Anda di halaman 1dari 19

ISYARAT KOMUNIKASI DAN HUMAS DALAM AL-QUR’AN DAN

HADIST

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah

Manajemen Humas dan Layanan Publik

Dosen pengampu

Dr. Agus Zaenul Fitri., M.Pd.

Disusun oleh:

Kelompok 4 kelas 2A

1. Fadhila Ulfi Nur Husna 1860207221049


2. Irma Nadhifatu Zahrok 1860207223125
3. Novilia Intan Salsabila 1860207223127
4. Umatul Muflikah 1860207222101

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SAYYID ALI RAHMATULLAH


TULUNGAGUNG

MARET 2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Isyarat Komunikasi dan Humas dalam Al-Qur’an dan Hadist”. Shalawat serta
salam tak lupa kita curahkan kepada baginda Nabi Muhammad SWT yang kita
nantikan syafaat-Nya dihari kiamat.

Makalah ini telah dibuat dengan berbagai perbandingan referensi, serta


beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
2. Ibu Prof. Dr.Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
3. Bapak Dr. Muhammad Zaini, MA., selaku Kepala Jurusan Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Universitas Islam Negeri Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung.
4. Bapak Dr. H. Masduki, M.Ag., selaku Koorprodi Manajemen Pendidikan
Islam Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.
5. Bapak Dr. Agus Zaenul Fitri, M.Pd., selaku Dosen Pengampu Mata kuliah
Manajemen Humas dan Layanan Publik Universitas Islam Negeri Sayyid
Ali Rahmatullah Tulungagung.
6. Serta teman-teman Manajemen Pendidikan Islam 2A Tahun Ajaran
2022/2023 yang senantiasa memberikan semangat kepada kami.

ii
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari dan mengakui bahwa
masih terdapat kekurangan-kekurangan. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, semua kritik
dan saran pembaca akan penulis terima dengan senang hati.

Tulungagung, Maret 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 2

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Pengertian Isyarat Komunikasi .................................................................... 3

B. Proses komunikasi........................................................................................ 3

C. Ayat Al-Qur’an Tentang Humas .................................................................. 8

D. Hadist Tentang Humas ............................................................................... 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 13

A. Kesimpulan ................................................................................................ 13

B. Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam kehidupan sehari hari kita tidak bisa lepas dari berkomunikasi baik
secara langsung maupun tidak langsung, maka harus tahu bagaimana proses
berkomunikasi bagi orang yang menyandang disabilitas tetap bisa berkomunikasi
menggunakan isyarat-isyarat. Ada berbagai macam cara komunikasi yang bisa
diterapkan yaitu melalui media tulisan, oral dengan membaca gerak bibir, gesture
atau melalui bahasa isyarat. Tidak bisa dipungkiri salah satu bentuk bahasa yang
harus diakui keberadaannya adalah bahasa isyarat karena bentuk bahasa ini
termasuk sering digunakan oleh tunarungu dan berfungsi sebagai bahasa umum
sehingga tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari tunarungu, oleh
karenanya bahasa Isyarat merupakan sesuatu yang penting bagi orang penyandang
disabilitas seperti tunarungu.

Al-Qur’an adalah firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi


Muhammad SAW, tertulis pada beberapa ashaf, disampaikan kepada kita secara
mutawatir, bila membacanya mendapat pahala. Didalam Al-Quran juga membahas
mengenai hubungan sosial atau dengan kata lain bisa dinamakan dengan hubungan
masyarakat (Humas). Humas dapat diartikan sebagai suatu kegiatan usaha yang
berencana dan memiliki iktikad baik, rasa simpati, saling mengerti untuk
memperoleh pengakuan, penerimaan, serta dukungan masyarakat melalui
komunikasi dan sarana lain (media masa) untuk memperoleh kemanfaatan dan
kesepakatan bersama. Definisi humas sangatlah penting karena dapat memberikan
kefahaman bahwa dalam organisasi atau lembaga sangat membutuhkan peran
seorang masyarakat. Mewujudkan hubungan masyarakat dengan baik dilingkungan
organisasi atau lembaga menurut Islam, maka berpedomanlah dengan Al-qur’an
dan hadist agar proses dalam hubungan bermasyarakat berjalan dengan baik sesuai
dengan yang diinginkan.

1
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah diatas maka dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa isyarat komunikasi?


2. Bagaimana proses komunikasi?
3. Apa ayat -ayat Al-Qur’an tentang hubungan masyarakat?
4. Apa hadist tentang hubungan masyarakat?

C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahua tentang isyarat komunikasi.


2. Untuk mengetahui bagaimana proses komunikasi.
3. Untuk mengetahui ayat-ayat Al-Qur’an tentang hubungan masyarakat.
4. Untuk mengetahui hadist tentang hubungan masyarakat.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Isyarat Komunikasi
Bahasa isyarat merupakan sebuah gerakan badan dan mimik muka sebagai
simbol dari makna bahasa lisan serta kombinasi bentuk tangan, orientasi gerak
tangan, serta ekspresi wajah untuk mengungkapkan pikiran yang ingin
dikomunikasikan oleh seorang menyandang disabilitas tuli.1

Komunikasi merupakan suatu proses pengiriman informasi dari satu pihak


kepihak yang lain. Dalam berkomunikasi melibatkan tiga hal: pertama komunikasi
melibatkan orang, orang tersebut adalah komunikator orang yang menyampaikan
pesan dan komunikan yakni orang yang menerima pesan, kedua komunikasi
melibatkan isi atau maksud antara pengirim dan penerima, dan yang terakhir
komunikasi melibatkan simbol-simbol yang digunakan untuk menyampaikan suatu
maksud, simbol-simbol yang digunakan dalam berkomunikasi dapat berupa kata-
kata, gerakan tubuh, atau gerakan gerakan lainnya. 2

B. Proses komunikasi
Dalam berkomunikasi terdapat dua proses komunikasi yang diklasifikasikan
sebagai komunikasi primer dan komunikasi sekunder yang disebutkan sebagai
berikut:

1. Proses komunikasi secara primer

proses komunikasi secara primer (primary proces) adalah proses


penyampaian paduan pikiran dan perasaan seseorang secara berlangsung
kepada orang lain dengan menggunakan lambang atau simbol. Lambang dalam
komunikasi secara primer sangatlah penting karena sebagai media utama untuk
menyalurkan pikiran dan perasaan.3

1
Miftakhul Cahyati, Panduan Dasar dan Strategi Komunikasi Pasien Tuli Dan Disabilitas
Pendengar, (Malang: UB press, 2023), hlm. 38.
2
Mahmud M. Hanafi, Manajemen, (Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen,
2011), hlm. 362.
3
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1992), hlm. 55.

3
Pada prinsipnya, ada dua bentuk komunikasi yang sering dipergunakan
orang untuk berkomunikasi yang diklasifikasikan sebagai komunikasi verbal
dan komunikasi non verbal sebagai berikut:

a. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal merupakan salah satu bentuk komunikasi yang


lazim digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan kepada pihak lain
dalam komunikasi verbal, bahasa dijadikan sebagai lambang verbal, karena
bahasa mampu menyatakan pikiran dan perasaan sesorang kepada orang
lain.4

b. Komunikasi nonverbal

Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas


dalam bentuk tanpa kata-kata. Nonverbal juga bisa diartikan sebagai
tindakan-tindakan manusia yang secara sengaja dikirimkan dan
diinterpretasikan seperti tujuannya dan memiliki potensi akan adanya
umpan balik feed back dari penerimanya.5

Komunikasi non verbal dapat berupa lambang-lambang seperti gesture,


warna, mimik wajah dll. Melalui komunikasi nonverbal, orang bisa
mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai macam perasaan orang, baik
rasa senang, benci, cinta, kangen dan berbagai macam perasaan lainnya.
Kaitannya dengan dunia bisnis, komunikasi non verbal bisa membantu
komunikator untuk lebih memperkuat pesan yang disampaikan sekaligus
memahami reaksi komunikan saat menerima pesan.

Berikut adalah penjelasan tentang lambang-lambang yang dipergunakan


dalam komunikasi non verbal sebagai berikut:

4
Djoko Purwanto, komunikasi bisnis Edisi Ketiga, (Jakarta: Erlangga, 2006), hlm. 5.
5
Tri Indah Kusuma Wati, Komunikasi Verbar dan Nonverbal, Jurnal Pendidikan dan
Konseling, Vol.6, No. 2, (Medan: UIN Sumatera Utara, 2015), hlm. 90.

4
1) Kial

Kial sebagai terjemah dari gesture adalah isyarat dengan tubuh


misalnya dengan menggerakkan tangan, kepala, mata, bibir, dan
sebagainya. Kial dinamakan juga sebagai bahasa tubuh (body
language) karena dengan gerakan anggota tubuh tanpa menggunakan
kata-kata seseorang dapat menyatakannya.

Dalam situasi tertentu bahasa tubuh begitu penting untuk orang


tertentu dalam situasi tertentu misalnya pertemuan antara dua bangsa
yang sama-sama tidak mengerti bahasa yang dimiliki satu sama lain,
maka dengan menggerakkan tangan amat bermanfaat, demikian pula
bagi orang-orang yang memiliki masalah dalam pendengaran.

2) Warna

Warna dapat digunakan sebagai lambang dalam fungsinya


sebagai media komunikasi, dalam situasi tertentu warna sebagai media
komunikasi, seperti dalam sebuah keluarga yang memasang bendera
warna kuning didepan rumahnya memberi tahu kepada khalayak bahwa
dirumahnya ada salah satu anggota keluarga yang meninggal.6

2. Proses komunikasi sekunder

Proses komunikasi secara sekunder merupakan proses penyampaian


pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan suatu alat dan
sarana sebagai media kedua. Media yang digunakan seperti surat kabar,
smartphone, radio, televisi, dan informasi lainnya.7 Dalam proses komunikasi,
media kedua dipergunakan oleh seseorang komunikator apabila komunikan
yang dituju berada ditempat yang jauh atau jumlah banyak.

6
Onong Uchjana Effendy, Hubungan Masyarakat, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1992), hlm. 57-60.
7
Ratu Mutealela Caropobeka, Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi, (Yogyakarta: CV.
Andi Offset, 2017), hlm. 22.

5
Media sekunder atau media kedua sebagai salah satu unsur dari
komunikasi itu, biasanya diklasifikasikan menjadi media massa dan media
nirmasa sebagai berikut:

a. Komunikasi melalui media massa


Media massa merupakan sarana untuk menyalurkan pesan oleh
seseorang atau sekelompok orang kepada sejumlah orang banyak dan
terpencar-pencar. Media yang digunakan dalam media ini seperti: televisi,
smartphone, radio, dan sebagainya.
b. Komunikasi melalui media nirmasa
Media nirmasa merupakan saluran media komunikasi yang
dilangsungkan dengan jumlah orang terbatas atau kelompok yang telah
ditentukan.8 Media nirmasa pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan
sasaran yang dituju, sebagai berikut:
1) Media individual
Media individual adalah media nirmasa yang dipergunakan untuk
komunikasi point to point atau dari titik ke titik, maksudnya komunikasi
antara seseorang dengan seseorang lainnya. Media individual yang
dimaksud seperti telepon, telegram, dan lain sebagainya. Meskipun
komunikasi dengan media tersebut berlangsung dari seseorang kepada
seseorang, tetapi dalam hubungan masyarakat tidak bersifat pribadi
karena kegiatan hubungan masyarakat (humas) berlangsung, dalam
organisasi meskipun komunikasi hanya dengan seseorang, tidak berarti
dapat dilakukan sembarangan.

Komunikasi yang sering digunakan oleh para kahumas dalam


berorganisasi berlangsung seperti komunikasi secara horizontal,
vertikal, dan diagonal yang dijelaskan sebagai berikut:

8
Sunarno Sastroatmodjo, Komunikasi Bisnis, (Bandung: Media Sains Indonesia, 2021),
hlm. 14.

6
a) komunikasi horizontal

komunikasi horizontal atau horizontal communication ialah


komunikasi antara seseorang dengan seseorang lainnya yang sama
kedudukannya. Dalam situasi seperti itu meskipun berkomunikasi
melalui media maka komunikasinya tetap tampak keakraban yang
jarang diselingi dengan tawa yang berbahak-bahak karena dalam
komunikasi ini dilakukan dengan serius.

b) komunikasi vertikal

komunikasi vertikal adalah komunikasi dari pimpinan kepada


bawahan biasa disebut dengan komunikasi vertikal keatas atau
vertical upward communication dan dari bawahan kepada
pimpinan dan biasa disebut dengan komunikasi vertikal kebawah
atau vertical downward communication secara timbal-balik. Dalam
komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi, petunjuk,
informasi, penjelasan, dan lain-lain kepada bawahannya.
Kemudian, bawahan memberikan laporan, saran, pengaduan, dan
sebagainya kepada pimpinan. Komunikasi vertikal dapat dilakukan
secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh
karyawan dan bisa juga bertahap melalui eselon-eselon yang
banyaknya bergantung pada besar dan kompleksnya suatu
organisasi.9

9
Riinawati, Pengantar Teori Manajemen Komunikasi dan Organisasi, (Yogyakarta: PT.
Pustaka Baru Press, 2019), hlm. 63.

7
C. Ayat Al-Qur’an Tentang Humas
Terdapat ayat-ayat yang membahas tentang humas yang terdapat dalam
beberapa surat sebagai berikut:

1. Surah Al-Imran ayat 112


ْ ‫ب ِمنَ الل ِه َوض ُِر َب‬
‫ت‬ ٍ ‫ض‬ َ َ‫اس َو َب ۤا ُء ْو ِبغ‬
ِ َّ‫الذلَّةُ اَيْنَ َما ث ُ ِقفُ ْْٓوا ا ََِّّل ِب َح ْب ٍل ِمنَ الل ِه َو َح ْب ٍل ِمنَ الن‬ ِ ‫ت َعلَ ْي ِه ُم‬ ْ ‫ض ُِر َب‬
‫ص ْوا َّوكَانُ ْوا‬ ٍ ۗ ‫ت الل ِه َو َي ْقتُلُ ْونَ ْاَّلَ ْن ِۢ ِب َي ۤا َء ِبغَي ِْر َح‬
َ ‫ق ٰذلِكَ ِب َما َع‬ ِ ‫َعلَ ْي ِه ُم ْال َم ْس َكنَةُ ۗ ٰذلِكَ ِباَنَّ ُه ْم كَانُ ْوا َي ْكفُ ُر ْونَ ِب ٰا ٰي‬
‫يَ ْعتَد ُْون‬

Artinya :

“Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka
berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan
mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi
kerendahan”.10

Lafadz yang digunakan dalam pembahasan ini adalah dalam lafadz habl
yang mempunyai arti hubungan. Kata hubungan diambil peneliti karena
memang Humas mencakup sebuah hubungan yakni hubungan antara lembaga
pendidikan dengan masyarakat. Melakukan hubungan masyarakat harus juga
mengetahui hakikat tentang hubungan itu sendiri, seperti yang dijelaskan
dalam surat al-Imran ayat 112 ini menjelaskan tentang hubungan dengan Allah
dan manusia yang harus seimbang sehingga dalam melakukannya tidak akan
merasa kesulitan. Karena kunci dalam menjalin hubungan kepada siapapun
akan menjadi baik jika dalam melakukan hubungan dengan Allah sudah baik,
begitu pula sebaliknya.

10
QS. Al-Imran : 112.

8
2. Surat Al-Imran ayat 159
‫ْف َع ْن ُه ْم َوا ْست َ ْغ ِف ْر‬
ُ ‫ب ََّل ْنفَض ُّْوا ِم ْن َح ْولِكَ ۖ فَاع‬ ِ ‫ظ ْالقَ ْل‬ ًّ َ‫فَبِ َما َرحْ َم ٍة ِمنَ الل ِه ِل ْنتَ لَ ُه ْم ۚ َولَ ْو ُك ْنتَ ف‬
َ ‫ظا َغ ِل ْي‬
َ‫لَ ُه ْم َوشَا ِو ْر ُه ْم فِى ْاَّلَ ْم ۚ ِر فَ ِاذَا َعزَ ْمتَ فَت ََو َّك ْل َعلَى الل ِه ۗ ا َِّن اللهَ ي ُِحبُّ ْال ُمت ََو ِك ِليْن‬
Artinya :

“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah


lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah
mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah
membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal”.11

Lafadz ‫ َوشَا ِو ْر ُه ْم‬yang artinya bermusyawarahlah kalian, lafadz ini lah


yang dijadikan pedoman dalam membahas manajemen Humas. Melakukan
manajemen Humas sangat dibutuhkan adanya musyawarah agar manajer,
maupun semua pihak dalam masyarakat tidak akan ada saling kesalah fahaman
diantara mereka. Bila musyawarah digunakan maka tujuan yang ingin dicapai
pun akan menjadi mudah dan akan mengurangi kendala dalam melakukan
hubungan masyarakat.

Perlu pula diketahui bahwa salah satu yang menjadi penekanan pokok
atau isi kandungan ayat tersebut adalah tentang musyawarah yaitu perintah
untuk melakukan musyawarah yang ditujukan tidak hanya kepada Nabi
Muhammad SAW, tetapi juga kepada seluruh pengikutnya yakni umat Islam
di mana pun mereka berada. Isi kandungannya adalah sebagai berikut:

a. Dalam menghadapi semua masalah harus dengan lemah lembut melalui


jalur musyawarah untuk mufakat, tidak boleh dengan hati yang kasar dan
perilaku kekerasan.

11
QS. Al-Imran : 159.

9
b. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat dalam menyelesaikan setiap
urusan.
c. Apabila telah dicapai suatu kesepakatan, maka semua pihak harus
menerima dan bertawakal (menyerahkan diri dan segala urusan) kepada
Allah SWT.
d. Allah SWT mencintai hamba-hambanya yang bertawakkal.12
3. Surat Al-Ashr ayat 3

‫صبْر‬
َّ ‫ص ْوا ِبال‬ ِ ‫ص ْوا ِب ْال َح‬
َ ‫ق ەۙ َوت ََوا‬ ِ ‫ا ََِّّل الَّ ِذيْنَ ٰا َمنُ ْوا َو َع ِملُوا الص ِل ٰح‬
َ ‫ت َوت ََوا‬

Artinya :

“Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat
menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya
menetapi kesabaran”.13

Ayat tersebut menjelaskan tentang pengecualian orang yang merugi yakni


orang yang saling memberikan nasehat untuk beramal shalih dan bersabar. Hal
ini sangat diperlukan dalam pengimplementasian manajemen Humas, karena
dengan adanya saling memberikan nasehat kepada sesama anggota Humas di
lembaga pendidikan termasuk manajer atau kepala sekolah kepada
bawahannya atau anggota Humas pada atasan, ataupun saling memberikan
nasehat antar masyarakat dan pihak lembaga pendidikan. Jika dilestarikan hal
tersebut maka proses pengimplementasian Humas akan berjalan lancar dan
meminimalisirkan suatu hambatan.

D. Hadis Tentang Humas


Selain Al-Qur’an, yang menjadi sumber hukum dalam Islam yang kedua
adalah Hadits atau As-sunnah. Berkaitan dengan humas atau public relations,
sebagian prinsip dan kaidah kehumasan yang terdapat dalam Hadits adalah sebagai
berikut:

12
Sayyid Quthb, Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Dibahawah Naungan Al-Qur’an Jilid 2, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2001), hlm. 229-230.
13
QS. Al-Ashr : 3.

10
1. Hadis tentang merencanakan program
َ ،ٍ‫ أ َ ْنبَأ َ َع ْبد ُ اللَّ ِه ْبنُ أَبِي ِه ْند‬، ُ‫ أَ ْنبَأ َ َع ْبدَان‬،‫ أ َ ْنبَأ َ أَبُو ْال ُم َو َّج ِه‬،‫ي‬
‫ َع ِن‬،‫ع ْن أَبِي ِه‬ ُّ ‫سنُ ْبنُ َح ِل ٍيم ْال َم ْر َو ِز‬َ ‫أ َ ْخبَ َرنِي ْال َح‬
‫ ا ْغتَنِ ْم‬:ُ‫ظه‬ُ ‫سلَّ َم ِل َر ُج ٍل َوه َُو يَ ِع‬ َ ‫صلَّى اللهُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫سو ُل اللَّ ِه‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:َ‫ي اللَّهُ َع ْن ُه َما قَال‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ َر‬،‫َّاس‬ ٍ ‫اب ِْن َعب‬
ُ ‫ َوفَ َراغَكَ قَ ْب َل‬، َ‫ َو ِغنَا َءكَ قَ ْب َل فَ ْق ِرك‬، َ‫سقَ ِمك‬
، َ‫ش ْغلِك‬ َ ‫ص َّحتَكَ قَ ْب َل‬
ِ ‫ َو‬، َ‫شبَا َبكَ قَ ْب َل ه َِر ِمك‬
َ :‫سا قَ ْب َل َخ ْم ٍس‬
ً ‫َخ ْم‬
)‫َو َح َياتَكَ َق ْب َل َم ْوتِكَ (رواه الحاكم في المستدرك على الصحيحين‬

Artinya:

“Dia mengabarkan kepada saya Hassan bin Halim Marwazi, memberitakan


Abu Wuwajjah, memberitakan ‘Abdaanu, memberitakan Abdulloh Ibnu Abi
Hindi memberitakan ayahnya dari sahabat Nabi Ibnu ‘Abbas R.A berkata:
Bersabda Rosululloh kepada seseorang dan menasehatinya , persiapkanlah
lima perkara sebelum datang lima perkara: masa mudamu sebelum datang
masa tuamu, dan kesehatan Anda sebelum datang sakitmu, masa kayamu
sebelum datang masa miskinmu , dan waktu luangm sebelum masa sibukmu,
dan masa hidupmu sebelum datang kematian kepadamu”.14 (H.R . Haakim)

Sebelum melakukan kegiatan kehumasan, seorang praktisi humas harus


menyusun dan menyiapkan program yang akan dilakukan. Perencanaan
merupakan suatu bagian yang strategis dalam mengelola. Dalam rencana
ditetapkan sebuah tujuan dan pedoman tata laksana sekaligus menjadi dasar
kontrol. Tanpa rencana, sistem kontrol tak dapat dilakukan, dan tanpa kontrol,
pelaksanaan rencana baik ataupun salah tidak dapat diketahui. Seperti pada
keterangan Hadits di atas, bahwa segala sesuatunya harus disiapkan untuk
meminimalisir hal-hal negatif sehingga tepat guna dan tepat sasaran. Selain itu,
segala program yang sudah terencana akan menjadi terorganisir dengan baik.15

2. Hadis tentang menggunakan perkataan baik, lugas, dan jelas


‫ « َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ بِاللَّ ِه َو ْاليَ ْو ِم‬:َ‫سو ِل اللَّ ِه صلى الله عليه وسلم قَال‬ ُ ‫ع ْن َر‬ َ ‫َع ْن أَبِى ه َُري َْرة َ رضي الله عنه‬
‫ َو َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ بِاللَّ ِه‬،ُ‫اره‬ َ ‫ فَ ْليُ ْك ِر ْم َج‬،‫اآلخ ِر‬
ِ ‫ َو َم ْن َكانَ يُؤْ ِمنُ بِاللَّ ِه َو ْاليَ ْو ِم‬،‫ت‬ ْ َ‫ فَ ْليَقُ ْل َخي ًْرا أ َ ْو ِلي‬،‫اآلخ ِر‬
ْ ‫ص ُم‬ ِ
َ ‫ فَ ْليُ ْك ِر ْم‬،‫اآلخ ِر‬
ُ)‫ض ْيفَه (رواه البخاري ومسلم‬ ِ ‫َو ْاليَ ْو ِم‬

14
HR. Hakim
15
Saiful Rizal, Humas dalam Prespektif Manajemen Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan
dan Kependidikan, volume, 3. Nomor, 1. (Probolinggo: Universitas Nurul Jadid, 2019), hlm. 26.

11
Artinya:
“Dari Abu Hurairah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa
beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam;
barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia menghormati
tetangganya; barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia
memuliakan tamunya”.16 (HR. Bukhari dan Muslim)
Rasulullah mengajarkan kepada kita untuk berkata baik sesuai dengan
kepasitas ilmu pengetahuan yang dimiliki. Baik disini dalam arti, baik bagi
komunikator dan baik pula bagi komunikan. Baik sendiri memiliki makna yang
sangat luas karena hal ini bersifat relatif. Bagi seorang praktisi humas dalam
urusan komunikasi bisa dikatakan baik apabila dalam menyampaikan berlaku
lemah lembut, jelas, lugas, padat, dan tentunya juga mengandung arti yang
mendalam bagi komunikan sehingga mudah untuk dicerna, dimengerti dan
dipahami.17

16
HR. Bukhari dan Muslim
17
Saiful Rizal, Humas dalam Prespektif Manajemen Pendidikan Islam, Jurnal Pendidikan
dan Kependidikan, volume, 3. Nomor, 1. (Probolinggo: Universitas Nurul Jadid, 2019), hlm. 27.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bahasa isyarat merupakan sebuah gerakan badan dan mimik muka sebagai
simbol dari makna bahasa lisan. Komunikasi merupakan suatu proses pengiriman
informasi dari suatu pihak kepihak yang lain. Dalam berkomunikasi melibatkan
beberapa pihak seperti, orang yang berkomunikasi, orang yang diajak komunikasi,
dan bahasa atau simbol yang digunakan.

Agar komunikasi berjalan dengan lancar maka terdapat proses


komunikasi. Dalam proses komunikasi terdapat terdapat beberapa proses pertama
proses komunikasi primer, komunikasi primer merupakan komunikasi yang
menggunakan lambang atau simbol. Komunikasi primer terbagi menjadi dua yaitu
komunikasi verbal dan nonverbal. Komunikasi verbal ini berperan penting dalam
proses komunikasi. Komunikasi nonverbal merupakan komunikasi yang
menggunakan isyarat atau gerak gerik saat komunikaasi berlangsung. Kedua adalah
proses komunikasi sekunder yang mana dalam komunikasi sekunder ini media
berperan penting. Dalam proses komunikasi sekunder terdapat dua macam yaitu
komunikasi lewat media massa dan komunikasi lewat media nirmasa.

Dalam hubungan masyarakat dalam dunia Islam agar berjalan dengan


baik maka hendak menggunakan pedoman Al-Qur’an dan Hadist. Dalam hubungan
masyarakat terdapat ayat Al-Qur’an yang membahas mengenai hubungan
masyarakat seperti surat Al-Imran ayat 112, surat Al-Imran ayat 159, dan surat Al-
Ashr ayat 3.

Selain ayat Al-Qur’an yang dijadikan pedoman umat Islam untuk


hubungan masyarakat maka hadist pun juga berperan. Hadist yang digunakan dalam
hubungan masyarakat salah satunya adalah hadist yang diriwayatkan oleh haakim
dan bukhari dan muslim. Dalam riwayat haakim menjelaskan tentang merencakan
suatu program, dan hadist bukhari dan muslim menjelaskan tentang menggunakan
perkataan baik, lugas, dan jelas.

13
B. Saran
Demikianlah paparan makalah tentang Manajemen Humas dan Layanan
Publik. Penulis menyadari bahwa banyak kekurangan dalam pembuatan makalah
ini, dengan tersusunnya makalah semoga bermanfaat bagi teman-teman mahasiswa.
Penulis sadar bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan karena keterbatasan kami sebagai manusia biasa, kami
berharap para pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang membangun
kepada penulis agar dapat dievaluasi sehingga penulisan serta penyampaian materi
untuk kedepannya menjadi lebih baik.

14
DAFTAR PUSTAKA
Cahyati, Miftakhul, dkk. 2023. Panduan Dasar dan Strategi Komunikasi Pasien
Tuli Dan Disabilitas Pendengar. Malang: UB press.

Carapobeka, Ratu Mutealela. 2017. Konsep dan Aplikasi Ilmu Komunikasi.


Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Effendy, Onong Uchjana. 1992. Hubungan Masyarakat. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Hanafi, Mahmud M. 2011. Manajemen. Yogyakarta: UPP Sekolah Tinggi Ilmu


Manajemen.

Purwanto, Djoko. 2006. komunikasi bisnis Edisi Ketiga. Jakarta: Erlangga.

Quthb, Sayyid. 2001. Tafsir Fi Zhilalil Qur’an Dibahawah Naungan Al-Qur’an


Jilid 2. Jakarta: Gema Insani Press.

Riinawati. 2019. Pengantar Teori Manajemen Komunikasi dan Organisasi.


Yogyakarta: PT. Pustaka Baru Press.

Rizal, Saiful. 2019. Humas dalam Prespektif Manajemen Pendidikan Islam. Jurnal
Pendidikan dan Kependidikan. volume, 3. Nomor, 1. Probolinggo:
Universitas Nurul Jadid, 2019.

Sastroatmodjo, Sunarno. 2021. Komunikasi Bisnis. Bandung: Media Sains


Indonesia.

Wati, Tri Indah Kusuma. 2015. Komunikasi Verbar dan Nonverbal. Jurnal
Pendidikan dan Konseling. Vol. 6, No. 2. Medan: UIN Sumatera Utara.

15

Anda mungkin juga menyukai