Anda di halaman 1dari 10

HAKIKAT PESAN DAKWAH

Disusun guna memenuhi tugas dari Ibu Dra. Maryatin, M. Pd.

Disusun oleh:
- Rodhiatul Marwiyah (43010200155)
- M. Bagus Nur Majid (43010200152)

Komunikasi dan Penyiaran Islam 2022


IAIN Salatiga
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya,
penyusun mampu menyelesaikan tugas makalah dengan tema “Hakikat Manusia
Sebagai Subyek Dan Sasaran Dakwah.” Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas pengetahuan yang kami sajikan Berdasakan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini Disusun oleh
penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun
maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama
pertolongan dari Allah SWT. Akhirnya makalah ini dapat terselesaikan. Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan
pemikiran kepada pembaca khususnya para Mahasiswa Institut Agama Islam
Negeri Salatiga. Kami sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen mata kuliah ini kami meminta
masukannya demi perbaikan pembuatan makalah kami di masa yang akan datang
dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Salatiga, 17 Mei 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Dakwah islam pada dasarnya adalah implementasi keimanan yang


dimanifestasikan pada suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang
kemasyarakatan yang dilaksanakan secraa teratur untuk mempengaruhi cara masa
berfikir, bersikap dan bertindak pada dataran kenyataan individu dan sosiokultural
dalam rangka terwujudnya ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Dakwah bukan
hanya sekedar kata-kata, tetapi ajakan psikologis yang bersumber dari jiwa Da’i.
Hakikat dakwah bisa dilihat dari sang Da’i, bisa juga dari makna yang dipersepsi
oleh masyarakat yang menerima dakwah.

B.  Rumusan Masalah

1.    Hakikat dakwah Islam

2.    Pesan yang terkandung dalam dakwah


BAB II

PEMBAHASAN

A.  Hakikat Dakwah Islam

Dakwah Islam pada hakekatnya merupakan aktualisasi iman yang


dimanifestasikan dalam kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan
yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara berfikir, bersikap dan
bertindak manusia pada dataran kenyataan individu, secara sosio-kultural dalam
rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan.

        Secara sosio-kultural dakwah Islam mengalami dua kemungkinan. Pertama,


dakwah Islam mampu memberikan manfaat terhadap lingkungan masyarakat
sampai terbentuk realitas baru. Kedua, dakwah Islam dipengaruhi oleh perubahan
masyarakat dalam arti eksistensi, corak dan arahnya.

Pada dasarnya hakikat dakwah terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu :

1.    Sebagai aktualisasi fungsi kerisalahan.

     Hakikat dakwah sebagai fungsi kerisalahan, berarti upaya penerusan “tradisi


profetis” kerasulan Muhammad sebagai pembawa risalah Islam kepada seluruh
umat manusia. “Tradisi profetis” tersebut dilakukan oleh umat Islam demi
menyampaikan ajaran-ajaran Islam kepada muslim maupun non muslim sebagai
upaya sosialisasi nilai-nilai Islam yang fitrah.

            Sebagaimana disebutkan diatas bahwa dakwah bagi umat Islam


merupakan jiwa dalam memfungsikan kekhalifahannya di dunia, makan
kekhalifahan manusia muslim tidak akan memiliki apa-apa manakala sebagai
muslim ia tidak melakukan tradisi profetis kerasulan Muhammad.

Dr. Kuntowijoyo dalam paradigma Islam, menyebut bahwa tradisi profetis


ini merupakan pengkondisian situasi historis Nabi ke dalam aktualisasi kehidupan
manusia. Dengan demikian aktualisasi fungsi kerisalahan tersebut mengandung 2
proses transformasi.

Pertama, transformasi nilai (transformation of value) yaitu proses alih niai


dari kejahiliahan (baik yang terdapat pada agama-agama lain non Islam atau
keyakinan lainnya maupun nilai-nilai yang ada pada paham-paham marxisme,
idealisme, materialisme, dan lain-lain) kepada nilai-nilai moral universal Islam.
Maka dakwah adalah upaya pengembangan manusia kepada tatanan budaya dan
peradaban luhur yang dicita-citakan umat manusia.

Kedua, transformasi sosial (transformation of social). Salah satu


kepentingan besar Islam sebagai sebuah ideologi sosial adalah bagaimana
mengubah kondisi masyarakat sesuai dengan cita-cita dan visinya mengenai
transformasi sosial. Dan semua ideologi atau filsafat sosial menghadapi suatu
permasalahan pokok, yakni bagaimana mengubah masyarakat dari kondisinya
eskarang menuju kepada keadaan yang lebih dekat dengan tatanan idealnya.

Hakikat dakwah sebagai aktualisasi rahmatan lil ‘alamin, adalah sebuah


kesatuan yang terpadu dan saling terkait. Aktualisasi kerisalahan yang terkandung
proses transformasi nilai dan transformasi sosial, tidak lain menuju kepada cita-
cita dan tujuan Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin.

2. Sebagai manifestasi Rahmatan lil ‘Alamin

Hakikat dakwah sebagai manifestasi rahmatan lil ‘alamin, berarti upaya


menjadikan islam sebagai sumber konsep bagi manusia di dunia ini dalam meniti
kehidupannya. Artinya, bahwa konsep-konsep Islam tidak sekedar ditujukan bagi
umat Islam semata, melinkan juga untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.

Maka dalam kaitan ini dakwah meliputi upaya : Pertama, menerjemahkan


(menjabarkan) nilai-nilai normatif Islam yang global menjadi konsep-konsep
operasional di segala aspek kehidupan manusia, yakni sosial, budaya, ekonomi,
politik, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kedua, mewujudkan konsep-konsep
tersebut dalam kehidupan aktual, baik pada level individu, keluarga maupun
masyarakat.

Dengan demikian, dilihat dri fungsi kerahmatannya, proses dakwah


Islamiyah akan menghadapi permasalahan-permasalahan, sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia itu sendiri yang menyangkut poleksosbud
(politik, ekonomi, sosial dan budaya) dan iptek yang selalu berubah. Sebab
didalamnya terkait pula perubahan nilai terhadap cara pandang manusia terhadap
cara pandang perubahan-perubahan yang terjadi. Permasalahan-permasalahan
yang terjadi dan dihadapi manusia dalam pergulatannya dengan kehidupan, yang
kemudian dapat melahirkan cara pandang dan nilai yang harus diterapkannya,
tentu tidak dengan sendirinya berjalan ke arah nilai-nilai yang dibawa Islam.
Meskipun kita akui bahwa segala gerak kehidupan di dunia ini merupakan
pemberlakuan akan ayat-ayat Allah dan nilai keiftrahannya seperti kehendak
manusia untuk mengakui adanya Tuhan, kehendak berkasih sayang dan
sebagainya. Akan tetapi jika tidka ada moral normatif yang melandasinya, ia akan
berjalan di rel yang berkelok-kelok tanpa arah yang pasti.

Mahatma Gandhi, dalam bukunya My Religion mengatakan; “Barat


mampu mencapai prestasi besar yang oleh orang lain dianggap kekuasaan Tuhan.
Namun ia tidak mampu merefleksikan dirinya dalam hal kebatinannya. Berat lebih
banyak berjalan pada jalan keterlupaan yang merusakkan jiwa mereka sendiri,
daripada jalan penemuan dirinya. Bila manusia kehilangan jiwa, apa gunanya
penaklukan mereka atas dunia?”

Maka disinilah dakwah memberikan landaan-landaan moral normatif


kepada manusia, untuk dijadikannya sebagai pandangan hidup manusia, untuk
dijadikannya sebagai pandangan hidup manusia dalam transformasi sosial menuju
kepada tatanan masyarakat yang seuai dengan cita-citanya. Oleh karena itu,
dakwak Islamiyah sangat berkepentingan terhadap realitas sosial, bukan unutk
dipahami, tetapi juga berkehendak untuk direalitaskan. Maka tidaklah Islami
misalnya, jika kaum muslimin bersikap acuh tak acuh terhadap kondisi sosial
mayarakatnya sementara tahu bahwa kondisi tersebut mungkar.
Dilihat dari pengertiannya, dakwah sebagai transformasi nilai, maka
dakwah tidak lain merupakan proses komunikasi dari komunikator (da’i) pada
komunikan (obyek dakwah) dengan menyampaikan pesan (nilai-nilai yang ada
dalam ajaran Islam) ntuk dilakukan sehingga terjadi perubahan perilaku.

B. Pesan Yang Terkandung Dalam Dakwah

Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan


adalah sesuatu yang bisa disampaikan dari seesorang kepada orang lain, baik
secara individu maupun kelompok yang dapat berupa buah pikiran, keterangan,
pernyataan dan sebuah sikap.

Pesan dakwah adalah isi pesan komunikasi secara efektif terhadap


penerima dakwah, pada dasarnya materi dakwah Islam, bergantung pada tujuan
dakwah yang dicapai sudah menjadi doktrin dan komitmen bahkan setiap muslim
wajib berdakwah, baik itu secara perorangan atupun dengan orang banyak, oleh
karena itu dakwah harus terus dilakukan.

Pesan dakwah tidak lain adalah Al-Islam yang bersumber kepada Al-
Qur’an dan Al-Hadits sebagai sumber utama yang meliputi aqidah, syari’ah dan
akhlak dengan berbagai macam cabang ilmu yang diperolehnya. Jadi pesan
dakwah atau materi dakwah adalah isi dakwah yang diampaikan da’i kepada
mad’u yang bersumber dari agama Islam. Berikut adalah pesan atau makna dari
dakwah.

1. Dakwah sebagai ajakan.

Dakwah adalah ajakan atau seruan pada nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang
prinsipal, universal dan masih abstrak.

2. Dakwah sebagai tablig.


Dakwah sebagai tablig wujudnya adalah mubalig menyampaikan materi dakwah
(ceramah) kepada umat. Materi dakwah bisa berupa keterangan, informasi, ajaran,
seruan, atau gagasan.

3. Dakwah sebagai pekerjaan menanam.

Dakwah juga mengandung arti mendidik manusia agar mereka bertingkah laku
sesuai dengan nilai-nilai Islam dan menanamkan nilai-nilai ke dalam jiwa
manusia.

4. Dakwah sebagai anjuran kepada al-ma’ruf.

Pesan menyangkut perintah penjabaran nilai-nilai kebaikan dan kebenaran yang


universal dalam kehidupan sehari-hari secara konkrit.

5. Dakwah sebagai pencegahan dari al-munkar.

Pesan yang menyangkut pencegahan dari hal-hal yang memang ditolak dan
ditentang oleh nurani manusia.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dakwah bukan hanya sekedar kata-kata, tetapi ajakan psikologis yang


bersumber dari jiwa Da’i. Dakwah Islam pada hakekatnya merupakan aktualisasi
iman yang dimanifestasikan dalam kegiatan manusia mengusahakan terwujudnya
ajaran Islam dalam semua segi kehidupan. Hakikat dakwah yaitu sebagai
aktualisasi fungsi kerisalahan dan manifestasi rahmatan lil ‘alamin. Pesan makna
yang disampaikan oleh da’i kepada mad’u mempunyai makna diantaranya
mengajak, menyampaikan dan menanam kebaikan, serta mencegah dari hal-hal
yang mungkar.
Daftar Pustaka

Faizah, S.Ag. Ma. Effendi Muchsin, Lc, MA. 2006. Psikologi Dakwah: Kencana.
Jakarta

Arifin Anwar, Prof. Dr. 2011. Dakwah Kontemporer Sebuah Studi Komunikasi:
Graha Ilmu. Yogyakarta.

Bachtiar Wardi, Dr. 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah: Lolos. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai