Oleh:
Tegar Sinada Putra (2023310023)
Elok Rodliah Febriani (2023210002)
Dosen Pengampu:
Nurussomad M, pdi
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
COVER..............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian Muamalah............................................................................................3
B. Pengertian Fiqih Muamalah...................................................................................4
C. Prinsip-Prinsip Muamalah dalam Islam.................................................................5
D. Asas-Asas Hukum dalam Muamalah.....................................................................5
E. Ruang Lingkup Fiqih Muamalah..........................................................................7
F. Arti Penting Pendidikan Muamalah Islam.............................................................7
BAB III PENUTUP.........................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan muamalah?
2. Apa yang di maksud dengan fiqih muamalah?
3. Bagaimana prinsip-prinsip muamalah Islam?
4. Apa saja asas-asas hukum dalam muamalah?
5. Apa sajakah ruang lingkup dari fiqih Islam?
6. Apa arti penting pendidikan muamalah Islam?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian muamalah?
2. Untuk mengetahui pengertian fiqih muamalah?
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip muamalah Islam?
4. Untuk mengetahui asas-asas hukum dalam muamalah?
5. Untuk menjelaskan ruang lingkup dari fiqih Islam?
6. Untuk mengetahui arti penting pendidikan muamalah Islam?
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Muamalah
Muamalah secara bahasa sama dengan kata (mufa ’alatan) yang artinya saling
bertindak atau saling mengamalkan.
Adapun muamalah secara istilah adalah aturan-aturan (hukum-hukum) Allah
untuk mengatur manusia dalam kaitannya dalam urusan duniawi dalam pergaulan
sosial.
Fiqih menurut al-jurjani dalam kitabnya at-ta’riifat, hanya menyangkut hukum
syara’ yang berhubungan dengan perbuatan manusia yang diperoleh dari dalil-
dalinya yang terperinci.
Menurut Muhammad Yusuf Musa pengertian fiqih muamalah yaitu,
Peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan dita’ati dalam hidup
bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia”. Namun belakangan ini
pengertian muamalah lebih banyak dipahami sebagai aturan-aturan Allah yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam memperoleh dan
mengembangkan harta benda atau lebih tepatnya dapa dikaakan sebagai aturan
Islam tentang kegiatan ekonomi yang dilakukan manusia.
Jadi pengertian Fiqih muamalah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan
tindakan manusia dalam persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalan jual beli,
hutang piutang, kerja sama dagang, perserikatan, kerja sama dalam penggarapan
tanah, dan sewa menyewa.1
3
kepatuhan kepada syari’ah Allah. Jika ia tidak memahami muamalah maliyah ini,
maka ia akan terperosok kepada sesuatu yang diharamkan atau syubhat, tanpa ia
sadari. Seorang Muslim yang bertaqwa dan takut kepada Allah swt, Harus
berupaya keras menjadikan muamalahnya sebagai amal shaleh dan ikhlas untuk
Allah semata” Memahami/mengetahui hukum muamalah maliyah wajib bagi setiap
muslim, namun un-tuk menjadi expert (ahli) dalam bidang ini hukumnya fardhu
kifayah. Oleh karena itu, Khalifah Umar bin Khattab berkeliling pasar dan berkata:
“Tidak boleh berjual-beli di pasar kita, kecuali orang yang benar-benar telah me-
ngerti fiqh (muamalah) dalam agama Islam” (H.R.Tarmizi).
Berdasarkan ucapan Umar di atas, maka dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa
umat Islam Tidak boleh beraktifitas bisnis, Tidak boleh berdagang, Tidak boleh
beraktivitas per-bankan, Tidak boleh beraktifitas asuransi, Tidak boleh beraktifitas
pasar modal, Tidak boleh beraktifitas koperasi, Tidak boleh beraktifitas pegadaian,
Tidak boleh beraktifitas reksadana, Tidak boleh beraktifitas bisnis MLM, Tidak
boleh beraktifitas jual-beli, Tidak boleh bergiatan ekonomi apapun, kecuali faham
fiqh muamalah.
Sehubungan dengan itulah Dr.Abdul Sattar menyimpulkan Muamalat adalah
inti terdalam dari tujuan agama Islam untuk mewujudkan kemaslahatan manusia.
4
Sumber hukum dari fiqih muamalah ini adalah Al-Quran surat An-Nisa ayat 29
yang berbunyi:
ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا اَل َتْأُك ُلْٓو ا َاْم َو اَلُك ْم َبْيَنُك ْم ِباْلَباِط ِل ِآاَّل َاْن َتُك ْو َن ِتَج اَر ًة َع ْن َتَر اٍض ِّم ْنُك ْم ۗ َو اَل َتْقُتُلْٓو ا َاْنُفَس ُك ْم ۗ ِاَّن َهّٰللا
َك اَن ِبُك ْم َر ِح ْيًم ا
Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil (tidak benar), kecuali dalam perdagangan yang
berlaku atas dasar suka sama suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh
dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang kepadamu.
5
3. Asas kebebasan dan kesukarelaan, artinya setiap hubungan harus dilakukan
secara bebas dan sukarela.
4. Asas menolak mudharat dan mengambil manfaat, artinya segala hubungan
yang mendatangkan kerugian (mudharat) harus dihindari.
5. Asas kebajikan, artinya setiap hubungan seharusnya mendatangkan kebajikan
bagi semua pihak.
6. Asas kekeluargaan atau kebersamaan yang sederajat, artinya hubungan harus
bersandar pada sikap saling menghormati, mengasihi, dan tolong-menolong
dalam mencapai tujuan bersama.
7. Asas adil dan berimbang, artinya setiap hubungan tidak boleh mengandung
unsur-unsur penipuan, penindasan, ataupun pengambilan kesempatan pada
waktu pihak lain sedang berada dalam kesempitan sehingga hasil yang
diperoleh berimbang.
8. Asas mendahulukan kewajiban dari hak, artinya setiap pihak harus
mengutamakan penunaian kewajiban terlebih dahulu daripada menuntut hak.
9. Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain, artinya hubungan yang
dilakukan tidak boleh merugikan pihak manapun.
10. Asas kemampuan berbuat atau bertindak, artinya setiap pihak harus mampu
memikul seluruh kewajiban dan hak.
11. Asas kebebasan berusaha, artinya setiap pihak punya hak untuk melakukan
usaha demi mencapai sesuatu yang baik.
12. Asas mendapatkan hak karena usaha dan jasa, artinya setiap pihak memiliki
haknya berdasarkan usaha dan jasa baik yang dilakukan sendiri maupun
bersama-sama.
13. Asas perlindungan hak, artinya semua hak yang diperoleh dengan jalan halal
harus dilindungi.
14. Asas hak milik berfungsi sosial, artinya hak milik tidak boleh hanya digunakan
untuk kepentingan pribadi pemilik tapi juga harus diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan sosial.
15. Asas yang beritikad baik harus dilindungi, artinya orang yang beritikad baik
dalam hubungan ini harus dilindungi dan berhak menuntut sesuatu jika
dirugikan karenanya.
16. Asas risiko dibebankan pada harta dan tidak pada pekerja, artinya pemilik
tenaga dijamin haknya untuk mendapatkan upah saat pemilik modal.
6
17. Asas mengatur dan memberi petunjuk, artinya ketentuan-ketentuan hukumnya
hanya bersifat mengatur dan memberi petunjuk.
18. Asas tertulis atau diucapkan di depan saksi, artinya semua hubungan
sepatutnya dituangkan dalam perjanjian di hadapan para saksi.2
2
https://kumparan.com/berita-hari-ini/fiqih-muamalah-pengertian-hingga-asas-asasnya-
1zswQobDn1W/full
7
pelatihan agar keimanan dan ketakwaan tersebut dapat berkembang secara
optimal sesuai dengan tingkat perkembangannya.
b. Penanaman nilai, sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagian hidup
didunia dan di akhirat.
c. Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah
lingkungannya sesuai dengan ajaran agama islam.
d. Perbaikan, yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan peserta didik dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pencegahan, yaitu untuk menangkal, hal-hal negatif dari lingkungannya atau
dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan menghambat
perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
f. Pengajaran, tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum system dan
fungsional.
g. Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat khusus
di bidang agama islam agar bakat tersebut dapat berkembangsecara optimal
sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan bagi orang lain.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
8
Fiqih muamalah adalah hukum-hukum yang berkaitan dengan tindakan
manusia dalam persoalan keduniaan, misalnya dalam persoalan jual beli, hutang
piutang, kerja sama dagang, perserikatan, kerja sama dalam penggarapan tanah,
dan sewa menyewa.
Prinsip-prinsip muamalat dalam islam
a. Pada dasarnya segala bentuk muamalat adalah mubah, keecuali yang
ditentukan oleh al-qur’an dan sunnah rasul.
b. Muamalat dilakukan atas dasar sukarela, tanpa mengandung unsur paksaan.
c. Muamalat dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan manfaat dan
menghindari madharat dalam hidup masyarakat.
d. Muamalat dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan, menghindari unsur-
unsur penganiayaan, unsur-unsur pengambilan kesempatan dalam kesempitan.
B. Saran
Demikian makalah sederhana ini kami susun. Terima kasih atas antusias
dari pembaca yang telah sudi menelaah dan mengimplementasikan isi makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca untuk memberikan saran dan kritik
konstruktif kepada penulis demi kesempurnaan makalah ini dan makalah di
kesempatan berikutnya yang akan membawa kepada suatu kebenaran.Semoga
makalah ini berguna bagi kelompok kita pada khususnya juga para pembaca yang
dirahmati Allah Azza wa Jalla. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
http://artikelilmiahlengkap.blogspot.com/2013/03/pengertian-fiqih-muamalah.html
9
https://kumparan.com/berita-hari-ini/fiqih-muamalah-pengertian-hingga-asas-
asasnya-1zswQobDn1W/full
10