Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

KEMASAN DAKWAH YANG IDEAL BAGI KEHIDUPAN


Disusun untuk memenuhi mata kuliah filsafat dakwah
Dosen pengampu: Abdul Hamzah Haz, M.Sos

Disusun Oleh :
Kelompok 12

Nurfauziyyah Rofi’ah 2241040047


Sartini 2241040062
Roni Firgasa 2241040060

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
TAHUN 2023 M/ 144H
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan makalah kami tentang "Kemasan Dakwah Yang
Ideal Bagi Kehidupan".

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah kami ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
makalah kami.

Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Bandar Lampung, 1 Desember 2022

Kelompok 12
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................................2

DAFTAR ISI........................................................................................................................................................3

BAB I...................................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN............................................................................................................................................4

A. Latar Belakang.......................................................................................................................................4

B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................5

C. Tujuan....................................................................................................................................................5

BAB II..................................................................................................................................................................6

PEMBAHASAN..........................................................................................................................................6

A. Dakwah kreatif dalam konteks kekinian dan kedisinian........................................................................6

B. Tips kemasan dakwah yang ideal dan menarik......................................................................................9

BAB III...............................................................................................................................................................12

PENUTUPAN................................................................................................................................................12

A. Kesimpulan..........................................................................................................................................12

B. Saran....................................................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................................14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi saat ini telah mengalami kemajuan yang sangat
pesat. Beragam media komunikasi bersaing dalam memberikan informasi tanpa batas. Dunia
kini dan sedang berubah, bergulir dalam proses revolusi informasi dan komunikasi yang
melahirkan peradaban baru, sehingga mempermudah manusia untuk saling berhubungan serta
meningkatkan mobilitas sosial. Tak pelak, masyarakat saat ini telah berubah menjadi
masyarakat yang sangat bergantung pada teknologi.

Perkembangan ini tidak selalu membawa dampak positif dalam kehidupan manusia,
bahkan sebagian kaum akademisi dan para pakar justru mengkhawatirkan dampak negatif
yang dibawa arus kemajuan teknologi informasi saat inl. Di sisi lain, hal ini dapat menjadi
media efektif untuk perbaikan atau pemaslahatan manusia ke arah yang lebih baik dan maju.
Termasuk menjadi media efektif dalam pengembangan agama (Islam) atau secara khusus
pengembangan dakwah.

Dakwah Islam dalam perkembangannya mengalami dinamika yang beragam, baik


yang ditentukan oleh subyek dakwah (da'i) maupun realitas obyek (mad’u) Gerakan dakwah
saat ini dan yang akan datang dihadapkan pada kondisi social yang berkembang sehingga
secara otomatis menuntut pola pengembangan gerakan dakwah yang sistematis, baik secara
teoritis maupun secara aplikatif1. Dakwah merupakan instrumen penting bagi umat Islam saat
ini, dikala manusia modem dilanda kegersangan spiritual, dekadensi moral, rapuhnya akhlak,
korupsi dan manipulasi yang merajalela, ketimpangan sosial, kerusuhan, serta krisis
kemanusiaan yang lainnya. Ironisnya, ranah dakwah hanya berputar-putar pada
bentuk/metode dakwah melalui mimbar (bil khitabah) dan sedikit saja dakwah melalui
aplikasi ajaran dalam kehidupan yang nyata (dakwah bil hal). Sementara masih sangat jarang

1
Kenyataannya sampai saat ini masih sering terjadi dalam masyarakat bentuk aktifitas
dakwah yang monoton, yakni proses dakwah dengan segala loyalitasnya masih cenderung
berandaiandai pada masa lalu yang kurang relevan dengan kondisi saat ini. Ahmad Anas,
Paradigma Dakwah Kontemporer; Aplikasi, Teoritis dan Prakiis, Dakwah sebagai Solusi
Problematika Kekinian, Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006, h.110
pemberdayaan dakwah melalui tulisan (dakwah bil qalam) pada media cetak khususnya,
kecuali dilakukan oleh segelintir orang saja. Padahal, efektifitas dakwah melalui tulisan
sangat baik saat ini dibanding dakwah melalui mimbar, dimana manusia modern sudah
semakin sulit untuk menyiapkan waktu mendengarkan ceramah agama atau dakwah mimbar.

Dakwah dengan pena bisa menjadi sebuah kekuatan Islam untuk meningkatkan
pengetahuan dan pengamalan umat tentang kompleksitas ajaran. Juga dapat menjadi "pedang
jihad" dalam melawan musuh-musuh Islam. Kustadi Suhandang berpendapat bahwa melalui
aktifitas jurnalis, komunikator dapat mengubah sikap, sifat, pendapat dan perilaku ke arah
yang diinginkan.2

Jurnalistik islami atau jurnalistik dakwah adalah proses meliput, mengolah dan
menyebarluaskan berbagai peristiwa dengan muatan nilai-nilai Islam dengan mematuhi
kaidah-kaidah jurnalistik dan norma-norma yang bersumber dari Alquran dan
Sunnah.3Jurnalistik Islami memiliki peluang strategis membangun opini masyarakat yang
berorientasi pada pemberitaan tentang ajaran Al-Qur'an dan Sunnah sebagai sumber stimulus
memperbaiki aqidah, syariah dan akhlaq4.Ini menjadi peluang bagi jurnalis Islam dalam
pengembangan dakwah masa depan

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dakwah kreatif dalam konteks kekinian dan kedisinian
2. Apa saja tips kemasan dakwah yang ideal dan menarik

C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami dakwah kreatif dalam konteks kekinian dan kedisinian
2. Mengetahui dan memahami tips kemasan dakwah yang ideal dan menarik
2
Suhandang, Managemen Pers Dakwah dari Perencanaan hingga Pengawasan, Bandung:
Marja, 2007, h. 80.
3
Kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prisip Dakwah Bil Qalam dalam
Alquran (Bandung: Teraju 2004), h. 110

4
Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran , Jakarta: Prenada Media Group kerjasama
UIN Jakarta, 2005), h. 22
BAB II

PEMBAHASAN

A. Dakwah kreatif dalam konteks kekinian dan kedisinian


Sebagaimana kita maklumi bahwa metode dakwah dilihat dari sarana
penyampaianya terdiri dari dakwah bil al lisan (dakwah dengan lisan/perkataan/ceramah),
dakwah bil al qalam (dakwah dengan pena/tulisan) dan dakwah bil al hal (dakwah dengan
keteladanan dan contoh langsung
Dilihat dari sisi pendekatan dakwah bisa dilakukan melalui fardiyah/pribadi,
dakwah Ammah/umum serta dakwah khassah/khusus dalam bentuk majlis terbatas yang
bersifat bersambung dengan tema yang jelas dan memiliki kurikulum.
Dilihat dari kreatifitas dakwah bisa dilakukan secara kreatif dari sisi bahasa,
konten yang menarik, media serta trik penyampaian yang lugas,elegan dan dengan bahasa
yang mudah dipahami. Dikaitkan dengan masa pandemi Covid 19, dengan situasi “new
normal” dimana sarana berinteraksi sosial telah dominan dilakukan melalui daring/on line
dan semakin tingginya penggunaan internet dan media sosial, maka

Dakwah kreatif bisa dioptimalkan sebagai berikut :

1. Kreatif dari sisi penyampaian baik secara lisan/ceramah maupun


tulisan/gambar/flayer dan juga kreatif dari sisi pendekatan sehingga dakwah
mudah diterima dan dicerna para mad’u/objek dakwah Dalam hal ini apa yang
dicontohkan oleh Aa Gym dengan dakwah menejemen qalbu, dakwah ust
Salim fillah, ust orange, muzammil hasballah dengan suara merdunya dan
gaya menarik generasi muda.

Begitu juga dakwah kreatif dapat dilihat dari sosok pribadi Gamal Albinsaid,
M.Biomed. adalah seorang dokter, wirausahawan sosial, dan CEO Indonesia
Medika. Ia menggagas berdirinya Klinik Asuransi Sampah dan Bank Sampah,
dimana dengan kreatifitas ia melakukan berbagai terobosan menarik terhadap
dakwah untuk peduli lingkungan dan berbagai pelatihan dan seminar yang
berisi konten dakwah sehingga anak-anak mileneal menjadi terinspirasi dan
menjadikan Gamal sebagai idola anak muda yang kreatif tetapi taat beragama.

Betapa tidak Gamal telah berprestasi sejak kecil, Gamal Albinsaid tak hanya
untuk dirinya. Dengan konsep sampahnya orang miskin bisa tertolong
hidupnya, dokter muda ini pun terus berinovasi dan dikenal sebagai
entrepreneur sosial kebangggaan Indonesia. Gamal bukanlah orang
sembarangan, semasa kuliah ia telah meraih 12 penghargaan ilmiah dari
berbagai universitas di Tanah Air. Tak hanya itu, dia meraih penghargaan
HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Prize 2014 yang
diselenggarai oleh University of Cambridge, Inggris, dan Unilever.

2. Kreatif dari sisi pemanfatan kemajuan teknologi, dari sisi ini dakwah kreatif
bisa dilakukan dengan :

Membuat konten vidio kreatif dengan vidio profesional ataupun vlog pribadi
yang berisi bahan ceramah yang menarik, dalam hal ini seorang da’i
sesungguhnya bisa berdakwah hanya didepan HP dan meng aploud nya di you
tube , WA, FB ataupun media sosial lainya, jadi sesungguhnya untuk
berdakwah hari ini sangatlah mudah dan tidak perlu menemui jamaah, cukup
menyiapkan bahan yang menarik, padat, sesuaikan tema dan objek dakwah
lalu rekam dan sebarkan via media internet.

Sebagaimana berbagai chanel youtube yang telah dibuat oleh para asatiz
nasional seperti ustaz Abdul Somad (UAS), ust Adi Hidayat, dan lainya
sangatlah menunjang gerakan dakwah ditengah ummat sehingga nasrul fikrah
islamiyah/ penyebaran fikrah islam semakin luas ditengah masyarakat bahkan
kalangan preman yang tidak pernah ke mesjid bisa di dakwahi dengan hanya
mereka menonton youtube, oleh karena itu para ustaz/ustazah agar melirik
peluang dakwah melalui youtube atau platfon sejenis dalam berdakwah
dengan menyiapkan konten dakwah.
Dakwah melalui meme, flayer ataupun gambar kreatif yang disuguhi
potongan ayat ataupun hadis juga bisa dilakukan, jika da’i mampu mendisain
bentuk gambar kreatif yang menyentuh ataun menyindir halus dalam rangka
amar ma’ruf nahi mungkar maka akan di lihat dan dibaca oleh
khayalak/publik, lalukan secara rutin dan membidik objek dakwah yang
relevan, semisal sasaran adalah generasi mileneal maka buatlah konten
gambar yang menarik buat mereka dan dengan bahasa gaul yang familiar dan
menarik

3. Kreatif melihat medan dakwah yang beragam, seorang da’i tidak hanya bisa
berdakwah di rumah ibadah tetapi juga dimana orang banyak berkumpul bisa
berdakwah dengan penyampaian yang kreatif dan menarik.

Apalagi di ranah minang dimana para pemuda dan preman pengangguran


menjadikan lapau sebagai tempat nongkrong ataupun diberbagai klub olah
raga, maka tidak ada salahnya seorang da’i menggagas berdirinya majlis
ataupun komunitas pengajian yang berpusat di lapau, sebagaimana digagas
oleh seorang da’i di kecamatan Kamang Magek Kab Agam dengan
mendirikan komunitas “LAPAU SURAU GURAU”, dimana para pemuda dan
sopir angkot yang sering nongkrong di lapau dikumpulkan secara rutin,
mereka didakwahi dengan konten yang sesuai kadar ilmu dan pemahaman
mereka oleh ustaz dan tokoh masyarakat secara bergantian.

Dakwah pemuda juga bisa disambilkan dengan kegiatan olah raga baik silat
dalam bentuk PANDEKA SURAU, sepak bola, volly dan lain sebagainya.

4. Kreatif melihat kecendrungan mulai tumbuhnya kesadaran masyarakat untuk


menghafal qur’an dimana hari ini tumbuh subuh pondok tahfizh, surau tahfiz
dan berbagai kursus tahfizh qur’an, para da’i bisa menangkap peluang ini
untuk membentuk HALAQAH QUR’AN, sebagai sarana mendekatkan
masyarakat untuk Alqur’an, menghafal dan menyampaikan materi dakwah
secara rutin dan sistematis.
B. Tips kemasan dakwah yang ideal dan menarik
1. Menata Niat
Kunci pertama dan utama setiap ibadah termasuk dalam dakwah adalah niat
ikhlas mencari ridho Allah SWT. Niat adalah kekuatan spriritual yang sangat
tinggi dalam berdakwah di segala kondisi dan zaman. Tanpa niat ikhlas mencari
ridho Allah SWT, sehebat apapun strategi yang diterapkan, tujuan dakwah tidak
akan tercapai dan bahkan bisa terbengkalai.

2. Gunakan Media Sosial


Memanfaatkan media sosial dalam sebagai platform untuk dakwah menjadi
strategi yang tidak dapat dihindari saat ini. Dalam era digital ini, media sosial
seperti Facebook, Instagram, TikTok, Twitter, YouTube dan media sosial lainnya
menjadi sarana yang efektif dan efisien untuk menyampaikan pesan dakwah untuk
semua strata, kalangan dan usia. Termasuk kaum milenial.

3. Perhatikan Isi dan Kemasan


Di era kekinian, isi dan kemasan dakwah sama pentingnya. Isi tanpa kemasan
yang baik kurang menarik, pun demikian kemasan tanpa isi yang baik kurang
bermakna. Isi sebaiknya fokus pada isu-isu penting dan aktual yang sedang
menjadi perhatian masyarakat. Dengan demikian, dakwah akan lebih mudah
diterima karena relevan dengan kebutuhan masyarakat. Sementara kemasan yang
menarik juga menjadi salah satu kunci sukses dakwah. "Pemilihan ilustrasi, video,
dan bentuk kreatif lainnya yang dapat menarik perhatian masyarakat menjadi
salah satu modal utama tersampaikannya pesan dakwah secara maksimal," jelas
Prof Taufiq.

4. Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami


Memilah dan memilih bahasa yang mudah dipahami sesuai dengan segmentasi
usia dan kalangan harus menjadi strategi lain yang harus diperhatikan.
Penggunaan bahasa yang dekat dengan keseharian masyarakat penting untuk
memastikan pesan dakwah sampai kepada seluruh lapisan masyarakat. Termasuk
generasi muda yang cenderung lebih familiar dengan bahasa yang santai dan tidak
kaku.

5. Toleransi dan Keberagaman


Salah satu prinsip dakwah Islam semesta adalah menghargai toleransi dan
keberagaman. Strategi dakwah disini mengajak masyarakat dengan
mengedepankan prinsip- prinsip saling menghargai berbagai keberagaman dalam
menebarkan kebaikan, kebenaran, kedamaian dan kasih sayang antar sesama
manusia. "Tentunya dengan tidak mengorbankan prinsip-prinsip aqidah.
Bukankah kita tahu bahwa esensi dakwah adalah untuk semua makhluk di alam
semesta," ucapnya.

6. Belajar Kolaborasi dengan Para Ulama dan Ahli


Untuk memperkaya materi dakwah, belajar dan kolaborasi dengan para Ulama
dan ahli di berbagai bidang. Hal ini akan memperkuat kapasitas dakwah dan
meningkatkan kualitas isi dakwah yang akan disampaikan kepada masyarakat.
Bahkan, dalam berdakwah, jangan ragu untuk belajar dengan siapapun. Termasuk
dengan komunitas lintas agama dan lintas budaya agar pesan kebaikan serta
kebenaran lebih mudah dan luas jangkauannya.

7. Pendekatan Humanis
Dalam menyampaikan dakwah, gunakan pendekatan humanis yang
mengutamakan kebaikan dan kepentingan ummat. Hal ini akan membuat dakwah
lebih mudah diterima dan diapresiasi oleh masyarakat luas. Meminjam istilah para
Ulama, dakwah yang humanis adalah: dakwah yang merangkul dan bukan
memukul; dakwah yang mengajak dan bukan yang mengejek; serta dakwah yang
mencari teman bukan mencari lawan.

8. Evaluasi dan Terus Berinovasi


Dalam setiap kegiatan, evaluasi dan terus belajar yang diikuti dengan Inovasi
menjadi hal penting harus dilakukan. Dalam dakwah, selalu ada ruang untuk
perbaikan dan pembelajaran. Hal-hal yang baik dalam dakwah sebelumnya
ditingkatkan. Yang masih kurang perlu diperbaiki melalui improvisasi. "Teruslah
berinovasi dalam menyampaikan dakwah melalui metode, strategi, teknik maupun
pendekatan baru yang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi. Inovasi
dalam dakwah akan membuat pesan Islam semakin menarik di hati dan relevan
membumi bagi masyarakat," tutur Prof Taufiq.

9. Konsisten dan Sabar dalam Bingkai Doa


Terakhir, dakwah adalah proses yang panjang dan membutuhkan konsistensi dan
kesabaran ekstra tinggi. Oleh karena itu, jangan mudah putus asa ketika
menghadapi tantangan dan hambatan. Tetaplah konsisten dan sabar dalam
menyampaikan dakwah. Jadilah teladan yang baik. Lebih penting lagi, sebaik
apapun strategi dalam berdakwah, tanpa pertolongan Allah SWT, dakwah tidak
akan terlaksana dan tujuan mustahil tercapai. Oleh sebab itu, konsisten dan sabar
dalam bingkai do’a yang istiqamah menjadi salah satu tanda besar akan datangnya
kemudahan. Juga pertolongan Allah SWT dalam mencapai suksesnya dakwah.
BAB III

PENUTUPAN

A. Kesimpulan
Sebagaimana kita maklumi bahwa metode dakwah dilihat dari sarana penyampaianya
terdiri dari dakwah bil al lisan (dakwah dengan lisan/perkataan/ceramah), dakwah bil al qalam
(dakwah dengan pena/tulisan) dan dakwah bil al hal (dakwah dengan keteladanan dan contoh
langsung Dilihat dari sisi pendekatan dakwah bisa dilakukan melalui fardiyah/pribadi,
dakwah Ammah/umum serta dakwah khassah/khusus dalam bentuk majlis terbatas yang
bersifat bersambung dengan tema yang jelas dan memiliki kurikulum. Dilihat dari kreatifitas
dakwah bisa dilakukan secara kreatif dari sisi bahasa, konten yang menarik, media serta trik
penyampaian yang lugas,elegan dan dengan bahasa yang mudah dipahami. Dikaitkan dengan
masa pandemi Covid 19, dengan situasi “new normal” dimana sarana berinteraksi sosial telah
dominan dilakukan melalui daring/on line dan semakin tingginya penggunaan internet dan
media sosial, maka

1. Menata Niat

2. Gunakan Media Sosial

3. Perhatikan Isi dan Kemasan

4. Gunakan Bahasa yang Mudah Dipahami

5. Toleransi dan Keberagaman

6. Belajar Kolaborasi dengan Para Ulama dan Ahli

7. Pendekatan Humanis

8. Evaluasi dan Terus Berinovasi

9. Konsisten dan Sabar dalam Bingkai Doa


B. Saran
Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami mohon maaf apabila ada kesalahan ejaan dalam penulisan
kata dan kalimat yang kurang jelas. Kami hanyalah manusia biasa yang tak luput dari
kesalahan dan kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.
DAFTAR PUSTAKA

Kenyataannya sampai saat ini masih sering terjadi dalam masyarakat bentuk aktifitas dakwah
yang monoton, yakni proses dakwah dengan segala loyalitasnya masih cenderung berandaiandai
pada masa lalu yang kurang relevan dengan kondisi saat ini. Ahmad Anas, Paradigma Dakwah
Kontemporer; Aplikasi, Teoritis dan Prakiis, Dakwah sebagai Solusi Problematika Kekinian,
Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2006, h.110

Suhandang, Managemen Pers Dakwah dari Perencanaan hingga Pengawasan, Bandung: Marja, 2007, h.
80.

Kasman, Jurnalisme Universal: Menelusuri Prinsip-Prisip Dakwah Bil Qalam dalam Alquran (Bandung:
Teraju 2004), h. 110

Mufid, Komunikasi dan Regulasi Penyiaran , Jakarta: Prenada Media Group kerjasama UIN
Jakarta, 2005), h. 22

Anda mungkin juga menyukai