Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“DAKWAH BILHALAL MELALUI PENGEMBANGAN

DAN PENERAPAN IPTEKS”

Disusun oleh :

Kelas 4B Keperawatan

Kelompok 9

1. Musdalifa Tonote 2101071


2. Sri Intan Van Gobel 2101032

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

UNUVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga penulis diberikan
kesehatan yang luar biasa untuk menyelesaikan tugas makalah ini tentang “dakwah bilhalal
melalui pengembangan dan penerapan IPTEKS untuk memenuhi mata kuliah AIK.

Dalam penyelesaian makalah,penulis banyak mengalami kesulitan namun berkat bimbingan


dari berbagai pihak akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga dengan makalah ini kita
dapat menambah ilmu pengetahuan serta wawasan kita semuanya. Penulis menyadari bahwa
makalah ini banyak kekurang. Oleh karena itu,penulis mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca.

Manado, 19 Maret 2023

Penyusun
Kelompok 9

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dakwah islam adalah suatu istilah yang dipahami sebagai aktivitas penyampaian pesan
illahi kepada umat manusia, karena dalam dakwah islam terjadi sebuah proses penyampaian ajaran
agama, baik yang bersufat laranfan maupun yang bersifat peruntah dan anjuran dari sang pencipta.
ilahiah kepada umat manusia.

 Masuknya berbagai ajaran atau pemahaman yang tidak relevan dengan nilai-nilai agama,yang


cenderung membuat agama menjadi tidak berdaya dan tang lebih lagi ketika agama tidak lagi
dijadikan sebagai pedoman hidup dalam berbagai bidang. Tentu saja keadaan seperti ini dapt
berpengaruh apabila pemeluk agama gagal untuk memberikan sesuatu peradaban alternatif yang
benar dan dituntut oleh setiap perubahan sosial yang terjadi.

Dakwah dalam bentuk pengembangan masyarakat dan memperdayakan masyarakat adalah


proses dari serangkaian kegiatan yang mengarah pada peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan
masyarakat. Dalam hal ini dakwah setidaknya ditempuh karena paling mendasar dan mendesak,
dakwah dalam bentuk aksi-aksi nyata. Oleh karena itu untuk mendukung dakwah islamiyah perlu
adanya satu lembaga khusus yang bertugas dalam bidang dakwah islamiyah berdasarkan asas

4
keimanan dan persaudaraan tanpa adanya organisasi dan lembaga dakwah, dakwah islamiya tidak
dapat berjalan dengan baik bahkan kemungkinan besar akan berhenti sama sekali.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dakwah bil hal?

2.. Apa hadits-hadits yang menjelaskan mengenai dakwah bil hal?

3. Bagaimana penerapan dakwah bil hal pada masa kini?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan pengertian dakwah bil hal.


2. Menjelaskan hadits-hadits mengenai dakwah bil hal.
3. Menjelas bagaimana penerapan dakwah bil hal pada masa kini.

5
BAB II

PEMABAHASAN

2.1 Pengertian Dakwah Bil Hal

Secara etimologi dakwah bil hal merupakan gabungan dari kata dua kata yaitu: kata
dakwah al- Hal. dua kata yaitu kata dakwah dan al- Hal. Kata dakwah artinya menyeru,
memenaggil. Sedangkan Haal. Kata dakwah artinya menyeru, memanggil. Sedangkan kata al Haal
berarti keadaan . Jika dua kata tadi dihubungkan maka dakwah bil hal mengandung arti
“memanggil, menyeru dengan menggunakan keadaan,atau menyeru,mengajak dengan perbuatan
nyata.

Sedangkan secara termonologis dakwah mengandung pengertian: mendorong manusia


agar berbuat kebajikan dan menuntut pada petunjuk, menyeru mereka berbuat kebajikan dan
melarang mereka dari perbuatan munkar agar mereka mendapatkan kebahagian dunia akhirat.
Dengan demikian dakwah bil hal adalah: memanggil, menyeru manusia kejalan Alllah SWT untuk
kebahagian dunia akhirat dengan menggunakan keadaan manusia yang didakwahi atau
memanggil ke jalan Allah untuk kebahagiaan manusia dunia dan akhirat dengan perbuatan nyata
yang sesuai dengan keadaan manusia. Dakwah bil al-hal adalah dakwah dengan perbuatan nyata
seperti yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, terbukti bahwa pertama kali tiba di Madinah yang
dilakukan adalah pembangunan Masjid Quba, mempersatukan kaum Anshor dan Muhajirin
dalam ikatan ukhuwah islamiyah dan seterusnya .

6
Dakwah bi hal merupakan aktivitas dakwah Islam yang dilakukan dengan tindakan nyata
atau amal nyata terhadap kebutuhan penerima dakwah. sehingga tindakan nyata tersebut sesuai
dengan apa yang dibutuhkan oleh penerima dakwah. Misalnya dakwah dengan membangun rumah
sakit untuk keperluan masyarakat sekitar yang membutuhkan keberadaan rumah sakit
Melaksanakan dakwah bukan hanya berpusat di masjid-masjid, di forum-forum diskusi,
pengajian, dan semacamnya. Dakwah harus mengalami desentralisasi kegiatan. Ia harus berada
di bawah, di pemukiman kumuh, di rumah sakit-rumah sakit, di teater-teater, di studio-studio
film, musik, di kapal laut, kapal terbang, di pusat-pusat perdagangan, ketenagakerjaan, di pabrik-
pabrik, di tempat-tempat gedung pencakar langit, di bank-bank, di pengadilan dan sebagainya.

2.2 Hadis Mengenai Dakwah Bil Hal

Adapun hadis-hadis yang menjelaskan tentang anjuran dakwah bil hal yaitu sebagai berikut:

“Tidaklah seorang nabi yang diutus Allah dari umat sebelumku, kecuali dari umatnya
terdapat orang-orang hawariyun (para pembela dan pengikut) yang melaksanakan sunnahnya
serta melaksanakan perintah-perintahnya. Kemudian, datang generasi setelah mereka; mereka
mengatakan sesuatu yang tidak mereka kerjakan dan mereka mengerjakan sesuatu yang tidak
diperintahkan. Oleh karena itu, siapa yang berjihad terhadap mereka dengan tangannya, maka ia
adalah orang mukmin, siapa yang berjihad melawan mereka dengan lisannya, maka ia adalah
orang mukmin. Dan siapa yang berjihad melawan mereka dengan hatinya, maka ia adalah orang
mukmin. sedangkan dibawah itu semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi.
( H.R Muslimin).”

2.3 Penerapan Dakwah Bil Hal Dalam Umat Islam

Sejak agama Islam masuk ke wilayah Indonesia pada abad ke VIII agama Islam telah
mengalami pasang surut. Perkembangan Islam di Nusantara diawali dengan munculnya kerajaan-
kerajaan Islam, seperti: kerajaan Samudera Pasai dan Perlak. Selanjutnya Islam melebarkan

7
sayapnya ke berbagai penjuru Nusantara. Selanjutnya Islam mengalami kemunduran pada saat
Indonesia dijajah oleh Belanda dimana aktivitas umat Islam terpasung. Politik Belanda terhadap
Islam dilandasi dengan rasa curiga dan takut sehingga dengan cermat mereka mengawasi segala
sesuatu yang berbau Islam. Kolonialisme tersebut meninggalkan jejak negatif yang panjang dalam
perkembangan sosial, kultural, dan ekonomi masyarakat Indonesia, bahkan sampai sekarang.

Secara realitas menunjukkan bahwa kualitas ummat islam indonesia belum membanggakan dari
berbagai segi kehidupan, permasalahan-permasalahan ummat islam semakin kompleks baik
permasalahan pendidikan, ekonomi, sosial budaya dan sebagainya. K.H. Badruddin Hsubki mencoba
mrumuskan berbagai persoalan ummat islam di Indonesia sebagai berikut:

1. Keterbelakangan sosial ekonomi

2. Keterbelakangan dalam bidang pendidikan

3. Lemahnya etos kerja ummat islam. Etos kerja ini menyangkut penerapan disiplin, penghargaan
terhadap waktu, penentuan orientasi kedepan dan kemampuan kerja keras dengan penuh semangat

4. B elum terealisasinya ukhuwah islamiah

solasi diri ummat islam terhadap pergaulan dunia Melihat persoalan ummat islam diatas, maka
dakwah islam harus dilakukan upaya yang serius dan butuh adanya kerja nyata yang mampu menimbulkan
perubahan- perubahan sosial kemasyarakatan dan mampu memberikan solusi bagi permasalahan umat.
Dalam bidang ekonomi, menurut catatan resmi tahun 1993 jumlah penduduk yang hidup dibawah garis
kemiskinan berjumlah 27 juta jiwa. Dan setelahnya, tahun 2002 terjadi krisis ekonomi yang diikuti dengan
berbagai krisis dibidang lain. Ironisnya ummat islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia merekalah
yang terbanyak berada dibawah garis kemiskinan tersebut. Kelemahan-kelemahan ummat islam di bidang
ekonomi kiranya tak lepas dari kebijakansanaan pemerintah dalam ekonomi yang lebih berorientasi pada
kalangan atas, misalnya: kredit bank bagi pengusaha kecil hanya diberikan kepada mereka yang beraset 20
juta. Memasuki pecaturan ekonomi pada dasawarsa 1980-an suasana berubah.

Lemahnya etos kerja ummat islam hampir melingkupi sebagian besar ummat islam. Hal ini
kemungkinan disebabkan orientasi keakhiratan yang lebih mendominasi pemikiran ummat islam,
sehingga gairah untuk kerja (urusan keduniaan berkurang) padahal Al Qur’an telah menjelaskan
bahwa antara akhirat dan dunia harus seimbang.

8
Permasalahan yang dihadapi umat Islam Indonesia pada dasarnya sudah dipahami dan
dimengerti sejak lama, berbagai organisasi telah mencoba menjawab berbagai persoalan tersebut.
Muhamadiyah telah mendirikan sekolah-sekolah, madrasah-madrasah, rumah sakit, surat kabar
dan majalah. Begitu juga dengan NU telah mendirikan pesantren-pesantrennya dan berbagai
organisasi Islam lainnya. Banyak muncul organisasi-organisasi keislaman yang muncul yang
mereka bekerja untuk dakwah juga pribadi-pribadi yang secara individual melaksanakan dakwah
bil hal. Kerja dakwah yang telah dilakukan juga sudah cukup beragam, seperti munculnya:
perbankan- perbankan syari’ah, dompet dhu’afa’ dan pundi amal yang dilakukan oleh stasiun TV
dalam rangka mengumpulkan dana untuk kepentingan ummat, munculnya majalah-majalah
bernuansa islam, acara-acara islami di TV dan sebagainya. Meskipun berbagai persoalan telah
ditangani nampaknya persoalan umat yang begitu banyak masih menuntut kerja ekstra umat
Islam. Sekarang kita patut bergembira karena telah banyak muncul organisasi-organisasi ke-
Islaman yang bekerja untuk dakwah juga pribadi-pribadi yang secara individual melaksanakan
dakwah bil hal. Yang mana dakwah ini telah banyak bekerja misalnya: munculnya perbankkan-
perbankkan Syari’ah, dompet Dhua’fah, dan pundi amal ynag dilakukan oleh stasiun TV dalam
rangka mengumpulkan dana untuk kepentingan umat, munculnya majalah-majalah bernuansa
Islam, dan lain sebagainya.

Namun demikian, kiranya perlu digalakkan kembali Ukhuwah Islamiyah dalam bentuk kerja
sama antar berbagai organisasi keagamaan atau pribadi-pribadi yang berkecimpung dalam bidang
dakwah sehingga akan ada perkembangan kerja antara masing-masing yang dimaksudkan agar
lahan dakwah tergarap secara merata.

Kemajuan IPTEK pada era globalisasi ini pasti akan mewarnai pembangunan yang
membawa fenomena. Batas-batas system nasional disemua Negara hampir hilang dan orang
diseluruh dunia saling mempengaruhi meskipun tidak bertemu muka. Globalisasi merupakan hasil
dari kemajuan IPTEK sebagai kelanjutan dari revolusi industri., memang telah banyak
memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan manusia. Namun disisi lain manusia
semakin tidak tenteram dan tidak ada kedamaian dalam kehidupannya akibat dari perasaan cemas
dari dampak negative yang ditimbulkan oleh globalisasi. Dimana bencana dan bahaya setiap saat
dapat mengancam kehidupan mereka.

9
2.4 Setiap Muslim adalah Da’i

Kita adalah da’i sebelum menjadi apapun”. Dari kalimat tersebut dapat kita simpulkan bahwa
pada dasarnya, kita adalah seorang da’i sebelum kita menjabat suatu profesi apapun. Perkataan Hassan
Al-Banna tersebut dapat menjadi cerminan, bahwa pada hakikatnya, seorang muslim adalah pendakwah.
Ketika seseorang menuntut ilmu dan memiliki pengetahuan, saat itu pula ia memiliki kewajiban untuk
menyebarluaskan ilmu yang dimilikinya tersebut. Ketika seseorang sadar bahwa ia telah memiliki bekal
untuk mengamalkan sunnah, saat itu pula ia berkewajiban menyeru orang lain kepada Islam. Banyak hal
yang dapat kita lakukan untuk mengaktualisasikan amanah dalam kita menjadi seorang da’i, salah satunya
adalah menjadi seorang murobby.

Murobby merupakan sumber atau penyalur ilmu dari sumber untuk disampaikan dan dipahamkan
kepada mad’u atau sang murobby. Sebab itulah peranan murobby sangat mempengaruhi
keberlangsungan serta output dari kegiatan tarbiyah. Sebagai simpul dakwah terhadap ja ma’ah, seorang
murobby dituntut memikirkan kegiatan dakwah dengan segenap perhatiannya. Untuk menjadi seorang
murobby idaman, kita hendaknya memperhatikan beberapa hal, seperti ruhiyah. Ruhiyah adalah dasar
keberhasilan dakwah. Jika ruhiyah terabaikan, sebagus apapun retorika dakwah kita dan pemahaman kita
terhadap kondisi mad’u semuanya akan sia-sia.

Seorang murobby harus memiliki niat yang ikhlas. Ikhlas karena Allah Ta’ala semata, membuang
jauh-jauh tendensi untuk mencari popularitas atau pujian apalagi niatnya adalah untuk mencari pengikut
yang banyak. Niat yang ikhlas karena Allah Ta’ala bermaknaseorang murobby melakukan tarbiyah untuk
mendekatkan diri (taqarrub) kepada Allah subuhanahu wa ta’ala , memperbaiki hamba-Nya dan
mengeluarkan mereka dari kegelapan kebodohan dan kemaksiatan menuju cahaya ilmu ketaatan. Niat
yang ikhlas juga akan menggiring seorang murobby melahirkan dakwahnya dari dasar kecintaan kepada
Allah dan untuk agama- Nya, serta kecintaan kepada kebaikan untuk semua manusia. Allah Ta’ala
berfirman yang artinya:

“Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan
kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu
tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh akhirat, kecuali neraka dan
lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah
mereka kerjakan?”” (QS. Hud: 15-16)

10
2.5 Bekerja adalah Dakwah

Di dalam dunia pekerjaan, seorang Muslim adalah bertanggungjawab untuk berdakwah.


Tidak kiralah apa kategori pekerjaan, sama ada bekerja di dalam pejabat yang berhawa dingin, di
tapak pembinaan ladang dan sawah sekalipun, tanggungjawab sebagai Da’i itu terletak di bahu
kita. Kita perlu dakwah di tempat kerja. Ia selaras dengan firman Allah subhanahu wa ta’ala
dalam Surah Ali Imran ayat 110 yang artinya:

“ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf,
dan mencegah daripada yang munkar, dan beriman kepada Allah.”

Usaha berdakwah di tempat kerja ini janganlah disalahartikan dengan pengertian yang
sempit. Dakwah bukan bermaksud untuk mengajak manusia melupakan tanggungjawab bekerja
dan melaksanakan amal ibadah yang spesifik semata-mata. Bekerja itu sendiri merupakan satu
amal ibadah apa lagi jika ianya diniatkan kerana Allah subhanahu wa ta’ala dan dilaksanakan
dengan penuh amanah, fokus dan ikhlas. Usaha dakwah juga jangan ditafsirkan sebagai ‘hendak
tunjuk alim’ atau ‘hendak tunjuk pandai’. Jika begitu, semua orang akan takut untuk berdakwah
kerana seorang Da’i yang memberikan dakwah tidak mau dipandang sebagai penyibuk manakala
yang menerima dakwah pula berasa tidak selaras dan menganggap konteks dakwah itu sebagai
sesuatu yang tidak bermanfaat.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Iptek adalah sarana hidup manusia untuk mampu dengan mudah menguasai dunia. Setiap mu slim
wajib mencari iptek, baik guna meraih kebahagian dunia dan akhirat. Iptek tanpa landasan agama,
tanpa landasan moral, maka akan berdampak tak sekadar dosa, tetapi juga akan berakibat negaif
bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu ilmuwan muslim harus giat agar berada pada garis depan
dalam penguasaan iptek. Sejarah masa keemasan Islam di Timur Tengah membuktikan bahwa
ilmuwan muslim mampu berada di garis depan dalam penguasaan iptek; Oleh sebab itu tiada
kendala bagi ilmuwan muslim masa kini untuk mengulang kembali sukses masa lalu tersebut.
Konsep pengembangan masyarakat islam dapat diserupakan dengan pengembangan prilaku
individu dengan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. pengembangan masyarakat Islam
merupakan model empiris dan aksi sosial dalam bentuk pemberdayaan masyarakat. Model
pengembangan masyarakat Islam ini menunjuk kepada model pemberdayaan tiga potensi dasar
manusia,yaitu potensi fisik,potensi akal dan potensi kalbu.

Kata peranan menurut kajian sosiologis, berarti aspek dinamis dari status, dan status adalah
kedudukan seseorang atau kelompok yang diakui dalam masyarakatnya. Penting peranan penyuluh
agama dalam pengembangan masyarakat secara konseptual, maka perlu menempatkan mereka dalam
konteks atau serba kelembagaan dalam bidang dakwah, sosial, ekonomi, budaya, politik dan
pemerintahan. Mendukung penyuluh agama sehingga dapat berperan dalam pengembangan masyarakat
Islam. Adanya status penyuluh agama yang jelas sebagai pegawai negeri maupun tenaga honorer, adanya
sikap keterbukaan, kerjasama dan toleransi, mendapat penghasilan,memiliki kompetensi yang relatif
memadai dan sesuai dengan kondisi masyarakat.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/389185319/Aik

13

Anda mungkin juga menyukai