Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

“TARBIYAH DAN PERADABAN”

DI SUSUN OLEH:
RUSYDI ZAFRAN
PONDOK PESANTREN
HIDAYATULLAH MALINAU
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala Rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkonstribusi dengan memberikan
sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalh ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bias
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangan mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Malinau, 11 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
Kata pengantar : …………………………………………………………………………………………………… 1

BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………………………….. 3

A. Latar belakang …………………………………………………………………………


B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………
C. Tujuan Pembahasan …………………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………..

A. Pengertian Tarbiyah dan Peradaban …………………………………………


B. Tarbiyah sebagai konsep pendidikan dalam Islam …………………….
C. Ruang Lingkup Tarbiyah dalam Pendidikan Islam……….....................

BAB III : PENUTUPAN ……………………………………………………………………...............

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………
B. Saran dan Kritik ………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latarbelakang
Kontribusi pendidikan bagi pembentukan corak dan kualitas masa depan peradaban
umat manusia tidaklah dapat dipungkiri, apalagi dinafikan. Pendidikan hingga abad modern
ini tetap diyakini sebagai tempat strategis untuk membuka wawasan dan memberikan
informasi yang paling berharga mengenai makna dan tujuan hidup sebagai norma-norma
yang dipegangi, membantu generasi muda dalam mempersiapkan berbagai kebutuhan yang
esensial untuk menghadapi tantangan perubahan-perubahan di masa depan, menciptakan
keseluruhan visi kehidupan individu, masyarakat dan bangsa. Namun kenyataan yang
dihadapi oleh pendidikan Islam adalah perumusan konsep.
Pandangan klasik tentang pendidikan pada umumnya dikatakan sebagai pranata
yang dapat dijalankan pada tiga fungsi sekaligus; Pertama, menyiapkan generasi muda
memegang peranan-peranan tertentu dalam masyarakat di masa depan. Kedua, mentranfer
dan memindahkan pengetahuan, sesuai dengan peranan yang diharapkan. Ketiga,
mentranfer nilai-nilai dalam rangka memelihara keutuhan dan kesatuan masyarakat sebagai
prasyarat bagi kelangsungan hidup (survive) masyarakat dan peradaban.
Setiap lembaga pendidikan: sekolah, keluarga dan masyarakat mestinya
dimanfaatkan dan dikembangkan secara maksimal. Lembaga pendidikan tidak bisa lepas dari
kehidupan muslim karena hal itu memang suatu kebutuhan dan juga disyari’atkan oleh
agama. Ketiga-tiganya saling terkait dan saling mendukung untuk perkembangan, kesehatan
mental dan pendidikan. Lembaga pendidikan sekolah sudah lazim dan dikenal masyarakat
luas, adapun yang belum dikembangkan adalah lembaga pendidikan dalam keluarga..
Di antara ketiga komponen yang mempunyai pondasi terpenting tersebut di atas,
adalah keluarga. Keluarga merupakan arsitektur bagi pembentukan pribadi anak. Waktu
anak banyak berkumpul dengan keluarganya. Pola tingkah laku, pikiran, sugesti ayah ibu
dapat mencetak pola yang hampir sama pada anggota keluarga lainnya. Keluarga, sekolah
dan masyarakat, merupakan pusat pendidikan. Namun diantara ketiganya keluargalah yang
paling kuat pengaruhnya. Karena seorang anak akan masuk Islam pada awal masanya, juga
karena waktu yang dihabiskan anak dalam keluarga lebih banyak dibandingkan dengan
waktu di tempat lain,maka kedua orang tualah yang paling banyak berpengaruh terhadap
anak. Oleh karena itu, tradisi kebiasaan sehari-hari baik sikap hidup, cara berfikir, dan filsafat
hidup keluarga itu sangat besar pengaruhnya dalam proses membentuk tingkah laku dan
sikap anggota keluarga, terutama anak-anak. Hal ini disebabkan anak-anak merupakan
peniru ulung yang sangat tajam baik melalui penglihatan, pendengaran dan tingkah laku
lainnya dari orang-orang di sekitarnya. Apabila lahan peniruan itu bagus, maka anak akan
tumbuh sesuai dengan harapan orang tuanya yaitu anak yang mempunyai moral yang baik
(sesuai dengan ajaran agama Islam dan sesuai dengan aturan sosial masyarakat). Sebaliknya,
jika lingkungan peniruan itu jauh dari nuansa ajaran agama Islam dan tidak menghargai
aturan masyarakat yang ada, maka dengan sendirinya anak akan terbentuk seperti yang ada
di lingkungan di mana ia bertempat tinggal. Anak kecil sangat membutuhkan perkembangan
yang dinamis di masa pertumbuhannya, karena anak dilahirkan tidak dalam keadaan lengkap
dan tidak pula dalam keadaan kosong. Ia dilahirkan dalam keadaan fitrah, ia dilahirkan dalam
keadaan tidak tahu apa-apa, akan tetapi ia telah dibekali dengan pendengaran, penglihatan
dan kata hati, sebagai modal yang harus dikembangkan dan diarahkan kepada martabat yang
mulia, mengisi dan menjadikan kehidupannya sebagai takwa kepada Allah.
Mendidik anak pada hakekatnya merupakan usaha nyata dari pihak orang tua dalam
rangka mensyukuri karunia Allah SWT serta mengemban amanat-Nya, Sehingga anak tetap
menjadi sumber kebahagiaan, mampu menjadi penerus keturunan yang baik, mampu
menjadi pelestari pahala setelah pihak orang tua meninggal dunia dan mampu menjadi
manusia yang mandiri. Usaha nyata pihak orang tua dimaksud adalah mengembangkan
totalitas potensi yang ada pada diri anak. Potensi anak secara garis besar dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu potensi rohaniah dan potensi jasmaniah. Potensi rohaniah meliputi
potensi pikir, potensi rasa dan potensi karsa, sedangkan potensi jasmaniah meliputi potensi
karsa dan potensi sehat.
Pendidikan Islam dalam keluarga merupakan sarana utama yang harus dioptimalkan
dalam mempersiapkan generasi muslim, karena penyelewengan ajaran Islam disebakan oleh
jauhnya umat dari metode Pendidikan Islam, untuk meluruskannya kembali tidak ada jalan
lain kecuali dengan Pendidikan Islam pula. Pendidikan Islam adalah ketentuan Allah yang
ditetapkan untuk manusia dalam surat Ar-Ra’du yang artinya “sesungguhnya Allah tidak
akan merubah nasib suatu kaum sehingga mereka sendiri yang merubahnya”1 Meskipun
memerlukan waktu yang lama, juga banyak tantangannya, bagaimanapun pendidikan tetap
sebagai sarana utama untuk melakukan perubahan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
➢ Pengertian Tarbiyah dan Peradaban
➢ Tarbiyah sebagai konsep pendidikan dalam Islam
➢ Ruang Lingkup Tarbiyah dalam pendidikan Islam
C. Tujuan Pembahasan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini tujuan penulisan
makalah. Kita dapat mendeskripsikan apa itu Tarbiyah dan Peradaban, selain itu kita dapat
mengetahui memaparkan pembagian Tarbiyah. Selain itu kita bisa mengaitkan antara
Tarbiyah dan Peradaban.
BAB II
PEBAHASAN
A. Pengertian Tarbiyah dan Peradaban
Dalam Islam, istilah pendidikan disebut dengan Tarbiyah. Menurut ilmu
Bahasa, Tarbiyah berasal dari tiga kata Robbaba-Robba-Yurobbi yang memperbaiki
sesuatu dan pengertiannya. Sedang arti Tarbiyah secara Istilah adalah,
menyampaikansesuatu untuk mencapai kesempurnaan, dimana bentuk
penyampaianya berbeda satu dengan yangtujuan pembentukannya. Tarbiyah juga
bertujuna untuk mencapai kesempurnaan sesuai dengan batas kemampuan
seseorang, sesuatu yang dilakukan secara bertahap dan sedikit demi sedikit.
Menuntut ilmu tidak berhenti pada batas waktu dan tempat. Menuntut ilmu terhitung
dari buaian sampai liang lahad. Tarbiyah sangat penting dalam keidupan baik secara
invidu maupun keseluruhan, yaitu mencapai ridho Allah SWT.
Tarbiyah lebih tepat digunakan dalam konteks pendidikan islam dari pada al-
ta’lim. Keduanya memiliki perbedaan mendasar di mana tarbiyah berarti mendidik,
sedangkan ta’lim berarti mengajar. istilah Al-tarbiyah berasal dari kata "rabb" yang
memiliki arti mendidik berarti mempersiapkan peserta didik dengan berbagai cara
agar dapat mempergunakan tenaga dan bakatnya dengan baik, sehingga mencapai
kehidupan sempurna di masyarakat.
Berangkat dari pendapat Al-Abrasyi berkaitan dengan istilah tarbiyah yang
dilnilai lebih tepat, maka arah tujuan at-tarbiyah al-Islamiyah adalah untuk mendidik
anak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan
mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu
kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur.16 Jadi at-tarbiyah memiliki
cakupan makna yang lebih luas dari at-ta’lim di mana ta’lim menjadi salah satu bagian
dari sarana-sarana pendidikan yang beraneka ragam.
Tarbiyah (pendidikan) merupakantransformasi pengetahuan dari satu
generasi kegenerasi, atau dari orang tua kepada anaknya. Transformasi pengetahuan
ini dilakukan dengan penuh keseriusan agar peserta didik memiliki sikap dan
semangat yang tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga
terbentuk ketakwaan, budi pekerti, dan kepribadian yang luhur. Dengan
terbentuknya individu seperti itu maka suatu pendidikan dapat terealisasikan
tujuannya.
Dalam pendidikan (tarbiyah) ini mencakup ranah kognitif, afektif,
psikomotorik, ketiga ranah tersebut harus dimiliki peserta didik, agar apa yang jadi
visi misi lembaga institusi tertentu bisa terwujud tujuan pendidikannya, untuk itu
maka pendidik dalam mendidik harus memiliki rasa keseriusan, keikhlasan dalam
menjalankan tugas-tugasnya. Agar peserta didik menjadi sosok yang diharapkan dan
bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri dan juga masyarakat.
Jika istilah tarbiyah diambil dari fiil madhinya (rabbayani) maka memiliki arti
memproduksi, mengasuh, menanggung, memberi makan, menumbuhkan,
mengembangkan, memelihara, membesarkan, dan menjinakan.Istilah tarbiyah
mencakup tiga pendidikan yaitu kognitif (cipta), efektif (rasa) dan psikomotorik
Pelaksanaan Tarbiyah dalam pembinaan akhlak siswa Islam yang menyatakan
bahwa pelaksanaannya berupa pembagian menjadi kelompok kecil, diawali dengan
perbaikan bacaan Al Qur’an atau tahsinul qiro’ah sekaligus mentadabburi ayat-ayat-
Nya, menyajikan materi dasar keislaman seperti adab dan akhlak dan juga fungsi
ibadah seperti sholat tepat waktu dan berjema’ah di masjid adalah suatu hal yang
baik menurut siswa. Hal ini disebabkan oleh kesadaran siswa terhadap manfaat yang
ia dapatkan terhadap pelaksanaan Tarbiyah.
Sedangkan pengertian Peradaban, peradaban Islam adalah peradaban ilmu.
Substansi peradaban Islam itu ibarat pohon (syajarah) yang akarnya tertanam kuat
di bumi, sedangkan dahan-dahannya menjulang tinggi ke langit dan memberi rahmat
bagi alam semesta. Akar itu adalah teologi Islam (tauhid) yang berdimensi
epistemologis Lalu, berkembang menjadi tradisi pemahaman terhadap Alquran
sehingga lahir intelektual Islam. Dari tradisi ini, kemudian terbentuklah komunitas
sehingga melahirkan konsep keilmuan dan disiplin keilmuan Islam. Dari sini, lalu
lahir sistem sosial, politik, ekonomi, dan kebudayaan Islam. Sejarah Peradaban Islam
menambahkan, berkembangnya peradaban Islam itu disebabkan Islam meletakkan
dasar-dasar kepercayaan murni. Keyakinan manusia hanyalah pada Tuhan, bukan
pada benda, hawa nafsu, atau kemegahan. Semua kerja kemanusiaan hanyalah untuk
Allah. Tidak ada yang perlu dipertuan dan dipertuhankan, kecuali Allah. Karena itu,
tak heran bila akhirnya kekuatan Islam yang bersendi pada Alquran mampu
menaklukkan berbagai wilayah negara. Di mulai dari masa Rasulullah, kemudian
diteruskan di masa Khulafaur Rasyidin, hingga masa tabiin dan munculnya berbagai
dinasti Islam di sejumlah negara, seperti Dinasti Abbasiyah, Umayyah, Fatimiyyah,
Ottoman, Mamluk, dan sebagainya.
B. Tarbiyah sebagai konsep Pendidikan dalam Islam
Terdapat beberapa pandangan mengenai pengertian pendidikan, seperti yang
lazim digunakan dalam praktik pendidikan. Dalam hubungan ini dijumpai berbagai
rumusan yang berbeda-beda. pendidkan adalah bimbingan atau mimpinan secara
sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju
terbentuknya kepribadian yang utama. Berdasarkan rumusan ini ada lima unsur
utama pendidikan, yaitu 1). Usaha (kegiatan) yang bersifat bimbingan, pimpinan atau
pertolongan yang dilakukan secara sadar. 2). Ada pendidik, pembimbing atau
penolong. 3). Ada yang dididik, atau si terdidik. 4). Adanya dasar dan tujuan dalam
bimbingan tersebut. 5). Dalam usaha itu tentu ada alat-alat yang dipergunakan.
definisi tersebut dinilai sebagai definisi yang belum mencakup semua yang dikenal
sebagai pendidikan. Definisi tersebut cukup memadai bila pendidikan dibatasi hanya
pada pengaruh seseorang kepada orang lain, dengan sengaja (sadar). Pendidikan oleh
diri sendiri dan oleh lingkungan, nampak belum mencakup ke dalam batasan
pendidikan.
C. Ruang Lingkup dalam Pendidikan Islam
Ditinjau dari arti ruang lingkup, maka dapat dimengerti bahwa konsep
tarbiyah secara dasar yang berasal dari kata rabb bermakna bahwa Allah SWT
memberikan pemeliharaan, perlindungan, bimbingan, dan mengatur segala urusan
manusia sebagai khalifa dimuka bumi ini.Maka dapat dimengerti bahwa Allah SWT
merupakan pendidik yang maha agung bagi seluruh alam semesta, bukan saja
mendidik manusia tetapi mendidik bagi seluruh makhluknya.
Sedangkan konsep tarbiyah dalam dunia pendidikan dengan konsep pendidikan
islam, maka seorang pendidik dituntut untuk memberikan bimbingan, contoh,
tauladan, serta pengetahuan sesuai dengan syariat dan tuntutan yang ada dalam al-
quran dan hadits.
Jika ditinjau melalui konsep pendidikan dalam islam, maka tarbiyah
memberikan ruang lingkup tersendiri dalam konteks pemeliharaan Allah SWT
terhadap manusia. Adapun cakupan tersebut terkait pemeliharaan fisikal dan
pemeliharaan syariat dan pengajaran.
• Pemeliharaan fisikal (tarbiyah khalqiyyah) bermakna menumbuhkan dan
menyempurnakan bentuk tubuh serta memberikan daya jiwa dan akal.
• pemeliharaan syariat dan pengajaran (tarbiyah syar’iyyah ta’limiyyah) yaitu
menurunkan wahyu kepada salah seorang diantara mereka unuk
menyempurnakan fitrah manusia dengan ilmu dan amal

Melalui pendidikan Islam orang dapat memperoleh ilmu, dan dengan ilmu
orang dapat mengenal tuhannya, mencapai ma’rifatullah, peribadatan seseorang juga
akan hampa jika tidak dibarengi ilmu pendidikan Islam. Pendidikan Islam dipahami
sebagai proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai ajaaran Islam terhadap
peserta didik, melalui proses pengembangan fitrah agar memperoleh keseimbangan
hidup dalam semua aspeknya.
Implikasi penggunaan istilah dan konsep tarbiyah dalam pendidikan Islam
adalah:
• Pendidikan bersifat humoris-teosentris artinya berorientasi pada fitrah dan
kebutuhan dasar manusia, yang diarahkan sesuai dengan sunnah tuhan “pencipta”.
• Pendidikan bernilai ibadah karena tugas pendidikan merupakan bagian
tugas dari kekhalifahannya, sedangkan pendidikan yang hakiki adalah allah “rabbul’
alamin”
• Tanggung jawab pendidikan tidak hanya kepada sesame manusia tetapi juga
kepada tuhan’
Dengan demikian, pendidikan islam dapat difahami bahwa” segala usaha
untuk memelihara dan mengembangkan fitrah manusia serta sumber daya manusia
yang ada padanya menuju terbentuknya manusia sentuhnya (insan kamil) seusai
dengan norma Islam.
Tujuan pendidikan, khususnya pada kependidikan Islam adalah menyangkut
berbagai aspek kehidupan manusia terutama pada aspek moral yang sifatnya sangat
abstrak, namun wujud dari moral itu tampak pada sikap, prilaku, dan tindak-tanduk
personalnya. Oleh karena itu, perlu ditegaskan bahwa tujuan pendidikan adalah
untuk menjelaskan apa sebenarnya yang ingin diperoleh dari suatu proses
pendidikan, karena tanpa kejelasan tujuan seluruh kegiatan proses pendidikan tidak
akan mempunyai arah yang jelas, bahkan pendidikan tersebut dapat gagal. Di
samping itu, tujuan akhir dari pendidikan adalah tujuan yang dikehendaki agar anak
didik menjadi manusia sempurna (insan kamil) yang mengadakan dirinya akan
kepatuhan dan tanggung jawabnya kepada Allah stw.
Lingkungan pendidikan Islam adalah suatu institusi atau lembaga dimana
pendidikan itu berlangsung. Kajian lingkungan pendidikan ini biasanya terintegrasi
secara implisit dengan pembahasan mengenai macam-macam lingkungan
pendidikan. Namun demikian dapat dipahami bahwa lingkungan Tarbiyah Islamiyah
itu adalah suatu lingkungan yang di dalamnya terdapat ciriciri keislaman yang
memungkinkan terselenggaranya pendidikan Islam dengan baik.
Al-qur’an tidak mengemukakan penjelasan mengenai lingkungan
pendidikan Islam tersebut, kecuali lingkungan pendidikan yang dalam praktek
sejarah digunakan sebagai tempat berlangsungnya kegiatan pendidikan yaitu rumah,
masjid, masjid, sanggar kegiatan para sastrawan, madrasah, danuniversitas
tujuan pendidikan Islam adalah (a) kesempurnaan manusia yang berujung
taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dan (b) kesempurnaan manusia yang
berujung kepada kebahagiaan dunia dan kesentosaan akhirat. Dengan demikian,
dapatlah dipahami bahwa tujuan akhir pendidikan yang ingin dicapai utamanya
dalam kependidikan Islam adalah terwujudnya pribadi muslim yang sempurna yang
beriman, bertakwa, berilmu, bekerja, dan berakhlak mulia dalam mengemban
amanah sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai hamba Allah swt.
BAB II
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Secara bahasa pendidikan dapat diartikan menjadi tarbiyah, talim, dan
tadib.sedangkan secara istilah, pendidikan dalam islam adalah sebuah rangkaian
proses memperdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal maupun
moral. Sedangkan konsep tarbiyah dalam dunia pendidikan dengan konsep
pendidikan islam, maka seorang pendidik dituntut untuk memberikan bimbingan,
contoh, tauladan, serta pengetahuan sesuai dengan syariat islam.
Tarbiyah juga dapat diartikan dengan “proses transformasi ilmu pengetahuan dari
pendidik (rabbani) kepada peserta didik, agaria memiiki sikap dan semangat yang
tinggi dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentuk
ketakwaan, budipekerti, dan kepribadian yang luhur.” Sebagai proses, tarbiyah
menuntut ada nya penjenjangan dalam transformasi ilmu pengetarhuan, mulai dari
pengetahuan yang dasar menuju pada pengetahuan yang sulit.
Melalui pendidikan Islam orang dapat memperoleh ilmu, dan dengan ilmu orang
dapat mengenal tuhannya, mencapai ma’rifatullah, peribadatan seseorang juga akan
hampa jika tidak dibarengi ilmu pendidikan islam. Pendidikan islam dipahami
sebagai proses transformasi dan internalisasi nilai-nilai ajaaran islam terhadap
peserta didik, melalui proses pengembangan fitrah agar memperoleh keseimbangan
hidup dalam semua aspeknya
B. Saran dan Kritik

Anda mungkin juga menyukai