Anda di halaman 1dari 10

NARASI MODERASI BERAGAMA DALAM MEDIA SOSIAL

(Habib Hussein Ja’far, Hussein Basyaiban, dan Pdt. Yerry Patinasarani)


Makalah ini disusun untuk memenuhi kriteria tugas kelompok dan tugas akhir mata kuliah
Moderasi Beragama di bawah bimbingan :
Prof. Dr. Wawan Hernawan M. Ag
Dr. Roro Sri Rejeki Waliyujati S. Ag, MA.

Anggota Kelompok VI :

Muhammad Iqbal Muttabiul Haq 1191010052

Rasyid Al Raz 11910100

Putri Salma Marsela 1191010064

Nada Delilah 1191010058

M. Iqbal Firjatullah 11910100

Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati


Fakultas Ushuluddin
Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam
Bandung
2022
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat, rahmat,
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“NARASI MODERASI BERAGAMA DALAM MEDIA SOSIAL”. Makalah ini juga
kami susun sebagai salah satu untuk memenuhi kriteria penilaian Ujian Akhir Semester
(UAS) dalam mata kuliah Moderasi Beragama yang diampu oleh dosen tercinta yaitu, Prof.
Dr. Wawan Hernawan M. Ag dan Dr. Roro Sri Rejeki Waliyujati S. Ag, MA..

Kami menyadari betul bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan, karena masih terbatasnya kemampuan kami dalam menulis makalah. Namun
demikian, kami berusaha dengan segenap kemampuan yang ada, agar makalah ini dapat
memenuhi kriteria persyaratan nilai Akhir Semester.

Upaya penyusunan makalah ini dapat kami lakukan berkat bantuan dan dorongan dari
berbagai pihak yang diberikan kepada kami Khususnya rekan satu kelompok . Oleh karena
itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semuanya yang tidak mungkin kami sebutkan
satu persatu di sini.

Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
semua yang membacanya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, November 2022

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I

Latar Belakang
Identifikasi Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Metode Penelitian

BAB II

Jaminan Kebebasan Beragama di Indonesia Sebagai Asas Hukum


Wadah Musyawarah Antar Umat Beragama
Media Sosial Sebagai Sarana Menyampaikan Pesan Moderasi Beragama
Habib Husein Ja’far Al Hadar
Hussein Basyaiban
Pdt. Yerry Pattinasarany

BAB III

Kesimpulan
Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa jaminan kebebasan beragama di Indonesia ?
2. Bagaimana wadah musyawarah antar umat beragama itu agar selalu eksisten?
3. Siapa sajakah Tokoh yang bergelut dalam bidang Moderasi Beragama melalui Media
Sosial dan Bagaimanakah Konsep Pemikirannya?
C. Tujuan penelitian
1. Mengetahui akan jaminan kebebasan beragama di Indonesia.
2. Mengetahui akan Wadah Musyawarah Antar Umat Beragama itu berkembang seiring
semakin canggihnya zaman.
3. Mengetahui Tokoh dan konsep pemkiran Tokoh tersebut dalam menggaungkan
moderasi beragama di media sosial.
Dalam penulisan ini diharapkan adanya intisari yang didapatkan agar menjadi
pengetahuan baru diantaranya dengan dua pendekatan teoritis dan praktis
1. Secara Teoritis
Penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan secara argument hukum jaminan
kebebasan beragama. Dan Konsep pemikiran Tokoh Moderasi beragama yang
menjadikan media sosial sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan yang syarat
akan toleransi dan cinta.
2. Secara Praktis
Penulisan ini diharapkan dapat praktikan dalam kehidupan sehari-hari setelah
mengetahui penting nya moderasi. Diharapkan pula kedepan nya tidak ada
pertengkaran atau pertikaian diantara para anak bangsa, sehingga dapat terciptanya
kedamaian dan ketentraman di negeri ini.
4. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualititatif
deskriptif dengan menggunakan literature yang ada. Metode penelitian kualitatif adalah
sebuah metode yang digunakan untuk memahami secara keseluruhan makna yang
didalam nya ada individu atau kelompok yang berasal dari manusia itu sendiri.1
Adapun, studi literatur adalah proses pengumpulan data yang didapatkan dalam
penelitian sebagai sebuah objektivitas peneliti. Dokumen yang ada dapat berupa buku,
jurnal ilmiah, koran, youtube, serta sumber yang berkaitan dengan proses penelitian ini.
Penulis mengumpulkan data penelitian menggunakan buku-buku dan artikel jurnal ilmiah
di aplikasi yang menyajikan sumber tesebut.2

1
D Dwiyanto, “Metode Kualitatif: Penerapannya dalam Penelitian,” Diakses dari: https://www. academia.
edu/download …, 0 (2002), 1–7
<https://www.academia.edu/download/45555425/metode_kualitatif_penerapannya_dalam_penelitian.pdf>.
2
Arief Nuryana, Pawito Pawito, dan Prahastiwi Utari, “Pengantar Metode Penelitian Kepada Suatu Pengertian Yang
Mendalam Mengenai Konsep Fenomenologi,” Ensains Journal, 2.1 (2019), 19
<https://doi.org/10.31848/ensains.v2i1.148>.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Jaminan Kebebasan Beragama di Indonesia Sebagai Asas Hukum.


(Include sama UUD nya yaaa….)
B. Wadah Musyawarah Antar Umat Beragama.
(Include sama JAKATARUB sebagai salah satu contoh wadah umat beragama di Bandung)

C. Media Sosial Sebagai Sarana Menyampaikan Pesan Moderasi Beragama atas Berbagai
Polemik Intoleransi di Indonesia.
Perkembangan zaman yang semakin pesat memaksa tumbuhnya media informasi yang
anyar. Media anyar tersebut ialah teknologi komunikasi yang mampu terkoneksi antara jaringan
ke jaringan yang lain secara luas. Media anyar itu juga mampu menyalurkan informasi kepada
halayak umum.3 Media anyar juga mampu mempengaruhi nilai dan kaifiyah berfikir masyarakat
modern.4
Semakin majunya zaman, interaksi sosial budaya pada masyarakat menjadikan bentuk
terwujudnya media sosial dalam era sekarang. Masyarakat pada era sekarang tidak lagi hanya
berinteraksi secara langsung akan tetapi juga bisa berinteraksi secara daring atau melalui
teknologi digital.5
Media sosial kini telah menjadi wadah masyarakat Indonesia untuk mempelajari ajaran
agama.6 Media sosial memiliki keunggulan dalam hal aksesbilitas jangkauan yang luas dimana
diantara kita tidak harus pada satu tempat yang sama dan dalam hal ini media sosial lebih unggul
dari pada media tradisional.7 Pada interaksinya para konten kreator menjadikan media sosial

3
Agus Efendi, Puwani Indri Astuti, and Nuryani Tri Rahayu, “ANALISIS PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA
BARU TERHADAP POLA INTERAKSI SOSIAL ANAK DI KABUPATEN SUKOHARJO,” Jurnal Penelitian
Humaniora (2017).
4
S. Dinar Annisa Abdullah and Samudera Alfatra, “Narration of Islamic Moderation: Counter over Negative
Content on Social Media,” Millati: Journal of Islamic Studies and Humanities (2019).
5
Ari Wibowo, “Kampanye Moderasi Beragama Di Facebook: Bentuk Dan Strategi Pesan,” Edugama: Jurnal
Kependidikan dan Sosial Keagamaan 5, no. vol.5 No.1 (2019).
6
Satrio Dwicahyo, “Muslim Preachers in Social Media : Fighting For Moderation,” RSIS COMMENTARY, no. 187
(2017), www.rsis.edu.sg
7
R R Wuri Arenggoasih and Corona Raisa Wijayanti, “Pesan Kementerian Agama Dalam Moderasi Melalui,”
Jurnal Jurusan Jurnalistik 06 (2020): 160–176.
sebagai wahana konten yang beragam di dalamnya, termasuk pada isu-isu agama, politik dan
lain-lain.8
Dalam upaya menyebarkan akan moderasi beragama, medsos merupakan perangkat yang
sangat canggih untuk mempercepat paham moderasi ini sampai pada halayak ramai. Natalie
Stroud telah mencoba melakukan penelitian akan hal ini bahwa peran Medsos disini sangatlah
penting karena ia mampu mempengaruhi halayak umum dalam konten-konten yang diunggah
para content creator.9 Dalam kata lain media sosial mampu menjadi pengaruh yang sangat kuat
untuk penggerak masyarakat. Yang akhirnya menjadi harapan untuk bisa turut andil mengubah
pola pikir masyarakat supaya lebih terbuka dan menerima kemajemukan tanpa ada tendensi
buruk mengenai satu komunitas agama kepada komunitas agama yang lain.

1. Habib Husein Ja’far Al Hadar


Salah satu tokoh Intelektual muda Islam yakni Habib Husein Ja’far Al Hadar, ia dilahirkan
di Tanggerang Selatan, Banten. Yang mana nisbat habib ialah sebagai ciri keturunnan Nabi
SAW. Dan ia juga sering disebut sebagai Da’inya para Pemuda.10 Selain itu beliau juga telah
mengenyam pendidikan di Pondok Pesantren Bangil, Pasuruan, Jawa Timur. Ia lulus S1 pada
Prodi Aqidah dan Filsafat Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan lulus S2 pada prodi Tafsir
Hadis. Ia juga aktif dalam karya tulis yang mana ia telah membubuhkan Buku berjudul Tuhan
ada di hatimu dan Keislaman.11
Habib Husein Ja’far yang kerap di panggil Habib Ja’far ia aktif dakwah di berbagai
platform sosial media yaitu; Youtube, Instagram, Tiktok, hingga Noice. Ia melandasi metode
َ ِّ‫ع اِ ٰلى َسبِ ْي ِل َرب‬
dakwahnya dengan berasaskan Q.S An Nahl ayat 125 : ‫ك بِا ْل ِح ْك َم ِة َوا ْل َموْ ِعظَ ِة ْال َح َسنَ ِة َو َجا‬ ُ ‫اُ ْد‬
َ‫ض َّل ع َْن َسبِ ْيلِ ٖه َوهُ َو اَ ْعلَ ُم بِا ْل ُم ْهتَ ِد ْين‬
َ ‫ ِد ْلهُ ْم بِا لَّتِ ْي ِه َي اَحْ َسنُ ۗ  اِ َّن َربَّكَ هُ َو اَ ْعلَ ُم بِ َم ْن‬. Yang artinya “Serulah (manusia)
kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan
mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa

8
Aziz Reza Randisa and Achmad Nurmandi, “Analisis Konten Media Sosial Twitter Sarana Pendidikan Di
Indonesia Study Kasus Ruang Guru,” Jurnal Ilmiah Tata Sejuta STIA Mataram 6, no. 2 (2020): 291–601.
9
Artika Sari, “Media Sosial Dan Pengaruhnya Terhadap Proses Pemilihan Umum,” Tirto.Id, last modified 2019,
accessed November 11, 2020, https://tirto.id/dhks. Fiardi, M. H. (2021).
10
Peran Dakwahtainment Akun Channel Youtube Jeda Nulis terhadap Pemuda Tersesat oleh Habib Hussein Ja’far.
Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah Dan Komunikasi, 3(2), 76–85
11
Wardah, N. (2021). Personal Branding Habib Husein Ja’Far Al Hadar Melalui Media Sosial Instagram.
yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.”
Dengan ayat tersebut terdapat tiga bagian metode dakwah yang di anjurkan, yaitu :
a) Bil Hikmah (Bijaksana)
Hikmah yang dimaksud ialah meraih pelajaran atas segala fenomena yang ada.12 Hal ini
harus dimiliki para pendakwah untuk mengetahui karakter setiap mad’unya, termasuk latar
belakangnya. Karena hal ini berpengaruh pada sampai atau tidaknya pesan yang akan
disampaikan oleh si pendakwah.13
b) Bil Mauidhotil Hasanah (Nasihat)
Mauidhotil Hasanah serupa dengan bimbingan dan arahan pada aspek ajaran agama yang
mengarah pada kebahagiaan, perdamaian dan menjauhi permusuhan. Yang ditujukan untuk
pedoman hidup sebagai manusia yang Cinta kasih sesama sehingga kemaslahatan dunyawi
terawat dan kebahagian ukhrowi terjanji.14
c) Mujadalah Billati Hiya Ahsan (Dialog)
Mujadalah billati hiya ahsan atau dengan kata lain yaitu Hiwar, dialog/diskusi antar dua
sisi yang berbeda. Ini merupakan metode yang kemungkinan menggurui satu dengan yang
lainnya kecil, sebagaimana kita tahu di era kontemporer kini kebanyakan remaja-anak muda
enggan dan seolah anti pada perlakuan yang menggurui. Dan metode ini cenderung bisa saling
menghormati pemikiran satu dengan pemikiran yang lainnya.15
Pada pengaplikasian narasi akan moderasi beragamanya terlihat dalam konten pada kanal
youtube dan kanal noicenya yang bertemakan “Berbeda tapi bersama” dimana Habib Ja’far
mengundang berbagai macam narasumber yang berlatar belakang non muslim untuk diajak
berdialog dan berbagi pengetahuan tentang ajaran-ajaran atau nilai-nilai luhur pada agama atau
keyakinan si narasumber.
Disitulah kita dapat melihat contoh konkrit atas narasi moderasi yang dibawakan oleh
beliau dengan cara turut aktif menggaungkan nilai-nilai moderasi di kanal media sosial, dimana
sebelumnya media sosial kerap kali diisi oleh berita atau konten ujaran-ujaran kebencian, hoax
dan hal negatif lainnya. Dan dakwah yang ia lakukan cukup menjadi indikator moderasi
beragama16 yaitu antara lain :
1) Komitmen kebangsaan; Ia acap kali menyuarakan bahwa ia adalah keturunan Arab yang
lahir dan hidup di Indonesia yang oleh karena itu ia berkomitmen dengan tidak ada alasan
untuk tidak mencintai tanah air Indonesia.

12
Jaya, P. (2019). Penerapan Metode Dakwah Bil Hikmah Di Panti Asuhan Anak Sholeh Kecamatan Selepu Rejang
Kabupaten Rejang Lebong. 58–59
13
Ilyas Ismail, A., & Hotman, P. (2011). Filsafat Dakwah Rekayasa Membangun Agama Dan Peradaban Islam
(Edisi 1, C). Kencana.
14
Munir, M. (2009). Metode Dakwah. Kencana hal.15-16
15
Puji Utomo,Deni. dan Adiwijaya, Rachmat Representasi Moderasi Beragama dalam Dakwah Habib Husein Ja’far
Al-Hadar pada Konten Podcast Noice “Berbeda Tapi Bersama” (2022) hal.7
16
Ibid hal. 9
2) Toleransi; sikap beliau begitu tersirat pada saat mengundang dan berdialog narasumber yang
berbeda secara iman dan secara organisasi masyarakat. Karena ia percaya setiap orang
memiliki maziyah atau keutamaan yang bisa diambil dari sisi positivenya.
3) Anti Kekerasan; terlihat pada sesi dialog pada kontennya “Berbeda tapi Bersama” nampak
tak ada diskriminatif pada narasumber dan kekerasan secara verbal sehingga membuat
narasumber tidak nyaman.
4) Akomodatif terhadap Budaya Lokal; Ia mencoba untuk bisa masuk pada budaya kekinian
dengan berpakaian layaknya anak muda zaman sekarang pada umumnya untuk mengurangi
adanya kesenjangan secara budaya dengan mad’unya. Dan disamping itupun Ia memiliki
metode dakwah dengan bahasa yang memang mudah diterima oleh pendengarnya yang
kebanyakan anak muda.

Tugas Putsal
2. Hussein Basyaiban
(Include sama Bioghrafi singkat, Asas Pemikiran dan bergelut di platform media sosial apa)
Tugas Adel
3. Pdt. Yerry Pattinasarany/Pdt. Gilbert
(Include sama Bioghrafi singkat, Asas Pemikiran dan bergelut di platform media sosial apa)

BAB III

KESIMPULAN

Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai