Anda di halaman 1dari 17

ISLAM SEBAGAI OBJEK KAJIAN ILMIAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengantar studi islam
ProgramStudi Manajemen Pendidikan Islam
Fakultas Tarbiyah IAIN Bone

Disusun
Oleh

JULIA TRIWANTI
NIM: 862312021021

FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BONE
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT sebab kerena limpahan rahmat

hidayahnya saya mampu untuk menyelesaikan Makalah saya dengan judul “islam sebagai

objek kajian ilmiah” ini.Shalwat serta salam tidak lupa kita kirimkan kepada junjungan Nabi

besar Muhammad SAW. Karena atas jasa-jasa beliau kita bisa membedakan perkara yang hak

dan bathil.Kemudian, ucapan terima kasih kepada dosan mata kuliah pengantar studi

islam,Bapak Dr.Hasbi Siddik,S.Ag yang telah mempercayakan saya menyusun dan

membahas makalah ini serta membimbing saya dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini menguraikan mengenai slam sebagai kajian ilmiah.Saya selaku penyusun

berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dalam memahami dan

mengaplikasikan dalam dunia pendidikan islam.Mudah-mudahan makalah ini mudah

dimengerti dan dipahami oleh pembaca.

Terlepas dari semua itu,saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan

baik dari segi sumber,sistematika penulisan,susunan kalimat maupun tata bahasanya.Oleh

karna itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar

kami dapat merevinisi makalah ini

Watampone,1 Oktober 2021

Penulis,

Julia triwanti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 2

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Kajian terhadap ajaran Islam 3


B. Kajian terhadap sejarah Islam 7
C. Kajian yang dihadapi masyarakat Islam 9

BAB III PENUTUP

A. Simpulan 12

B. Saran 12

DAFTAR PUSTAKA 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Studi Islam merupakan upaya yang bersifat aspektual, polimetodis, pluralistik

dan tanpa batas. Studi Islam bersifat aspektual bahwa Islam harus diperlakukan

sebagai salah satu aspek yang eksistensi. Studi Islam bersifat polimetodis bahwa

berbagai metode atau disiplin yang berbeda digunakan untuk memahami Islam, oleh

karena itu perlu memahami Islam dengan metode sejarah, penyelidikan sosiologis,

fenomenologis, dan sebagainya. Studi Islam bersifat pluralistik karena ada banyak

agama-agama dan tradisi lain disamping Islam.Usaha mempelajari agama Islam

bukan hanya dilaksanakan oleh kalangan umat Islam saja, melainkan juga

dilaksanakan oleh orang-orang diluar kalangan umat Islam.

Study keIslaman dikalangan umat Islam tujuan dan motifasinya berbeda

dengan yang dilakukan oleh orang-orang diluar kalangan Islam, dikalangan umat

Islam, study keIslaman bertujuan untuk mendalami dan memahami serta membahas

ajaran-ajaran Islam agar dapat melaksanakan dan mengamalkannya dengan benar.

Sedangkan diluar kalangan umat Islam, study keIslaman bertujuan untuk mempelajari

seluk beluk agama dan praktek keagamaan yang berlaku dikalangan umat Islam, yang

semata-mata sebagai ilmu pengetahuan. Selanjutnya secara harfiyah studi Islam

adalah kajian tentang hal-hal yang berkaitan dengan keIslaman.

Spesifikasi pengertian terminologis tentang studi Islam dalam kajian ini yaitu

kajian secara sistematis dan terpadu untuk mengetahui memahami dan menganalisis

secara mendalam hal-hal yang berkaitan dengan agama Islam baik yang menyangkut

sumber-sumber ajaran Islam, pokok ajaran Islam, sejarah Islam, maupun realitas

pelaksanaannya dalam kehidupan.Selain daripada itu sumber ajaran Islam berfungsi

pula sebagai pokok ajaran Islam. Islam sebagai sumber ajaran mengindikasikan

1
bahwa ajaran Islam berasal dari sesuatu yang dapat digali dan di pergunakan untuk

kepentingan operasionalisasi ajaran Islam dan pengembangannya sesuai dengan

kebutuhan dan tantangan yang di hadapi umat Islam.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis merunuskan masalah

sebagai berikut:

1. Bagaimana Kajian Terhadap Ajaran Islam?

2. BagaimanaKajian Terhadap Sejarah Islam?

3. BagaimanaKajian Terhadap Problem yang dihadapi Masyarakat Islam


Dewasa ini?

C. Tujuan Pendidikan

1. Untuk mengetahui Kajian Terhadap Ajaran Islam

2. Untuk mengetahui Kajian Terhadap Sejarah Islam

3. Untuk mengetahui Kajian Terhadap Problem yang dihadapi Masyarakat Islam

Dewasa ini

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian Terhadap Ajaran Islam

Dari fenomena sosial yang terjadi di dalam masyarakat, Islam memang menarik

untuk dijadikan sebagai objek kajian dan dalam mengkaji Islam, tentu kita harus

berpedoman pada dua sumber otentiknya yakni al-Quran dan alHadits. Orang yang

memeluk agama Islam, yang disebut muslim adalah orang yang bergerak menuju

ketingkat eksistensi yang lebih tinggi. Demikian yang tergambar dalam konotasi yang

melekat dalam kata Islam apabila kita melakukan suatu kajian tentang arti Islam itu

sendiri. Untuk memecahkan masalah yang timbul dalam masyarakat, maka seorang

muslim mengadakan suatu penafsiran terhadap al-Quran dan al-Hadits sehingga

timbullah pemikiran Islam, baik yang bersifat tekstual maupun kontekstual.

Islam sebagai agama, pemikiran atau penafsiran al-Quran dan al-Hadits juga

sebagai objek kajian sebuah sistem yang hidup dan dinamis. Sistem ini meliputi

sebuah matriks mengenai nilai dan konsep yang abadi, hidup dan realistis sehingga

memberikan karakter yang unik bagi peradaban. Karena Islam merupakan suatu

sistem total, maka nilai dan konsep ini menyerap setiap aspek kehidupan manusia.

Islam disebut sebagai agama teologis juga merupakan agama pengetahuan yang

melahirkan beragam pemikiran, lahirnya pemikiran ini memberi indiksi yang kuat

bahwa pada dataran pemahaman dan aktualisasi nilai Islam merupakan suatu wujud

keterlibatan manusia dalam Islam, dan bukan berarti mereduksi atau

mentransformasikan doktrin esensialnya.

Ajaran Islam yang berbentuk universal hanya bisa ditangkap dalam bentuk

nilai, sehingga ketika ia turun dan jatuh ke tangan manusia, ia baru menjadi bentuk.
1
Jadi, ketika pemikiran hendak masuk dalam wilayah Islam untuk dikaji dengan

1111
Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. (Cet. I; Bandung: Mizan, 1993)
3
beragam intensi dan motif, sudut pandang atau perspektif, metodologi dan berbagai

aspeknya maka dalam proses dan bentuknya kemudian Islam dapat dipandang sebagai

pemikiran. Islam yang ditunjuk di sini tentu bukan saja apa yang terdapat dalam al-

Quran dan al-Hadits (tekstual dan skriptual) tetapi mencakup juga Islam yang berupa

pemahaan dan pengejawantahan nilai-nilainya.

Islam berbentuk nilai-nilai, jika pemikiran dilibatkan dalam proses memahami

dan mengaktualisasikannya dalam sejarah pemikiran Islam terpotret bagaimana

pemikiran peminat studi Islam memberi andil kreatif dan signifikan terhadap

bangunan pemahaman ajaran Islam dalam berbagai dimensinya yang melahirkan

berbagai jenis pengetahuan Islam (ulumul Islam) seperti teologis, filsafat Islam,

ulumul Quran dan hadits, ilmu-ilmu syariah dan sebagainya. Jadi, mengkaji Islam

sebagai pemikiran berarti mempelajari apa yang dipahami oleh pemikir-pemikir yang

telah mengkaji ajaran-ajaran Islam yang melahirkan bentuk pemahaman atau kajian

tertentu. Selanjutnya Islam sebagai objek kajian senantiasa menarik seiring dengan

berkembangnya pendekatan, disiplin ilmu dan metodologi.. Oleh karena itu

pengkajian Islam yang dilakukan oleh para ilmuwan Islam baik dari kalangan sarjana

muslim sendiri maupun maupun sarjana Barat tidak akan berhenti.

Ketertarikan para peneliti tampaknya lebih dinamisan Islam dan

masyarakatnya, dan karena banyaknya tantangan yang dihadapi umat muslim dalam

mengaktualisasikan ajaran-ajarannya, kajian dari kalangan insider lebih dalam lagi

karena ingin memberikan tantangan Islam dari kalangan kontemporer. Menurut Moh.

Nur Hakim bahwa tidak semua aspek agama khususnya islam dapat menjadi objek

studi. Dalam konteks khusus studi islam ada beberapa aspek dari islam yang dapat

menjadi objek yaitu:

Rusli Karim (ed), Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar (cet. III; Yogyakarta: iara
Wacana Yogya, 1991),
4
1) Islam Sebagai Doktrin Agama Islam sebagai doktrin agama dari Tuhan yang

kebenarannya bagi para pemeluknya sudah final dalam arti absolut dan

diterima secara apa adanya.Agama sebagai elemen yang sangat penting dalam

kehidupan umat manusia dapat dilihat dari dua segi yaitu dari segi isi dan dari

segi bentuknya. Dari segi isinya agama adalah ajaran atau wahyu Tuhan yang

dengan sendirinya tidak dapat dikategorikan sebagai kebudayaan. Sedangkan

dari segi bentuknya, agama dapat dipandang sebagai kebudayaan batin

manusia yang mengandung potensi psikologi yang mempengaruhi jalan hidup

manusia. Dengan demikian, yang dapat diteliti adalah pada bentuk atau

praktik yang tampak dalam kehidupan sosial yang dipandang sebagai

kebudayaan batin manusia. Penelitian dapat dilakukan pada bentuk

pengalaman dari ajaran agama tersebut, misalnya kita dapat meneliti tingkat

keimanan dan ketaqwaan yang dianut masyarakat. Selain itu, penelitian

agama juga dapat dilakukan dalam upaya menggali ajaran-ajaran agama yang

terdapat dalam kitab suci serta kemungkinan aplikasinya sesuai dengan

perkembangan zaman.

2) Islam Sebagai Gejala Budaya Pada mulanya, ilmu terbagi menjadi dua yaitu

ilmu kealaman dan ilmu budaya. Ilmu kealaman, seperti fisika, kimia, biologi

dan lain-lain mempunyai tujuan utama mencari hukum-hukum alam, mencari

keteraturan-keteraturan yang terjadi pada alam. Sedangkan ilmu budaya

mempunyai sifat tidak berulang, tetapi unik. Di dalam kebudayaan terdapat

pengetahuan, keyakinan, seni, moral, adat istiadat, dan sebagainya.

Kesemuanya itu selanjutnya digunakan sebagai kerangka acuan oleh

seseorang dalam menjawab berbagai masalah yang dihadapinya. Kebudayaan 2

yang demikian selanjutnya dapat pula digunakan untuk memahami agama

5
yang terdapat pada tataran empiris atau agama yang tampil dalam bentuk

formal yang menggejala di masyaarakat. Pengamalan agama yang terdapat di

masyarakat tersebut diproses oleh penganutnya dari sumber agama, yaitu

wahyu melalui penalaran. Misalnya, membaca kitab fiqih, maka fiqih yang

merupakan pelaksanaan dari nash Al-qur’an maupun Hadits sudah melibatkan

unsur penalaran dan kemampuan manusia. Dengan demikian, agama menjadi

membudaya atau membumi ditengah-tengah masyarakat. Agama yang tampil

dalam bentuknya yang demikian itu berkaitan dengan kebudayaan yang

berkembang di masyarakat tempat agama itu berkembang. Dengan melalui

pemahaman terhadap kebudayaan tersebut, seseorang akan dapat

mengamalkan ajaran agama.

3) Islam Sebagai Interaksi Sosial Membahas tentang realitas umat islam.

Contohnya, interaksi antara orang-orang yang beragama islam yang

menggunakan norma-norma islam, termasuk penelitian keislaman. Demikian

juga pengamatan terhadap para pemeluk islam dalam interaksinya dengan

para pemeluk agama lain. Mereka memahami dan mengekspresikan nilai-nilai

islam dalam interaksi antarapemeluk agama-agama yang berbeda. Itu semua

dapat menjadi sasaran penelitian agama.. Islam Sebagai Produk Sejarah dan

Sasaran Penelitian Ada bagian islam menjadi produk sejarah. Teologi syi’ah

adalah dari wajah islam produk sejarah. Konsep khulafa al- rasyidin adalah

produk sejarah, seluruh bangunan sejarah islam klasik, tengah modern adalah

produk sejarah. Andaikan islam tidak berkumpul dengan budaya jawa

,sejarahnya di Indonesia akan lain lagi. Andai kata inggris tidak datang ke

India sejarah islam di anak benua itu tidak akan lain lagi. Demikianlah

sebagian wajah islam di belahan dunia adalah produk sejarah. Tasawuf dan

6
akhlak sebagai ilmu adalah produk sejarah. Akhlak sebagai nilai sumber dari

wahyu, tetapi sebagai ilmu yang disistematisasi akhlak adalah produk sejarah.

Selain itu, produk islam yang berkembang dan sangat terkenal di nusantara

yakni tentang penyebaran islam di pulau jawa oleh para walisongo yang

menggunakan berbagai metode diantaranya pewayangan yang awalnya ceritanya

tentang mahabarata agama hindu, setelah islam masuk ceritanya diadopsi ke dalam

kancah cermin islam walaupun melalui kiasan dan ada pula yang menggunakan

metode syair atau tembang-tembang jawa yang bernapaskan islam.

B. Kajian Terhadap Sejarah Islam Sejarah

pengetahuan tentang kejadian, keadaan dan peristiwa yang dialami manusia di

waktu lampau dan kaitannya dalam masa kini. Jika dihubugnkan dengan Islam pada

awal diturunkan sampai dewasa ini. Bahkan lebih dari itu sejarah umat-umat

terdahulu juga menjadi obyek kajian islam terbukti dengan ditemukannya sejumlah

kisah umat terdahulu dalam Alquran.4 Islam disamping berdimensi aqidah, syari'ah

dan akhlak, juga ternyata ada bagian Islam sebagai produk sejarah teologi Khawarij

dan aliran teolgi lain merupakan pdoduk sejarah, konsep Khulafaur Rasyidin, seluruh

bangunan sejarah Islam klasik, tengah dan modern adalah produk sejarah.

Dengan demikian, proses Islamisasi mulai dari awal diturunkannya sampai

sekarang dan bahkan hingga waktu yang tidak diketahui, sarat dengan kajian

kesejarahan. Sejarah masa lampau perlu dikedepankan sebagai bahan komparatif atas

peristiwa yang terjadi sekarang. Pendekatan yang diperlukan untuk Islam sebagai

kajian sejarah dimana menekankan kepada proses terjadinya sesuatu perilaku manusia

dalam masyarakat. Proses ini menjelaskan awal kejadian dan faktor-faktor yang ikut

berperan dalam proses tersebut. Dengan cara demikian, seorang muslim selain

7
memiliki wawasan yang menyeuruh dan integral tentang ajaran Islam, juga dapa 3t

mengembangkannya dengan pemahaman Islam, yang diharapkan akan mampu

merespon berbagai masalah aktual yang dihadapi dalam kehidupan.

Sementara, peradaban adalah cipta, rasa, dan karsa manusia yang berasal dari

akal budi baik lahir ataupun bathin. Peradaban berasal dari kebudayaan dan

merupakan hasil pengolahan akal budi manusia. Dimana hasil pikir dan

pengolahannya dimaksudkan untuk kesejahteraan dan kebahagiaan manusia.

Pengertian sejarah peradaban Islam adalah kejadian-kejadian masa lampau yang

merupakan produk budaya yang dihasilkan oleh orang-orang Islam di bawah

naunganpemerintahan Islam. Atau sikap khusus yang berangkat dari dasar dan nilai-

nilai ajaran Islam. Sejarah peradaban Islam tidak hanya berupa peninggalan-

peninggalan masa lampau, melainkan juga pemikiran-pemikiran masa lalu yang

masih ada dan bisa kita pelajari saat ini.

Peradaban Islam bermula ketika agama Islam diturunkan ke dunia melalui nabi

Muhammad, sejak itulah peradaban Islam lahir dan menancapkan diri dalam sejarah

dunia. Nabi Muhammad membawa ajaran Islam dengan nilai-nilai yang telah

disampaikan kepada manusia sepanjang masa kenabiannya, baik berupa kitab suci

(Al-qur’an) ataupun melalui tingkah laku dan petunjuk-petunjuk beliau. Islam adalah

agama yang damai, agama penuh cinta kasih yang diturunkan kepada manusia

sebagai petunjuk bagaimana seharusnya menjalani kehidupan ini. Setelah Nabi

Muhammad wafat, estafet peradaban Islam dipegang oleh khulafaur rasyidin, yaitu

empat sahabat nabi Muhammad yang tidak diragukan lagi loyalitasnya kepada agama

Islam. Masa Khulafaur rasyidin dimulai oleh Abu Bakar yang berkuasa tahun 632-

634 M, lalu diteruskan Umar ibn Khathab, Ustman ibn Affan, dan Ali ibn Abi Thalib.

Setelah periode itu, peradaban Islam terus berlanjut dan kekuasaan Islam mengalami

3
Rusli Karim (ed), Metodologi Penelitian Agama Sebuah Pengantar (cet. III; Yogyakarta: iara
Wacana Yogya, 1991),
8
banyak pergantian pucuk kepemimpinan. Peradaban Islam terus berjalan hingga

akhirnya Islam sampai kepada masa kita saat ini.

Sejarah Peradaban Islam adalah perjalanan yang sangat berliku dan tidak lepas

dari kondisi social politik yang terjadi pada tiap-tiap periode. Islam mengelami

pasang surut dalam perjalanannya. Islam pernah mengalami masa kejayaan dan masa

kekemasan, tetapi Islam juga pernah mengalami kemerosotan yang tajam di masa

yang silam. Dan sejarah peradaban Islam ada untuk mengingatkan kita dan juga

sebagai pembelajaran bagi kita bahwa Islam pernah berkuasa di dunia, dan agar

menjadi pelecut semangan bagi kita untuk menggapai masa kejayaan tersebut dengan

usaha kita.

C. Kajian Terhadap Problem yang dihadapi Masyarakat Islam Dewasa

Manusia adalah makhluk paling sempurna diantara makhluk Allah lainnya,

telah menjadi iradah-Nya semenjak diciptakan manusia pertama Nabi Adam as,

ketika iblis enggan untuk bersujud kepada Nabi Adam karena sifat sombongnya dari

situlah terbukti kesempurnaan manusia dengan akal yang menggungguli dan

membedakan dengan makhluk lainnya. Namun apakah mereka telah sadar akan

kesempurnaanya itu, apakah mereka telah menyempurnakan akalnya, dan bagaimana

umat islam selama ini dalam menggunakan akalnya, dan apa sajakah hasil yang sudah

dihasilkan oleh akalnya itu. Sederet pertanyaan sebagai penghantar untuk membuka

kesadaran manusia dalam menyempurnakan akalnya.

Problematika yang kita anggap biasa sejatinya problematika yang akan

kelemahan persatuan umat islam itu sendiri bisa mengalahkan akar tonggak islam

yakni aqidah karena ketika aqidah telah mampu dilumpuhkan maka yang terjadi

semakin mudahnya para orientalis untuk menyerang islam dan memutarbalikkan

fakta kebenaran ajaran islam karena kelemahan persatuan umat islam itu sendiri.

Akan tetapi jangan pernah lupa akan janji Allah yang senantiasa menyempurnakan

9
cahaya agama yang diturunkan-Nya seklipun orang-orang islam selalu mengusik

ketenangan islam sekalipun, dan islam adalah agama yang akan tetap jaya samapi

akhir zaman, oleh karena itu jangan pernah putus dari pertolongan Allah di setiap

kesusahan kita, terlebih masalah akidah umat islam.

Melawan paham orientalisme bukanlah dengan kekuatan otot tetapi yang

dibutuhkan adalah kecerdasan akal untuk memberikan strategi khusus sebagai

pegangan untuk diri kita sendiri adalah keteguhan iman dan pribadi yang kuat sebagai

modal awal membuka hijab problematika umat islam saat ini, sehingga strategi akan

lebih mudah untuk di lancarkan dlam melawan orientalis Gejala goyahnya umat islam

terlihat dari prilaku kehidupan umat islam, apakah sudah maenjadikan nilai-nilai

ajaran islam sebagai pedoman berprilaku terlebih lagi apakah manusia telah

menjalankan kehidupan secara selaras dengan kehidupan modern tanpa

menghilangkan nilai islam. Namun fakta berbicara bertolak belakang dengan

problematika umat islam saat ini sangat bertolak belakang dengan. Semua karena

umat islam sendiri yang terlalu cinta dengan dunia sehingga selalu tertindas dalam

kemodern, sesunguhnya inilah yang telah diprediksi oleh Rosul SAW bahwa di

zaman yang akan datang manusia akan ada dalam keadaan umat islam yang merosot

jauh dari nilai-nilai Al quran dan Hadits sebagai tanda semakin dekatnya hari kiamat.

Pemaparan diatas hanya sebagai pengantar untuk mengajak para pemuka

kholifah di bumi ini sebagai penggerak umat islam untuk bersatu dalam memerangi

problematika dengan memadukan ilmu akal, al quran dan hadits. Inilah tugas pokok

seorang khalifah yakni dalam mengkreasikan kehidupan modern saat ini dengan

disaind Al quran dan Hadits untuk mengokohkan umatdari kemerosotan akidah yang

saat ini sedang terjadi. Contoh kecil pembentukan pribadi yang sangat peduli tentang

eksistensi Al Quran dan Hadits dalam kehidupannya dari hal yang terkecil dan

tingkatnya perseorangan, yakni ketika muncul suatu masalah berkaitan dengan nilai

10
islam maka satu hal yang harus di lakukan sebagai langkah awal adalah dudukan

masalah tersebut lalu kita pelajari masalah dan berusaha untuk temukan jalan keluar,

setelah itu kita hiasi jalannya kebaikan dengan warna keislaman dan lekatkan banyak

petunjuk-petunjuk Al quran dan Hadits dan terbentuklah kita pada pribadi yang

mampu menyikapi berbagai masalah terlebih masalah kemoderenan yang seharusnya

berjalan searah dengan ajaran islam itu sendiri. 4

4
Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam. (Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo, 2009),
11
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

1. Konsep kajian Islam sebagai pemikiran atau pemahaman adalah kajian yang

berangkat dari sumber-sumber yang diakui sebagai sumber-sumber Islam,

seperti al-Quran al-Karim, Hadist, Ijma’ dan lain sebagainya, mengkaji Islam

pada tataran ini memberikan ruang untuk mengkaji Islam sebagaimana

dipahami oleh masyarakat. Sedangkan Islam pada tataran terakhir, yakni

Islam sebagai pengamalan, juga memberikan ruang kajian ke-Islaman yang

sungguh luas. Salah satu perbedaan antara Islam sebagai pemahaman dengan

Islam pada pengamalan adalah aktualisasiya pada kehidupan.

2. Tidak semua aspek agama khususnya islam dapat menjadi objek studi. Dalam

konteks khusus studi islam ada beberapa aspek dari islam yang dapat menjadi

objek yaitu: Islam Sebagai Doktrin Agama, Islam Sebagai Gejala Budaya,

Islam Sebagai Interaksi Sosial, dan Islam Sebagai Produk Sejarah dan Sasaran

Penelitian.
5
3. Islam sebagai khlaifah di muka bumi harus melawan paham orientalisme

bukanlah dengan kekuatan otot tetapi yang dibutuhkan adalah kecerdasan akal

untuk memberikan strategi khusus sebagai pegangan untuk diri kita sendiri

adalah keteguhan iman dan pribadi yang kuat sebagai modal awal membuka

hijab problematika umat islam saat ini, sehingga strategi akan lebih mudah

untuk di lancarkan dlam melawan orientalis

B. Saran

Setelah membaca makalah ini, penulis menyarankan agar tidak hanya menjadikan

makalah ini sebagai satu-satunya bahan rujuakan, tetapi penulis berharap pembaca

12
juga mencari referensi lain agar pembahasan mengenai islam sebagai objek kajian

ilmiah lebih dipahami, karena penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih

terdapat kekurangan-kekurangan.

13
DAFTAR PUSTAKA

Muqowim, Pengantar Studi Islam. Cet. I; Yogyakarta: Pokja Akademik UIN

Sunan Kalijaga 2005.

Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, Cet. I; Bandung: Pustaka Setia

2008.

Mukti Ali, Memahami Beberapa Aspek Ajaran Islam. Cet. I; Bandung:

Mizan, 1993. Rusli Karim (ed), Metodologi Penelitian Agama Sebuah

Pengantar. Cet. III; Yogyakarta: iara Wacana Yogya, 1991.

Muhaimin. Rekonstruksi Pendidikan Islam. Cet. I; Jakarta: RajaGrafindo,

2009.

14

Anda mungkin juga menyukai