Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ILMU DAKWAH

“Analisis disiplin Ilmu Pengembangan Masyarakat, Ilmu manajemen dakwah, dan disiplin Ilmu
Komunikasi”

Di Susun Oleh:

Syahrurrozy A. Badjeber (214100021)

Muhammad Syahid (214100020)

Ika Yuli Yanti (214100016)

Nur Riskia Jannah (214100004)

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS USHULUDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATOKARAMA PALLU
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji Kepada Allah Swt sang pemilik sempurna yang telah memberikan kita nikmat
yang begitu berlimpah, di antaranya ialah nikmat kesehatam, kesempatan, dan nikmat keimanan
sehingga saya sebagai penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa
kita haturkan kepada baginda kita Nabi Muhammad Saw. Yang senantiasa di rindukan oleh
umatnya.

Ucapan terima kasih kepada sahabat yang telah memberikan kesempatan penyusun dalam
mengembangkan pengetahuan melalui pembuatan tugas makalah ini. Semoga Allah Swt
melimpahkan Rahmat dan HidayahNya kepada semua pihak yang ikut berkontribusi dalam
penyelesaian makalah ini

Besar harapan kami sebagai penulis semoga makalah ini dapat membantu dan
memberikan sumbangsi kepada pembaca. Dan dengan menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan, Maka dari itu kami sebagai penulis dengan segala rendah hati memohon
kritik dan saran dari para pembaca yang tentunya bersifat membangun demi perbaikan dan
penyempurnaan dalam penyusunan makalah berikutnya.

Palu, 19 mei 2022


DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Gagasan community development (pengembangan masyarakat) muncul dalam


diskursus keilmuan sebagai sebuah respon terhadap banyaknya masalah yang dihadapi
umat manusia pada akhir abad ke 20. Beberapa ahli menyatakan, pengembangan
masyarakat merupakan penjelmaan dari sebuah format politik baru pada awal abad ke-20.

Pengembangan masyarakat mulai tumbuh sebagai sebuah gerakan sosial pada


tahun 1970-an menyusul mulai bangkitnya kesadaran progresif dari sebagian komunitas
internasional untuk memberi perhatian terhadap kebutuhan layanan kesejahteraan bagi
orang-orang lemah (disadvantage), menerima model kesejahteraan redistributif secara
radikal, memberlakukan model kewarganegaraan aktif dan memberi ruang bagi
partisipasi warga dalam proses pembangunan (participatory model) (Winsome Robert,
2005: 47).

Manajemen dakwah terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan dakwah. Pada
setiap kata yang terkandung dalam kata manajemen dan kata dakwah terdapat pengertian-
pengertian yang penting untuk diketahui dalam mendefinisikan pengertian manajemen
dakwah secara keseluruhan. Oleh karena itu, sebelum mendefinisikan manajemen
dakwah, terlebih dahulu kita bahas pengertian manajemen dan pengertian dakwah baik
menurut bahasa (etimologi) maupun istilah (terminologi). Istilah manajemen
diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, hingga saat ini belum ada keseragaman. Berbagai
istilah yang pada umumnya dipakai adalah seperti: ketatalaksanaan, pengurusan, tata
pimpinan, pengelolaan dan lain sebagainya. (Tarmudji, 1993:1). Menurut istiah bahasa
(etimologi), manajemen berasal dari kata Bahasa Inggris management dengan kata kerja
to manage, diartikan secara umum sebagai mengurusi (Widjayakusuma, 2002: 13)

Ilmu komunikasi merupakan salah satu disiplin akademik yang fokus mempelajari
komunikasi antarmanusia. Beberapa universitas memiliki program studi ini. Selain makin
dibutuhkan industri, ilmu komunikasi kian populer dengan makin beragamnya pola
interaksi antarmanusia. Kita selaku mahasiswa prodi komuikasi dan penyiaran islam di
haruskan untuk tidak hanya mengetahui tentang disiplin ilmu komunikasi saja, tetapi
selaku mahasiswa yang belajar di universitas islam dan juga berada di fakultas yang
membahas tentang dakwah, tentunya kita harus menahami terkait apa itu manajemen
ilmu dakwah dan bagaimana merealisasikan nya ke dalam kehidupan bermasyarakat, dan
ilmu pengembangan masyarakat juga sangat berperan penting di dalam kehidupan kita.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan disiplin ilmu pengembangan masyarakat?
2. Apa itu manajemen ilmu dakwah?
3. Apa yang di maksud dengan manajemen ilmu komunikasi?

C. Tujuan Penulisam
1. Memahami tentang disiplin ilmu pengembangan masyarakat
2. Memahami manajemen ilmu dakwah
3. Memahami disiplin ilmu komunikasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Masyarakat Islam


Secara umum pengembangan masyarakat (community development) dalam
bahasa Arab disebut dengan tathwirul mujtama͛ il-islamiy adalah kegiatan pengembangan
masyarakat yang dilakukan secara sistematis, terencana, dan diarahkan untuk
memperbesar akses masyarakat guna mencapai kondisi sosial, ekonomi, dan kualitas
kehidupan yang lebih baik apabila dibandingkan dengan kegiatan pembangunan
sebelumnya.3 Ibnu Khaldun mengatakan bahwa secara etimologi pengembangan berarti
membina dan meningkatkan kualitas. Masyarakat Islam berarti kumpulan manusia yang
beragama Islam, yang meneliti hubungan dan keterkaitan ideologis yang satu dengan
yang lainnya. Dalam pemikiran sosiologis, Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa manusia itu
secara individu diberikan kelebihan, namun secara kodrati manusia memiliki kekurangan.
Sehingga kelebihan itu perlu dibina agar dapat mengembangkan potensi pribadi untuk
dapat membangun
Selain itu, pengertian pengembangan masyarakat terdapat beberapa definisi yang
dikemukakan dalam sejumlah sumber antara lain:
1. Menurut Bhattacarya, pengembangan masyarakat adalah pengembangan manusia
yang bertujuan untuk mengembangkan potensi dan kemampuan manusia untuk
mengontrol lingkungannya. Pengembangan masyarakat merupakan usaha membantu
manusia mengubah sikapnya terhadap masyarakat, membantu menumbuhkan
kemampuan untuk berorganisasi, berkomunikasi dan menguasai lingkungan fisiknya.
Manusia didorong untuk mampu membuat keputusan, mengambil inisiatif dan
mampu berdiri sendiri.
2. Menurut Yayasan Indonesia Sejahtera, pengembangan masyarakat adalah usaha-
usaha yang menyadarkan dan menanamkan pengertian kepada masyarakat agar dapat
menggunakan dengan lebih baik semua kemampuan yang dimiliki, baik alam maupun
tenaga, serta menggali inisiatif setempat untuk lebih banyak melakukan kegiatan
investasi dalam mencapai kesejahteraan yang lebih baik.
3. Menurut Com. Dev. Handbook, pengembangan masyarakat adalah evolusi terencana
dari aspek ekonomi, sosial, lingkungan dan budaya yang ada dalam masyarakat. Dia
adalah sebuah proses dimana anggota masyarakat melakukan aksi bersama dan
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi bersama.
Dengan demikian, pengembangan masyarakat Islam merupakan sebuah proses
peningkatan kualitas hidup melalui individu, keluarga dan masyarakat untuk
mendapatkan kekuasaan diri dalam pengembangan potensi dan skill, wawasan dan
sumber daya yang ada untuk membuat keputusan dan mengambil tindakan mengenai
kesejahteraan mereka sendiri sesuai dengan petunjuk petunjuk Islam.
Community Development Program (Program Pemberdayaan Masyarakat)
merupakan suatu progam/proyek yang bertujuan untuk mempercepat penanggulangan
kemiskinan berdasarkan pengembangan kemandirian masyarakat melalui peningkatan
kapasitas masyarakat, Partisipasi masyarakat dan kelembagaan dalam
penyelenggaraan pembangunan. Terpuruknya perekonomian negara ditambah
semakin merajalelanya korupsi, kolusi, dan nepotisme secara langsung membuat
masyarakat menjadi tidak berdaya. Masyarakat yang hidup di bawah garis
kemiskinan semakin meningkat, pengangguran yang sudah mencapai 40 juta,
keluarga jalanan dan anak jalanan menjadi masalah sosial yang menonjol di
perkotaan; anak-anak putus sekolah pada semua jenjang pendidikan makin
bertambah, masalah kriminalitas yang makin meningkat, ditambah dengan masalah
penyakit sosial lainnya yang membuat masyarakat tidak berdaya memenuhi
kebutuhan pokoknya serta semakin jauh dari agamanya.

B. Konsep Pengembangan Masyarakat Islam


Pada hakikatnya semua pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat baik jasmani maupun rohani. Untuk itu pembangunan terhadap
masyarakat desa dan kota dipusatkan pada mereka (people centered development)
melalui suatu gerakan yang dinamakan pengembangan masyarakat (community
development) sebagaimana rumusan konsep Brokensha dan Hodge9 : Community
development is a movement designed to promote better living for the whole community
with the active participation and on the initiative of the community (Pengembangan
masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup
keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat).
Definisi di atas pada hakikatnya memberikan gambaran tentang upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat serta berusaha menciptakan suatu kondisi
yang memancing kemauan dan inisiatif sendiri dari masyarakat yang bersangkutan.
Dengan adanya peningkatan kemampuan dan inisiatif mereka, diharapkan masyarakat
semakin mandiri dan mampu memahami permasalahan yang dihadapi serta potensi
yang mereka miliki untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin. Berdasarkan
pemikiran tersebut, Dunham menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat
mencakup; 1) program terencana yang difokuskan pada seluruh kebutuhan
masyarakat, 2) bantuan teknis, 3) berbagai keahlian yang terintegrasi untuk
membantu masyarakat, dan 4) suatu penekanan utama atas self help dan partisipasi
oleh masyarakat. Lebih lanjut Dunham mengemukakan bahwa dalam usaha
menggambarkan pengembangan masyarakat, terdapat 5 (lima) prinsip dasar yang
amat penting yaitu:
1. Penekanan pada pentingnya kesatuan kehidupan masyarakat dan hal yang terkait
dengan hal tersebut (ukhuwah).
2. Perlu adanya pendekatan antar tim dalam pengembangan masyarakat (ta͛awun).
3. Kebutuhan akan adanya community worker yang serba bisa (multi purpose) pada
wilayah perdesaan (͚amilun).
4. Pentingnya pemahaman akan pola budaya masyarakat lokal (ma͛rifah). 5. Adanya
prinsip kemandirian yang menjadi prinsip utama dalam pengembangan
masyarakat (yaqin). Sedangkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun
1956 mengemukakan definisi pengembangan masyarakat yang telah digunakan
secara luas sebagai dasar perencanaan dan pengevaluasian berbagai program
pembangunan masyarakat.
Menurut PBB: Community Development is the processes by which the
efforts of the people themselves are united with those of govermental authorities
to improve the economic, social and cultural conditions of communities, to
integrate these communities into the life of the nation and to enable them to
contribute fully to national progress (pengembangan masyarakat adalah suatu
proses, baik ikhtiar masyarakat yang bersangkutan yang diambil berdasarkan
prakarsa sendiri, maupun kegiatan pemerintah dalam rangka memperbaiki kondisi
ekonomi, sosial dan kebudayaan berbagai komunitas, mengintegrasikan berbagai
komunitas itu ke dalam kehidupan bangsa, dan memampukan mereka untuk
memberikan sumbangan sepenuhnya demi kemajuan bangsa dan negara, berjalan
secara terpadu di dalam proses tersebut).
Proses tersebut meliputi dua elemen dasar yaitu partisipasi masyarakat itu
sendiri dalam usaha mereka untuk memperbaiki taraf hidup mereka sedapat
dapatnya berdasarkan kekuatan dan prakarsa mereka sendiri; dan bantuan bantuan
teknis serta pelayanan lainnya yang dimaksud membangkitkan prakarsa, tekad
untuk menolong diri sendiri dan kesediaan membantu orang lain serta membuat
semua itu lebih efektif.
Pendapat tersebut mengisyaratkan bahwa salah satu instrumen utama
perubahan dalam pengembangan masyarakat adalah inisiatif lokal. Sehingga
untuk menumbuhkan inisiatif lokal dimaksud dapat dilakukan dengan cara
mendorong masyarakat setempat untuk dapat secara sadar berdasarkan inisiatif
sendiri untuk mau dan mampu mengikuti suatu proses perubahan.
Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa prinsip dasar pengembangan
masyarakat Islam adalah:
1. Merupakan suatu kewajiban bagi masyarakat Islam yang didasari iman dan
takwa serta dilaksanakan dengan keikhlasan.
2. Prinsip dan metode aplikasi pengembangan masyarakat Islam merujuk kepada
pola pengembangan sebagaimana yang telah diterapkan Rasul SAW pada
masyarakat Madinah.
3. Memiliki keseimbangan antara aspek jasmaniyah (dunia) dan aspek ruhaniyah
(akhirat).
4. Program pengembangan masyarakat Islam dilaksanakan menurut tuntunan
syariah.
5. Konsep pengembangan masyarakat Islam bersifat integratif dan interkonektif.
6. Terhindar dari praktek KKN dan prinsip-prinsip ekonomi kapitalis.

C. Pengertian Manajemen Dakwah

Manajemen dakwah adalah terminologi yang terdiri dari dua kata, yakni
manajemen dan dakwah. Kedua kata ini berangkat dari dua disiplin ilmu yang sangat
berbeda sama sekali. Istilah yang pertama, berangkat dari disiplin ilmu yang sekuler,
yakni Ilmu Ekonomi, ilmu ini diletakan di atas paradigma materialistis. Prinsipnya adalah
dengan modal yang sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-
besarnya. Sementara itu istilah yang kedua berasal dari lingkungan agama, yakni Ilmu
Dakwah. Ilmu ini diletakan di atas prinsip, ajakan menuju keselamatan dunia dan akhirat,
tanpa paksaan dan intimidasi serta tanpa bujukan dan iming-iming material. Ia datang
dengan tema menjadi rahmat bagi semesta alam. manajemen dakwah adalah proses
memanaje dakwah melalui POAC yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Actuating (penggerakan), dan Controlling (pengawasan/ evaluasi)
agar tercapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan, dengan harapan proses dakwah
tersebut memperoleh hasil lebih efektif dan efisien.

Menurut A. Rosyad Shaleh mengartikan manajemen dakwah sebagai proses


perencanaan tugas, mengelompokkan tugas, menghimpun dan menenpatkan tenaga-
tenaga pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas dan kemudian menggerakkan ke arah
pencapaian tujuan dakwah Manajemen dakwah menurut Munir, yaitu sebuah pengaturan
secara sistematis dan koordinatif dalam kegiatan atau aktivitas dakwah yang dimulai dari
sebelum pelaksanaan sampai akhir dari kegiatan dakwah.

Dengan demikian manejemen dakwah ialah suatu perangkat dalam organisasi


untuk mengolah suatu kegiatan dakwah dengan perencanaan kegiatan yang dikoordinir
secara sistematis dan menempatkan SDM dengan tepat agar tujuan dakwah tersebut dapat
berjalan dengan efektif dan efesien serta lebih mudah tercapai sesuai dengan hasil yang
diharapkan.
D. Unsur-Unsur Manajemen Dakwah

Unsur-unsur Manajemen dakwah yang telah dimiliki dakwah islam,yaitu :

1. dakwah islam memiliki tujuan tertentu, yaitu menyebarluaskan ketauhidan,


menyembah kepda Allah serta mensucikan manusia dari kemusyrikan.
2. Memiliki orang-orang yang bertugas menjalankan upaya untuk mencapai tujuan
tersebut.
3. Terdapat seseorang yang memimpin tem atau kelompok, pemimpin ini bertugas untuk
mengatur dan membuat perencanaan langkah-langkah yang akurat dan cermat untuk
mencapai tujuan-tujuan yang dimaksud.

Manajemen juga mengandung arti proses kegiatan. Proses tersebut dimulai dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan dengan menggunakan
sumberdaya manusia (SDM) dan sumber daya lainnya. Proses tersebut ditujukan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Seperti pada zaman rasulullah SAW yang berdakwah melalui beberapa tahap-
tahapannya, dari keluarga dekat terlebih dahulu, menyusul kemuda kepada para sahabat
karibnya, lalu pelan-pelan mengembangkan ke kota terdekat dengan mekkah, yaitu Thaif
dengan mengajak penduduknya untuk menerima Islam, setelah itu, beliau baru
menawarkan Islam kepada kabilah-kabilah di pasar-pasar pada musim-musim haji. Hal
ini dapat dilihat bagaimana Rasulullah memberikan contoh starategi dakwah dengan
manajemen yang baik, memepertimbangkan segala aspek. Oleh karena itu, maka unsur-
unsur dasar manajerial yang merupakan satu kesatuan yang utuh, dan saling keterikatan
satu sama lainnya ini sangat mempengaruhi suatu kelancaran, keefektifan suatu proses
program kegiatan berjalan sesuai dengan yang diharapkan, hal ini terdiri dari :

1. Takhtith (perencanaan strategi)


Perencanaan adalah suatu proses mempersiapkan serangkaian pengambilan
keputusan untuk dilakukannya tindakan dalam mencapai tujuan organisasi. Aspek-
aspek perencanaan ini meliputi : (a) apa yang dilakukan, (b) siapa yang harus
melakukan, (c) kapan dilakukan, (d) dimana akan dilakukan, (e) bagaimana
melakukannya, dan (f)apa saja ang diperlukan untuk tercapainya tujuan.
Langkah-langkah perencanaan dalam berdakwah perlu dilakukan agar nilai-nilai
yang diharapkan itu benar-benar dapat dicapai. Hal ini dilakukan berdasarkan urutan
prioritas kepentingannya, proses perencanaan dakwah akan meliputi langkah-langkah
sebagai berikut. :
a) Perkiraan dan perhitungan masa depan
b) Penentuan perumusan sasaran dalam rangka pencapaian tujuan dakwah yang telah
ditetapkan sebelumnya
c) Penetapan tindakan-tindakan dakwah dan prioritas pelaksanaannya
d) Penetapan metodenya
e) Penetapan penjadwalan waktu
f) Penempatan lokasi serta penetapan biaya, fasilitas dan factor-faktor yang
diperlukan.

Sebuah perencanaan dapat diklasifikasikan menjadi beerapa hierarki atau


tingkatan, yaitu sebagai berikut ini :

a) Perencanaan strategis yaitu perencanaan yang berhubungan dengan orientasai


jangka panjang
b) Perncanaan taktis yaitu perencanaan yang berhunbungan dengan cakrawala
jangka menengah
c) Perencanaan operasional adalah perencanaan yang berhubungan dengan kegiatan
yang sedang berlangsung.

2. Thanzhim (pengorganisasian)
Dakwah yang dilakukan bersama-sama dalam suatu penataan struktur dinamakan
tanzim . Adanya usaha sekelompok manusia untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, dengan menggunakan segala sumber yang ada inilah yang disebut
manajemen, sedangkan usaha untuk mewujudkan kerjasama sekelompok manusia
yang terlibat dalam kegiatan ini disebut pengorganisasian.
Pengorganisasian dakwah dirumuskan sebagai rangkaian aktifitas menyusun suatu
kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan
membagi atau mengelompokkan pekerjaan yang arus dilaksanakan serta menetapkan
dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi.
Terry (1973:2927) menjelaskan pengorganisasian adalah membangu hubungan
perilaku yang efektif diantara semua orang, agar mereka dapat bekerjasama secara
efesien dan mencapai kepuasan pribadi dalaam melakaukan pekerjaan dalam konteks
pengaruh lingkungan untuk mencapai tujuan.
3. Tawjih (penggerakan / pelaksanaan dakwah)
Pergerakan dakwah adalah yang merupakan inti dari manajemen dakwah itu
sendiri. Semua perencanaan strategi yang telah dibuat akan di aplikasikan di tahap ini.
Disinilah fungsi manajemen akan bersentuhan secara langsung dengan para pelaku
(Da’i), penerima (mad’u), wasilah (media) dakwah, dan lain sebagainya, maka
disinilah akn terlihat efek dari dakwah yang dilakukan dari segi perencacaan,
pelaksanaan, pengorganisasian dan penilaian akan berfungsi secara efektif.
Oleh karena itu diperlukan langkah-langkah dalam penggerakan dakwah,
diataranya seagai berikut ini :
a.) Pemberian motivasi Memotifasi atau pemberian motivasi dalam konteks
organisasi adalah proses seorang manajer yang meragsang oranglain untuk
bekerja dalam rangka mencapai sasaran seta sebagai alat untuk memuaskan
keinginan pribadi.
b.) Pembimbingan Bimbingan dan pengarahan dapat menimbulkan daya cipta yang
tinggi dengan adanya inisiatif-inisiatif tertentu, sehingga timbul tekhnik yang baru
dalam mempercepat penyelesaian pekerjaan.
c.) Penjalinan hubungan dengan baik
Menurut Winardi (1990), koordinasi mengimplikasikan bahwa elemenelemen
sebuah organisasi saling berhuungan dan menunjukkan keterikatan sedemikian
rupa sehingga semua orang melaksanakan tindakan tepat pada waktu dalam
rangka mencapai tujua
d.) Penyelenggaraan komunikasi Kelangsungan proses komunikasi menjadi alat yang
ampuh bagi bergeraknya roda organisasi melalui pekerjaan-pekerjaan yang lancar
dari pimpinan ke pegawainya dengan mewuujudkan kerjasama.
e.) Pengembangan atau peningkatan pelaksanaan Pengembangan bersasal dari kata
dasar kembang yang berarti menjadi bertambah sempurna kemudian mendapat
tambahan imbuhan pe-an, sehingga menjadi pengemabangan yang arinya proses,
cara atau perbuatan mengembangkan. Jadi usaha disini berarti usaha sadar yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang dinginkan.
4. Riqabah (pengawasan atau evalusi)
Hasil dakwah perlu dievaluasi secara berkala. Sudah berapa persen target tercapai.
Apa saja kendala yang merintangi keberhasilan. Tentukan indikatorindikator
keberhasilan.

E. Efektifitas manajemen dakwah


1. Dapat menentukan visi, misi, dan sasaran jangka panjang dakwah.
2. Membuat perencanaan pelaksanaan misi dakwah dalam tahapan yang realistis dengan
pengukuran kualitas yang berkesinambungan.
3. Menegembangkan kreatifita dan daya inovasi sumber daya mansia (da’i), peningkatan
motivasi, serta kualitas kinerja.
4. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia meupakan strategi dakwah terpadu.

Anda mungkin juga menyukai