Anda di halaman 1dari 13

HUKUM BERMUAMALAH MELALUI MEDSOS

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Masailul Fiqhiyah


Dosen Pengampu : Dr. H. Ali As’ad, S. Sy., S.Pd., M.Pd. I

Disusun Oleh:
Qoriah Pulung Sari 201310004528
Maria Ulfa 201310004564

UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas berkah,
rahmat, karunia dan hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa lami hantarkan kepada junjungan
kita Nabi Agung Nabi Muhammad SAW yang kita tunggu-tunggu
syafaatnya di yaumu qiyamah nanti. Amin.
Adapun tujuan disusunnya makalah ini ialah sebagai salah satu
materi tugas kelompok yang harus ditempuh oleh setiap
mahasiswa/mahasiswi dalam melaksanakan studi di tingkat perkuliahan
semester 6. Adapun judul dari makalah yang kami buat adalah mengenai
“Hukum Bermuamalah melalui Media Sosial”
Dalam proses penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat
bantuan, dukungan, serta do’a dari berbagai pihak, oleh karena itu
izinkanlah didalam kesempatan ini kami menghanturkan terima kasih
dengan penuh rasa hormat serta dengan segala ketulusan hati kepada :
Bapak Dr. H. Ali As’ad, S. Sy., S.Pd., M.Pd. I. serta rekan-rekan mahasiswa
Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara, hingga selesainya makalah ini.
Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan didalam penyusunan dan jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami mengharapkan saran maupun kritik yang kiranya dapat membangun
dari para pembaca. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberi manfaat
khusunya bagi kita semua. Amin ya Robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum, Wr,

Jepara, 12 Mei 2023

(Penyusun)
DAFTAR ISI

Table of Contents
HUKUM BERMUAMALAH MELALUI MEDSOS...........................................1
KATA PENGANTAR............................................................................................2
DAFTAR ISI...........................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
1.3 TUJUAN PENULISAN...........................................................................5
BAB II.....................................................................................................................6
PEMBAHASAN.....................................................................................................6
2.1 Pengertian Muamalah...............................................................................6
2.2 Hukum Bermuamalah Melalui Medsos....................................................6
Bab III...................................................................................................................10
Penutup.................................................................................................................10
Kesimpulan........................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hukum islam bersifat universal, yang artinya hukum islam dapat
berkemban menyesuaikan ruang dan waktu. Sehingga, apabila terdapat
masalah dapat diselelsaikan hukum islam dengan hukum islam. Apalagi
fungsi Al-Qur’an sebagai pedoman hidupa bagi manusia sepanjang masa
telah terkandung di dalamnya.
Sebenarnya, hukum islam telah banyak dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari oleh umat manusia sejak zaman dahulu. Seiring
dengan semakin berkembannya permasalahan yang dialami oleh
manusia, sehingga perlu menerapkan kembali hukum fiqih. Hal ini
dilakukan dengan tujuan untuk mempertahankan dan mengembalikan
kembalipenerapan syariat islam.
Di Indonesia, terdapat sebuah lembaga yang secara aktif menjawab
segala hal mengenai perkembangan umat islam,yaitu Majelis Ulama
Indonesia (MUI). Lembaga ini mengeluarkan dan memerikan solusi
suatu permasalahan yang belum terdapat penyelesaian sebelumnya
melalui sebuah fatwa, contohnya hukum jual beli melalui media sosial.
Disebabkan oleh pentingnya lembaga fatwa dalam kehidupan beragama
di Indonesia dan mengingat kebutuhan umat Islam di Indonesia akan
fatwa interaksi dimedia sosial yang semakin dibutuhkan, makalah ini
akan menjelaskan tentang implementasi metodologi fatwa dan urgensi
fatwa tentang interaksi di media sosial. Apalagi, saat ini semua telah
tersedia dengan mudah melalui media sosial, seperti instagram,
whatsapp, tik toko, dan lain sebagainya yang sekarang tidak anya
digunakan untuk berkomunikasi saja tetapi juga digunakan untuk jual
beli.
Sehingga, dengan adanya masalah tersebut, perlu adanya sebuah
tanggapan terhadap masalah tersebut. Prinsip dari hukum islam sendiri
dengan mengedepankan kemaslahatan umat islam. Sehingga, dengan
berkembangnya media sosial, dapat dijadikan sebagai suatukebaikan
yang membawa kemaslahatan dan manfaat bagi umat islam. Oleh
karenanya, untuk mengendalikan umat islam yanglebih baik, maka MUI
mengeluarkan fatwa MUI No. 24 tahun 2017.1
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang di atas maka rumusam masalah dalam
penulisan “Hukum Bermuamalah Melalui Medsos” adalah:
1. Apa pengertian muamalah?
2. Apa hukum bermuamalah melalui medsos?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka tujuan penulisan
adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian bermuamalah


2. Mahasiswa dapat mengetahui hukum bermuamalah melalui medsos

1
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum IslamVolume 6 No. 2. 2022
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Muamalah


Muamalah secara bahasa berasal dari ‫ عامل يعامل معاملة‬yang memiliki
arti saling bertindak, saling berbuat dan saling mengamalkan. Sedangkan
secara istilah terdapat dua pengertian secara luas dan sempit. Pengertian
muamalah secara luas yaitu aturan Allah untuk mengatur manusia yag
berkaitan dengan urusan dunia dalam interaksi sosial. Sedangkan dalam
pengertian sempit yaitu aturan-aturan Allah yang harus dipatuhi dan
mengatur hubungan antara manusia dengan manusia yang berkaitan dengan
cara memperoleh dan mengembangkan harta benda.2 Dari pengertian
tersebut, dapat disimpulkan bawab muamalah adalah aturan Allah untuk
mengatur manusia dalam berinteraksi sosial dan cara memeperoleh dan
mengembangkan hata benda. Objek pembahasan fiqih muamalat yaitu
hubungan manusia dengan benda.3

Adapun ruang lingkup fiqih muamalah juga terbagi 2 yaitu,


muamalah madiyah dan muamalah adabiyah.

1. Ruang lingkup madiyah yaitu berupa permasalahann jual beli, gadai,


utang, sewa menyewa, upah.
2. Ruang lingkup adabiyah yaitu berupa ijab kabul yang berkaitan
dengan beredarnya harta..4
2.2 Hukum Bermuamalah Melalui Medsos

Hukum Islam sudah mengatur mengenai hubungan antar sesama


manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Mulai dari perkawinan,
sewa menyewa, dan lain sebagainya. Sehingga, hal inilah yang dapat
memunculkan bermacam-macam media yang dapat dijadikan sebagi alat
dalam menunjang berhasilnya muamalah. Dengan akses yang mudah
dapat juga menimbulkan penipuan.

2
Suhendi, Fiqh Muamalah, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2014), Hlm. 1
3
Ahmad Wardi Muslich, Fiqh Muamalat (Jakarta: AMZAH, 2010), Hlm. 2
4
Abdul Rahman Ghazaly, Fiqh Muamalat (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)
Penggunaan internet sebagi sarana bermuamalah telah berlangsung
1997 yang menggunakan email yang menghubungkan PUSTENA
masjid salman ITB dengan beberapa pondok pesantren di Indonesia.
Sejak saat itu, mulai berkembang muamalah dengan menggunakan
media sosial.5

Media sosial adalah media online yang digunakan untuk saling


bertukar informasi, sehingga dapat menciptakan komunikasi yang
interaktif meskipun tidak bertemu secara langsung.6 Orang yang
berkomunikasi melalui media sosial mereka tidak berada dalam satu
tempat yang sama, tetapi dengan adanya medsos mereka dpat
berinteraksi layaknya bertemu secara langsung. Apalagi MUI telah
mengeluarkan fatwa nomor 24 tahun 2017 yang berisi bahwa
prnggunaan media sosial dilarang jika digunakan untukmenyebarkan
berita bohong, ujaran kebencian, dan hal lain yang meyebabkan tidak
harmonisnya dalam bersosial.7

Seiring dengan semakin berkembangnya zaman dan teknologi,


kemudian media sosial berkembang lagi menjadi salah satu media jual
beli secara online. Para pelaku jual beli tersebut dapat menjual barang
mereka dan membeli barang dengan mudah hanya dengan satu kali klik
tanpa harus bertemu secara langsung. Adanya media sosial sebagai
tempat jual beli barang-barang yang dijual dapat dengan muda untuk
disebarkan. Selain itu, jual beli melalui media sosial dapat dilakukan
secara gratis.8

Dalam proses jual beli juga masih terdapat rukun akad jual beli,
yaitu9:
5
Subehan Khalik, Studi Kritis terhadap Respon Majelis Ulama Indonesia (MUI) tentang
Pemanfaatan Media Sosial dalam Bermuamalah, Al-daulah, 7.1.2018, hal:47-48
6
Ahmad Rafiq, Dampak media sosial terhadap perubahan suatu masyarakat, Global
Komunika, 1.1, 2020, Hal. 18-29
7
Husnah. Z, Etika penggunaan media sosial dalam al-qur’an sebagai alat komunikasi di
era digitalisasi, Al-mutsla: jurnal ilmu-ilmu keislaman dan kemasyarakatan, 1.2, 2020, hal.
149-162
8
Radix Prima Dewi, Sosial media sebagai sarana jual beli online, 2019
9
Muhammad Deni Putra, Jual beli online berbasis media sosial, ILTIZAM journal of shariah
economics research, 3.1. 2019, hal. 83-103
1. Penjual dan pembeli.
2. Ijab kabul.
3. Objek akad.
4. Tujuan akad

Jual beli melelaui media sosial terdapat syaratnya, yaitu:10

1. Pembayaran dilakukan secara jelas dan tunai.


2. Sifat barang harus jelas.
3. Akad dilakukan secara sifat.
4. Waktu penyerahan jelas.
5. Barang tersedia diwaktu yang ditentukan.
6. Tempat penyerahan jelas.

Hukum jual beli yang merupakan salah satu bentuk muamalah


adalah boleh sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkannya.
Termasuk dalam hal ini hukum melakukan jual beli secara online
melalui media sosial adalah boleh. 11

Diperbolehkannya jual beli melalui media sosial jika tidak


melanggar ketentuan-ketentuan agama islam, terjadi kesepakatan antara
penjual dan pembeli, dan adanya kontrol yang jelas dari pemerintah.12
Apabila tidak memenuhi syarat tersebut, maka hukum jual beli menjadi
haram.

Berdasarkan muktamar VI fikih islam di Jeddah pada tahun 1990


menyatakan bahwa jual beli yang dilakukan antara penjual dan pembeli
yang tidak saling bertemu dan hanya melalui internet maka hukumnya

10
Holilur Rohman, Hukum jual beli online, (Pamekasan: Duta Media Publishing, 2020),
hal.42
11
Desy Safira,Alif Ilham Akbar Fatriansyah, Bisnis jual beli online dalam perspektif islam, Al-
yasini: jurnal hasil kajian dan bidang keislaman dan pendidikan, 5.1, 2020. 57--68
12
Arifana Arifana, Sidik Sidik, Muhtadin Dg. Mustafa, Perkembangan masyarakat dalam
bidang muamalah muamalah di era society 5.0, Prosidng kajian islam dan integrasi ilmu di
era society (kiies), 5.01, 2022(492-494)
sah13. Dan jika terjadi pemalsuan maka hukumnya sama seperti jual beli
secara langsung.

Dalam pelaksanaaann muamalah juala beli,terkadang terjadi


perbuatan gharar. Gharar yaitu suatu perbuatan transakasi yang
dilakukan oleh penujual dan pembeli yang tidak memiliki kepastian
barangnya. Dan hukum dilakukannya perbuata gharar adalah tidak
diperbolehkan. Hal ini disebakan karena dapat menimbulkan
perselisihan dan dari pihak pembeli merasa dirugikan.14

Gharar ini banyak terjadi dalam transakasi jual beli secara online
melalui media sosial. Banyak yang mengalami dengan barang yang
dipesa tidak sesuai dengan yang diharapkan. Apalagi terdapat pendapat
yang mengatakan bahwa menjual barang yang tid dilihat secara
langsung tidak diperbolehkan. Akan tetapi, pendapat ini berlaku jika
dalam mendeskripsikan barang yang dijual tidak mencantumkan ciri
atau jenis barang secara detail. Sehingga, jika tidak diketahui
barangnya secara jelas, maka transaksi jual belinya tidak sah. Dalam
transaksi jual beli secara online, juga masih berlaku khiyar. Khiyar
dalam jual beli online dilakukan hanya dengan melihat gambarnya
meskipun belum diketahui barang yang dijual ada berapa.15 Khiyar
dalam jual beli melalui media sosial berupa khiyar aib dan khiyar
ru’yah.16 Khiyar aib ini identik dengan jual beli melalui media sosial
ang membeli tanpa melihat barangnya. Dan khiyar ru’yah yaitu apabila
barang yang dilihat sudah sesuai dengan kriterianya dan pembeli sudah
sepakat untuk melanjutkan jual beli kemudian barang tersebut ketika
sudah sampai tidak sesuai seperti cacat maka pembeli dapat
mengembalikan kepada penjual atau meminta ganti rugi atau diganti
barang oleh penjual.
13
Siti Nurjanah, Praktik jual beli followers di media sosial instagram (perspektif fikih
muamalah dan fatwa MUI no.24 tahun 2017 tentang hukum dan pedoman bermuamalah
melalui media sosial), Diss, UIN Prof. KH. Saufuddin Zuhri Purwokerto, 2022
14
Oni Sahroni., Ushul Fikih Muamalah (Kaidah-kaidah Ijtihad dan Fatwa dalam Ekonomi
Islam) (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2017)
15
Abdul Aziz Muhammad Azam, Fiqh Muamalat (Jakarta: AMZAH, 2010)
16
Orin Oktasari, Al-khiyar dan dan implementasinya dalam jual beli online, Jurnal aghinya
stienu Bengkulu, 4.1.2021. 39-48
Dampak yang ditimbulkan dari melakukan jual beli yang biasa
ditemui dalam jual beli secara langsung biasanya terjadi dengan penjual
melakukan hal yang tidak jujur dan merugikan pembeli.17 Dalam proses
jual beli dengan media sosial juga terdapat dampak positif, yaitu
seperrti dapat mempermudah manusia untuk memenuhi kebutuhannya
tanpa harus keluar rumah. Sedangkan dapak negatif dari jual beli
melalui media sosial adalah kualitas barang yang sering tidak sesuai,
cacat, rusak, bahkan palsu. Selain itu, melakukan jual beli dengan
media sosial juga dpat menimbulkan gaya hidup konsumtif.18 Banyak
orang yang tidak bisa mengontrol pembeliann barang yang dibeli
melalui media sosial dan langsung membeli barang yang disukai tanpa
memerhatikan butuh tidaknya terhadap tersebut.

17
Oni Sahroni,Ushul Fikih Muamalah (Kaidah-kaidah Ijtihad dan Fatwa dalam Ekonomi
Islam) (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2017)
18
Raka Dimas Majesta Ricky, Evelin J.R. Kawung, Shirley Y. V. I. Goni, Dampak aplikasi
belanja online (online shop) di masa pandemi covid-19 terhadap minat belanja
masyarakat di Kelurahan Girian Weru Ii Kecamatan Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi
Utara, Jurnal ilmiah society, 1.1, 2021, hal. 1-9
Bab III

Penutup

Kesimpulan
Mumalah merupakan aturan Allah yang mengatur kehidupan manusia
dalam berinterksi sosial dan mengelola harta benda. Dalam muamalah
terdapat ruang lingkupnya, yaitu ruang lingkup madiyah dan ruang lingkup
muamalah.

Dalam bermualah siring dnga berkembangnya teknologi, muamalah


dapat dilakukan tanpa bertemu secara langsung dengan menggunakan media
sosial. Dalam hal ini, jual beli secara online yang dapat dilakukan hanya
dengan melalui ponsel genggam. Adapun hukum bermuamalah melalui
media sosial adalah boleh.
Daftar Pustaka

Arifana, Arifana, Sidik Sidik, Muatdin Dg. Mustafa. 2022.


Perkembangan masyarakat dalam bidang muamalah di era
society 5.0 prosiding kajian islam dan integrasi ilmu di era
society (kiies). 5(01). 492-494.

Azam, Abdul Aziz Muhammad. 2020. Fiqh muamalat. Jakarta: Amzah.

Dewi, Radix Prima. 2019. Sosial media sebagai sarana jual beli online.

Ghazali, Abdul Rahman. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Kencana


Prenada Media Group.

Husnah. Z. 2020. Etika penggunaan media sosial dalam al-qur’an


sebagai alat komunikasi di era digitalisasi. Al-mutsla; jurnal
ilmu-ilmu keislaman dan kemasyarakatan.1(2). 149-162.

Khalik, Subehan. 2018. Studi Kritis terhadap Respon Majelis Ulama


Indonesia (MUI) tentang Pemanfaatan Media Sosial dalam
Bermuamalah. Al-Daulah. 1(7). 47-48

Muslich, Ahmad Wardi. 2010. Fiqh Muamalat. Jakarta: Amzah.

Nurjanah, Siti. 2022. Praktik jual beli followers di media sosial


instagram (perspektif fikih muamalah dan fatwa mui n0. 24
tahun 2017 tentang hukum dan pedoman bermuamalah
melalui media sosial). Diss. UIN Prof. KH. Saufuddin Zuhri
purwokerto.

Oktasari, Orin. 2021. Al- khiyar dan implementasinya dalam jual beli
online. Jurnal aghinya stienu Bengkulu. 4 (1). 39-48.

Putra, Muhammad Deni. 2019. Jual beli online berbasis media sosial.
ILTIZAM: Journal of syariah economics research.2(1). 83-
103.
Rafiq, Ahmad. 2020. Dampak media sosial terhadap perubahan suatu
masyarakat. Global kumunka. 1(1). 18-29.

Ricky, Raka Dimas Majesta, Evelin J. R. Kawung, shirley Y. V. I. Goi.


2021. Dampak aplikasi belanja online (online shop) di masa
pandemi covid-19 terhadap minat belanja masyarakat di
kelurahan girian weru ii kecamatan girian kota
bitungprovinsi sulawesi utara. Jurnal ilmiah society. 1(1).

Rohman, Holilur. 2020. Hukum jual beli online. Pamkasan: Duta Media
Publishing.

Safira, Desi, Alif Ilham Akbar Fatriansyah, 2020. Bisnis jual beli online
dalam perspketif islam. Al-yasini: jurnal hasil kajian dan dan
bidang keislaman dan pendidikan. 5(1). 57-68.

Sahroni, Oni. 2017. Ushul fikih muamalah (kaidah-kaidah ijtihad dan


fatwa dalam ekonomi islam). Jakarta: PT Rajagarafindo
Persada.

Samarah. 2022. Jurnal hukum keluarga dan hukum islam. Vol. 6. No. 2

Suhendi. 2014. Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Rajagrfindo.

Anda mungkin juga menyukai