek kajian

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Islam Sebagai Objek Kajian dalam Bidang Ilmu Al-Qur’an


Dari fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat, Islam memang
menarik untuk dijadikan sebagai objek kajian dan dalam mengkaji Islam, tentu kita
harus berpedoman pada dua sumber otentiknya yakni Alquran dan hadis. Orang
yang memeluk Agama Islam, yang disebut muslim adalah orang yang bergerak
menuju ketingkat eksistensi yang lebih tinggi. Demikian yang tergambar dalam
konotasi yang melekat dalam kata Islam apabila kita melakukan suatu kajian
tentang arti Islam itu sendiri.
Untuk memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat, maka seorang
muslim mengadakan suatu penafsiran terhadap Alquran dan hadis sehingga
timbulah pemikiran Islam, baik yang bersifat tekstual maupun kontekstual. Islam
sebagai agama, pemikiran atau penafsiran Alquran dan hadis, juga sebagai objek
kajian, sebuah sistem yang hidup dan dinamis. Sistem ini meliputi sebuah matriks
mengenai nilai dan konsep yang abadi. Hidup dan realistis sehingga memberikan
karakter yang unik bagi peradaban. Karena Islam merupakan suatu sistem total,
maka nilai dan konsep ini menyerap setiap aspek kehidupan manusia.
Islam sebagai agama teologis juga merupakan agama pengetahuan yang
melahirkan beragan pemikiran, lahirnya pemikiran ini memberi indiksi yang kuat
bahwa pada dataran pemahaman dan aktualisasi nilai Islam merupakan suatu wujud
keterlibatan manusia dalam Islam, dan bukan berarti mereduksi atau
mentransformasikan doktrin esensialnya. Bukankah dalam Islam telah memotivasi
pelibatan akal pikiran untuk dikenali, diketahui dan diimplementasikan ajarannya.
Ajarannya yang berbentuk universal hanya bisa ditangkap dalam bentuk nilai,
sehingga ketika ia turun dan jatuh ke tangan manusia, ia baru menjadi bentuk1
Jadi, ketika pemikiran hendak masuk dalam wilayah Islam untuk dikaji
dengan beragam intensi dan motif, sudut pandang atau perspektif, metodologi dan

1
Ali, Mukti. Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. Cet. II; Bandung: Mizan, 1993 hlm. 15

3
berbagai aspeknya, maka dalam proses dan bentuknya kemudian, Islam dapat
dipandang sebagai pemikiran. Islam yang ditunjuk di sini tentu bukan saja apa yang
terdapat dalam Al-Quran dan Hadis (tekstual dan skriptual) tetapi mencakup juga
Islam yang berupa pemahaan dan pengejawantahan nilai-nilainya
Islam berbentuk nilai-nilai, jika pemikiran (akal pikiran) dilibatkan dalam
proses memahami dan mengaktualisasikannya dalan senarai sejarah Pemikiran
Islam terpotret bagaimana pemikiran peminat studi Islam memberi andil kreatif dan
signifikan terhadap bangunan pemahaman ajaran Islam dalam berbagai dimensinya
yang melahirkan berbagai jenis pengetahuan Islam (ulumul Islam) seperti teologis,
filsafat Islam, ulumul Qur’an dan hadis, ilmu-ilmu syariah dan sebagainya.2
Jadi, mengkaji Islam sebagai pemikiran berarti mempelajari apa yang
dipahami oleh pemikir-pemikir yang telah mengkaji ajaran-ajaran Islam yang
melahirkan bentuk pemahaman atau kajian tertentu.

2
Muhaimin. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, (Jakarta: Kencana, 2005) hal.2

4
B. Hakikat Islam Sebagai Objek Kajian

Islam pada hakikatnya mengajarkan kepada umatnya sebuah kehidupan yang


dinamis serta progresif, dan menghormati serta menghargai sebuah akal pikiran
dengan jalan pengembangan ilmu pengetahuan serta tekhnologi, mengambil sikap
dan prilaku yang setara atau sejajar di dalam memenuhi kepeluan dan kebutuhan
spiritual dan materilnya, serta selalu mengembangkan perhatian dan kepedulian
sosial, lebih menghargai waktu, berperilaku dan bersikap lebih terbuka, bersikap
demokratis, kerja sama, cinta akan kebersihan dan keindahan, selalau mempererat
tali persaudara antar sesama, berakhlaq mulia serta selalu menebar sikap dan
prilaku positif lainnya.
Sebagai sebuah agama yang mempunyai banyak aspek atau dimensi, islam
tentunya memberikan banyak sekali dukungan keikutsertaan atau kontribusi yang
begitu besar didalam kehidupan manusia didunia dalam melaksanakan tugas atau
kewajibannya hingga diharapkan dapat melindungi dan menyelamatkan
sebagaimana arti islam yang di pegang sebagai tujuan menuju keselamatan.
Sehingga dari abad ke-19 agama islam sudah dijadikan sebagai sebuah objek atau
sasaran kajian studi atau penelitian agama hingga sampai pada saat ini.3
Pendidikan adalah merupakan sebuah usaha mewariskan nilai-nilai yang
dianggap akan menjadi sebuah penolong serta sebagai sebuah penentu hidup umat
manusia, dan sekaligus sebagai jembatan untuk memperbaiki hidup serta peradaban
manusia. Tanpa adanya sebuah pendidikan maka bisa dipercayai bahwa umat-umat
manusia sekarang tidak jauh berbeda dengan umat manusia pada zaman yang
lampau, yang jika dibandingkan sekarang sudah jauh tertinggal tingkat kualitas
kehidupnnya ataupun proses pemberdayaannya, dan ini semua adalah hasil dari
sebuah kajian terhadap islam yang dilakukan oleh para cendikiawan.4

3
Sya Alatas, “Pengertian Studi Islam, Islam Sebagai Objek Kajian, Pendekatan Islam Normatif
dan Islam Historis” 1, No. 1 (2015): 2–21.

4
Hujair A.H Sanaky, “Pendidikan Islam Di Indonesia, Suatu Kajian Upaya Pemberdayaan,”
Insania 13, No. 1 (2008): 15–24.

5
Studi-studi mengenai agama pada saat ini terlihat mengalami sebuah perubahan
orientasi yang terlihat jauh berbeda jika dilihat dari kajian-kajian tentang agama
sebelum abad ke-19. Pada umumnya kajian-kajian agama sebelum abad ke-19
mempunyai banyak karakteristik yaitu diantaranya, pernemuan arca baru,
sinkritisme, serta untuk beberapa kepentingan selalu dipicu oleh semangat serta
ilmu pengetahuan dan tekhnologi sehingga orientasi dan metodologi studi islam
mengalami sebuah perubahan.
Studi islam itu sendiri merupakan sebuah ilmu keislaman yang pembahasannya
masih sangat mendasar, dan dengan studi islam ini para penganutnya mengetahui
serta menentukan ukuran ilmu, amal perbuatan serta imannya terhadap Allah SWT,
serta dapat diketahui pula bahwa islam mempunyai banyak aspek dimensi yaitu
antara lain, aspek keimanan, akal fikiran, ekonomi dan politik, tekhnologi,
lingkungan hidup dan ilmu pengetahuan seta masih banyak lagi yang lainnya.5
Dikalangan umat islam hingga saat ini, banyak yang percaya dan
berpendirian bahwa agama islam bukanlah semata-mata suatu agama yang didalam
pemahaman barat, adalah hanya berhubungan antara manusia dengan Tuhan saja,
namun sebaliknya islam marupakan suatu agama yang sempurna yang begitu
komplit dengan norma-norma atau aturan-aturan disegala bidang dalam kehidupan
manusia yang termasuk didalamnya yaitu kehidupan bernegara.6
Dilihat dari banyaknya peristiwa-peristiwa sosial yang terjadi dilingkungan
masyarakat, agama islam memang terlihat menarik untuk dijadikan sebagai sebuah
objek kajian agama serta didalam mengkaji atau meneliti islam, tentunya kita harus
berpegangan pada dua sumber yang terpercaya yaitu Al-Qur’an dan juga hadits.
Seseorang yang menganut agama islam yang disebut dengan seorang muslim,
merupakan orang yang berjalan didalam arah menuju ketingkat yang lebih tinggi.
Dalam memecahkan sebuah problem yang muncul ditengah-tengah masyarakat
seorang yang beragama islam tentu mengadakan sebuah penafsiran terhadap Al-
Qur’an serta hadits yang akhirnya timbul sebuah pemikitan islam, pemikiran

5
Sya Alatas
6
Ishomuddin, “Hubungan Islam Dan Politik Kajian Polemik Dalam Cendekiawan Islam,”
Humanity 6, No. 1 (2010): 28–33

6
tersebut bisa berupa pemikiran yang bersifat tekstual dan bahkan bisa bersifat
sebaliknya yaitu bersifat kontektual.
Islam sebagai sebuah agama, penafsiran atau pemikiran Al-Qur’an dan
hadits juga merupakan sasaran atau objek kajian atau penelitian, serta merupakan
sebuah sistem yang hidup dan dinamis. Sistem yang dimaksud ini mencakup sebuah
matriks terkait dengan nilai-nilai serta konsep yang abadi. Hidup dan realistis
dengan apa adanya sehingga akan memberikan sebuah ciri khas yang unik bagi
peradaban islam.
Islam yang juga sebagai agama teologis adalah agama pengetahuan yang
memunculkan berbagai macam pemikiran, dan munculnya pemikiran ini
memberikan sebuah petunjuk atau sinyal yang kuat bahwa pada wilayah
pemahaman serta aktualisasi nilai-nilai islam adalah merupakan sebuah bentuk
keikutsertaan manusia didalam islam, dan bukan mennyalurkan sebuah doktrin
untuk dikenali pada keikutsertaan akal fikiran, diketahui serta diaplikasikan dan di
implementasikan ajaran-ajarannya.7

7
Achmad Miftachul Alim, “Islam Sebagai Objek Kajian” 1 (2015): 1–35

7
BAB III

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

1. Islam sebagai wahyu adalah hal sudah tetap, yakni Islam seperti halnya yang
tersebut dalam al-Quran, memahami Islam sebagai wahyu melalui studi tafsir
al-Qur’an al-Karim . Konsep kajian Islam sebagai pemikiran atau pemahaman
adalah kajian yang berangkat dari sumber-sumber yang diakui sebagai sumber-
sumber Islam, seperti al-Quran al-Karim, Hadist, Ijma’ dan lain sebagainya,
mengkaji Islam pada tataran ini memberikan ruang untuk mengkaji Islam
sebagaimana dipahami oleh masyarakat. Sedangkan Islam pada tataran terakhir,
yakni Islam sebagai pengamalan, juga memberikan ruang kajian ke-Islaman
yang sungguh luas. Salah satu perbedaan antara Islam sebagai pemahaman
dengan Islam pada pengamalan adalah aktualisasiya pada kehidupan.

2. Islam sebagai sebuah agama, penafsiran atau pemikiran Al-Qur’an dan hadits
juga merupakan sasaran atau objek kajian atau penelitian, serta merupakan
sebuah sistem yang hidup dan dinamis. Sistem yang dimaksud ini mencakup
sebuah matriks terkait dengan nilai-nilai serta konsep yang abadi. Hidup dan
realistis dengan apa adanya sehingga akan memberikan sebuah ciri khas yang
unik bagi peradaban islam.

8
DAFTAR PUSAKA

Ali, Mukti. Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. Cet. II; Bandung: Mizan,
1993 1993.
Achmad Miftachul Alim, “Islam Sebagai Objek Kajian”
Muhaimin. Kawasan dan Wawasan Studi Islam, Jakarta: Kencana, 2005.

Anda mungkin juga menyukai