Anda di halaman 1dari 14

Ibnu Sina

“Bapak Kedokteran Modern”

Wanda Gumilar
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

Ibnu Sina

Ibnu Sina (Dikenal dengan Avicenna di Dunia Barat) merupakan Ilmuwan Muslim yang terkenal didunia.
Ia Seorang Ilmuwan dengan pemikiran yang cerdas mendasari ilmu kedokteran modern. Ia disebut
“Bapak Kedokteran Modern”. George Santon sebagai “Ilmuwan paling terkenal dari Islam dan Salah
Satu yang Paling terkenal pada Bidang, Tempat, dan Waktu”. Ia lahir pada zaman keemasan Peradaban
Islam, sehingga Ia disebut tokoh Islam Dunia.

Ibnu Sina juga seorang Penulis Produktif, sebagian karya yang ia kerjakan berkaitan dengan filsafat dan
pengobatan. Ia adalah salah satu Filsafat besar dalam Islam yang berhasil membangun sistem filsafat
yang lengkap dan terperinci, suatu sistem yang telah mendominasi tradisi filsafat hingga beberapa
Abad. Jumlah karya yang ditulis Ibnu Sina diperkirakan mencapai 100 sampai 250 judul buku, karyanya
yang paling terkenal adalah The Book of Healing dan
The Canon of Medicine yang dikenal dengan The
Qanun dan digunakan sebagai referesi di bidang
kedokteran selama berabad-abad.

Ibnu Sina Lahir pada 370 H/980 M di Afshana dekat


Bukhara yang sekarang bagian dari Uzbekistan,
dengan Nama Lengkap “Abu Ali al Husain bin Abdallah
bin Sina, dan Wafat di bulan Juni Tahun 487 H/1037 M.
Jasad Ibnu Sina di kebumikan di Hamadzan (Tehran,
Iran)

Sebagai salah satu Ilmuwan berpengaruh pada abad


pertengahan masa keemasan Islam, Ibnu Sina telah
membaca Al-Qur’an dan Sastra pada umur 10 tahun

Ayah Ibnu Sina bernama Abdullah, merupakan sarjana


terhormat dari Ismailli, berasal dari Balkh Khurusan,
pada saat kelahiran putranya Ibnu Sina, Beliau menjabat sebagai Gubernur suatu daerah di salah satu
Pemukiman Nuh Ibnu Manshur, sekarang wilayah Afghanistan. Ibu Ibnu Sina bernama Setareh dari
Afshana.

Saat berusia 10 tahun Beliau mempelajari Ilmu Agama Islam dan berhasil menghafal Al-Qur’an. Beliau
dibimbing oleh Abu Abdullah Natili, dalam mempelajari ilmu logika untuk mempelajar buku Isagoge,
Prophyry, dan Eucliddan Al-Maggest Ptolomeus. Setelah itu Beliau juga mendalami Ilmu Agama dan
Metaphysics Plato dan Aristoteles.

Pernah Beliau mengalami kesulitan dalam mempelajari Ilmu Metaphysics dari Aristoteles. Empat puluh
kali Ia membacanya sampai hafal semua kata yang tertulis dari buku tersebut, namun dia tidak dapat
mengerti artinya. Sampai suatu hari Beliau membaca Agradhu kitab ma waraet thabie’ah li li Aristho-
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

nya Al-Farabi (870 M – 950 M), semua persoalan mendapat jawaban dan penjelasan yang terang
benderang, bagaikan mendapat kunci semua ilmu Metaphysics.

Setelah selesai mendalami ilmu-ilmu alam dan ketuhanan, Ibnu Sina merasa tertarik untuk mempelajari
ilmu kedokteran. Beliau mempelajari Ilmu kedokteran pada Isa bin Yahya. Meskipun secara terori Ia
belum matang, tetapi Beliau banyak melakukan keberhasilan dalam mengobati orang-orang yang sakit.
Setiap kali menghadapi kesulitan, maka Beliau memohon kepada untuk diberi petunjuk, maka didalam
tidurnnya Allah memberikan pemecahan terhadap kesulitan yang dihadapinya

Suatu ketika Amir Nuh bin Nasr sedang menderita sakit keras, mendengar tentang kehebatan yang di
miliki Ibnu Sina, akhirnya dia diminta datang ke istana untuk mengobati Sultan Amir Nuh bin Nasr
sehinga kesehatannya pulih kembali. Sejak itu, Ibnu Sina menjadi akrab dengan Amir Nuh bin Nasr
yang mempunyai sebuah perpustakaan yang mempunyai koleksi buku yang sangat lengkap di daerah
itu. Sehingga membuat Ibnu Sina mendapat akses untuk mengunjungi perpustakann istana terlengkap
yaitu “Khutub Khana”

Hal itu dimamfaatkan Ibnu Sina untuk membaca dan


mempelajari, serta mencari referensi dasar untuk menambah
ilmunya agar lebih luas berkembang, kemampuan Ibnu Sina
dengan cepat menyerap berbagai cabang ilmu pengetahuan
membuatnya menguasai berbagai materi intelektual dari
perpustakaan Kerajaan. Karna kejeniusannya itu, Ibnu Sina
mendapatkan gelar Ilmiah, diantaranya Syaikh Ra’is serta Galenos
Arab. Gelar tersebut diraih Ibnu Sina ketika remaja. Beliau mulai
menulis sejak usia 21 tahun dan menghasilkan 240 tulisan. Karya-
karyanya melintasi bidang-bidang matematika, geometri,
astronomi, fisika, kimia, metafisika, filologi, musik, dan puisi.

Ibnu Sina lahir pada Zaman Keemasan Islam. Pada zaman


tersebut banyak ilmuwan muslim yang menerjemahkan teks ilmu Kota Bukhara, Uzbekistan

pengetahuan dari Yunani, Persia, dan India. Teks Yunani pada


zaman Plato sesudahnya sampai zaman Aristoteles secara intensif banyak diterjemahkan dan
dikembangkan lebih maju oleh para Ilmuwan islam.

Perkembangan ini terutama dilakukan oleh perguruan yang didirikan oleh Al-Kindi. Perkembangan ilmu
pengetahuan di masa ini meliputi matematika, astronomi, aljabar, trigonometri, dan ilmu pengobatan.
Pada zaman Dinasti Samayid di bagian timur Persia di wilayah Khurasan dan Dinasti Buyid di daerah
barat Iran memberi suasana mendukung bagi perkembangan keilmuan dan budaya. Di zaman Dinasti
Samaniyah, Bukhara, dan Baghdad menjadi pusat budaya dan ilmu pengetahuan dunia Islam.

Saat berusia 22 tahun, ayah Ibnu Sina meniggal dunia. Pemerintah Samanid mengalami keruntuhan.
Masalah yang terjadi dalam pemerintahan tersebut akhirnya membuatnya meninggalkan Bukhara.
Pertama ia pindah ke Gurganj, ia tinggal selama 10 tahun di Gurganj, kemudian ia pindah dari gurganj
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

ke Nasa, kemudian pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu
baru.

Samapi di Jurjan, suatu kota di dekat laut Kaspia, di sanalah Beliau mulai menulis ensiklopedianya
tentang ilmu kedokteran kemudian terkenal dengan nama Al-Qanun fi Al-Tibb (the Qanun). Kemudian
ibnu sina pindah ke Ray, kota di sebelah Taheran, selanjutnya /ibnu sina bekerja kepada Ratu Sayyedah
dan anaknya Majd al-Dawlah. Kemudian Sultan Syams al-Dawlah penguasa di Hamdan (di bahagian
Barat dari Iran) mengangkat ibnu sina menjadi Menterinya. Kemudian ibnu sina Hijrah ke Isfahan, ibnu
sina meninggal dunia sebab sakit yang diderita ibnu sina yaitu penyakit disentri pada pada tahun 428
Hijrah bersamaan dengan tahun 1037 Masehi di Hamadzan ( sekarang wilayah Iran).
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

Pendidikan dan Ilmu Kedokteran Ibnu Sina

Ibnu Sina memulai pendidikannya pada usia lima tahun di kota kelahirannya, Bukhara. Pengetahuan
yang pertama kali yang dia pelajari adalah membaca al-Qur’an, setelah itu ia melanjutkan dengan
mempelajari ilmu-ilmu agama Islam seperti Tafsir, Fiqih, Ushuluddin dan lain sebagainya, berkat
ketekunan dan kecerdasannya, beliau berhasil menghapal al-Quran dan menguasai berbagai cabang
ilmu-ilmu agama tersebut pada usia yang belum genap sepuluh tahun. Dalam bidang Pendidikan lain,
beliau juga mempelajari beberapa disiplin ilmu diantaranya Matematika, logika, fisika, kedokteran,
Astronomi, Hukum, dan sebagainya.

Dengan kecerdasan yang beliau miliki, beliau banyak mempelajari filsafat dan cabang - cabangnya,
kesungguhan yang cukup mengagumkan ini menunjukkan bahwa ketinggian otodidaknya, namun
pada saat ia menyelami ilmu metafisika nya Arisstoteles, beliau mengalami kesulitan kendati sudah
berulang-ulang membacanya bahkan beliau menghafalnya, tetap saja beliau belum dapat memahami
isinya. setelah ia membaca karya Al-Farabi dalam buku risalahnya, barulah Ibnu Sina dapat memahami
ilmu metafisika dengan baik. Secara tidak langsung Ibnu Sina telah berguru kepada al-Farabi, bahkan
dalam otobiografinya disebutkan mengenai utang budinya kepada Al-Farabi.

Pada usia 16 tahun beliau mulai dikenal sebagai ahli pengobatan, dan sudah benar-benar dikenal pada
saat beliau berumur 17 tahun dengan pembuktian bahwa beliau telah berhasil menyembuhkan penyakit
yang diderita sultan Samani Nuh Ibn Mansur. Untuk menambah ilmunya, beliau juga banyak
menghabiskan sebahagian waktunya dengan membaca serta membahas buku-buku yang beliau
anggap penting di perpustakaan kerajaan Nuh ibnu Manshur yang bernama kutub Khana, di sinilah
beliau melepaskan dahaga belajarnya siang malam sehingga semua ilmu pengetahuan dapat
dikuasainya dengan baik.

Di samping belajar secara otodidak, Ibnu Sina juga menyerap berbagai ilmu dari beberapa orang Guru,
antara lain Abu Bakar Ahmad bin Muhammad al-Barqi al-Khawarizmi untuk ilmu bahasa, Ismail al-Zahid
untuk ilmu fiqih, Abu Sahl al-Masihi serta Abu Manshur al-Hasan bin Nuh untuk ilmu kedokteran. Beliau
juga belajar Aritmatika dari `Ali Natili seorang sufi ismaili berkebangsaaan India.

Dalam bidang kedokteran dia mempersembahkan Al-Qanun fit Thibb, dimana ilmu kedokteran modern
mendapat pelajaran, sebab kitab ini selain lengkap, disusunnya secara sistematis. Kitab Al-Qanun tulisan
Ibnu Sina selama beberapa abad menjadi kitab rujukan utama dan paling otentik. Kitab ini mengupas
kaedah-kaedah umum ilmu kedokteran, obat-obatan dan berbagai macam penyakit. Seiring dengan
kebangkitan gerakan penerjemahan pada abad ke-12 masehi, kitab Al-Qanun diterjemahkan ke dalam
bahasa Latin. Kini buku tersebut juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Prancis dan
Jerman. Al-Qanun adalah kitab kumpulan metode pengobatan purba dan metode pengobatan Islam.

Ibnu Sina berhasil menyusun sistem filsafat islam yang terkoordinasi dengan rapi. Pekerjaan besar yang
dilakukan Ibnu Sina adalah menjawab berbagai persoalan filsafat yang masih belum terjawab
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

sebelumnya. Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang
kedokteran tidak hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah Eropa.

Albertos Magnus, ilmuan asal Jerman dari aliran Dominique yang hidup antara tahun 1200-1280 Masehi
adalah orang Eropa pertama yang menulis penjelasan lengkap tentang filsafat Aristoteles. Ia dikenal
sebagai perintis utama pemikiran Aristoteles Kristen. Dia lah yang mengawinkan dunia Kristen dengan
pemikiran Aristoteles. Dia mengenal pandangan dan pemikiran filsafat besar Yunani itu dari buku-buku
Ibnu Sina. Filsafat metafisika Ibnu Sina adalah ringkasan dari tema-tema filosofis yang kebenarannya
diakui dua abad setelahnya oleh para pemikir Barat.
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

Kontribusi Ibnu Sina bagi Dunia Kedokteran

Penemu Teori Penularan TBC

Ibnu Sina adalah ilmun yang pertama kali mengemukakan teori penularan virus TBC dan efek placebo.
Namun selama berabad-abad teorinya ini tidak atau belum diterima oleh ilmuan barat. Barulah setelah
ditemukannya mikroskop dunia barat baru menerima teorinya dan baru pada 1960 efek placebo teori
ibnu sina baru diterima kebenarannya setelah mulai majunya teknologi kedokteran.
Penemu Mamfaat Etanol

Seperti yang kita ketahui etanol sekarang banyak digunakan dalam dunia kedokteran untuk membunuh
mikroorganisme yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien. Ternyata yang pertama kali
menemukan manfaat etanol tersebut adalah Ibnu Sina. Setiap hendak menangani pasien atau meracik
obat ia selalu mencuci tangannya dengan khamr atau alkohol.
Kitab Al Qanun fii Thibb (The Canon of Medicine)

Karya Ibnu Sina Berupa Kitab Al Qanun Fi Thibb (The Canon of Medicine) telah digunakan sebagai buku
teks perubatan di pelbagai universiti di Perancis. Misalnya di Sekolah Tinggi Perubatan Montpellier dan
Louvin yang telah menggunakannya sebagai bahan rujukan pada abad ke-17 M.

Sementara itu, Prof. Phillip K. Hitti telah menganggap buku tersebut sebagai “Ensiklopedia
Pengobatan”. Buku ini telah membincangkan serta membahas tentang penyakit saraf. Arahan tersebut
juga membahas cara-cara pembedahan yang menekankan tentang keperluan pembersihan luka.

Bahkan di dalam buku-buku tersebut juga dinyatakan keterangan dengan lebih jelas disamping
gambar-gambar dan sketsa-sketsa yang sekaligus menunjukkan pengetahuan anatomi Ibnu Sina yang
luas.

Penulis-penulis barat telah menganggap Ibnu Sina sebagai “Father of Doctor” kerana beliau telah
menggabungkan teori perobatan Yunani Hipocrates dan Galen dan pengalaman dari ahli-ahli
perubatan dari India dan Parsi serta pengalaman beliau sendiri.
Pelopor Aroma Terapi

Ibnu sina juga merupakan penemu teknik destilasi uap yang mengekstrak minyak astri dari herbal dan
rempah. Selain itu juga dialah yang menemukan suatu zat untuk mengkondensasikan uap aromatik.
Oleh sebab itu maka tak heran dia disebut sebagai pelopor aroma terapi.
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

Warisan dan Pengaruh Ibnu Sina

Di banyak masyarakat, ilmu kedokteran alternatif yang bersumber pada kearifan tradisional, Islam
khususnya, masih dipraktekkan. Hikmat, atau Unani, misalnya, masih bertahan hingga kini di kalangan
muslim Xinjiang, China, India, Pakistan, Bangladesh dan Srilanka. Di India sendiri kini ada 278,000 praktisi
dan 16 pusat pelatihan metode kedokteran ini.

Unani adalah bahasa Arab untuk “Yunani”, karena memang pertama kali dikembangkan di Yunani oleh
Hipocrates 6.000 tahun lalu dari tradisi Mesir dan Mesopotamia. Ketika pasukan Mongol menyerbu
Persia dan Asia Tengah, banyak ilmuwan dan tabib unani lari ke India.

Salah satu pendukung metode kedokteran ini adalah Ibnu Sina, ilmuwan Islam yang di Barat dikenal
sebagai Avicena. Ibnu Sina menulis tentang hikmat dalam risalah kedokteran klasiknya “Al Qanun”.
Ilmuwan Islam penerusnya, Ali al-Ruhawi, menulis pada abad ke-12 “Adab al-Tibb”, yang menjadi dasar
dari etika kedokteran.

Tidak seperti ilmu kedokteran modern di Barat, hikmat tidak percaya pada dualisme tubuh-pikiran
melainkan menyandarkan diri pada pemahaman bahwa kedamaian spiritual merupakan intisari dari
hidup sehat. Hikmat menetapkan beberapa faktor dalam pemeliharaan kesehatan dan membagi tubuh
dalam berbagai cara untuk menentukan diagnosis penyakit.

Cara pertama hikmat mendefinisikan tubuh adalah melukiskannya dalam istilah empat senyawa: udara,
tanah, api dan air yang keluar dari liver dan membentuk jaringan halus ke seluruh tubuh. Empat
senyawa itu berkaitan dengan cairan dalam tubuh seperti darah, lendir dan empedu. Diagnosis penyakit
ditegakkan dengan mengamati keseimbangan senyawa tadi.

Misalnya, rangsangan berlebihan dari unsur air-api akan mempengaruhi interaksi biokimiawi syaraf
dalam tubuh dan kaitan antara pertukaran biokimiawi otot dan aliran darah, seperti yang muncul dalam
diare dan diabetes.

Hikmat lebih jauh mendefinisikan kondisi tubuh dalam tiga tahap: sehat, sakit, netral. Netral antara
kondisi antara sehat dan sakit ketika gejala penyakit belum nampak. Pasien diputuskan sakit ketika
fungsi-fungsi yang diasosiasikan dengan kekuatan vital, natural dan psikis dari tubuh tertanggu atau
tidak seimbang karena sejumlah
penyimpangan.

Hikmat juga membagi tubuh dalam tujuh


komponen alami dan fundamental yang
didefinisikan sebagai: arkan (elemen), mizaj
(temperamen), a’da (organ), ruh (daya hidup),
quwaat (energi) dan af’al (aksi). Setiap
kehilangan dan perubahan dari komponen ini
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

dipandang merupakan faktor penyebab penyakit dan kematian.

Hikmat juga menetapkan lingkungan luar dan pengaruhnya pada tubuh serta membagi pengaruh ini
dalam lima kategori. Tiap kategori ini harus dipenuhi secara memadai agar manusia bisa menjaga
keseimbangan tepat keempat senyawa tadi dan dalam keseimbangan kesehatannya. Lingkungan luar
dan perilaku sehari-hari yang dipandang sebagai faktor utama dalam kemampuan menjaga hidup
sehat meliputi: udara, makanan/minuman, gerak/istirahat, tidur/jaga dan emosi.

Hikmat menyebutkan semua faktor itu harus seimbang baik dalam kualitas, kuantitas dan urutannya
agar kesehatan bisa dijaga. Seperti kata Rasulullah: “Allah telah mengirimkan penyakit dan
penyembuhnya, dan Dia telah memilih obat untuk setiap penyakit, maka obatilah dirimu secara medis,
tapi jangan gunakan cara yang haram.” (Hadits Abu Dawud).

Lebih dari ketrampilan kategorisasi dan diagnosis, hikmat menyumbang ketrampilan klinis di lapangan
kedokteran: meliputi bedah otak, laparotomy dan bedah plastik. Hikmat sendiri belakangan terbagi
dalam cabang kedokteran mencakup penyakit dalam, bedah, genekologi, anak-anak, toksikologi,
psikiatri, terapi peremajaan, seksologi, diet dan hidroterapi.

Diilhami oleh Quran dan hadits, hikmat melihat sakit sebagai peluang untuk membersihkan,
memurnikan dan menyeimbangkan komponen fisik, emosi, mental dan spiritual. Untuk mencapai itu,
terapi hikmat bersifat alamiah. Pengobatan mencakup pemberian makanan segar untuk mengoreksi
ketidakseimbangan; terapi herbal dan mineral; serta promosi perilaku yang mendukung kesehatan
positif, istirahat yang tepat serta aspek-aspek pencegahan serta pengobatan lainnya.

Keseimbangan antara tubuh dan pikiran adalah penting dalam proses metabolisme dan merupakan
bagian penting dari pengobatan. Konseling juga biasa ditawarkan untuk mencapai keseimbangan.

Para praktisi hikmat, atau hakim/tabib, dididik dan diberikan instruksi unik sepanjang proses
pengobatan berkaitan dengan klien dan kliniknya. Tuntunan unik ini datang dari ajaran Islam. Dalam
Islam, siapa saja yang memiliki ilmu dan ketrampilan harus bertindak dengan cara yang memungkinkan
dia memperoleh penghoramatan dari orang yang menjadi tanggungjawab profesionalnya.

Merujuk pada kewajiban hakim, al-Ruhawi menulis dalam “Adab al-Tibb”: “Dia harus melakukan hal
terbaik setiap hari untuk membersihkan apa saja yang keluar dari lubang tubuhnya, hidung, mata, dan
membasuhnya dengan air.”

Kepada pasien, hakim harus memiliki hubungan baik untuk mencegah stress dalam diri pasien. Dia
harus memperhatikan setiap perkataan yang datang dari pasien. Apapun kesulitannya, dia harus
memperoleh informasi dari mana saja dan apa saja yang mungkin akan bermanfaat untuk memulihkan
psien. Hakim tak boleh mengabaikan setiap keluhan pasien atau gejala stress, karena gejala ini, jika ada,
akan penting bagi diagnosis penyakit.

Hakim harus menunjukkan sikap kasih; yang tak mungkin dilakukan kecuali dengan takut pada Allah.
Jika hakim memiliki semua sifat tadi, dia akan berkata hanya kebenaran dan akan berbuat baik bagi
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

semua orang. Dalam hikmat, sikap saling menghargai pasien dan dokter adalah separo dari
pengobatan dan, dalam Islam, melayani orang sakit adalah berkah.

ada abad ke-18, metode kedokteran hikmat ini telah menjadi landasan kedokteran modern lewat
terjemahan “Al Qanun” milik Ibnu Sina. Juga menjadi landasan penting karya Samuel Hahnemann
(1755-1897), penemu metode penyembuhan homeopathy . Menjadi populer di India, metode
kedokteran hikmat ini mengalami kemunduran ketika kolonialisme Inggris berkuasa. Adalah Masihul
Mulk Hakim Muhammad Ajmal Khan, teman Mahatma Gandhi, yang berjasa mempopulerkannya
kembali dengan mendirikan Klinik kedokteran Unani dan Ayurvedic College di Delhi sebagai bagian
dari perjuangannya melawan kolonialisme Inggris.

Pengaruh pemikiran filsafat Ibnu Sina seperti karya pemikiran dan telaahnya di bidang kedokteran tidak
hanya tertuju pada dunia Islam tetapi juga merambah ke Eropa. Kontribusi ibnu sina terhadap pemikiran
dan ilmu pengetahuan amatlah besar, diakui berpengaruh signifikan kepada para ilmuwan, pemikir dan
filusuf generasi-generasi sesudahnya. Berkat prestasinya dalam ilmu medis, ibnu sina memperoleh
julukan “Father of Doctors” (Bapak Para Dokter). Natsir Arsyad menyebutkan bahwa dokter kawakan
ibnu sina pernah dijuluki sebagai Medicorum Principal atau “Raja Diraja Dokter”, oleh kaum Latin
Skolastik. Julukan lain pernah diberikan kepada ibnu sina, misalnya, adalah “Raja Obat”. Dalam dunia
Islam sendiri, Ibnu Sina dianggap sebagai zenith, puncak tertinggi dalam ilmu kedokteran.

George Sarton, menyatakan bahwa prestasi medis Ibnu Sina sedemikian lengkap sehingga mengecilkan
sumbangan lainnya dari seluruh dunia, seolah-olah mereka hanya membuat penemuan lebih kecil, dan
sementara itu penyelidikan orisinal menyusut beberapa abad setelah masa ibnu sina. Sarton juga
menguraikan pengaruh Ibnu Sina sangat besar terhadap ruang lingkup juga perkembangan ilmu
kedokteran Barat. Karya ilmiah (textbook) ibnu sina merupakan referensi dasar utama ilmu medis di
Eropa dalam periode waktu lebih panjang dari buku-buku lainnya.

Sepertinya kontribusi terpenting dari ibnu sina dan diwariskan ibnu sina kepada dunia kedokteran
adalah dalam ilmu medisnya, yaitu Qanun fi al-Thibb (Canon of Medicine, Konstitusi Ilmu Kedokteran).
Seyyed Hossein Nasr menyebutkan bahwa karya besar Qanun itu adalah karya pa ling banyak dibaca
juga besar pengaruhnya pada ilmu medis Islam dan Eropa. Karya besar ini merupakan satu dari buku
yang paling sering dicetak di Eropa pada masa Renaisans dalam terjemahan Latinnya oleh Gerard dari
Cremona. Buku teks standar ini terdiri dari lima bagian pokok: prinsip-prinsip umum, obat-obatan,
penyakit organ-organ tertentu, penyakit lokal bertendensi menjalar ke seluruh tubuh, seumpama
demam, dan obat-obatan majemuk. Arsyad juga menyebutkan bahwa buku Qanun ibnu sina sejak
zaman dinasti Han di Cina telah menjadi buku standar karya-karya medis Cina. Pada Abad Pertengahan,
sejumlah besar karya ibnu sina telah diterjemahkan dalam bahasa Latin dan Hebrew, karya ibnu sina
dalam bidang bahasa tersebut merupakan bahasa-bahasa pengantar ilmu pengetahuan masa itu.

Di bidang filsafat, Ibnu Sina dianggap sebagai imam para filosof di masanya, bahkan sebelum dan
sesudahnya. Ibnu Sina otodidak, genius orisinil bukan hanya dunia Islam menyanjungnya, Ibnu Sina
memang merupakan satu bintang gemerlapan memancarkan cahaya sendiri, bukan pinjaman sehingga
Roger Bacon, filosof kenamaan dari Eropa Barat pada Abad Pertengahan menyatakan dalam Regacy
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

of Islam-nya Alfred Gullaume; “Sebagian besar filsafat Aristoteles sedikitpun tak dapat memberi
pengaruh di Barat, karena kitabnya tersembunyi entah dimana, kendatipun ada, sangat sukar sekali
didapatnya dan sangat susah dipahami dan digemari orang karena peperangan-peperangan yang
meraja lela di sebelah Timur, sampai saatnya Ibnu Sina dan Ibnu Rusyd dan juga pujangga Timur lain
membuktikan kembali falsafah Aristoteles disertai dengan penerangan dan keterangan yang luas.

Selain kepandaiannya sebagai flosof dan dokter, Ibnu Sina pun penyair. Ilmu-ilmu pengetahuan seperti
ilmu jiwa, kedokteran dan kimia ada ditulisnya dalam bentuk syair, dapat ditemukan melalui buku-buku
dikarangnya untuk ilmu logika dengan syair. Kebanyakan buku-bukunya telah disalin kedalam bahasa
Latin. Ketika orang-orang Eropa diabad tengah, mulai mempergunakan buku-buku itu sebagai
textbook, di berbagai universitas. Oleh karena itu nama ibnu sina dalam abad pertengahan di Eropa
sangat berpengaruh. Dalam dunia Islam kitab-kitab Ibnu Sina terkenal, bukan saja karena kepadatan
ilmunya, akan tetapi karena bahasanya baik diiringi caranya menulis sangat terang. Selain menulis
dalam bahasa Arab, Ibnu Sina juga menulis dalam bahasa Persia. Buku -bukunya dalam bahasa Persia,
telah diterbitkan di Teheran dalam tahun 1954.

Dapat disimpulkan bahwa begitu besarnya pengaruh dari Ibnu Sina mengenai pemikiran yang Beliau
tuangkan kepada kita. Ide-ide cemerlang dari Ibnu Sina memberikan dampak signifikan dalam ilmu
pengetahuan, untuk itulah mari kita memperbanyak syukur karena kita dapat mengetahui ilmu-ilmu
dari Ibnu Sina melalui karya-karyanya.
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

Karya-Karya Ternama Ibnu Sina

 Kitab Qanun fi Al-Tibb (Qanon of Medicine)


Karyanya dalam bidang ilmu kedokteran. Buku yang terbagi atas 3 jilid ini pernah menjadi satu-satunya
rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad. Buku ini merupakan iktisar
pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di timur. Buku ini di telah diterjemahkan ke bahasa Latin.

Kitab ini selain lengkap, juga disusun secara sistematis. Dalam bidang Materia
Medeica, Ibnu Sina telah banyak menemukan bahan nabati baru Zanthoxyllum
budrunga - dimana tumbuh-tumbuhan banyak membantu terhadap
beberapa penyakit tertentu seperti radang selaput otak (Miningitis).

Ibnu Sina pula sebagai orang pertama yang menemukan peredaran darah
manusia, dimana 600 tahun kemudian disempurnakan oleh William Harvey. Ia
pulalah yang pertama kali mengatakan bahwa bayi selama masih dalam
kandungan mengambil makanannya lewat tali pusarnya. Ia jugalah yang mula-
mula mempraktekkan pembedahan penyakit-penyakit bengkak yang ganas,
dan menjahitnya. Ia juga terkenal sebagai dokter ahli jiwa dengan cara-cara modern yang kini disebut
psikoterapi.

 Kitab Ash-Shifa
Sebuah karya kitab dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain berisikan tentang uraian filsafat dengan
segala aspeknya, dan karena sangat luas cakupannya, maka bermunculan nama-nama terjemahan
yang dilakukan oleh para ahli terhadap hasil karya filsafat Ibn Sina ini. Karya ini merupakan titik puncak
filsafat paripatetik dalam Islam.

Kitab ini terdiri dari 18 jilid yang berisikan uraian tentang filsafat yang mencakup empat bagian, yaitu:
ketuhanan, fisika, matematika, dan logika. Dalam kitab ini juga ditemukan beberapa pemikirannya
tentang pendidikan.
 Kitab An-Najat
Sebuah karya kitab yang berisikan ringkasan dari kitab Ash-Shifa’, kitab ini ia tulis untuk para pelajar
yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah, selain itu buku ini juga secara lengkap membahas
tentang pemikiran Ibn Sina tentang ilmu Jiwa.

 Kitab fi Aqsami al-Uqlumi al-Aqliyyah


Sebuah karya kitab dalam bidang ilmu fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab dan masih tersimpan
dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun
1910 M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

 Kitab Lisanu al-Arab


Kitab ini merupakan hasil karyanya dalam bidang sastra Arab. Kitab ini berjumlah mencapai 10 jilid.
Menurut suatu informasi menjelaskan bahwa buku ini Ibnu Sina susun sebagai jawaban terhadap
tantangan dari seorang pujangga sastra bernama Abu Manshur al-ubba’I di hadapan Amir ‘Ala ad-
Daulah di Ishfaha.

 Kitab al-Isharat wa al-Tanbihat


Sebuah karya berisikan tentang logika dan hikmah.

Selain kitab-kitab tersebut masih banyak karyanya yang berjumlah cukup besar, namun untuk
mengetahui berapa jumlah buku karya-karyanya tersebut secara pasti sangatlah sulit, mengingat
perbedaan tentang sedikit banyaknya data yang digunakan. Namun untuk menjawab hal ini, setidaknya
ada dua pendapat.

1. Dari penyelidikan yang dilakukan oleh Father dari Domician di Kairo terhadap karya-karya Ibnu
Sina, ia mencatat sebanyak 276 (dua ratus tujuh puluh enam) buah.
2. Phillip K. Hitti dengan menggunakan daftar yang dibuat al-Qifti mengatakan bahwa karya-karya
tulis Ibnu Sina sekitar 99 (sembilan puluh sembilan) buah. Karya-karyanya ini sebagian besar
dalam berbahasa Arab, tetapi ada sebagian kecil diantaranya berbahasa Persia, seperti
Danishnamah ‘Ala’i (buku ilmu pengetahuan yang dipersembahkan kepada ‘Ala al-Daulah).
Buku ini merupakan karya filsafat pertama di Persia Modern.

Dikatakan bahwa Ibnu Sina memiliki karya tulis yang dalam bahasa latin berjudul De Conglutineation
Lagibum. Dalam salah satu bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung.
Pembahasan ini sungguh menarik. Di dalam buku tersebut Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan
gunung tercipta karena dua penyebab:

1. Pertama, menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan hebat gempa
2. Karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan munculnya
lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Sebab
sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan meniup
sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya.

Ini adalah penyebab munculnya gundukan di kulit luar bumi.” Karena intelektualitas Ibn Sina yang cukup
representatif pada masanya sehingga diberi gelar Al-Shaikh Al-Rais (The Leader Among Wisemen)
Hujjat Al-Haqq (The Proof Of God) dan bapak kedokteran Islam (Amir Al-At}ibba’,The Prince Of
Physicians). Suatu predikat mulia bagi seorang intelektual profesional yang tidak mudah diberikan
kepada siapapun karena eksistensinya yang ketat memikat.
Ibnu Sina “Bapak kedokteran Modern”

Sumber

http://www.madinaonline.id/khazanah/warisan-ilmu-kedokteran-ibnu-sina-2/

https://tirto.id/ibnu-sina-filsuf-amp-dokter-islam-ternama-yang-dianggap-ateis-cqPp

http://www.madinaonline.id/category/khazanah/dunia-islam/

https://id.wikipedia.org/wiki/Bukhara

https://en.wikipedia.org/wiki/Al-Natili

https://id.wikipedia.org/wiki/Ibnu_Sina

https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-digest/17/03/18/on01bn313-sejak-kecil-ibnu-
sina-belajar-menghafal-alquran

http://www.anekamakalah.com/2012/04/ibnu-sina-tokoh-duni-ibnu-sina-riwayat.html

https://news.okezone.com/read/2017/10/24/18/1801566/dijuluki-father-of-doctor-ini-5-kontribusi-
ibnu-sina-bagi-dunia-kedokteran

http://theopage.net/2011/02/14/30-fakta-unik-ibnu-sina-yang-jarang-diketahui-orang/

http://www.biografipedia.com/2015/07/biografi-ibnu-sina-ilmuwan-islam.html

http://www.jejakpendidikan.com/2016/08/karya-karya-ibnu-sina.html

Anda mungkin juga menyukai