Anda di halaman 1dari 17

STUDI TAFSIR DI MEDIA SOSIAL (FACEBOOK) NADIRSYAH HOSEN

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah: Tafsir Media
Dosen Pengampu: Dr. Abdul Fatah,M.Si.

Disusun oleh kelompok 3 A6IQR:


1. Alya Salsabila (1930110019)
2. Alfiah Hasanah (1930110020)
3. Abdur Rohman (1930110021)
4. Khoirunnida’ (1930110023)
5. Muhammad Ulin Nuha (1930110024)
6. Maslakhah Laila Niswatin (1930110025)
7. Rizka Luthfiana (1930110026)
8. Nurul Mukarromah (1930110027)
9. Nilma Syarifah (1930110028)

PROGRAM STUDI ILMU ALQUR’AN DAN TAFSIR


FAKULTAS USHULUDDIN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberagaman agama dalam media sosial bukanlah merupakan isu yang asing. Hal ini
disebabkan oleh banyaknya pengguna media sosial yang berasal dari kalangan umat beragama,
khususnya agama Islam di Indonesia. Media sosial juga merupakan salah satu alat untuk
menunjukkan ekspresi umat beragama termasuk ekspresi terhadap kitab suci Alquran (Eva F,
2018, p. 2). Saat ini banyak bentuk ekspresi terhadap Alquran yang ditemukan dan sudah
mewabah di media sosial misalnya Aplikasi Alquran, terjemahan Alquran dan Tafsir Alquran.
Banyak pemilik akun media sosial yang juga turut serta aktif melakukan penafsiran terhadap
Alquran yang kemudian diunggah dalam akun media sosialnya.

Salah satu tokoh yang aktif menulis tafsir di media sosial adalah Nadirsyah Hosen.
Dalam menulis tafsir Alquran, Nadirsyah Hosen tidak terlepas dari ekspresi keagamaannya
sebagai seorang muslim yakni seorang muslim yang meresahkan pergulatan yang ramai
diperbincangkan dalam negara Indonesia. Perdebatan yang diresahkan oleh Nadirsyah Hosen
berkaitan dengan sikap manusia dalam melakukan atau menyelesaikan suatu hal, isu tentang
hubungan terhadap sesama manusia dan lain sebagainya yang sering kali tidak sinkron antara
akal dan hatinya. Mereka yang menggunakan akal terkesan logis tapi juga egois, sedangkan
mereka yang menggunakan hati dianggap tidak rasional bahkan dikatakan terlalu terbawa
perasaan. Lalu mana yang benar? Tentu keduanya saling berkaitan bukan?

Tulisan tafsir oleh Nadirsyah di akun Facebooknya seringkali menuai banyak komentar
dan tanggapan dari banyak audien atau followernya. Saat ini akun Fanspage Nadirsyah Hosen
diikuti oleh 206.000 orang atau lebih. Jumlah tersebut sangat memungkinkan terjadinya
percakapan melalui komentar dari para pengguna media sosial lainnya. Oleh sebab itu, kajian
terhadap tafsir Alquran di media sosial yang dilakukan oleh Nadirsyah Hosen beserta para
audiennya ini menjadi sorotan bagi penulis untuk melakukan penelitian. Penulis hanya
memfokuskan pada beberapa tema yang ditulis oleh Nadirsyah Hosen di akun Facebooknya.1

1
Eva F N, “Creative and Lucrative Da’wa : The Visual Culture of Instagram amongst Female Muslim Youth in
Indonesia,” Asiascape : Digital Asia 5, no. 2 (2018): 2.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana memahami konten di media sosial (facebook) Nadirsyah Hosen?


2. Bagaimana memahami model penafsiran Nadirsyah Hosen?
3. Bagaimana analisis pada konten Nadirsyah Hosen?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian di Media Sosial (Facebook) Nadirsyah Hosen


1. Profil Nadirsyah Hosen
Gus Nadir, begitu warga Nahdlatul Ulama menyapanya. Lahir pada 8
Desember 1973, beliau adalah putra bungsu dari almarhum Prof. KH. Ibrahim
Hosen, seorang ulama besar ahli fikih dan fatwa yang juga pendiri Perguruan
Tinggi Ilmu Al-Qur’an (PTIQ, 1971) dan Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ, 1977)
serta pernah menjabat sebagai ketua komisi fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) selama dua dekade (1981-2000).2 Dari ayahnya gus Nadir belajar tentang
ilmu tafsir, fikih, ushul fikih serta disiplin keilmuan islam tradisional lainnya.
Dari jalur ayahnya pula beliau memiliki sanad keilmuan melalui pesantren buntet,
salah satu pesantren yang terletak di daerah Cirebon, Jawa Barat. Gus Nadir juga
pernah belajar kepada alumni pondok pesantren tebu ireng, yakni almarhum KH.
Makki Rafi’i dan almarhum prof. Dr. KH. Mustofa Ya’qub. Dengan almarhum
KH. Makki Rafi’i beliau belajar disiplin ilmu Ushul Fikih serta mendalami ilmu
bahasa arab dan ilmu hadits kepada almarhum prof. Dr. KH. Mustofa Ya’qub.
Setelah mendapatkan bekal keilmuan dari nyantri diberbagai tempat, gus
Nadir melanjutkan studinya di Jakarta, melamar di Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah dengan spesialisasi
perbandingan mazhab3. Selepas lulus dari Fakultas Syari’ah dan Hukum UIN
Jakarta, gus Nadir melanjutkan studinya di luar negeri untuk “menaklukkan barat”
sesuai dengan pesan ayahnya. Beliau melanjutkan studi megisternya di dua
kampus berbeda di Australia, yaitu University of New England (Master of Arts)
dan Northern Territory University (Master of Laws). Saking semangatnya untuk
“menaklukkan barat” dua gelar megister akademiknya tak cukup mengobati
dahaga akademiknya, beliau terlanjur haus ilmu dan memilih untuk melanjutkan
studi doktoralnya di dua kampus sekaligus, yaitu di Wollongong University

2
“Nadirsyah Hosen, Kisah Santri Menaklukkan Barat,” accessed June 14, 2022,
https://amp.lokadata.id/amp/nadirsyah-hosen-kisah-santri-menaklukkan-barat.
3
Nadirsyah Hosen, Kiai Ujang Di Negeri Kanguru (Bandung: Mizan Media Utama, 2019), 13.
(doktor hukum) dan di National University of Singapore (doktor hukum islam).
Kenyataan latar belakang pendidikan dari “dua sisi” menjadikan Gus Nadir dalam
posisi yang unik, kajian klasik-modern; timur-barat; hukum islam-hukum umum
berhasil beliau kuasai.
Gus nadir dikenal sebagai salah satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU),
organisasi masyarakat muslim tradisional terbesar di Indonesia. Sejak tahun 2005,
beliau di amanahi sebagai Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul
Ulama (PCINU) di Australia-New Zealand. Beliau merupakan satu-satunya orang
Indonesia yang menjadi dosen tetap di Monash University, Melbourne, Australia.
Di samping itu beliau juga menjadi pengasuh di Ma’had Aly Pesantren Raudhatul
Muhibbin di Caringin Bogor pimpinan Dr. KH. Luqman Hakim. Karakter gus
Nadir yang ramah, humoris, santun, dan santai manjadikan beliau sering diundang
sebagai pembicara di berbagai seminar nasional dan internasional. Gus Nadir
merupakan salah satu dari sedikit orang alim yang mau “turun gunung” untuk
aktif di media sosial. Beliau berdakwah lewat twitter, facebook, instagram,
ataupun lewat blogspot miliknya. Beliau menyebut media sosial sebagai “lahan
dakwah” yang sangat efektif. Postingannya tak jauh dari topik agama, terutama
soal tafsir dan hukum islam. Penyampain dakwah beliau yang menggunakan
bahasa dan tulisan yang ringan membuatnya disegani followers-nya.
Gus nadir dikenal sebagai akademisi yang aktif menulis. Beliau telah
melahirkan lebih dari 20 artikel yang di muat diberbagai jurnal internasional,
seperti: Nordic Journal of International Law (Lund University), Asia Pasific Law
Review (City University of Hong Kong), Australian Journal of Asian Law
(University of Melbourne), Europan Journal of Law Reform (Indiana University),
Asia Pacific Journals on Human Rights and the Law (Murdoch University),
Journal of Islamic Studies (University of Oxford), Journal of Asian Studies
(Universitas Cambridge).4 Selain itu, beliau juga menerbitkan beberapa buku
berbahasa Indonesia seperti: Hidup Kadang Begitu (2020), Saring Sebelum
Sharing (2019), Islam Yes, Khilafah No! (2018), Tafsir Al-qur’an di Medsos
(2019), dari Hukum Makanan Tanpa Label Halal Hingga Memilih Mazhab yang
4
“Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), Ph. D.,” PanritaID (blog), accessed June 14, 2022,
https://panrita.id/prof-nadirsyah-hosen/.
Cocok (2015), Ashabul Kahfi Melek 3 Abad: Ketika Neurosains dan Kalbu
Menjelajah Al-qur’an (2013), Mari Bicara Iman (2011).
Salah satu karya gus Nadir yang menjadi Best Seller di Indonesia adalah
karyanya yang berjudul “Tafsir Al-Qur’an di Medsos”. Buku yang terbit pada
tahun 2019 ini menjadi salah satu langkah gus Nadir dalam membumikan ajaran
islam yang tertera dalam Al-Qur’an kepada para penggiat media sosial. Lewat
buku ini, gus Nadir memberikan gambaran ragam tafsir mengenai beberapa ayat
yang viral di media sosial. Tujuannya tentu untuk menangkal serta meluruskan
penafsiran orang yang sering memelintir maksud dari ayat suci tersebut.
Satu lagi karya beliau yang juga merupakan Best Seller adalah “Saring
Sebelum Sharing”. Lewat buku ini beliau mengajak umat untuk memahami hadits
sesuai konteks kehidupan Rasulullah SAW dan menjadikannya aplikatif untuk
zaman ini. Disamping itu beliau mengajak kepada para pembaca untuk selalu
berhati-hati dalam menyaring berita karena sampai saat ini hoax menjadi hal yang
meresahkan bahkan dapat merusak kewarasan masyarakat.
2. Profil dan Karakteristik Kajian di Facebook Nadirsyah Hosen

Pada zaman digital seperti sekarang ini, media sosial dapat digunakan di
mana-mana dan kapan saja. Berbagai informasi berkeliaran setiap saat, bahkan
siapapun dapat mengaksesnya dengan mudah dan cepat. Hal ini menjadi fenomena
luar biasa di Indonesia. Dalam hal jumlah pengguna, Indonesia sangat diperhitungkan
bisa sebagai jajaran elit dunia di jagad media sosial.5

Jumlah pengguna aktif media sosial di Indonesia sebanyak 191 juta orang
pada Januari 2022, hal ini berdasarkan laporan dari We Are Social. Jika dibandingkan
pada tahun sebelumnya sebanyak 170 juta orang, jumlah sekarang ini meningkat
hingga 12,34%. Kenaikan jumlah pengguna media sosial tertinggi mencapai 34,2%
pada 2017. Hanya saja, kenaikan tersebut melambat hingga sebesar 6,3% pada tahun
lalu. Angkanya baru meningkat lagi tahun ini. Whatsaap dengan persentase mencapai
88,7% menjadi media sosial paling banyak digunakan di Indonesia. Setelahnya ada
Instagram dan Facebook persentase masing-masing sebesar 84,8 dan 81,3. Sementara
TikTok dan Telegram berturut-turut sebesar 63,1% dan 62,8%.6

Jika dilihat dari persentase di atas, Facebook termasuk dalam salah satu media
sosial yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia. Dalam aplikasi yang
didirikan oleh Mark Zuckerberg tersebut, pengguna dapat menggunakan berbagai
fitur yaitu mengunggah berbagai informasi mengenai dirinya, bertukar pesan, saling
mengomentari berbagai konten status, foto ataupun video, melakukan video call
dengan pengguna lain dan bahkan dapat dijadikan media promosi yang sangat efektif
di era digital saat ini.7 Tidak hanya itu saja, Facebook memiliki keunggulan daripada
aplikasi lain seperti penggunaan yang hemat data dan hemat baterai, mudah dalam
membuat grup, melakukan transaksi jual beli, menyebarkan berita, banyak info
lowongan kerja dan menyambung silaturahmi.8

Banyaknya pengguna Facebook, bapak Nadirsyah Hosen menjadi salah satu


orang yang aktif berselancar di media sosial tersebut. Bapak Nadirsyah Hosen adalah
seorang Kyai Nahdlatul Ulama sekaligus sarjana Islam Kontemporer yang aktif

5
Akhmad Rofahan et al., Media Sosial : Masa Depan Media Komunitas? (Yogyakarta: COMBINE Resource
Institution, 2014), 6.
6
“Pengguna Media Sosial Di Indonesia Capai 191 Juta Pada 2022,” accessed June 14, 2022,
https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-juta-pada-2022.
7
“Cara Membuat Facebook | Superprof,” accessed June 14, 2022, https://www.superprof.co.id/blog/faedah-
facebook/.
8
“7 Keunggulan Facebook yang Membuatnya Tetap Eksis di Masyarakat,” suara.com, January 20, 2022,
https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/01/20/082950/7-keunggulan-facebook-yang-membuatnya-tetap-eksis-
di-masyarakat.
mengamati perkembangan dinamika Islam, khususnya di media sosial. Postingan
yang terdapat di akun pribadi miliknya ini diunggah dengan menyematkan poster
yang bertuliskan inti dari kajian tafsir yang sedang dibahas, sehingga pembaca akan
tahu terlebih dahulu inti pembahasannya sebelum lanjut membaca ke dalam
postingannya. Dalam akun pribadinya tersebut, telah diikuti oleh 206.000 orang
pengikut dan kemungkinan akan terus bertambah. Seperti sudah dijelaskan di atas,
Facebook merupakan aplikasi yang hemat data dan hemat baterai tentunya akan
membuat leluasa setiap orang untuk mengaksesnya.

Dalam akun pribadinya, Bapak Nadirsyah Hosen menyajikan berbagai kajian


tafsir dengan tema-tema yang berbeda disetiap postingannya. Menurut kacamata
penulis, penafsiran yang dilakukan oleh bapak Nadirsyah Hosen dalam mengangkat
tema disetiap postingannya ini sesuai dengan isu-isu kekinian dan kajiannya yang
serius sesuai dengan kebutuhan dari masyarakat.9 Penafsiran ini pastinya akan dengan
cepat mendapat tanggapan dari pembacanya (netizen). Dalam konteks ini, penulis
tafsir dan pembacanya berinteraksi secara langsung dengan saling menanggapi seperti
melalui ruang komentar di platform media sosial tersebut. Hal ini bisa dianggap
menjadi interaksi langsung walaupun dilakukan secara tertulis.10

Tidak hanya itu saja, disetiap postingannya diberikan sebuah poster yang
menjelaskan inti dari kajian tafsir tersebut dengan merujuk pada al-Qur’an dan hadits,
kitab-kitab baik klasik maupun kontemporer serta menggunakan kaidah ushul fikih.
Tafsir al-Qur’an dalam media sosial cenderung singkat dan padat serta tepat sasaran
sesuai dengan pokok atau tema yang sedang dibahas.11

B. Model Penafsiran Nadirsyah Hosen


Penafsiran Al-Qur’an saat ini telah mengalami perkembangan yang begitu pesat.
Hal ini disebabkan penafsiran Al-Qur’an telah merambah pada dunia media sosial. Media
sosial yang banyak digandrungi oleh masyarakat kontemporer cocok digunakan media

9
Mabrur, “Era Digital Dan Tafsir al Qur’an Nusantara: Studi Penafsiran Nadirsyah Hosen Di Media Sosial,” Prosiding
Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains 2 (March 31, 2020): 210.
10
“Nadirsyah Hosen dan Penafsiran Al-Qur’an di Media Sosial,” Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia
(blog), April 13, 2021, https://tafsiralquran.id/nadirsyah-hosen-dan-penafsiran-al-quran-di-media-sosial/.
11
Mutmaynaturihza, “Dialektika Tafsir Media Sosial Di Indonesia : Studi Penafsiran Nadirsyah Hosen Di Media
Sosial,” Hemeneutik: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 12, no. 01 (2018): 201.
dakwah dan kajian islam, termasuk didalamnya adalah kajian tafsir Al-Qur’an. Beberapa
tokoh muffasir mulai menuangkan pengetahuan mereka kedalam media sosial salah
satunya adalah bapak Nadlirsyah Hosen yang aktif memberikan sumbangsih keilmuan
tafsir lewat akun facebook beliau yang bernama ‘Nadlirsyah Hosen’.
Dalam beberapa postingan facebook , beliau banyak memberikan kunci dari
persoalan dalam kehidupan sehari-hari, tentang bagaimana seharusnya menjalani
kehidupan, lalu beliau menghadirkan ayat Al-Qur’an dan hadits yang relevan dengan
problematika tersebut sebagai landasan untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi.
Seperti contoh postingan beliau yang penulis kaji, beliau memberikan pengertian
bagaimana menyeimbangkan penggunaan akal dan hati agar memperoleh kehidupan yang
bahagia, sebagai landasan berfikir beliau menunjukkan Surah Al-Israa’ ayat 70.
Secara umum, dalam postingan narasi yang beliau bagikan, beliau banyak
mengurai penafsiran ayat Al-Qur’an dengan metode maudhu’i atau tematik. Tafsir
maudhu’i merupakan sebuah metode tafsir yang dicetuskan oleh para ulama’ untuk
memahami makna-makna dalam ayat-ayat al Qur’an. Secara semantik, tafsir maudhu’i
berarti menafsirkan al-Qur’an menurut tema atau topik tertentu. Indonesia biasa disebut
dengan tafsir tematik.12 Tafsir maudhu’i menurut pendapat mayoritas ulama’ adalah
“Menghimpun seluruh ayat al-Qur’an yang memiliki tujuan dan tema yang sama.”13
Pengkajian dari semua ayat yang berkaitan tentang suatu tema secara mendalam dari
berbagai aspek yang terkait dengan asbabun nuzul, kosakata dan lain sebagainya. Semua
dijelaskan secara rinci oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmiah, baik itu berasal dari al-Qur’an, hadits, maupun pemikiran rasional.14
Dasar-dasar tafsir maudlu’i dimulai sejak Nabi SAW ketika menafsirkan ayat
dengan ayat, yang kemudian pada tahapan selanjutnya dikenal dengan nama tafsir bi al-
ma’sur. Penafsiran al-Qur’an dengan al-Qur’an ini merupakan pendahulu bagi munculnya
metode tafsir maudlu’i. Kemudian, pada perkembangan berikutnya, benih-benih tafsir
maudlu’i lebih banyak lagi bertebaran di dalam kitab-kitab tafsir, hanya saja masih dalam
bentuknya yang sederhana, belum mengambil bentuk yang lebih tegas yang dapat

12
Usman, Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Teras, 2009), 311.
13
Abdul Hayy Al-Farmawi, Al-Bidayah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu’i (Mesir: Dirasat Manhajiyyah Maudhu’iyyah, 1997),
41.
14
Nashiruddin Baidan, Metodologi Penafsiran Al-Qur’an (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), 151.
dikatakan sebagai metode yang berdiri sndiri. seperti yang terdapat dalam kitab tafsir
karya al-Fakhr al-Razi, karya al-Qurthuby, dan karya Ibnu al-Arabi.15
Sistematika penyajian tafsir secara tematik atau maudhu’i adalah sebuah bentuk
rangkaian penulisan karya tafsir yang struktur pemaparannya mengacu pada tema tertentu
atau pada ayat, surat atau juz tertentu yang ditentukan oleh penafsir sendiri. Sistematika
penyajian tematik ini (meskipun bersifat teknis) memiliki cakupan kajian yang lebih
spesifik, mengerucut dan mempunyai pengaruh dalam proses penafsiran yang bersifat
metodologis. Karakteristik ini cocok dengan penyajian tafsir Al-Qur’an yang dilakukan
oleh Nadlirsyah Hosen dalam akun facebook beliau dimana beliau akan mengangkat
suatu tema untuk kemudian direlevankan dengan ayat Al-Qur’an terkait.

C. Analisis konten Nadirsyah Hosen


1. Surah al-Isra’ ayat 70

Dalam salah satu postingan Bapak Nadirsyah Hosen di Channel Facebooknya,


beliau menjelaskan secara singkat dan padat tentang pembahasan pandangan
seseorang terhadap orang lain. Beliau menjelaskan tema tersebut menggunakan model
penafsiran bil ma’tsur, menguraikan isi kandungan al-Qur’an surat al-Israa ayat 70
dengan menggunakan Hadist yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhori menggunakan
metode tahlily yaitu dengan menjelaskan makna al-Quran secara analitis dengan
memaparkan segala aspek yang terkandung didalamnya.

Bapak Nadirsyah Hosen menerangkan bahwasanya: Manusia adalah makhluk


yang paling istimewa dan dilebihkan oleh Allah swt karena dibekali dengan akal,
sesuai keterangan al-Qur’an surat al-Israa ayat 70 yang berbunyi:

Al-Qur’an surat al-Israa’ ayat 70

ِ ‫ت َوفَض َّْل ٰنهُ ْم ع َٰلى َكثِي ٍْر ِّم َّم ْن َخلَ ْقنَا تَ ْف‬
٧٠ ࣖ ‫ض ْياًل‬ ِ ‫َولَقَ ْد َك َّر ْمنَا بَنِ ْٓي ٰا َد َم َو َح َم ْل ٰنهُ ْم فِى ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر َو َر َز ْق ٰنهُ ْم ِّمنَ الطَّيِّ ٰب‬

Artinya: Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami
angkut mereka di darat dan di laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka
rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak
makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.
15
Al-Farmawi, Al-Bidayah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu’i, 38.
Namun meskipun manusia mempunyai akal menurut Bapak Nadirsyah
Hosen sebagai seorang manusia khususnya kaum muslim tidak boleh memandang
seseorang hanya melihat berdasarkan kriteria ataupun persepsi kita sendiri (akal).
Karena semisal seseorang baik dimata kita belum tentu baik disisi Allah,
begitupun sebaliknya. Juga, sesuatu yang baik menurut akal kita itu belum tentu
benar dimata orang lain, dan sesuatu yang benarpun belum tentu dapat
mengandung kemaslahatan bagi masyarakat.

Karena jika hanya mengedepankan akal maka akan menciptakan


kegaduhan, saling menyalahkan, dan tidak menciptakan kemaslahatan bagi
kehidupan. Namun jika bertindak dengan dibarengi perasaan atau hati maka kita
akan dapat berjihad melawan hawa nafsu, karena akal adalah memberi
pertimbangan, hati adalah tempat memilih, akal pergi berlayar, hati adalah tempat
berlabuh. Seperti dalam keterangan Hadis yang diriwayatkan oleh Imam al-
Bukhori:

‫ حدثنا أبو نعيم حدثنا زكرياء عن عامر قال سمعت النعمان بن بشير يقول سمعت رسول هللا‬:٥٠ ‫صحيح البخاري‬
‫صلى هللا عليه وسلم يق••ول الحالل بين والح••رام بين وبينهم••ا مش••بهات ال يعلمه••ا كث••ير من الن••اس فمن اتقى المش••بهات‬
‫استبرأ لدينه وعرضه ومن وقع في الشبهات كراع يرعى حول الحمى يوشك أن يواقعه أال وإن لك••ل مل••ك حمى أال إن‬
‫حمى هللا في أرضه محارمه أال وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله أال وهي‬
‫القلب‬

Yang artinya: Telah menceritakan kepada kami Abu Nu'aim Telah


menceritakan kepada kami Zakaria dari 'Amir berkata: aku mendengar An
Nu'man bin Basyir berkata: aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda: “Yang halal sudah jelas dan yang haram juga sudah
jelas. Namun diantara keduanya ada perkara syubhat (samar) yang tidak
diketahui oleh banyak orang. Maka barangsiapa yang menjauhi diri dari
yang syubhat berarti telah memelihara agamanya dan kehormatannya. Dan
barangsiapa yang sampai jatuh (mengerjakan) pada perkara-perkara
syubhat, sungguh dia seperti seorang penggembala yang menggembalakan
ternaknya di pinggir jurang yang dikhawatirkan akan jatuh ke dalamnya.
Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki batasan, dan ketahuilah bahwa
batasan larangan Allah di bumi-Nya adalah apa-apa yang diharamkan-
Nya. Dan ketahuilah pada setiap tubuh ada segumpal darah yang apabila
baik maka baiklah tubuh tersebut dan apabila rusak maka rusaklah tubuh
tersebut. Ketahuilah, ia adalah hati."
Jika kita sebagai makhluk yang dilebihkan oleh Allah atas nikmat akal dan
hati dapat menggabung keduanya maka kita akan menjadi sosok muslim yang
santun dan berbudi pekerti tinggi yang dapat menciptakan kedamaian dalam
bermasyarakat.16

2. Corak Penafsiran
Corak penafsiran yang digunakan bapak Nadirsyah Hosen dalam
Facebooknya adalah corak tafsir 'Ilmi. Tafsir ‘ilmi adalah penafsiran Alquran
yang menggunakan pendekatan ilmiah atau menggali kandungan Alquran
berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan. Tafsir ini berusaha keras untuk
melahirkan berbagai cabang ilmu yang berbeda dan melibatkan pemikiran-
pemikiran filsafat. Alasan yang melatari penafsiran ini ialah karena seruan
Alquran pada dasarnya seruan ilmiah, yang banyak mengajak umat manusia untuk
berpikir seperti afala ta’qilun, afala tatafakkarun, dan lain-lain.17
Ayat ini mengandung beberapa keistimewaan yang telah dianugerahkan
Allah kepada manusia. Keistimewaan yang terdapat dalam ayat tersebut salah
satunya manusia lebih diistimewakan atad kebanyakan makhluk lain. Semua
kemuliaan dan keistimewaan yang telah Allah berikan kepada manusia memang
sudah sejatinya kembali kepada Allah al-Karim, Dzat yang Maha Mulia.
Maksudnya ialah dengan anugerah yang telah diberikan-Nya, sudah seyogianya
manusia memanfaatkan karunia itu dalam rangka mendekatkan diri kepada-Nya.
Adanya nikmat sehat bisa digunakan untuk menunaikan ibadah. Adanya rezki
yang berlimpah selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga disedekahkan
dalam rangka menjalakan perintah-Nya.
Secara keseluruhan, ayat tersebut berimplikasi pada seruan untuk
senantiasa bersyukur. Mengoptimalkan segala kemuliaan dan anugerah yang telah
Allah berikan dengan baik merupakan cara bersyukur yang paling utama.
3. Perbandingan Penafsiran Nadirsyah Hosen dengan Tafsir Ibnu Katsir
Dalam tafsir ibnu katsir, Allah Swt. menyebutkan tentang penghormatan-
Nya kepada Bani Adam dan kemuliaan yang diberikan-Nya kepada mereka,
bahwa Dia telah menciptakan mereka dalam bentuk yang paling baik dan paling
sempurna di antara makhluk lainnya. Dalam ayat yang lain disebutkan oleh
firman-Nya .

16
Ibnu Hajar Al-Asqalani, Fath Al-Bari Bisyarhi Shahih al-Bukhori (Beirut: Dar Kutub al-Ilmiyah, n.d.), 52.
17
“Ragam Corak Tafsir Al-Quran,” Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia (blog), July 27, 2020,
https://tafsiralquran.id/ragam-corak-tafsir-al-quran/.
ٍ‫لَقَ ْد خَ لَ ْقنَا اإل ْن َسانَ فِي َأحْ َس ِن تَ ْق ِويم‬
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang
sebaik-baiknya. (At-Tin: 4)
Yakni manusia berjalan pada dua kakinya dengan tegak dan makan
dengan tangannya, sedangkan makhluk lainnya ada yang berjalan dengan keempat
kakinya dan makan dengan mulutnya. Dan Allah menjadikan pendengaran,
penglihatan, dan hati bagi manusia, yang dengan kesemuanya itu manusia dapat
mengerti dan memperoleh banyak manfaat. Berkat hal itu manusia dapat
membedakan di antara segala sesuatu dan dapat mengenal kegunaan, manfaat,
serta bahayanya bagi urusan agama dan duniawinya.
‫" َو َح َم ْلنَاهُ ْم فِي ْالبَ ِّر َو ْالبَحْ ِر‬
“Kami angkut mereka di daratan.” Yakni dengan memakai hewan
kendaraan seperti unta, kuda, dan begal; sedangkan di lautan dengan perahu dan
kapal laut.
ِ ‫َو َرزَ ْقنَاهُ ْم ِمنَ الطَّيِّبَا‬
‫ت‬
“Kami beri mereka rezeki yang baik-baik.” Yaitu berupa hasil tanam-
tanaman, buah-buahan, juga daging dan susu serta berbagai jenis makanan lainnya
yang beraneka ragam serta lezat dan bergizi. Kami berikan pula kepada mereka
penampilan yang baik serta pakaian-pakaian yang beraneka ragam jenis dan
warna serta modelnya yang mereka buat sendiri untuk diri mereka, juga yang
didatangkan oleh orang lain kepada mereka dari berbagai penjuru dunia

ٍ ِ‫َوفَض َّْلنَاهُ ْم َعلَى َكث‬


ِ ‫ير ِم َّم ْن خَ لَ ْقنَا تَ ْف‬
‫ضيال‬
“Dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas
kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan.”
Manusia lebih utama daripada makhluk hidup lainnya, juga lebih utama
daripada semua jenis makhluk. Ayat ini dapat dijadikan sebagai dalil yang
menunjukkan keutamaan jenis manusia di atas jenis malaikat.18

18
“Tafsir Surat Al-Isra, Ayat 70,” accessed June 14, 2022, http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-al-
isra-ayat-70.html.
BAB III
PENUTUP
Simpulan

Nadirsyah Hosen biasanya dikenal dengan “Gus Nadlir” yang lahir pada tanggal 8
Desember 1973. Salah satu karya gus Nadir yang menjadi Best Seller di Indonesia adalah
karyanya yang berjudul “Tafsir Al-Qur’an di Medsos”. Buku yang terbit pada tahun 2019 ini
menjadi salah satu langkah gus Nadir dalam membumikan ajaran islam yang tertera dalam Al-
Qur’an kepada para penggiat media sosial. Lewat buku ini, gus Nadir memberikan gambaran
ragam tafsir mengenai beberapa ayat yang viral di media sosial. Tujuannya tentu untuk
menangkal serta meluruskan penafsiran orang yang sering memelintir maksud dari ayat suci
tersebut. Facebook termasuk dalam salah satu media sosial yang banyak digunakan oleh
masyarakat Indonesia. Dalam beberapa postingan facebook , beliau banyak memberikan kunci
dari persoalan dalam kehidupan sehari-hari, tentang bagaimana seharusnya menjalani kehidupan,
lalu beliau menghadirkan ayat Al-Qur’an dan hadits yang relevan dengan problematika tersebut
sebagai landasan untuk keluar dari permasalahan yang dihadapi. Seperti contoh postingan beliau
yang penulis kaji, beliau memberikan pengertian bagaimana menyeimbangkan penggunaan akal
dan hati agar memperoleh kehidupan yang bahagia, sebagai landasan berfikir beliau
menunjukkan Surah Al-Israa’ ayat 70. Secara umum, dalam postingan narasi yang beliau
bagikan, beliau banyak mengurai penafsiran ayat Al-Qur’an dengan metode maudhu’i atau
tematik. Semua dijelaskan secara rinci oleh dalil-dalil atau fakta-fakta yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baik itu berasal dari al-Qur’an, hadits, maupun pemikiran
rasional.

Dalam salah satu postingan Bapak Nadirsyah Hosen di Channel Facebooknya, beliau
menjelaskan secara singkat dan padat tentang pembahasan pandangan seseorang terhadap orang
lain. Beliau menjelaskan tema tersebut menggunakan model penafsiran bil ma’tsur, menguraikan
isi kandungan al-Qur’an surat al-Israa ayat 70 dengan menggunakan Hadist yang diriwayatkan
oleh Imam al-Bukhori menggunakan metode tahlily yaitu dengan menjelaskan makna al-Quran
secara analitis dengan memaparkan segala aspek yang terkandung didalamnya. Dan adapun
corak penafsiran yang digunakan bapak Nadirsyah Hosen dalam Facebooknya adalah corak tafsir
'Ilmi. Tafsir ‘ilmi adalah penafsiran Alquran yang menggunakan pendekatan ilmiah atau
menggali kandungan Alquran berdasarkan teori-teori ilmu pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

suara.com. “7 Keunggulan Facebook yang Membuatnya Tetap Eksis di Masyarakat,” January 20,
2022. https://yoursay.suara.com/lifestyle/2022/01/20/082950/7-keunggulan-facebook-
yang-membuatnya-tetap-eksis-di-masyarakat.
Al-Asqalani, Ibnu Hajar. Fath Al-Bari Bisyarhi Shahih al-Bukhori. Beirut: Dar Kutub al-
Ilmiyah, n.d.
Al-Farmawi, Abdul Hayy. Al-Bidayah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu’i. Mesir: Dirasat Manhajiyyah
Maudhu’iyyah, 1997.
Baidan, Nashiruddin. Metodologi Penafsiran Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012.
“Cara Membuat Facebook | Superprof.” Accessed June 14, 2022.
https://www.superprof.co.id/blog/faedah-facebook/.
Hosen, Nadirsyah. Kiai Ujang Di Negeri Kanguru. Bandung: Mizan Media Utama, 2019.
Mabrur. “Era Digital Dan Tafsir al Qur’an Nusantara: Studi Penafsiran Nadirsyah Hosen Di
Media Sosial.” Prosiding Konferensi Integrasi Interkoneksi Islam Dan Sains 2 (March
31, 2020): 207–13.
Mutmaynaturihza. “Dialektika Tafsir Media Sosial Di Indonesia : Studi Penafsiran Nadirsyah
Hosen Di Media Sosial.” Hemeneutik: Jurnal Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir 12, no. 01
(2018).
N, Eva F. “Creative and Lucrative Da’wa : The Visual Culture of Instagram amongst Female
Muslim Youth in Indonesia.” Asiascape : Digital Asia 5, no. 2 (2018).
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia. “Nadirsyah Hosen dan Penafsiran Al-Qur’an di
Media Sosial,” April 13, 2021. https://tafsiralquran.id/nadirsyah-hosen-dan-penafsiran-al-
quran-di-media-sosial/.
“Nadirsyah Hosen, Kisah Santri Menaklukkan Barat.” Accessed June 14, 2022.
https://amp.lokadata.id/amp/nadirsyah-hosen-kisah-santri-menaklukkan-barat.
“Pengguna Media Sosial Di Indonesia Capai 191 Juta Pada 2022.” Accessed June 14, 2022.
https://dataindonesia.id/digital/detail/pengguna-media-sosial-di-indonesia-capai-191-juta-
pada-2022.
PanritaID. “Prof. Dr. H. Nadirsyah Hosen, LLM, MA (Hons), Ph. D.” Accessed June 14, 2022.
https://panrita.id/prof-nadirsyah-hosen/.
Tafsir Al Quran | Referensi Tafsir di Indonesia. “Ragam Corak Tafsir Al-Quran,” July 27, 2020.
https://tafsiralquran.id/ragam-corak-tafsir-al-quran/.
Rofahan, Akhmad, Anton Muhajir, Bayu Sapta Nugraha, and Hernindya Wisnuadji. Media
Sosial : Masa Depan Media Komunitas? Yogyakarta: COMBINE Resource Institution,
2014.
“Tafsir Surat Al-Isra, Ayat 70.” Accessed June 14, 2022.
http://www.ibnukatsironline.com/2015/06/tafsir-surat-al-isra-ayat-70.html.
Usman. Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Teras, 2009.

Anda mungkin juga menyukai