Anda di halaman 1dari 8

xzUJIAN AKHIR SEMESTER GENAP

TAHUN AKADEMIK 2021-2022


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
Jl.Conge Ngembalrejo Kotak Pos 51 Telp. (0291) 432677 Fax. 4416113 Kudus

Mata Kuliah : Teori-Teori Pengembangan Masyarakat Jenjang : S1 Jam : 1 (Pertama)


Dosen : Nuril Maghfirah, S.E., M.Sc. Bobot : 3 SKS
Hari/Tanggal : Rabu/29 Juni 2022 Ruang : H2
Sifat Ujian : Karya Tulis Ilmiah Kelas : B2PMI

Petunjuk Ujian Akhir Semester (UAS)


1. Ujian Akhir Semester (UAS) dalam bentuk tugas
2. Silahkan kerjakan UAS dengan mengikuti petunjuk dan template yang terlampir
3. Bubuhkan identitas saudara di lembar tugas yang telah saudara buat
4. Bacalah dengan cermat petunjuk pengerjaan tugas sebelum memulai mengerjakan tugas Ujian
Akhir Semester (UAS)
5. Batas akhir pengumpulan tugas maksimal Senin, 04 Juli 2022 melalui link
https://s.id/B2PMIUAS22 dalam bentuk ms. word (.doc)
6. Silahkan berdoa terlebih dahulu sebelum mulai mengerjakan

Ketentuan mengerjakan!
Silahkan buat karya tulis ilmiah berupa paper sederhana sesuai dengan salah satu tema yang ada di
bawah ini:
a. Teori Perubahan dan Resolusi Konflik dalam Pengembangan Masyarakat
b. Manajemen Perubahan
c. Partisipasi Masyarakat dalam Pengembangan Masyarakat
d. Peran Organisasi Sosial, Kepemimpinan, dan Dunia Usaha/Perusahaan dalam
Pengembangan Masyarakat
e. Pengembangan Masyarakat dalam Islam
Paper tersebut ditulis sesuai template yang terlampir bersama lembar soal ini.

Semangat Mengerjakan & Good Luck


PERANAN DAKWAH DALAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT
ISLAM

Nahja Nurul Hidayah

Institut Agama Islam Negeri, Kudus


nahjanurul@gmail.com

Abstrak

Tulisan ini menganalisis tentang bagaimana peranan dakwah dalam pengembangan masyarakat
islam. Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin, dengan kedatangan Islam ke dunia membawa
kedamainan dan ketenangan bagi semua manusia. Konsep Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin itu
berkonsekuensi logis bahwa Islam memberikan solusi bagi semua permasalahan makhluk hidup.
Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjaga dan memelihara lingkungan. Islam mengajarkan
bagaimana pemeluknya menjaga hubungan dengan orang-orang yang berbeda keyakinan
dengannya. Dengan menggunakan metode deskriptif penulis dapat menggambarkan fenomena-
fenomena yang sedang berlangsung dan apa adanya. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini
adalah mengetahui metode pengembangan masyarakat dalam upaya menyebarkan ajaran islam
dengan media dakwah seperti media massa dan nonmedia massa.
Abstract
This paper analyzes the role of proselytizing in the development of Islamic society. Islam is a religion
of rahmatan lil 'alamin, with the arrival of Islam into the world bringing peace and tranquility to all
human beings. The concept of Islam as rahmatan lil 'alamin is a logical consequence that Islam
provides solutions to all problems of living beings. Islam teaches its adherents to protect and
maintain the environment. Islam teaches how its adherents maintain relationships with people of
different faiths with them. Using the descriptive method the author can describe those phenomena
that are ongoing and as they are. The result obtained from this study is to find out the method of
community development in an effort to spread Islamic teachings with proselytizing media such as
mass media and non-mass media.
Kata kunci: Dakwah, pengembangan masyarakat islam, media dakwah.

1. PENDAHULUAN

Islam merupakan agama rahmatan lil ‘alamin, dengan kedatangan Islam ke dunia membawa
kedamainan dan ketenangan bagi semua manusia. Islam mengajarkan pemeluknya untuk menjaga
dan memelihara lingkungan. Islam mengajarkan bagaimana pemeluknya menjaga hubungan
dengan orang-orang yang berbeda keyakinan dengannya. Islam yang kedatangannya membawa
rahmat itu mesti disampaikan ke seluruh pejuru alam. (Dianto, 2018). Dakwah Islam dimulai dari
hal yang sangat sederhana dan bersifat normative sampai berkemabang saat ini dengan
menggunakan berberapa metode dan media dalam berdakwah. Dakwah yang selama ini dilakukan
dengan metode pendekatan ceramah sudah saatnya diubah dengan menggunakan pendekatan-
pendekatan dan strategi dakwah yang lebih substantif (bersifat langsung pada inti persoalan),
objektif (sesuai persoalan objeknya, baik materi maupun mad’u yang dihadapi), efektif
(mempertimbangkan kondisi ruang dan waktu), aktual (mengikuti perkembangan arah dan orientasi
budaya masyarakat) dan faktual (mesti berdasarkan fakta-fakta empirik). (Aripudin, 2012).
Oleh karena itu, untuk menyebarkan ajaran islam kepada seluruh penjuru alam perlu adanya
dakwah seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. pada masa itu, seperti perintah untuk
menjalankan shalat setelah peristiwa isra’ mi’raj. Untuk menyebarkan ajaran islam sekarang bisa
1
dari media sosial seperti instagram, youtube, facebook, dan lain sebagainya. Dengan adanya sosial
media dakwah tentang ajaran islam bisa secara langsung tersebar luas ke penjuru dunia. Dengan
berkembangnya media dakwah yang sangat beragam di masyarakat (misalnya: televisi, internet
dll), maka lebih mudah pula masyarakat untuk memperoleh pencerahan dalam keagamaan tanpa
harus bertatap muka secara langsung dan ketika pemirsa (dalam hal ini mad’u) ingin dialog
interatifpun sudah tersedia fasilitas untuk hal tersebut, tanpa harus bertatap muka secara langsung,
hal ini bisa lebih efektif dan efisien. (Aripudin, 2012). Pengembangan masyarakat Islam (Islamic
Community Development) merupakan sebuah bentuk dakwah dengan sasaran semakin
terberdayakan potensi-potensi yang ada di masyarakat. (Aliyudin, 2009).
2. METODE
Dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yang menggambarkan suatu hasil
penelitian, jenis penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk memberikan deskripsi, penjelasan, juga
validasi mengenai fenomena yang tengah diteliti berdasarkan fakta yang ada dan menggunakan
penelitian kepustakaan (tinjauan pustaka) meneliti mengenai suatu permasalahan lalu
mengaitkannya dengan tulisan-tulisan yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa peran dakwah dalam pengembangan masyarakat melibatkan para
penggagas yang akan memperkuat prinsip-prinsip dasar masyarakat sesuai dengan pedoman Al-
Qur'an dan Sunnah Nabi, dan motivator perawatan individu untuk lingkungan sosial.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pengertian dan Hakikat Dakwah
Kata dakwah telah menjadi kosa kata bahasa Indonesia yang berarti mengajak umat
mempelajari dan mengamalkan ajaran Islam. Aplikasi dalam kehidupan masyarakat, kata dakwah
identik dengan ceramah. Kalau dikatakan ustadz berdakwah, persepsi masyarakat adalah ceramah
agama. (Dianto, 2018). Dakwah Islamiyah berarti mengkomunikasikan ajaran Islam, dalam arti
mengajak dan memanggil umat manusia agar menganut ajaran Islam memberi informasi mengenai
amar makruf dan nahi mungkar, agar dapat tercapai kebahagiaan di dunia dan di akhirat serta
terlaksananya ketentuan Allah. (Suhandang, 2013).
Dakwah adalah mengadakan atau mengajak seruan kepada semua manusia untuk kembali
dan hidup sepanjang ajaran Allah yang benar, dilakukan dengan penuh kebijaksanaan dan nasehat
yang baik. Pengertian dakwah tersebut merupakan penyampaian informasi (Islam) merupakan
substansi dakwah. Penyampaian informasi tersebut bukan saja bertujuan supaya orang mengerti
dan memahami isi suatu informasi, akan tetapi agar orang meyakini dan menundukkan diri pada isi
atau pesan informasi tersebut. Dengan demikian suatu kegiatan dakwah akan berisi kegiatan dan
proses sosialisasi idea dan konsep-konsep serta internalisasi nilai dan kaidah ajaran Islam, sehingga
hal itu termasuk ke dalam kepribadian seseorang. (Farihah, 2013).
Berdasarkan fungsi dakwah menurut Islam bahwa dakwah adalah bagian tak terpisahkan dari
pengalaman keislaman seseorang, maka tindakan dakwah dapat dilakukan dengan berbagai cara
dan media sepanjang hal itu bersesuaian dengan kaidah ajaran Islam. Namun demikian, karena sifat
2
khusus tindakan dakwah, maka hanya tindakan yang berisi ajakan, seruan, panggilan, dan
penyampaian pesan seseorang atau sekelompok orang (organisasi/lembaga) sehingga orang lain
dan masyarakat menjadi muslim yang dapat disebut sebagai tindakan dakwah dalam pengertiannya
yang luas. (Farihah, 2013). Dakwah merupakan perwujudan tugas dan fungsi manusia sebagai
khalifah fi al-ardh yang melekat sejak awal penciptaan manusia. (Aliyudin M. , 2009).
Hakikat dakwah bukan sekedar mengajak manusia agar mereka menerima apa yang
diserukan oleh seorang dai, bukan pula kepintaran seseorang berorasi di atas mimbar atau
kemampuan menuangkan ide melalui tulisan. Lebih dari itu, dakwah merupakan hubungan
seseorang secara horizontal dengan sesama yang bersifat saling mempengaruhi. Seluruh manusia
perlu adanya kegiatan dakwah agar manusia tidak lari dari fitrahnya dan tidak manjadikan manusia
lupa kepada penciptanya.
3.2 Pengertian Pengembangan Masyarakat
Secara etimologis, pengembangan berarti membina dan meningkatkan kualitas, dan
masyarakat Islam berarti kumpulan manusia yang beragama Islam. (Syafei, 2001). Secara
teminologis, pengembangan masyarakat Islam berarti mentransformasikan dan melembagakan
semua segi ajaran Islam dalam kehidupan keluarga (usrah), kelompok sosial (jamaah), dan
masyarakat (ummah). (Dianto, 2018). Pengertian lain, menyebutkan bahwa pengembangkan
Masyarakat Islam adalah system tindakan nyata yang menawarkan alternative model pemecahan
masalah ummah dalam bidang sosial, ekonomi, dan lingkungan dalam perspektif Islam. Dengan
demikian, pengembangan masyarakat Islam merupakan model empiris pengembangkan perilaku
individual dan kolektif dalam dimensi amal saleh (karya terbaik), dengan titik tekan pada
pemecahan masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Berdasarkan uraian di atas dapat dipahami
bahwa pengembangan masyarakat merupakan upaya yang dilakukan secara terencana guna
memperbesar akses masyarakat sehingga tercapai kondisi sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan
kualitas kehidupan yang mapan dan mandiri secara materiil dan immateriil.
3.3 Peranan Dakwah dengan Pengembangan Masyarakat
Dakwah untuk mengembangkan masyarakat Islam menjadi penting dilakukan agar umat
dapat terbantu untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh mereka. Bagaimana
sebenarnya konsep dan tujuan pengembangan masyarakat Islam, etika yang harus dikedepankan
dalam membangun masyarakat Islam dan bagaimana keyakinan keagamaan digunakan untuk
menyentuh sisi keimanan masyarakat Islam. Karena itu, dakwah memiliki peranan yang penting
bagi pengembangan masyarakat Islam. (Zaini, 2016). Dakwah membantu masyarakat
menyelesaikan persoalan mereka, menyampaikan kepada masyarakat bagaimana konsep dan
tujuan, etika dan keyakinan keagamaan yang akan menyentuh sisi keimanan masyarakat.
Pengembangan Masyarakat Islam termasuk dalam kategori bentuk dakwah Tamkîn/tathwîr
Islam, didalamnya berisikan pemberdayaan SDI (Sumber Daya Insani), lingkungan hidup, dan
ekonomi umat, disebut pula sebagai Pengembangan Masyarakat Islam(PMI). Kegiatan dakwah
merupakan proses menciptakan atau membangun tatanan sosial (rekayasa masyarakat)
3
berlandaskan etika Islam, baik yang berkenaan dengan aspek (1) keyakinan, (2) fitrah; (3) sikap;
dan (4) perilaku. (Aliyudin M. , 2009). Peranan dakwah dalam pengembangan masyarakat sebagai
berikut :
1. Penggagas yang akan memperkuat asas/ dasar masyarakat sesuai tuntunan Al-Quran dan
Sunnah Rasul : mengajak masyarakat untuk menunaikan ibadah seperti, shalat, puasa, zakat,
dan menjauhi larangan-Nya.
2. Penggerak kepedulian individu terhadap lingkungan dan sosial : dakwah memberikan
pengaruh terhadap lingkungan, seperti adanya dalil,hadits untuk menjaga kebersihan.
3. Penyuluh yang akan menjawab keraguan umat dalam menghadapi persoalan kehidupan : Al-
Qur’an dan hadits sebagai pegangan hidup manusia dan bisa disampaikan da’i dalam
dakwahnya.
4. Perekat ukhuwah manusia : islam tidak membedakan manusia dari ras, suku, keturunan,
namun Islam memberikan penghormatan yang sama.
Kata media, berasal dari bahasa Latin, median, yang merupakan bentuk jamak dari medium
secara etimologi yang berarti alat perantara. (Syukir, 1983). Media sebagai teknologi informasi
yang dapat digunakan dalam pengajaran. Secara lebih spesiik, yang dimaksud dengan media adalah
alat-alat isik yang menjelaskan isi pesan atau pengajaran, seperti buku, ilm, video, kaset, slide, dan
sebagainya. Secara umum dipahami bahwa istilah ‘media’ mencakup sarana komunikasi seperti
pers, media penyiaran (broadcasting) dan sinema. Namun, terdapat rentang media yang luas
mencakup pelbagai jenis hiburan (entertainment) dan informasi untuk audiens yang besarmajalah
atau industri musik.
Dalam perkembangan studi media, kritik telah beranjak dari mempercayai bahwa media
melakukan pelbagai hal kepada orang- orang, ke mengamati apa yang dilakukan orang-orang
dengan media, dan pada materi media yang sesungguhnya. Minat terhadap efek-efek media telah
menjadi faktor yang konstan ketika studi tentang media mengalami kemajuan. Hal ini penting
dalam kritik-kritik sosiologi terhadap media. Media dibagi menjadi dua, yaitu :
a. Nonmedia Massa
1) Manusia ; utusan, kurir, dan lain-lain.
2) Benda ; telepon, surat, dan lain-lain.
b. Media Massa
1) Media massa manusia ; pertemuan, rapat umum, seminar, sekolah dan lain-lain.
2) Media massa benda ; spanduk, buku, selebaran, poster, folder, dan lain-lain.
3) Media massa periodik–cetak dan elektronik ;visual, audio, dan audio visual. (Subroto,
1995).
Media dakwah pada zaman Rasulullah dan sahabat sangat terbatas, yakni berkisar pada
dakwah qauliyah bi al-lisan dan dakwah i’liyyah bi al-uswah, ditambah dengan media penggunaan
surat (rasail) yang sanagt terbatas. Satu abad kemudian, dakwah menggunakan media, yaitu
qashash (tukang cerita) dan muallafat (karangan tertulis) diperkenalkan. Media yang disebut
4
terakhir ini berkembang cukup pesat dan dapat bertahan sampai saat ini. Pada abad ke-14 Hijriah,
kita menyaksikan perkembangan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat. Di
samping pengaruh-pengaruhnya yang negatif terhadap dakwah, tidak dapat dikesampingkan adanya
pengaruh positif yang dapat mendorong lajunya dakwah. Dalam rangka inilah, dakwah dengan
menggunakan media-media baru seperti surat kabar, majalah, cerpen, cergam, piringan hitam,
kaset, ilm, radio, televisi, stiker, lukisan, iklan, pementasan di arena pertunjukan, puisi, nyanyian,
musik, dan media seni lainnya, dapat mendorong dan membantu para pelaku dakwah dalam
menjalankan tugasnya. (AliYafie, 1997). Adapun yang dimaksud media dakwah, adalah peralatan
yang dipergunakan untuk menyampaikan materi dakwah kepada penerima dakwah. Pada zaman
modern seperti sekarang ini, seperti televisi, video, kaset rekaman, majalah, dan surat kabar .
(Bachtiar, 1997).
4. KESIMPULAN
Masyarakat selalu berkembang karena masyarakat bersifat dinamis, memiliki cita dan
kemampuan untuk berpikir. Perubahan itu cenderung menjadi masalah jika tidak dibarengi oleh
peningkatan kualitas manusia. Pada konteks ini, kehadiran dakwah sangat dibutuhkan oleh
masyarakat. Dakwah yang tidak hanya sebatas pada retorika semata namun harus mampu
menjawab problematika umat, termasuk problema ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, kesehatan
dan nilai-nilai religius. Oleh karena itu, peran dakwah sangat penting dalam proses pengembangan
masyarakat.
Peran dakwah dalam proses pengembangan masyarakat itu meliputi : (1) penggagas yang
akan memperkuat asas/ dasar masyarakat sesuai tuntunan Al- Quran dan Sunnah Rasul, (2)
penggerak kepedulian individu terhadap lingkungan sosial, (3) penyuluh yang akan menjawab
keraguan umat dalam menghadapi persoalan kehidupan, dan (4) perekat ukhuwa manusia. Media
dalam menyampaikan dakwah terbagi menjadi 2 yaitu : (1) Nonmedia Massa ; manusia dan benda.
(2) Media massa ; manusia, benda, periodik–cetak dan elektronik.
5. DAFTAR PUSTAKA

AliYafie. (1997). Teologi Sosial Telaah Ktitis Persoalan Agama dan Kemanusiaan. Yogyakarta:
LKPSM.
Aliyudin, M. (2009). Pengembangan Masyarakat Islam Dalam Sistem Dakwah . Ilmu Dakwah, 777-
792.
Aripudin, A. (2012). Dakwah Antarbudaya. Remaja Rosdakarya, 3.
Aziz, M. A. (2009). Ilmu Dakwah. Jakarta: Kencana.
Bachtiar, W. (1997). Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos.
Dianto, I. (2018). PERANAN DAKWAH DALAM PROSES PENGEMBANGAN . HIKMAH, 98-
118.
Farihah, I. (2013). MEDIA DAKWAH POP. Jurnal Komunikasi Penyiaran Islam, 29.

5
Subroto, D. S. (1995). Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press.
Suhandang, K. (2013). Ilmu Dakwah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syafei, N. M. (2001). Pengembangan Masyarakat Islam dari Ideologi, Strategi sampai Tradisi.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Syukir, A. (1983). Dasar-Dasar Strategi Dakwah islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Zaini, A. (2016). Peranan Dakwah dalam Pengembangan Masyarakat Islam. Community Development
: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 140.

6
7

Anda mungkin juga menyukai