Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP PENDIDIKAN MENURUT ISLAM


Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat manajemen pendidikan islam

Dosen Pengampuh :
SISWANTO, M.Fiil

Disusun Oleh :
1. Muhammad Hendri Nurrohman (202212701200868)
2. Siska Hadlirotul Qudsiyah (2022127001200880)

PRODI MANEJMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN SUNAN DRAJAT
LAMONGAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan pengetahuan
sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah


berkontribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun
dengan baik dan rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran yang
bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih baik lagi.

Banjaranyar, 9 Juni 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar....................................................................................................i

Daftar Isi...............................................................................................................ii

Bab I Pendahuluan.............................................................................................1

A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah.....................................................................................2
C. Tujuan .......................................................................................................2

Bab II Pembahasan.............................................................................................4

A. Pengertian Pengenmbangan Sumber Daya Manusia.................................4


B. Prinsip Pengembangan Sumber Daya Manusia.........................................4
C. Kendala Pengembangan Sumber Daya Manusia.......................................7

Bab IV : Penutup.................................................................................................10

A. Kesimpulan................................................................................................10

Daftar Pustaka

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Mengkaji masalah pendidikan adalah sesuatau yang senantiasa menarik
perhatian. Berbagai konsep dan gagasan yang berbeda-beda menunjukkan bahwa
persoalan-persoalan pendidikan Islam belum selesai. Istilah yang sering dirujuk untuk
merumuskan konsep pendidikan Islam adalah term "tarbiyah". Sebenrnya di kalangan
Muslim sekurang-kurangnya terdapat tiga istilah yang mungkin digunakan untuk
menandai atau mengacu konsep pendidikan, yaitu tarbiyah, ta'lim dan ta'dib. Namun
dengan pertimbangan yang belum jelas, istilah yang sekarang sering dipakai dan
berkembang secara umum di dunia Arab dan Islam pada umumnya adalah tarbiyah.
Salah satu bentuk penggunaannya terlihat pada penamaan fakultas-fakultas
pendidikan dengan Kulliyat al-Tarbiyah, atau yang di Indonesia disebut dengan
Fakultas Tarbiyah. Apakah kata yang disebut terakhir ini, tarbiyah, sudah
representatif untuk merekonstruksi konsep pendidikan Islam yang sebenarnya dan
yang dikehendaki oleh Islam itu sendiri, apakah kandungan makna istilah tersebut
yang dikehendaki Islam itu sendiri, apakah kandungan makna istilah tersebut secara
semantik. Mengapa justru kata itu yang banyak dipakai untuk mambangun konsep
pendidikan Islam, tidak istilah lainnya, ta'lim atau ta'dib.
B. Rumusan Masalah
1. Konsep tarbiyah
2. Konsep taklim
3. Kosep ta’dib

C. Tujuan

1. Mengetahui konsep tarbiyah


2. Me8ngetahui konsep taklim
3. Mengetahui konsep ta’bid

1
BAB I

PEMBAHASAN

A. Konsep Tarbiyah

Dalam literatur-literatur berbahasa Arab kata tarbiyah mempunyai banyak definisi


yang intinya sama yaitu mengacu pada proses pengembangan potensi yang dianugrahkan
pada manusia. Definisi-definisi itu antara lain sebagai berikut:

a. Tarbiyyah adalah proses pengembangan dan bimbingan jasad, akal dan jiwa yang
dilakukan secara berkelanjutan sehingga mutarabbi (anak didik) bisa dewasa dan
mandiri untuk hidup di tengah masyarakat
b. Tarbiyyah adalah kegiatan yang disertai dengan penuh kasih sayang, kelembutan hati,
perhatian bijak dan menyenangkan; tidak membosankan

Menurut al-Nahlawi, terma tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu:

a. Rabba yarbu,yang berarti bertambah atau tumbuh, seperti tertera pada firman
Allah Swt: Q.S, al-rum: 39.
"dan sesuatu Riba (tambahan) yang kamu berikan agar Dia bertambah pada
harta manusia, Maka Riba itu tidak menambah pada sisi Allah, dan apa yang
kamu berikan berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan
Allah, Maka (yang berbuat demikian) Itulah orang-orang yang melipat
gandakan (pahalanya)"
b. rabiya-yarba.dengan wazan Khafiya-yakhf, yang berarti menjadi besar.(Q.S.
Al- isra': 24)
c. rabba-yarubbu, dengan mazan madda yamuddu, yang berarti memperbaiki,
menguasai urusan, menuntun dan memelihara."

Dari pandangan beberapa pakar tafsir tersebut, kata dasar ar-rabb, mempunyai arti
yang luas antara lain; memiliki, menguasai, mengatur, memelihara, memberi makan,
menumbuhkan, mengembangkan dan berarti pula memanajer. Konsep tarbiyyah merupakan
salah satu konsep pendidikan Islam yang penting. Menurut Al-Attas, secara semantik istilah
tarbiyyah tidak tepat dan tidak memadai untuk membawakan konsep pendidikan dalam
pengertian Islam, sebagaimana dipaparkan, bahwa: Istilah tarbiyyah yang dipahami dalam
pengertian pendidikan sebagaimana dipergunakam di masa kini, tidak secara alami

2
mengandung unsur-unsur esensial pengetahuan, intelegensi dan kebajikan yang pada
hakikatnya merupakan unsur-unsur pendidikan yang sebenarnya. Jika sekiranya dikatakan
bahwa suatu makna yang berhubungan dengan pengetahuan disusupkan dalam konsep rabba,
maka makna tersebut mengacu pada pemilikan pengetahuan dan bukan penanamannya.
Konsep tarbiyyah merupakan proses mengurus dan mengatur supaya perjalanan kehidupan
berjalan dengan lancar. Kata al-rabb juga berasal dari kata tarbiyyah yang berarti
mengantarkan sesuatu kepada kesempurnaan secara bertahap, sebagaimana Q.S. al Syu’ara:
18, “Fir’aun menjawab: “Bukankah kami telah mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu
kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal bersama kami beberapa tahun dari umurmu”. Ini
menegaskan pada proses pengasuhan atau membesarkan. Proses tarbiyah tidak mencakup
langsung keterlibatan ilmu sebagai aspek penting dalam pendidikan. Proses pengembangan
(penumbuhan) diri sebagai pengembangan yang bersifat materi, pada dimensi biologis
(meterialistik) dan bersifat kuantitatif (aturan, fasilitas dan kondisi).

Apabila dikatakan bahwa suatu makna yang berhubungan dengan pengetahuan bisa
disusupkan dalam konsep rabba, maka makna tersebut mengacu kepada pemilikan
pengetahuan dan bukan pada proses penanamannya. Oleh karenanya, hal itu tidak mengacu
pada pendidikan dalam arti yang kita maksudkan, seperti adanya istilah rabbaniy yang
diberikan bagi orang-orang bijaksana yang terpelaja dalam bidang pengetahuan tentang al-
Rabb

Tarbiyah juga dapat diartikan dengan “proses transformasi ilmu pengetahuandari


pendidik (rabbani) kepada peserta didik, agar ia memiliki sikap dan semangatyang tinggi
dalam memahami dan menyadari kehidupannya, sehingga terbentukketakwaan, budi
pekerti, dan kepribadian yang luhur.” Sebagai proses, tarbiyahmenuntut adanya
penjenjangan dalam transformasi ilmu pengetarhuan, mulai daripengetahuan yang
dasar menuju pada pengetahuan yang sulit Dalam pendidikan(tarbiyah) ini
mencakup ranah kognitif, afektif, psikomotorik, ketiga ranah tersebutharus dimiliki peserta
didik, agar apa yang jadi visi misi lembaga institusi tertentubisa terwujud tujuan
pendidikannya, untuk itu maka pendidik dalam mendidik harusmemiliki rasa keseriusan,
keikhlasan dalammenjalankan tugas-tugasnya.Agar pesertadidik menjadi gambar yang
diharapkan dan bisa bermanfaat bagi dirinya sendiri danjuga masyarakat.

Dalam konteks yang luas, pengertian Pendidikan Islam yang terkandungdalam kata
Tarbiyah terdiri atas 4 tindak mengharapkan, yaitu:

3
a. memelihara dan menjaga fitrah anak didik menuju dewasa
b. mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan
c. mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan
d. melakukan pendidikan secara bertahap.
B. Konsep Taklim
Ta'lim secara bahasa adalah “pengajaran(petunjuk)",sedangkan secara
istilah berat mengajar yang bersifat persembahan atau jalan pengertian,
pengetahuandan keterampilan. Kata ta'lim berasaldari kata kerja 'allama yang makna
“mengajar”.Dalam bahasa Arab, kata tarbiyah dan ta'lim memiliki makna
“pendidikan danmengajar”, Sedangkan pendidikan Islam dalam bahasa Arabnya
adalah “at-tarbiyah islamiyah”. Kata ta'lim dengan kata kerja “allama juga sudah
digunakan sejak zaman Nabi baik di dalamAlquran maupun hadis
Ta’lim artinya pengajaran. M. Thalib mengatakan bahwa ta’lim memiliki arti
memberitahukan sesuatu kepada seseorang yang belum tahu. Taklim secara umum
hanya terbatas pada pengajaran (proses transfer ilmu pengetahuan) dan pendidikan
kognitif semata-mata (proses dari tidak tahu menjadi tahu). Beberapa ahli Pendidikan
mendefinisikan taklim, sebagai berikut :
a. Abdul Fatah Jalal, mendefinisi-kan taklim sebagai proses pemberi
pengetahuan, pemahaman, pengertian, tanggung jawab, dan penanaman
amanah, Taklim menyangkut aspek pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan seseorang dalam hidup serta pedoman perilaku yang baik. Taklim
merupakan proses yang terus menerus diusahakan semenjak dilahirkan, sebab
manusia dilahirkan tidak mengetahui apa-apa, tetapi dia dibekali dengan
berbagai potensi yang memper-siapkannya untuk meraih dan memahami ilmu
pengetahuan serta memanfaatkannya dalam kehidupan.
b. Rasyid Ridho, taklim adalah proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada
jiwa individu tanpa adanya batasan ketentuan tertentu.
c. Muhammad Naquib al-Attas, mengartikan taklim dengan pengajaran. Bila
taklimdisinonimkan dengan tarbiyah, maka taklim mempunyi arti pengenalan
tempat segala sesuatu dalam sebuah sistem. Menurutnya ada hal yang
membedakan antara tarbiyah dengan taklim, yaitu ruang lingkup taklim lebih
umum daripada tarbiyah, karena tarbiyah tidak mencakup segi pengetahuan
dan hanya mengacu pada kondisi eksistensial, yang mengacu pada segala
sesuatu yang bersifat fisik mental
4
d. Muhammad Athiyah al-Abrasy, taklim lebih khusus dibandingkan dengan
tarbiyah, karena taklim hanya merupakan upaya menyiapkan individu dengan
mengacu pada aspek-aspek tertentu saja, sedankan tarbiyah mencakup
keseluruhan aspek-aspek pendidikan
e. Al-Asfahany menyatakan bahwa ta'lim adalah pemberitahuan yang dilakukan
dengan berulang-ulang dan sering, sehingga berbekas pada diri muta'allim." Di
samping itu, ta'lim juga adalah menggugah untuk mempersepsikan makna
dalam pikiran. Karenanya, sebagaimana dikemukakan jalal, dalam konteks
ta'lim, apa yang dilakukan Rasulullah saw bukan sekedar membuat umat islam
bisa membaca apa yang tertulis, melainkan dapat membaca dengan renungan,
pemahaman, pengertian, tanggung jawab dan amanah, Karenanya masih
menurut jalal, ta'lim mencakup:
a) Pengetahuan teoritis
b) Mengulang kaji secara lisan
c) Pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan
d) Perintah untuk melaksanakan apa yang diketahui

Berdasarkan beberapa ayat dan beberapa hadts, istilah ta’lim menunjukkan


bahwa ilmu yang bisa untuk dialihkan meliputi semua ilmu termasuk diantaranya
sihir. Sehingga memang istilah tersebut lebih dekat pada pengajaran bukan
pendidikan, karena pendidikan dalam pengertian Islam tentu saja harus mengarah
pada manusia yang lebih baik, sesuai peran dan fungsinya menurut al-Qur’an dan
al-Sunnah.

Ruang lingkup pengertian ta'lim yang tidak terbatas pada aspek kognisi saja
menurut Jalal didasarkan pada firman Allah SWT yang terjemahannya sebagai
berikut: “Sebagaimana Kami telah mengutus kepadamu seorang Rasul di antara
kamu dan menyucikan kamu dan mengajarkan kamu al-Kitab dan al-Hikmah,
serta mengajarkan kamu apa yang belum kamu ketahui". Berdasarkan ayat
tersebut, pendidikan tilawah al-Qur'an tidak terbatas pada kemampuan membaca
harfiah, tetapi lebih luas darti itu adalah membaca dengan perenungan yang sarat
dengan pemahaman dan pada gilirannya melahirkan tanggung jawab moral
terhadap ilmu yang diperoleh melalui bacaan itu. Melalui pendidikan semacam ini
Rasulullah telah mengantarkan para sahabatnya untuk mencapai tingkat tazkiyah
(proses penyucian diri) yang membuat mereka berada pada kondisi siap untuk

5
mencapai tingkat al-hikmah. Pada tingkat terakhir ini, ilmu, perkataan, dan
perilaku seseorang telah terintegrasi dalam membentuk kepribadian yang kokoh

C. Konsep Ta’dib
Ta’dib berasal dari kata addaba yuaddibu dan ta’dib, biasa diartikan dengan
‘allama atau mendidik. Addaba diterjemahkan oleh Ibnu Manzhur merupakan
padanan kata allamadan oleh Azzat dikatakan sebagai cara Tuhan mengajar Nabi-
Nya, sehingga Al-Attas mengatakan bahwa kata addaba (ta’dib) mendapatkan
rekanan konseptualnya di dalam istilah ta’lim (mengajar).Al-Attas, mengartikan kata
addaba secara generik adalah undangan kepada suatu perjamuan. Pengunaan ta’dib
lebih cocok untuk pendidikan islam, konsep inilah yan diajarkan oleh Rasul. Ta’dib
berarti pengenalan, bimbingan, pengakuan yang secara berangsur-angsur ditanamkan
kepada manusia tentang segala sesuatu dalam tatanan penciptaan, sehingga
membimbing kearah kesopanan, keramahan, kehalusan budi pekerti , dan ketaatan
terhadap kekuasaan dan keagunggan Allah.
Konsep ta’dib adalah konsep pendidikan Islam yang komprensif, karena
aspek-aspek ilmu dan proses pencapaiannya mesti dicapai dengan pendekatan tauhid
dan objek-objeknya diteropong dengan pandangan hidup Islami. Menurut Al-Attas,
pendidikan Islam bukanlah seperti pelatihan yang akan menghasilkan spesialis.
Melainkan proses yang akan menghasilkan individu baik (insan abadi), yang akan
men guasai berbagai bidang studi secara integral dan koheren yang mencerminkan
pandangan hidup islam.
Dapat disimpulkan, konsep ta’dib adalah konsep pendidilan yang bertujuan
menghasilkan individu beradab, yang mampu melihat segala perseolan dengan
teropong worldview Islam. Mengintengrasikan ilmu-ilmu sains dan humaniora
dengan ilmu syariah. Sehingga apapun profesi dan keahliannya, syariah dan
worldview Islam tetap merasuk dalam dirinya sebagai parameter utama. Individu-
individu yang demikian ini adalah manusia pembentuk peradaban Islam yang
bermartabat. Dalam tataran praktis, konsep ini memerlukan proses Islamisasi
pengetahuan terlebih dahulu. Karena, untuk mencapai tujuan utama konsep
pendidikan ini, ilmu-ilmu tidak hanya perlu diintegrasikan akan tetapi, ilmu yang
berparadigma sekuler harus diislamkan basis filosofinya.
Konsep ta’dib dalam pendidikan menjadi sangat penting mengingat semakin
terlihatnya gejala keruntuhan akhlak di kalangan umat Islam bukan dikarenakan

6
mereka tidak mempunyai ilmu pengetahuan, tetapi karena mereka telah kehilangan
adab. Tindak kejahatan, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, pembunuhan dan hal
lain justru banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang mengenyam proses pendidikan.
Proses bertambahnya ilmu pengetahuan seakan-akan tidak berbanding lurus bahkan
tidak berhubungan dengan peningkatan akhlak yang mulia atau keimanan para
mudarist.
Di dalam hadis ini "Addabani Rabbi fa ahsana ta'dibi" (Tuhanku telah
mendidikku dan dengan demikian menjadilah pendidikanku yang terbaik). secara
eksplisit digunakan istilah ta'dib (yang diartikan pendidikan) dari kata addaba yang
berarti mendidik. Kata ini, menurut al-Zajjaj, dikatakan sebagai cara Tuhan mendidik
Nabinya, tentu saja mengandung konsep pendidikan yang sempurna.
Dengan penjelasan di atas al-Attas selanjutnya menguraikan pengertian hadis
ini sebagai berikut: "Tuhanku telah membuatku mengenali dan mengakui, dengan apa
(yaitu adab) yang secara berangsur-angsur telah ditanamkan ke dala m diriku, tempat-
tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam penciptaan, sehingga hal itu
membmbingku ke arah pengenalan dan pengakuan tempat-Nya yang tepat di dalam
tatanan wujud dan kepribadian dan sebagai akibatnya, Ia telah membuat pendidikanku
yang paling baik". Sehingga, dengan demikian tidak perlu ada keraguan bahwa
konsep dan proses pendidikan telah tercakup di dalam istilah ta'dib dan bahwa istilah
yang tepat untuk menunjukkan "pendidikan" di dalam Islam sudah cuku terungkapkan
olehnya. Istilah ta'dib mengandung arti ilmu, pengajaran (ta'lim) dan pengasuhan yang
baik (tarbiyah). Tidak ditemui unsur penguasaan pemilikan terhadap objek atau anak
didik, di samping tidak juga menimbulkan interpretasi mendidik makhluk selain
manusia, misalnya binatang dan tumbuh-tumbuhan. Karena, menurut konsep Islam,
yang dapat dan harus dididik hanyalah manusia.
sebagai upaya dalam pembentukan adab, ta'dib bisa diklasifikasikan kedalam
empat macam:
a. Ta'dib al-Akhlaq, yaitu pendidikan tata krama spritual dalam kebenaran, yang
memerlukan pengetahuan tentang wujud kebenran. yang didalamnya segala
yang ada memiliki kebenaran tersendiri dan yang denganya segala sesuatu
pujian.
b. Ta'dib Al-khidmah, yaitu pendidikan tatakrama spiritual dalam pengabdian.
c. Ta'dib al-syari'ah, pendidikan tatakrama spiritual dalam syari'ah.
d. Ta'dib al-shuhbah ,yaitu pendidikan tatakrama spiritual dalam persahabatan
7
Naquid al-Attas berkesimpulan bahwa ta'dib adalah istilah yang paling cocok,
untuk menyebutkan pendidikan dalam konteks islam, karena didalamnya
terkandung arti ilmu, kearifan, keadilan, kebijaksanaan, pengajaran dan
pengasuhan yang baik. Dengan demikian, pendidik berfungsi sebagai pembimbing
ke arah pengenalan dan pengakuan tempat tuhan yang tepat dalam tatanan wujud
dan keberadaan

8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Istilah ta’lim’, ta’dib, dan tarbiyah jika ditinjau dari segi penekanannya
terdapat titik perbedaan antara satu dengan lainnya, namun apabila dilihat dari
unsur kandungannya, terdapat keter-kaitan yang saling mengikat, yakni dalam
hal memelihara dan mendidik anak. Dalam ta’lim, titik tekannya adalah
penyampaian ilmu pengetahuan yang benar, pemahaman, pengertian,
tanggung jawab dan penanaman amanah kepada anak. ta’lim disini mencakup
aspek-aspek pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan seseorang dalam
hidupnya dan pedoman perilaku yang baik. Sedangkan pada tarbiyah, titik
tekannya difokuskan pada bimibangan anak supaya berdaya (punya potensi)
dan tumbuh kelengkapan dasarnya serta dapat berkembang secara sempurna.
Yaitu pengembangan ilmu dalam diri manusia dan pemupukan akhlak yakni
pengalaman ilmu yang benar dalam mendidik pribadi. Adapun ta’dib, titik
tekannya adalah pada penguasaan ilmu yang benar dalam diri seseorang agar
menghasilkan kemantapan amal dan tingkah laku yang baik.Kelima konsep
diatas dalam satu kesatuan utuh proses pendidikan Islam.

9
DAFTAR PUSTAKA

al-Attas Muhammad Naquib.1988. Konsep Pendidikan Dalam Islam. Bandung Mizan.

Jalal, Abdul Fatah,1977. Min Ushul al-Tarbiyah fi al-Islam, Mesir: Daar al-Kutuh al-
Misriyah,.

al-Abrasy, M. Athiyah,1968. al-Tarbiyah al- Islamiyah. Jakarta: Bulan Bintang.

Al-Qurthubi, IbnuAbdullahMuhammadibnAhmadAl-Anshari, Tafsiral-Qurthubi


Kairo:Daral Sya'bi

10

Anda mungkin juga menyukai