Disusun Oleh :
Kelompok 12
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami tentang "Kemasan Dakwah Yang
Ideal Bagi Kehidupan".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah kami ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kami.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Kelompok 12
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................................3
BAB I...................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang.......................................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................5
C. Tujuan....................................................................................................................................................5
BAB II..................................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN..........................................................................................................................................6
BAB III...............................................................................................................................................................12
PENUTUPAN................................................................................................................................................12
A. Kesimpulan..........................................................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Beragam media komunikasi bersaing dalam memberikan informasi tanpa batas. Dunia
kini dan sedang berubah, bergulir dalam proses revolusi informasi dan komunikasi yang
melahirkan peradaban baru, sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta
meningkatkan mobilitas sosial. Tak pelak, masyarakat saat ini telah berubah menjadi
masyarakat yang sangat bergantung pada teknologi.
Perkembangan ini tidak selalu membawa dampak positif dalam kehidupan manusia,
bahkan sebagian kaum akademisi dan para pakar justru mengkhawatirkan dampak negatif
yang dibawa arus kemajuan teknologi informasi saat inl. Di sisi lain, hal ini dapat menjadi
media efektif untuk perbaikan atau pemaslahatan manusia ke arah yang lebih baik dan maju.
Termasuk menjadi media efektif dalam pengembangan agama (Islam) atau secara khusus
pengembangan dakwah.
1
Kenyataannya sampai saat ini masih sering terjadi dalam masyarakat bentuk aktifitas
dakwah yang monoton, yakni proses dakwah dengan segala loyalitasnya masih cenderung
berandaiandai pada masa lalu yang kurang relevan dengan kondisi saat ini. Ahmad Anas,
Paradigma Dakwah Kontemporer; Aplikasi, Teoritis dan Prakiis, Dakwah sebagai Solusi
Problematika Kekinian, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006, h.110
pemberdayaan dakwah melalui tulisan (dakwah bil qalam) pada media cetak khususnya,
kecuali dilakukan oleh segelintir orang saja. Padahal, efektifitas dakwah melalui tulisan
sangat baik saat ini dibanding dakwah melalui mimbar, dimana manusia modern sudah
semakin sulit untuk menyiapkan waktu mendengarkan ceramah agama atau dakwah mimbar.
Dakwah dengan pena bisa menjadi sebuah kekuatan Islam untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengamalan umat tentang kompleksitas ajaran. Juga dapat menjadi "pedang
jihad" dalam melawan musuh-musuh Islam. Kustadi Suhandang berpendapat bahwa melalui
aktifitas jurnalis, komunikator dapat mengubah sikap, sifat, pendapat dan perilaku ke arah
yang diinginkan.2
Jurnalistik islami atau jurnalistik dakwah adalah proses meliput, mengolah dan
menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai Islam dengan mematuhi
kaidah-kaidah jurnalistik dan norma-norma yang bersumber dari Alquran dan
Sunnah.3Jurnalistik Islami memiliki peluang strategis membangun opini masyarakat yang
berorientasi pada pemberitaan tentang ajaran Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber stimulus
memperbaiki aqidah, syariah dan akhlaq4.Ini menjadi peluang bagi jurnalis Islam dalam
pengembangan dakwah masa depan
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dakwah kreatif dalam konteks kekinian dan kedisinian
2. Apa saja tips kemasan dakwah yang ideal dan menarik
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami dakwah kreatif dalam konteks kekinian dan kedisinian
2. Mengetahui dan memahami tips kemasan dakwah yang ideal dan menarik
2
Suhandang, Managemen Pers Dakwah dari Perencanaan hingga Pengawasan, Bandung:
Marja, 2007, h. 80.
3
Kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prisip Dakwah Bil Qalam dalam
Alquran (Bandung: Teraju 2004), h. 110
4
Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran , Jakarta: Prenada Media Group kerjasama
UIN Jakarta, 2005), h. 22
BAB II
PEMBAHASAN
Begitu juga dakwah kreatif dapat dilihat dari sosok pribadi Gamal Albinsaid,
M.Biomed. adalah seorang dokter, wirausahawan sosial, dan CEO Indonesia
Medika. Ia menggagas berdirinya Klinik Asuransi Sampah dan Bank Sampah,
dimana dengan kreatifitas ia melakukan berbagai terobosan menarik terhadap
dakwah untuk peduli lingkungan dan berbagai pelatihan dan seminar yang
berisi konten dakwah sehingga anak-anak mileneal menjadi terinspirasi dan
menjadikan Gamal sebagai idola anak muda yang kreatif tetapi taat beragama.
Betapa tidak Gamal telah berprestasi sejak kecil, Gamal Albinsaid tak hanya
untuk dirinya. Dengan konsep sampahnya orang miskin bisa tertolong
hidupnya, dokter muda ini pun terus berinovasi dan dikenal sebagai
entrepreneur sosial kebangggaan Indonesia. Gamal bukanlah orang
sembarangan, semasa kuliah ia telah meraih 12 penghargaan ilmiah dari
berbagai universitas di Tanah Air. Tak hanya itu, dia meraih penghargaan
HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Prize 2014 yang
diselenggarai oleh University of Cambridge, Inggris, dan Unilever.
2. Kreatif dari sisi pemanfatan kemajuan teknologi, dari sisi ini dakwah kreatif
bisa dilakukan dengan :
Membuat konten vidio kreatif dengan vidio profesional ataupun vlog pribadi
yang berisi bahan ceramah yang menarik, dalam hal ini seorang da’i
sesungguhnya bisa berdakwah hanya didepan HP dan meng aploud nya di you
tube , WA, FB ataupun media sosial lainya, jadi sesungguhnya untuk
berdakwah hari ini sangatlah mudah dan tidak perlu menemui jamaah, cukup
menyiapkan bahan yang menarik, padat, sesuaikan tema dan objek dakwah
lalu rekam dan sebarkan via media internet.
Sebagaimana berbagai chanel youtube yang telah dibuat oleh para asatiz
nasional seperti ustaz Abdul Somad (UAS), ust Adi Hidayat, dan lainya
sangatlah menunjang gerakan dakwah ditengah ummat sehingga nasrul fikrah
islamiyah/ penyebaran fikrah islam semakin luas ditengah masyarakat bahkan
kalangan preman yang tidak pernah ke mesjid bisa di dakwahi dengan hanya
mereka menonton youtube, oleh karena itu para ustaz/ustazah agar melirik
peluang dakwah melalui youtube atau platfon sejenis dalam berdakwah
dengan menyiapkan konten dakwah.
Dakwah melalui meme, flayer ataupun gambar kreatif yang disuguhi
potongan ayat ataupun hadis juga bisa dilakukan, jika da’i mampu mendisain
bentuk gambar kreatif yang menyentuh ataun menyindir halus dalam rangka
amar ma’ruf nahi mungkar maka akan di lihat dan dibaca oleh
khayalak/publik, lalukan secara rutin dan membidik objek dakwah yang
relevan, semisal sasaran adalah generasi mileneal maka buatlah konten
gambar yang menarik buat mereka dan dengan bahasa gaul yang familiar dan
menarik
3. Kreatif melihat medan dakwah yang beragam, seorang da’i tidak hanya bisa
berdakwah di rumah ibadah tetapi juga dimana orang banyak berkumpul bisa
berdakwah dengan penyampaian yang kreatif dan menarik.
Dakwah pemuda juga bisa disambilkan dengan kegiatan olah raga baik silat
dalam bentuk PANDEKA SURAU, sepak bola, volly dan lain sebagainya.
7. Pendekatan Humanis
Dalam menyampaikan dakwah, gunakan pendekatan humanis yang
mengutamakan kebaikan dan kepentingan ummat. Hal ini akan membuat dakwah
lebih mudah diterima dan diapresiasi oleh masyarakat luas. Meminjam istilah para
Ulama, dakwah yang humanis adalah: dakwah yang merangkul dan bukan
memukul; dakwah yang mengajak dan bukan yang mengejek; serta dakwah yang
mencari teman bukan mencari lawan.
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Sebagaimana kita maklumi bahwa metode dakwah dilihat dari sarana penyampaianya
terdiri dari dakwah bil al lisan (dakwah dengan lisan/perkataan/ceramah), dakwah bil al qalam
(dakwah dengan pena/tulisan) dan dakwah bil al hal (dakwah dengan keteladanan dan contoh
langsung Dilihat dari sisi pendekatan dakwah bisa dilakukan melalui fardiyah/pribadi,
dakwah Ammah/umum serta dakwah khassah/khusus dalam bentuk majlis terbatas yang
bersifat bersambung dengan tema yang jelas dan memiliki kurikulum. Dilihat dari kreatifitas
dakwah bisa dilakukan secara kreatif dari sisi bahasa, konten yang menarik, media serta trik
penyampaian yang lugas,elegan dan dengan bahasa yang mudah dipahami. Dikaitkan dengan
masa pandemi Covid 19, dengan situasi “new normal” dimana sarana berinteraksi sosial telah
dominan dilakukan melalui daring/on line dan semakin tingginya penggunaan internet dan
media sosial, maka
1. Menata Niat
7. Pendekatan Humanis
Kenyataannya sampai saat ini masih sering terjadi dalam masyarakat bentuk aktifitas dakwah
yang monoton, yakni proses dakwah dengan segala loyalitasnya masih cenderung berandaiandai
pada masa lalu yang kurang relevan dengan kondisi saat ini. Ahmad Anas, Paradigma Dakwah
Kontemporer; Aplikasi, Teoritis dan Prakiis, Dakwah sebagai Solusi Problematika Kekinian,
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006, h.110
Suhandang, Managemen Pers Dakwah dari Perencanaan hingga Pengawasan, Bandung: Marja, 2007, h.
80.
Kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prisip Dakwah Bil Qalam dalam Alquran (Bandung:
Teraju 2004), h. 110
Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran , Jakarta: Prenada Media Group kerjasama UIN
Jakarta, 2005), h. 22