DISUSUN OLEH
KELOMPOK IV (EMPAT)
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
PENDAHULUAN
1.3. TujuanPenulisan
Makalah ini di susun agar pemahaman tentang menjadi lebih mudah di
mengerti bagi setiap orang yang membacanya. Dan khususnya untuk para
pengguna media online, makalah ini merupakan informasi yang harus
diaplikasikan dalam menggunakan media internet sebagai wadah untuk
melakukan berbagai aktifitas dengan baik dan hati-hati.
1.4. Sistematika Penulisan
Sebelum membahas lebih lanjut, sebaiknya penulis menjelaskan
dahulu secara garis besar mengenai sistematika penulisan, sehingga
memudahkan pembaca memahami isi makalah ini. Dalam penjelasan
sistematika penulisan makalah ini adalah :
Sampul Makalah
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Berisikan tentang :
1.1 Latar belakang
1.2 Metode Penulisan
1.3 Tujuan Penulisan
1.4 Sistematika Penulisan
Bab II Pembahasan
Berisikan tentang :
2.1 Pengertian Cyber law
2.2. Ruang Lingkup Cyber Law
2.3. Topik Seputar Cyber Law
2.4. Komponen Dari Cyber Law
2.5. Asas-asas Cyber Law
2.6. Contoh Kasus Cyber Law
Bab III Penutup
Berisikan tentang :
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB II
FIKIH INFORMASI SOSIAL MEDIA
A. FIQIH
2.1. PENGERTIAN
Secara etimologis, fiqh berasal dari kata faqqaha yufaqqhihu fiqhan
hukum-hukum syariah yang bersifat amaliyah (amalan) dan digali dari dalil-
dalil yang jelas. Abd Wahab Khallaf dalam Ilmu Ushul al-Fiqh menulis bahwa
menjelaskan lebih detail tujuan ilmu fiqh. Ilmu fiqih bertujuan untuk
produk sah.
2.3. FIQIH INFORMASI MEDIA SOSIAL
Revolusi informasi telah membawa manfaat di satu sisi dan dampak
harus ditempuh untuk melihat dan membimbing dalam hidup Lebih dari di
dunia maya atau media online, terutama media sosial. Bimbingan agama
menggunakan media sosial sebagai dunia baru. Kebenaran tidak jelas Untuk
dengan lebih baik. Pembuatan Buku fikih Informasi ini menjawab kebutuhan
akan pedoman hidup di era informasi. Karena arus informasi yang cepat,
pengembangan Kode Etik untuk Media Sosial. Inilah penggunaan Quran dan
hadits, serta hikmah dan media sosial sebagai sarana konversi Amar ma`ruf
dan hal-hal yang dilarang syariat. (4) Menyebarkan hoaks dan informasi
palsu ketika memiliki niat baik. (5) Bagikan konten Benar, tetapi tidak sesuai
dengan lokasi atau waktu. Selain itu, media sosial sebenarnya digunakan
agama, sesuai dengan etika Indonesia, dan tidak melanggar hak lainnya.
ajaran Islam, serta untuk meminta maaf atas kesalahan yang dilakukan.
2.4 ADAB MEDIA SOSIAL
Pada Era Digital, publik banyak disuguhi berita-berita yang sangat
tidak selektif dan klarifikatif (QS. Al-Hujurat [49]: 6), maka informasi itu
banyak orang yang tersesat akibat ulah kita. Jika kita tahu berita itu tidak
‘alaihi wasallam bersabda: ِم ْن ُحس ِْن إِ ْساَل ِم ال َمرْ ِء تَرْ ُكهُ َما اَل يَ ْعنِي ِه
Sesuai An-Nahl [16] ayat 125, di balik kita men-sharing atau menyampaikan
sesuatu lewat media massa atau media sosial, maka harus dilatari dengan
kebijaksanaan, nasihat yang baik dan argumentasi yang terbaik. Adab dalam
bermedia sosial, tak ubahnya seperti adab kita dalam berinteraksi sehari-hari.
Jika dalam hubungan sosial kita tidak menjaga adab, pasti akan dibenci
orang. Demikian pula dalam media sosial, tulisan yang menyakiti orang pasti
akan membekas pada hati mereka. Bedanya, jika dengan lisan akan terhapus,
tapi dengan tulisan kata-kata itu akan tetap ada selama dibaca orang. Karena
itu, salah satu adab yang harus dijaga ketika bermedia sosial adalah menjaga
tangan kita dari segala sesuatu yang menyakiti orang lain. Bisa jadi, orang
yang tersakiti tak akan memaafkan mereka. Apa lagi kalau sudah viral,
Mau tidak mau memang kita dihadapkan dengan media sosial (jejaring
sosial). Karena itu adalah bagian saran komunikasi dan berbagi masa
dan ketakwaan kita. Ini karena, dengan media sosial kita lebih mudah
bermutu sudah disinyalir Nabi sejak lima belas abad yang lalu. Imam Ahmad
meriwayatkan:
اeeَ َحتَّى تُ ِعينَ ْال َمرْ أَةُ َزوْ َجه،ار ِة َّ َي السَّا َع ِة تَ ْسلِي َم ْالخَا
َ َوفُ ُش َّو التِّ َج،ص ِة ِ أَ َّن بَ ْينَ يَد
ْالقَلَ ِم
Ahmad).
Banyaknya bermunculan pena maksudnya, tulisan-tulisan begitu banyak
sekarang ini adalah indikator kuat terjadinya hari kiamat. Pada waktu itu
umat sudah sampai pada taraf ketergantungan dan hampir tidak bisa pisah
darinya. Jadi, tersebarnya pena bukan saja berkaitan dengan tulisan belaka.
Tapi semua yang dihadirkan melalui ide atau gagasan kita dalam bentuk
tulisan, gambar, slide misalnya, maka itu masuk dalam kandungan Hadits
diri dengan keimanan dan ketakwaan, maka kita akan kesulitan memfilter
sementara di media sosial kita tidak ada penanggung jawab. Semua orang
menjadi reporter, editor, dan penyunting atas dirinya sendiri. Jika kata-kata
yang kita produksi tidak disuntung dengan baik, maka akan menyesatkan
jihad yang paling strategis saat ini adalah media sosial. Karena itu
sosial yang dimiliki. Media sosial seperti pisau bermata dua. Jika digunakan
dengan baik, maka akan menyelamatkan kita. Jika tidak, maka akan
hanya mencari madu, indra kita tidak lagi tertarik untuk membuat atau
terjadi. Berkat kontribusi dua jempol kita, pesan hoax telah menyebar.
dikirim oleh Allah di bahu kanan dan kiri Anda harus membuat tubuh
pertanggungjawaban.
Misi atau niat hanya terjadi pada satu arah, yaitu kejujuran
yang semakin populer. Ini akan menjadi dasar bagi kami untuk terus
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA