Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PENDEKATAN KELOMPOK DALAM PENGEMBANGAN


MASYARAKAT ISLAM
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pengembangan Masyarakat Isl
am

Disusun oleh :
Defri Yurian (2022026)
Kikin Wahyudi (2022039)

Dosen Pengampu ;
H. Musa, M.Kom.I

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SYAIKH ABDURRAHMAN SIDDIK
BANGKA BELITUNG
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya se
hingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Pendekatan Kelompok
Dalam Pengembangan Masyarakat Islam ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak H.
Musa, M.Kom.I. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentan
g pengembangan masyarakat islam melalui pendekatan-pendekatan yang memiliki peran
penting dalam mengembangkan serta memajukan masyarakat islam..

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari, maka
lah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun aka
n saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Bangka, Desember 2021

Penulis

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar......................................................................................................................................2
Daftar Isi................................................................................................................................................3
BAB I....................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................................................5
A. Pengertian Pengembangan Masyarakat Islam............................................................................5
B. Pengertian Pendekatan Kelompok Dalam Pengembangan Masyarakat Islam............................6
C. ...................................................................................................................................................7
BAB III................................................................................................................................................10
PENUTUP...........................................................................................................................................10
A. Simpulan..................................................................................................................................10
Daftar Pustaka.....................................................................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kemiskinan merupakan hal yang sangat banyak dibicarakan hingga di seluruh
belahan dunia, sehingga kemiskinan dapat dikatakan sebagai salah satu perihal yang
sangat penting untuk dibicarakan. Kemiskinan adalah sebuah kondisi kehilangan
(deprevation) terhadap sumber-sumber pemenuhan kebutuhan dasar yang berupa pangan,
sandang, papan, pendidikan serta kesehatan. Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap
pendidikan dan pekerjaan. Di Indonesia sendiri kemiskinan merupakan masalah yang ada
sejak sebelum Indonesia mengalami kemerdekaan hingga era reformasi sekarang ini.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk, miskin dan termiskin
banyak terdapat di daerah pedesaan karena masih terikat oleh ketidakberdayaan. Nampaknya
tidak terlalu berlebihan apabila dinyatakan bahwa medan perang melawan kemiskinan dan
kesenjangan yang utama sesungguhnya berada di desa.

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengembangan masyarakat islam?
2. Apa itu pendekatan kelompok dalam pengembangan masyarakat islam?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari pengembangan masyarakat islam.
2. Untuk mengetahui pengertian pendekatan kelompok dalam PMI.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Masyarakat Islam (PMI)


Ada banyak sekali definisi-definisi dari Pengembangan Masyarakat Islam
yang dapat kita ketahui, baik secara umum, teori, maupun menurut para ahli.
Pengembangan masyarakat Islam merupakan ilmu sosial terapan yang memadukan
kajian keagamaan dan teori sosial guna melakukan pembangunan masyarakat. Ilmu
ini bertujuan untuk mengatasi masalah sosial, menggali potensi, memberdayakan
masyarakat, melakukan perubahan sosial menuju masyarakat maju. Pengembangan
Masyarakat Islam merupakan model empiris pengembangan perilaku individual dan
kolektif dalam dimensi amal shaleh, dengan titik tekan pada pemecahan masalah yang
dihadapi oleh masyarakat. Pengembangan Masyarakat Islam adalah upaya-upaya
mengembangkan seluruh potensi masyarakat secara islami dalam rangka membangun
kemampuan utuk menghadapi masa kini dan masa mendatang, menjadikan
masyaakatnya dinamis dan terus berkembang ke arah yang lebih baik, tidak mudah
menyerah pada keadaan dan memiliki kegigihan untuk bangkit dan bertahan.

Menurut Ibnu Khaldun, secara etimoloi pengembangan berarti membina dan


meningkatkan kualitas. Masyarakat Islam berarti kumpulan manusia yang beragama
Islam, yang meneliti hubugan dan keterkaitan ideologis yang satu dengan yang
lainnya. Dalam pemikiran sosiologis, Ibnu Khaldun menjelaskan bahwa manusia itu
secara individu diberikan kelebihan namun secara kodrati manusia memiliki
kekurangan. Sehingga perlu dibina agar dapat mengembangkan potensi pribadi untuk
dapat membangun.

Pengembangan Masyarakat Islam ini mencakup segala aspek kehidupan


masyarakat sosial yang hampir tidak ada batas waktunya, karena selalu dituntut untuk
terus melakukan perbaikan atau pengembangan di berbagai aspek untuk mencapai
keejahteraan bersama, terutama dalam proses pengentasan kemiskinan. Walaupun
titik tekannya adalah pengentasan kemiskinan, hal ini tidak bisa dibangun secara
parsial dengan menitik beratkan pada pembangunan bidang ekonomi saja sebab
pembangunan ekonomi secara langsung dan tidak langsung berkaitan dengan berbagai
aspek yang lainnya. Itu sebabnya secara umum pengembangan masyarakat meliputi

5
berbagai bidang pembangunan seperti pembangunan ekonomi, pendidikan, kesehatan,
keagamaan, bahkan kebudayaan.

B. Pengertian Pendekatan Kelompok Dalam Pengembangan Masyarakat Islam


Sama hal nya dengan konteks pemberdayaan masyarakat, pendekatan
kelompok dalam pengembangan masyarakat islam merupakan salah satu pendekatan
masyarakat yang dirasa lebih efektif karena adanya sinergitas antar individu sehingga
membuat kegiatan yang dilakukan lebih maksimal. Seperti yang kita ketahui juga
bahwasanya masyarakat sekarang ini banyak sekali yang menggunakan teknologi
sehingga hal tersebut dapat menyebabkan hilangnya kepedulian terhadap sesama, dan
membuat yang pada awalnya melalui pendekatan kelompok guna mengembangkan
serta memajukan masyarakat islam menjadi tidak terarah. Pendekatan kelompok
dalam pengembangan masyarakat islam tentunya sangat memerlukan solidaritas antar
sesama, karena hal itu sangat menentukan keberhasilan apa yang ingin dicapai.

Pendekatan kelompok dalam pengembangan masyarakat islam ini tentunya memiliki


tujuan tersendiri yaitu memberdayakan individu dan kelompok yang melalui penguatan kapas
itas (termasuk kesadaran, pengetahuan dan keterampilan -keterampilan) yang diperlukan untu
k mengubah kualitas kehidupan komunitas mereka. Kapasitas tersebut berkaitan dengan peng
uatan aspek ekonomi dan politik melalui pembentukan kelompok sosial besar berdasarkan ag
enda bersama. Tujuan dalam pengembangan masyarakat terbagi atas aspek tujuan yaitu mem
bangkitkan partispasi penuh warga masyarakat dan tujuan akhir yaitu perwujudan kemampua
n dan integrasi masyarakat untuk membangun diri mereka sendiri. Pendekatan yang lebih
menitikberatkan pada keseragaman biasanya diwujudkan dalam bentuk program-program
pembangunan masyarakat yang dirancang tingkat pusat, kemudian diterapkan di seluruh
masyarakat desa yang ada tanpa memerhatikan perbedaan karakteristik masing-masing desa.
Oleh karena itu, pendekatan ini sreing disebut dengan blueprint approach, dalam
pelaksanannya cenderung menjadi bersifat tralistik dan top down. Alasan yang dikemukakan
bagi pengguna pendekatan ini adalah masalah efisiensi, kemudahan dalam kontrol
pelaksanaan, adanya kepastian program dalam penyusunan perencanaan.

Pendekatan ini dapat tidak efisien di masyarakat jika tidak sesuai dengan kepentingan
masyarakat lokal tersebut. Dari sifatnya yang top down, sebaiknya program itu dilihat sampai

6
ke bawah, masyarakat lokal boleh dikatakan sekedar sebagai konsumen program, karena
mereka tinggal menerima dalam bentuk jadi dan tidak terlibat dalam perumusannya, sehingga
timbulah rasa kurang tanggung jawab dalam mengejar keberhasilannya. Hal itu disebabkan
karena adanya mobilisasi, bukan partisipasi yang di dorong oleh determinasi dan kesadaran.
Pengertian orientasi pembangunan harus didasarkan pada aspirasi masyarakat yang berangkat
dari kondisi, permasalahan dan kebutuhan yang dapat berbeda antara lingkungan masyarakat
satu dengan lainnya.

Pendekatan yang lebih bersifat pada seragam yang sering disebut dengan uniformitas,
maka pendekatan yang menekankan variasi lokal ini lebih bersifat adaptif, fleksibel, dan
melalui proses belajar.1[15]Proses sosial belajar ini tidak berlaku pada masyarakat lokal saja,
tetapi untuk tugas lapangan dari berbagai institusi baik pemerintah maupun yang non.

C. Proses Pendekatan Kelompok Dalam Pengembangan Masyarakat Islam


Aspek terpenting dari proses yaitu bahwa proses harus melibatkan kelompok
masyrakat itu sendiri. Keterlibatan ini tidak akan tercapai tanpa partisipasi penuh, pro
ses pengembangan masyarakat tidak dapat dipaksakan dari luar, dan tidak dapat ditent
ukan oleh pekerja masyarakat, dewan lokal atau departemen pemerintah.  Proses peng
embangan masyarakat harus menjadi proses masyarakat yang dimiliki, dikuasai dan di
langsungkan oleh mereka sendiri. Hal ini tidak selalu mudah dicapai, karena orang-or
ang terbiasa dibebankan, dan menyesuaikan dengan pedoman dasar. Namun tidak mu
ngkin ada pengembangan masyarakat dengan memberikan pembebanan. Setiap masya

7
rakat memilik karakter yang berbeda-beda dilihat dari sisi sosial, ekonomi, politik dan
budaya. Segala sesuatu yang berjalan dalam satu masyarakat, tidak akan mungkin bisa
sama dengan masyarakat lainnya karena perbedaan karakteristik tersebut. Atau melak
ukan penerapan kegiatan dan cara intervensi yang sama. Proses dalam pengembangan
masyarakat membuat frustasi partisipannya.
Adapun tahap-tahap pengembangan masyarakat islam yang lebih spesifik berdasarkan
metode dakwah yaitu tahapan–tahapan takwin, tanzim dan taudi. Takwin adalah tahap pembe
ntukan masyarakat Islam. Kegiatan pokok tahap ini adalah dakwah bil-lisan sebagai ikhtiar so
sialisasi akidah, ukhuwah dan ta’awun, Tahap berikutnya adalah tanzim, yakni tahap pembina
an dan penataan masyarakat. Pada fase ini internalisasi dan eksternalisasi Islam muncul dala
m bentuk institusionalisasi Islam secara komprehensif dalam realitas sosial, dan tahap taudi’
adalah tahap keterlepasan dan kemandirian. Pada tahap ini, umat telah siap menjadi masyarak
at mandiri, terutama secara manajerial. Pendekatan yang pertama seringkali disebut sebagai
pendekatan yang mengutamakan proses dan lebih menekankan aspek manusianya, sedang
pendekatan yang kedua yang disebut sebagai pendekatan yang mengutamakan hasil material
dan lebih menekankan pada target.2[9]Pembangunan masyarakat yang mementingkan hasil
material (task conception)lebih menekankan pada hasil nyata yang terwujud seperti rumah
sakit baru, gedung sekolah baru, dan sebagainya, sedangkan pembangunan masyarakat yang
mementingkan proses menekankan pada tujuan yang lebih abstrak dan lebih mandiri.

Menurut pendekatan ini, pembangunan masyarakat adalah proses menuju suatu kondisi
dimana masyarakat menjadi semakin kompeten dan sensitif dalam menggapai persoalan-
persoalan baik di lingkungannya maupun dengan masyarakat makronya. Prosesnya adalah
berjalan secara bertahap dan kumulatif, dalam tahap yang mebih lanjut akan meningkatkan
kepekaan semakin tinggi yang di wujudkan dalam prakarsa, kreativitas, dan partisipasi yang
semaikn meningkat.

Mekanisme semacam ini mempunyai beberapa kekuatan atau kelebihan. Dengan


berorientasi pada proses, maka mekanisme pembangunan masyarakat lebih bersifat mendidik
karena mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan tanggung jawab sosial warga
masyarakat. Pendekatan ini cenderung melibatkan lebih banyak orang yang berarti lebih
banyak pendapat dan kepentingan yang berbeda, sehingga proses pengambilan keputusannya
akan lebih sulit dan rumit.

8
Beberapa kasus empirik tentang pelaksanaan pendekatan ini menunjukkan, bahwa
seringkali waktu yang di butuhkan untuk proses memotivasi sampai timbul niat yang di
dasarkan pada tannggung jawab sosial untuk melaksanakan suatu aktivitas pembangunan
tertentu jauh lebih lama di bandingkan pelaksanaan pembangunan fisiknya sendiri. Metode
semacam ini sreing dianggap kurang cocok untuk di terapkan dalam masyarakat yang karena
kondisinya memerlukan adanya perubahan-perubahan fisik yang sangat cepat.

Sebaliknya, pembangunan masyarakat yang mementingkan hasil material dianggap


lebih menjanjikann perubahan-perubahan konkret secara cepat. Dengan perubahan tersebut
masyarakat akan lebih cepat dapat mengejar ketinggalannya. Dalam hal ini perubahan sikap
dan motivasi dianggap akan dapat berlangsung dengan sendirinya, menyesuaikan diri dengan
perubahan-perubahan fisik dan material yang terjadi. Pendekatan ini juga sering di lihat
mempunyai beberapa kelemahan, terutama karena melalui metode ini perubahan lebih
banyak terjadi sebagai akibat inisiatif dari atas atau dari luar, dan lebih berorientasi pada
target, khususnya target fisik. Keterlibatan masyarakat lebih di sebabkan oleh adanya
mobilisasi bukan partisipasi yang di dorong atas determinasi dan kesadaran yang diperoleh
melalui proses yang bertahap. Dari hal-hal seperti itu, maka sering dikatakan bahwa
pendekatan ini kurang bersifat mendidik, karena kurang melibatkan peran serta masyarakat
dalam pelaksanaan dan menikmati hasil. Pada umunya masyarakat hanya terlibat dalam
pelaksanaannya saja.

9
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
suatu pendekatan dalam meningkatkan kehidupan masyarakat melalui
pemberian kekuasaan pada kelompok-kelompok masyarakat agar mampu
membuat, menggunakan dan mengontrol sumber-sumber yang ada di

lingkungan mereka.Sebagai sebuah metode pekerjaan sosial,


pengembangan masyarakat menunjuk pada interaksi aktif antara pekerja
sosial dan masyarakat dengan mana mereka terlibat dalam proses
perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi suatu program
pembangunan kesejahteraan sosial.Banyak program pemberdayaan
masyarakat yang tidak memiliki dampak apa-apa karena adanya budaya
korupsi, kolusi dan nepotisme dalam pelaksanaannya, karena tidak
dilandasi adanya nilai-nilai pemberdayaan masyarakat.

10

Anda mungkin juga menyukai