MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Ulumul Hadis pada
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab
Dosen Pengampu : Dr. Abdul Gaffar S.Th.I.,M.Th.I.
Oleh :
KELOMPOK 12
NURUL AFIYAH/ 2020010102010
SISKA JULIA RAHMAN / 2020010102005
ETHIK NUR FAJRI AS’AD/ 2020010102012
IZZAH NAHDIAH FADHILAH / 2020010102056
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur pada Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
untuk dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Cabang Bahasa Arab” ini
sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tanpa adanya berkat dan rahmat Allah
SWT tidak mungkin rasanya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan
tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, maka dari itu kami sangat mengharapkan partisipasi pembaca untuk
memberikan masukan baik berupa kritikan maupun saran untuk membuat
makalah ini menjadi lebih baik dari segi isi maupun segi yang lainnya. Kami
mohon maaf bila ada hal yang kurang berkenan dalam penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan selamat membaca.
Kendari, 2021
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan...............................................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................14
A.Kesimpulan.....................................................................................................14
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia memiliki
rasa saling ketergantungan antara yang satu dengan yang lain sehingga mereka
pun saling berinteraksi agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebagai
makhluk sosial, manusia hidup berdampingan dengan manusia yang lain. Manusia
tidak dapat menjalani hidupnya secara individual. Manusia adalah makhluk sosial
yang dalam kehidupannya tidak dapat terlepas dari interaksi, sosialisasi, dan
komunikasi yang pada akhirnya membentuk sebuah kelompok.
Allah SWT menciptakan manusia dalam jumlah yang banyak bukan tanpa
arti. Seperti yang dinyatakan pada surat Al hujuraat ayat 10 dan 13.
“Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara karena itu damaikanlah
antara kedua saudaramu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapat
rahmat.”( Q.S. Al hujuraat : 10) dan : “Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan
menjadikan berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antaramu disisi Allah ialah orang
yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Penyayang.”(Q.S. Al hujuraat : 13) dalam kedua surat tersebut juga telah
dijelaskan dan ditegaskan bahwa sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia
untuk saling bersosialisasi dan berinteraksi dalam menjalani kehidupan guna
mencapai tujuan hidup.
Demikian juga dengan umat Islam, umat Islam juga memerlukan
sosialisasi dan interaksi dengan kelompok-kelompok lain dalam menjalani
kehidupan dengan tentram dan damai untuk mencapai tujuan kita, beribadah
kepada Allah SWT. Beribadah kepada Allah SWT dengan khusyuk dengan tetap
hidup bersosialisasi dengan masyarakat.
A.
1
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini, yakni :
1. Apa pengertian pendidikan sosial?
2. Apa saja hadis tentang pendidikan sosial?
3. Apa pentingnya pendidikan sosial dalam hidup bermasyarakat?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengertian pendidikan sosial.
2. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan hadis tentang pendidikan sosial.
3. Untuk mengetahui dan mendeskripsikan pentingnya pendidikan sosial
dalam hidup bermasyarakat.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
kelompok-kelompok yang terorganisir, juga tentang kecenderungan-
kecenderungan dan impuls-impuls yang berhubungan dengan yang lainnya.
Dari beberapa pendapat di atas di simpulkan bahwa pendidikan sosial
adalah usaha sadar oleh seseorang pendidik terhadap anak untuk mempengaruhi
dan mengarahkan pada proses sosial.
Definisi pendidikan sosial yang lebih luas diberikan oleh Abdullah Nasih
Ulwan. Ia menjelaskan bahwa pendidikan sosial adalah : “Pendidikan sosial
adalah pendidikan anak sejak kecil agar terbiasa menjalankan adab sosial yang
baik dan dasar-dasar psikis yang mulia dan bersumber pada aqidah islamiyah yang
abadi dan perasaan keimanan yang mendalam agar di dalam masyarakat nanti ia
terbiasa dengan pergaulan dan adab yang baik, keseimbangan akal yang matang
dan tindakan yang bijaksana.”
Berdasarkan pendapat di atas, dapat penulis simpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan sosial adalah usaha mempengaruhi yang dilakukan
dengan sadar, sengaja dan sistematis agar individu dapat membiasakan diri dalam
mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap dan perilaku sosial dengan baik
dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dngan hak dan kewajibannya
sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.
4
Disebutkan dalam Shahîh al-Bukhâri dan Shahîh Muslim, dari Abu Ayyûb
al-Anshârî:
ِ ََم ْن َس َّرهُ أَ ْن يُ ْب َسطَ لَهُ فِي ِر ْزقِ ِه أَوْ يُ ْن َسأ َ لَهُ فِي أَثَ ِر ِه فَ ْلي
ُصلْ َر ِح َمه
ُ صلَهُ هَّللا ُ َو َم ْن قَطَ َعنِي قَطَ َعهُ هَّللا ِ ْال َّر ِح ُم ُم َعلَّقَةٌ بِ ْال َعر
َ ش تَقُو ُل َم ْن َو
َ صلَنِي َو
5
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa
menyambung silaturahmi lebih besar pahalanya daripada memerdekakan seorang
budak. Dalam Shahîh al-Bukhâri, dari Maimûnah Ummul-Mukminîn, dia berkata:
Yang amat disayangkan, ternyata ada sebagian orang yang tidak mau
menyambung silaturahmi dengan kerabatnya, kecuali apabila kerabat itu mau
menyambungnya. Jika demikian, maka sebenarnya yang dilakukan orang ini
bukanlah silaturahmi, tetapi hanya sebagai balasan. Karena setiap orang yang
berakal tentu berkeinginan untuk membalas setiap kebaikan yang telah diberikan
kepadanya, meskipun dari orang jauh.
صلَهَا
َ ت َر ِح ُمهُ َو ِ اص ُل بِ ْال ُم َكافِ ِئ َولَ ِك ْن ْال َو
ْ اص ُل الَّ ِذي إِ َذا قُ ِط َع ِ ْس ْال َو
َ لَي
2. Memuliakan tamu
Tamu dalam Islam mempunyai kedudukan yang amat terhormat. Dan
menghormati tamu termasuk dalam indikasi orang beriman.
6
Sebagaimana hadits Rasulullah mengatakan:
Bertamu itu merupakan ajaran Islam, kebiasaan para nabi dan orang-orang
shalih. Sebagian ulama mewajibkan menghormati tamu tetapi sebagian besar dari
mereka berpendapat hanya merupakan bagian dari akhlaq yang terpuji.
7
antara tetangga merupakan perbuatan yang terhormat dan Nabi saw., menjadikan
penghormatan kepada tetangga sebagai bagian keimanan kepada Allah dan Rasul,
sebagaimana hadis berikut:
4. Saling menziarahi
8
kepadamu sebagaimana kau kasih kepada kawanmu itu karena Allah” (HR.
Muslim).
د هللا بنDDولى لعبDDوس مDDا بDDحد ثنا ابو بكر بن ابى شيبة ومسدد المعنى قاال حد ثنا سفيان عن عمرو عن ابى ق
لDوا اءهDDرحمن ارحمDوهم الDDعمرو عن عبد هللا بن عمرو يبلغ به النبي صلى هللا عليه وسلم الراحمون يرحم
الرض يرحمكم من فى السماء
Artinya :
9
Mengajarkan kepada kita abu bakar Ibn Abi syaibah dan musaddad al-
ma’na berkata Abu Bakar telah mengajarkan Sufyan dari Umar bin Qabus Maula
Lingabdillah dari Abdullah bin Umar sampai Abu Bakar kepada Nabi SAW; Yang
merahmat kamu sekalian akan merahmat kamu yaitu allah swt, harus saling
menyayangi terhadap ahli bumi maka akan merahmat kepada kamu dzat yang
ada dilangit
Dalam kata “ ”ارحمواmenyatakan bahwa kita harus menyayangi terhadap
segala apa yang ada dimuka bumi ini, baik terhadap manuisa, hewan, tumbuhan ,
dan lain-lain yang dikatergarikan sebagai makhluk yang ada dimuka bumi ini.
ب
ِ رD َ Dةً ِم ْن ُكDَلِ ٍم ُكرْ بDس ع َْن ُم ْس َ َلَّ َم َم ْن نَفD ِه َو َسDصلَّى هللاُ َعلَ ْي
َ ِ قَا َل َرسُوْ ُل هللا:ال َ َض َي هللاُ َع ْنهُ ق ِ ع َْن أَبِ ْي ه َُر ْي َرةَ َر
َر ِة َو َم ْنD ُّد ْنيَا َو ْاآل ِخD ِه فِى الD َر هللاُ َعلَ ْيD ٍر يَ َّسDْسِ َر َعلَى ُمعDب يَوْ ِم ْالقِيَا َم ِة َو َم ْن يَ َّسِ س هللاُ ع َْن ُكرْ بَةً ِم ْن ُك َر َ َّال ُّد ْن َي نَف
) (أخرجه مسلم.د َما َكانَ ْال َع ْب ُد فِى عَوْ ِن أَ ِخ ْي ِهDِ َستَ َر ُم ْسلِ ًما َست ََرهُ هللاُ فِى ال ُّد ْنيَا َو ْاآل ِخ َر ِة َوهللاُ فِى عَوْ ِن ْال َع ْب
Dari Abu Hurairah ra., Nabi Saw bersabda, "Barangsiapa melepaskan
kesusahan hidup seorang mukmin di dunia, niscaya Allah akan melepaskan
kesusahan di hari kiamat darinya. Barangsiapa memudahkan urusan (mukmin)
yang sulit, niscaya Allah akan memudahkan urusannya di dunia dan di akhirat.
………..Allah akan senantiasa menolong seorang hamba, selama hamba itu
senantiasa menolong saudaranya." (HR Muslim)
10
Orang muslim yang membantu meringankan atau
m e l o n g g a r k a n kesusahan saudaranya seiman berarti telah menolong hamba
Allah SWT.y a n g s a n g a t d i s u k a i o l e h - N y a d a n A l l a h S W T . p u n
a k a n m e m b e r i k a n pertolongan-Nya serta rnenyelamatkannya dari berbagai
kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat. Sebagaimana FirmanNya : Jika kamu
menolong (agama) niscaya Allah pun akan menolongkamu semua . . ." (Q.S .
Muhammad 7)
11
orang kafir harby, Rasulullah SAW tidak ada mencontohkan suatu sikap
sebagaimana yang pernah ia lakukan terhadap orang-orang kafir dzimmi di
Khaibar.
12
Maka dari itu sangat penting untuk penekanan dalam pendidikan sosial
harus diperhatikan mulai dari lingkup keluarga, karena pendidikan sosial berawal
dari interaksi antar orang tua dan anak, lalu pada lingkup instansi pendidikan
seperti sekolah dan masyarakat luas agar proses bersosial akan semakin terbentuk
dan semakin peka akan perubahan sosial dari masyarakat, contohnya kritis dan
terjun langsung dalam mengatasi permasalahan yang ada di masyarakat. Hal ini
bisa terjadi karena proses sosial yang terjadi pada dirinya sudah terbentuk.
Di dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 11-13 pun proses pendidikan
sosial diwajibkan oleh seluruh umat manusia agar tidak saling mengolok-olok,
mengejak, ghibah, dan diwajibkan untuk saling mengenal dari berbagai latar
belakang suku, agama, ras, dan budaya. Menciptakan perdamaian dan persatuan
sebagai hasil dari proses bersosial.
Bahkan proses bersosial pun termaktub dalam sila ke 5 pancasila yang
berbunyi "keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia", mempunyai makna yang
begitu dalam menerapkan sikap bersosial dalam masyarakat, bersikap adil tanpa
memandang latar belakar agama, suku, dan budayanya dan tidak saling mencela
satu sama lain. Karena bersosial adalah suatu kodrat yang dimiliki manusia dan
pendidikan sosial memberikan proses untuk mencapai kemantapan manusia dalam
bersosial kepada manusia yang lainnya, juga slogan "Bhinneka Tunggal Ika" yang
berarti berbeda-beda tetapi tetap satu kesatuan menjadi slogan Negara Kesatuan
Republik Indonesia di dalam Pancasila dan itu menjadi penegas bahwa pendidikan
sosial menjadi unsur penting dalam bermasyarakat dan bernegara.
Hasil indah dari pendidikan sosial adalah terciptanya keberagaman dalam
kehidupan manusia, mengenal lebih dari satu atau dua suku, agama, ras, dan
budaya yang berbeda, menciptakan perdamaian dalam kehidupan yang
berdampingan, dan saling tolong menolong antar sesama.
13
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kesimpulan dalam pembahasan makalah ini, yakni :
1. Pendidikan sosial adalah usaha mempengaruhi yang dilakukan dengan
sadar, sengaja dan sistematis agar individu dapat membiasakan diri dalam
mengembangkan dan mengamalkan sikap-sikap dan perilaku sosial
dengan baik dan mulia dalam lingkungan masyarakat sesuai dngan hak
dan kewajibannya sebagai anggota masyarakat dan sebagai warga negara.
2. Rasulullah mengajarkan kita untuk dapat menjalin hubungan yang baik
dengan sesama manusia juga sesama makhluk-Nya, juga dengan
lingkungan sekitar. Aktivitas-aktivitas yang dapat lebih mendekatkan diri
kepada Allah dengan cara berinteraksi dan bersosialisasi sesama umat
muslim yaitu : 1) Silaturahim, 2) Memuliakan tamu, 3) Berbuat baik
kepada tetangga, 4) Saling menziarahi, 5) Memberi bantuan sosial, 6)
Menolong orang lain, 7) Tolong menolong dengan nonmuslim.
Karena dengan cara berinteraksi dan bersosialisasi, manusia dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya serta dapat saling memberi dan saling
mengambil manfaat satu sama lain. Hal ini juga dapat mempererat
hubungan baik antar manusia, maupun manusia dengan makhluk lain.
Karena saling mengasihi sesama makhluk Allah adalah hal yang Allah
senangi
3. Pentingnya pendidikan sosial dalam hidup bermasyarakat karena
dengan pendidikan sosial sebagai kemudahan kita dalam menjalani hidup
dan menegaskan kodrat manusia yaitu makhluk sosial yang tidak bisa
14
hidup sendiri. Proses pendidikan sosial diwajibkan oleh seluruh umat
manusia agar tidak saling mengolok-olok, mengejak, ghibah, dan
diwajibkan untuk saling mengenal dari berbagai latar belakang suku,
agama, ras, dan budaya. Menciptakan perdamaian dan persatuan sebagai
hasil dari proses bersosial.
B. Saran
Kami menyadari jika makalah ini banyak sekali memiliki kekurangan
yang jauh dari kata sempurna. Tentunya, kami akan terus memperbaiki makalah
dengan mengacu kepada sumber yang bisa dipertanggungjawabkan nantinya. Oleh
sebab itu, kami sangat mengharapkan adanya kritik serta saran mengenai
pembahasan makalah di atas.
15
DAFTAR PUSTAKA
16