Anda di halaman 1dari 16

Hakikat Pendidikan Islam (TarbiyahTa’limTa’dib)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas kelompok pada

Mata Kuliah : Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : Dr. Azizah Hanum OK, M. Ag

Disusun oleh : Kelompok 2

 Era Fazira (0309202111)


 Mila Wati (0309202095)
 Abdul Fachruf (0309202101)

PROGRAM STUDI TADRIS IPS

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUMATERA UTARA

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan
Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun
isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam proses belajar .

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam jurusan
tadris Ilmu Pengetahuan Sosial di UINSU Medan. Harapan kami semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penulis dan para pembaca,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya
dapat lebih baik.

Laporan ini masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan
masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Medan, 19 September 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

Cover.........................................................................................................................1

Kata Pengantar..........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Hakikat Pendidikan Islam............................................................................6

BAB II PEMBAHASAN

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..................................................................................................14
B. Saran............................................................................................................14

Daftar Pustaka..........................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meskipun sering terdengar dan sering menggunakan istilah pendidikan, namun ketika
pendidikan itu dimaknai dalam suatu batasan tertentu maka menjadi sesuatu perkara
yang cukup menarik untuk ditelusuri lebih dalam lagi mengenai definisi dari
pendidikan. Pendidikan di dalam bahasa Indonesia itu berasal dari kata Didik yang
maknanya memberi latihan dan memelihara mengenai akhlak dan juga kecerdasan
dalam pikiran titik Sementara pendidikan itu berarti proses perubahan tingkah laku dan
sikap seseorang atau kelompok orang dalam usaha untuk bisa mendewasakan manusia
dari upaya pengajaran dan pelatihan meliputi perbuatan, cara mendidik dan proses.

B. Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan tarbiyah
2. Apa yang dimaksud dengan ta’lim
3. Apa yang dimaksud dengan ta'dib
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian tarbiyah.
2. Mengetahui pengertian ta’lim.
3. Mengetahui pengertian ta’dib.

4
BAB II

PEMBAHASAN

HAKIKAT PENDIDIKAN ISLAM

Mendalami makna dari pendidikan Islam, lebih dulu penting kita tahu mengenai definisi
dari pendidikan Islam. Sebab pada definisi itu terdapat sebagian tanda-tanda esensial
dari pendidikan. Definisi pendidikan Islam diantaranya itu bisa memakai alternatif
metodologi yang disebut metodologi semantik sebagaimana yang dibuat oleh seorang
tokoh yaitu izutsu sebagaimana yang dikutip oleh seorang tokoh bernama Abdul Mujib.
Izutsu mengemukakan ada tiga proses agar bisa mendalami hakikat sesuatu hal
demikian juga dengan pendidikan dari Alquran:

1) Memilah istilah kunci atau disebut juga dengan key terms dari kosakata yang
ada di dalam Alquran yang disebut juga dengan weltanchaung dari Alquran dan
mempunyai muatan makna pendidikan. Diantaranya yaitu Tarbiyyah, ta'alim,
ta’dib, riyadah, Irsyad dan tadris.
2) Memilah arti penting dan juga arti kontekstual.
3) Mengambil kesimpulan atau merangkum weltanschauung menggunakan cara
menyuguhkan konsep-konsep secara keseluruhan. Simpulan dari cara atau
metode izutsu ini bisa menghadirkan definisi baik secara bahasa maupun nuga
secara istilah di dalam pendidikan Islam.

Dalam linkup keislaman pendidikan itu cenderung terkenal menggunakan kata tadris,
irsyad, riyadhah, ta’dib, ta’lim dan tarbiyah. Dalam hakikatnya, di sebagian buku
pendidikan Islam, seluruh kata itu dipakai berganti-gantian untuk menjadi wakil dari
istilah pendidikan Islam. seluruh kata itu dibuat oleh ahli-ahli pendidikan Islam guna
bisa menjadi wakil dari istilah pendidikan Islam.

Dalam Alquran itu tak kita temukan istilah kata tarbiyyah ditemukan kata Tarbiyah akan
tetapi ada didapati kata lain yang mempunyai persamaan arti serta serumpun dengan
istilah Tarbiyyah yakni Al Rob, robbayani, murabbi, yurbi dan Rabbani. Sementara
pada hadis itu Cuma ditemui istilah Robbani. Di bawah ini adalah kata yang cukup
terkenal digunakan didalam pendidikan Islam pada lingkup redaksi keislaman yang

5
populer. Mengambil pendapat dari tokoh-tokoh Islam dalam memaknai kata pendidikan
Islam.

1. Dipandang dari segi istilah, kata Tarbiyah menurut seorang tokoh bernama Al-
abrasi beliau memberi definisi bahwasanya Tarbiyyah itu merupakan
menyiapkan manusia supaya hidup secara baik dan sempurna serta menggapai
kebahagiaan, sehat jasmani mencintai tanah air, berakhlak mulia dan pintar
dalam semua bidang, serta bermanfaat bagi diri dan masyarakat serta
bersikapbaik serta santun tutur katanya.
2. Sementara kata ta'lim berdasarkan pendapat Rasyd Ridho adalah prosedur
transmisi banyak ilmu yang ada di dalam diri seseorang itu tidak mempunyai
batasan. Pengertian tersebut berdasarkan pada Qs. al-baqarah: tiga satu
mengenai pengajaran atau disebut dengan alamat Tuhan pada Nabi Adam AS.
3. Sementara ta’dib dalam pandangan seorang tokoh yaitu Al-Attas mendefinisikan
bahwa takdim itu aialah pengakuan serta pengenalan yang cocok dari segala
didang yang ada di dalam susnan pembuatan sebegitu rupa hingga bisa
menuntun ke arah pengakuan serta pengenalan kuasa dan Keagungan Tuhan
didalam susunan bentuk serta eksitensinya. Perihal itu didasarkan oleh salah
saatu hadis dari Rsulullah saw,
artinya: “Tuhan telah mendidikku sehingga menjadi baik pendidikanku.”
4. Berdasarkan pendapat seorang tokoh bernama albastanirilda dalam konteks
pendidikan itu mengandung makna mengajari diri seorang anak terhadap Akhlak
Yang Mulia. Definisi didalam tasawuf memiliki makna pembinaan rohani.
Menggunakan metode mengasingkan diri di waktu-waktu tertentu untuk bisa
mendirikan suatu ibadah dan juga Tafakur tentanghak yang ada dalam dirinya
dan kewajiban yang harus ditunaikan. Sementara berdasarkan seorang tokoh lain
bernama Al Ghazali memahami bahwa istilah alariadah merupakan prosedur
untuk melatih seseorang atau anak-anak tersebut mempunyai maksud bahwa
didalam pendidikan anak cenderung di fokuskan terhadap domain psikomotorik
yang dilakukan menggunakan cara melatih. Anak yang masih dibawah umur
atau kecil yang sudah di biasakan untuk beraktivitas positif maka tentu
menjadikannya pribadi soleh ketika dewasa.

6
Dimasa ini penggunaan kata yang cukup terkenal yang dipakai oleh kebanyakan
orang ialah “Tarbiyyah”, sebab kata ini melingkupi dari ke semua agenda dalam
pendidikan. Tarbiyyah adalah upaya guna bisa menyiapkan seseorang agar hidupnya
lebih baik, mempunyai jiwa yang toleran, tersusun ketika berfikir, memiliki
ketajaman institusiserta berbudi baik. Jadi bisa disimpulkan bahwa kata pendidikan
islam itu di namai juga dengan Tarbiyyah Islamiyyah. Definisi-definisi tersebut jika
dihubungkan terhadap definisi pendidikan Islam maka bisa di ketahui bahwa
pendidikan islam itu ialah pewaris dari norma-norma Islam yang condong kepada
kecocokan pengembangan kehidupan insan dari segi rohani serta dari segi jasmani.

Kemudian, konseptualisasi mengenai definisi pendidikan Islam ternyata bisa


diperhatikan berdasar masukan para ahli juga pendapat para dalam dunia
pendidikan, diantaranya adalah sebagai berikut:

Menurut seorang tokoh bernama Abdullah nashih ulwan memberikan pengertian


mengenai pendidikan Islam ialah pembentuk Akhlak baik yang ada di diri anak serta
kemudian menuntun pada arah yang baik serta wejangan jadi bisa mencetak karakter
dengan pribadi mulia juga suka melakukan amal dan mementingkan kepentingan
orang lain.

Dulu kurang lebih 600 tahun sebelum Masehi, masyarakat Yunani itu sudah terlebih
dahulu mengetahui pendidikan serta sudah mendemonstrasikan bahwasanya
pendidikan itu merupakan sebuah upaya guna bisa menolong manusia untuk
menjadi manusisia. Seorang tokoh besar dalam pendidikan Islam yaitu yang
bernama Ahmaad tafsiir menjelaskan mengenai hakikat pendidikan Islam jika
ditinjau dari dua domain di antaranya yang pertama menolong. Kedudukan
pendidikan itu menolong insan untuk bisa menjadi manusia yang seutuhnya dan
manusia yang sebenarnya.

Manusia adalah ciptaan yang tak bisa hidup sendiri, manusia itu memerlukan
pertolongan itu di antaranya ialah pendidikan.seseorang itu bisa disebut sudah
merupakan manusia sebab dia telah mempunyai kaarakter kemanusiaan. Perkara
tersebut menunjukkan sangat sulit untuk menjadi seorang manusia. Berdasarkan
pendapat seorang tokoh bernama Ahmaad tafsiir capaian dari pendidikan itu

7
merupakan membentuk manusia sebagai manusia yang semestinya atau disebut
dengan memanusiakan manusia. Adapun ciri-ciri insan yang menerupakan tujuan
dari pendidikan jika dilihat berdsarkan pendapat orang Yunani lama ialah melalui
penentuan tiga syarat agar bisa di anggap sebagai manusia. Yang perta itu mampu
mengontrol diri. dan yang ke dua mempunyai rasa cinta terhadap negara. Dan yang
ke tiga ialah memiliki pengetahuan.

Lalu Ahmaad tafsiir menjelaskan kesanggupan untuk mengontrol diri itu


Memanglah sangat urgent di kehidupan. Saat sekarang ini, insan yang modern Itu
sudah paham akan seberapa penting manusia itu untuk mempunyai kesanggupan
untuk mengontrol diri. apabila manusia itu sudah sanggup mengontrol diri, artinya
dia sudah mempunyai akhlak mulia. Hal demikian berarti secara otomatis cinta
negara juga pasti tinggi. rasa cinta terhadap negara pada masyarakat yunani lama
merupakan cipta terhadap tempat yang di tinggalinya. Hal ini merupakan bakal dari
pembelajaran kewarganegaraan atau disebut juga dengan civic.

Selain daripada itu, insan yang menjadi tujuan dari pendidikan tersebut haruslah
mempunyai wawasan cukup besar. Penentu terpenting itu merupakan berpikiran
dengan benar dia pasti takkan berbuat hal-hal tercela. Mayoritas manusia pada
sekarang ini, cenderung mempunyai wawasan yang besar, namun sifat serta
perilakunya itu tak memberikan cerminan manusia yang berwawasan.

Yang kedua mengenai posisi pendidikan itu ialah penolong. Dalam hal ini timbul
pertanyaan, kenapa bukan mewujudkan atau mencetak justru malah menolong?
Sebab pada hakikatnya pendidikan itu merupakan upaya memberi pertolongan pada
manusia untuk menjadi manusia. Disetiap diri manusia terdapat untuk bisa menjadi
manusia, dan aja juga potensi untuk tidak menjadi manusia. Secara kasarnya
disebut memiliki sifat kebinatangan, di sinilah peran pendidikan itu cukup urgent
bagi individu.

Istilah menolong itu mempunyai makna menuju jalur atau arah yang benar.
Pendidikan untuk individu itu mengontrol manusia untuk bisa berbuat yang baik.
Sebab itu pendidikan tak kenal dengan kata mendidik guna memiliki akhlak tercela
serta berperilaku jahat. Karena perilaku buruk serta juga sikap yang buruk itu tak

8
terdapat pada istilah menolong. Perihal demikian tidak sesuai terhadap anjuran yang
ada di dalam Alquran yang mengandung perintah bagi manusia agar saling
menolong.

Artinya : “Dan Tolong menolonglah kamu dalam kebaikan.”

Definisi tersebut menerangkan mengenai posisi pendidikan yang di konsep oleh


masyarakat Yunani lama. Perihal demikian sepakat terhadap konsep serta
pandangan Islam juga pandangan Islam yang mengartikan hakikat pendidikan.
Mengambil pendapat seorang tokoh bernama Ahmaad Supaardi, hakikat pendidikan
Islam itu merupakan upaya guru muslim yang bertakwa dengan kondisi sadar untuk
membimbing juga menuntun tumbuh serta kembang Fitrah siswa berdasarkan ajaran
Islam kepada terciptanya Pribadi muslim. Pendidikan jika dilihat dari teoritik itu
meningkatkan keahlian mendasar yang dimiliki oleh manusia yang mengarah pada
pengembangan yang sejalan dengan Islam. (A. Haris Hermawan M.Ag, Filsafat
Pendidikan Islam, 2009: Departemen Agama Republik Indonesia)

Jika ditinjau secara universal, yang dimaksudkan pendidikan Islam ialah suatu
bimbingan atau tuntunan yang diberi pada individu supaya dia bisa berkembang
maksimal sejalan dengan Islam. Pendidikan Islam itu bisa didefinisikan suatu
kegiatan melatih serta mendidik aqliyah, jasmaniaah, serta rohaniah berazas norma
Islamiyah yang berasal dari Alquran dan hadis untuk bisa melahirkan insan
bertaqwa serta mengabdi pada Allah.

Pendidikan Islam sudah ada dari Nabi Muhammad yang di dalamnya ada
terkandung konsep, yakni konsep inzar, irsyad, tadris, ta’dim, ta’lim dan tarbiyah.
Semua konsep yang disebutkan demikian itu sudah digunakan Nabi Muhammad
pada sahabat serta masyarakat untuk bisa mendidik manusia yang berakhlak baik.
Diantara semua konsep yang disebutkan tadi, Tarbiyah adalah satu di antara konsep
pendidikan islam yang cukup urgent. Kata Tarbiyah ini asalnya dari bahasa Arab, di
ambil ddari kata kerja yaitu diantaranya :

a. Rabbaa, Yarbuu yang maknanya tumbuh, bertambah serta berkembang.


b. Rabbii, yarbaa yang maknanya tumbuh lebih besar dan lebih dewasa.

9
c. Rabbaa, ya robbu maknanya mengurus, mendidik, memperbaiki dan
mengatur.

Berdasar definisi di atas, konsep Tarbiyah itu ialah suatu proses untuk membimbing
manusia agar bisa memperbaiki hidup menjadi lebih baik dan sempurna. Pada
prakteknya tak Cuma sekedar di tinjau melalui proses membimbing saja, namun juga
mencakup proses pengelolaan serta mengarahkan faktor pendukung dalam pendidikan
termasuklah di dalamnya pembuatan lingkungan guna bisa berjalan baik. (Prof. Dr. H.
A. Yunus, Drs., SH., MBA., M.Si. dan Dr. E. Kosmajadi, S.Ag.,M.M.Pd., Filsafat
Pendidikan Islam, 2015: Unit Penerbitan Universitas Majalengka)

Alquran memberi perhatian cukup tinggi pada permasalahan dalam pendidikan serta
juga pengajaran. Misal pada pembuatan istilah yang dipakai oleh pendidikan contohnya
kata iqra, ta’lim, ta;dib’ tarbiyah dan sebagainya, sehingga bisa diambil simpulan
bahwa Alquran itu ialah kitab pendidikan. Selanjutnya di bahasa Arab, kata pendidikan
itu cenderung di artikan artinya pendidikan. (Dr. Rahmat Hidayat, MA dan Henni
Syafriana Nasution, MA, Filsafat Pendidikan Islam, Membangun Konsep Dasar
Pendidikan Islam, 2016: LPPPI, Medan. Hal. 4 – 15)

Seorang tokoh bernama Muhammad Athiiyah Al abrasi dan Muhammad Yunus, mereka
mengemukakan pendapatnya bahwasanya kata Ta’lim dan Tarbiyah dari perspektif arti
juga aplikasinya mempunayi sisi berbeda yang cukup dasar, mengingat jika ditinjau dari
segi arti kata Tarbiyah artinya mendidik, sedang Ta’lim artinya mengajar. Kedua kata
itu secara substansial tak dapat disamakan. Tokoh lain yaitu Imam baidawi menyatakan
pendapatnya mengenai Tarbiyah yaitu istilah pendidik atau disebut juga dengan
Tarbiyah itu lebih tepat guna dipergunakan didalam pendidikan Islam. Sedang tokoh
lain yaitu Abduul Fatah Jalal dari hasil pengkajiannya menyimpulkan bahwasanya
istilah pengajaran atau disebut juga dengan Taklim itu lebih lebar cakupannya serta
sifatnya lebih universal daripada pendidikan. Kajian lainnya berusaha membandingkan
antara dua istilah tersebut dengan istilah ta’dib, seperti yang dikatakan oleh seorang
tokoh yaitu Sayyid Muhammad Al naqli Al Attas bahwa hasil dari kajiannya ditemukan
bahwa istilah ta'dib lebih tepat untuk digunakan dalam konteks pendidikan Islam dan
kurang setuju terhadap Penggunaan istilah Tarbiyah dan Ta'lim. (Asrori Rusman,

10
Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Pendekatan Filsafat Islam Klasik, 2020: Pustaka
Learning Center, Malang, Hal. 6-7)

Istilah kata Tarbiyah itu dalam bahasa Arab senantiasa diartikan dengan pendidikan
dalam bahasa Indonesia. Dan education ke dalam bahasa Inggris, secara bahasa
Tarbiyah itu berasal dari bahasa Arab yaitu Robbi yurabbi Tarbiyah. Secara etimologi
perkataan Tarbiyah itu bisa dipahami berdasarkan kata berikut:

a) Raba, yarbu riba’an atau rubuwwan yang artinya Zada, namaa; bertambah,
memperkembangkan, tumbuh, misalnya yurbi Al-shadaqot, yang artinya
memperkembangkan harta yang telah dikeluarkan sedekahnya. (QS 2: 276)
b) Raba, yarbu rabuan yang artinya nasy’at; menjadi besar, berusia muda
meningkat dewasa.
c) Rabba, yurabbi, yang artinya aslaha, memperbaiki, memelihara, mengasuh,
menguasai urusan, menuntun.

Selain kata Tarbiyah ada juga kata taklim. Kata Taklim itu sering kali didefinisikan
sebagai pengajaran ataupun pembelajaran oleh para pakar penerjemah. Istilah Taklim
itu berasal dari bahasa Arab yang berakar pada kata Alama Yu alimu Alama yang
berarti mengetahui sesuatu dengan sesungguhnya. Selanjutnya kata lama Yu alimu
Alama ini dibuat dalam bentuk fi'il muta'addin yaitu Alama Yu alimu ta'alimah, yang
secara etimologi definisinya yaitu membuat orang lain menjadi mengetahui,
mengajarkan seseorang ilmu pengetahuan dan selainnya Lalu setelah itu memahami
pengetahuan itu.

Kemudian ada kata ta’dib yang asalnya dari kata adaba, yuadibu, ya’diba yang artinya
mendidik seseorang supaya berakhlak. (Azizah Hanum OK, M.Ag, Filsafat Pendidikan
Islam, (sebuah pengantar), 2018: Cv. Scientifik Corner Publishing, Medan hal. 5-6)

Pendidikan dalam wacana keislaman itu lebih terkenal dengan istilah Tarbiyah, ta'lim,
ta'lim, riyadhah, Irsyad dan tadris. Masing-masing istilah itu mempunyai batasan dan
juga lingkup definisi tersendiri. Akan tetapi semuanya itu mengarah pada arti yang sama
jika disebutkan secara terpisah, karena salah satu istilah itu sebenarnya mewakili istilah
yang lain. Karena itu, beberapa buku pendidikan Islam itu menyebutkan bahwa semua

11
istilah itu digunakan secara bergantian dan juga mewakili peristilahan dari pendidikan
Islam.

A. Tarbiyah

Dalam leksikologi Alquran dan juga hadis tidak ditemukan istilah al tarbiyah akan tetapi
ada beberapa istilah kunci yang seakar dengannya yaitu Al rob, robbayani, Nur Robbi,
yurbi, dan Rabbani. Di dalam kamus bahasa Arab, kata altarbiyah itu mempunyai 3 akar
kebahasaan, yaitu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Rabba, yurabbi, trabiyah memiliki makna “tambah” (zat) dan


“berkembang” (nam’). Pengertian ini juga didasarkan QS. Al Rum : 39
yang artinya : “Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia
bertambah pada harta manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi
Allah. “Maksudnya, pendidikan (tarbiyah) merupakan proses
menumbuhkan dan mengembangkan apa yang ada pada diri peserta
didik, baik secara fisik, psikis, sosial maupun spiritualitas.
2. Rabba, tirani, tarbiyah memiliki makna tumbuh (nasya’a) dan menjadi
besar atau dewasa (tara’ra’a) . Artinya, pendidikan (tarbiyah) merupakan
usaha untuk menumbuhkan dan mendewasakan peserta didik baik secara
fisik, psikis, sosial maupun spiritualitas.
3. Raba, tirani, tarbiyah memiliki arti memperbaiki (sahaja), menguasai
urusan, memelihara, memperindah, memberi makan, mengasuh, tuan
memiliki, mengatur dan menjaga kelestarian maupun eksistensinya. Ini
memberi makna bahwa pendidikan (tarbiyah) merupakan usaha untuk
memelihara, mengasuh, merawat, memperbaiki dan mengatur
kehidupan peserta didik, agar ia dapat survive lebih baik dalam
kehidupannya.

Jika istilah Tarbiyah diambil dari fi'il madhinya robbayani maka dia memiliki arti
memproduksi, menanggung, menumbuhkan, mengasuh, memberi makan, memelihara,
mengembangkan, menjinakkan dan membesarkan. Pemahaman ini diambil dari salah
satu ayat di dalam Alquran yaitu QS. Al Isra: 24 yaitu:

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

12
َ ‫وارْ َح ْمهُ َما َك َما َرب َّٰينِ ْي‬
‫ص ِغ ْي ًر‬

"Dan kasihanilah kedua orang tuaku sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku
pada waktu kecil." (QS. Al-Isra' 17: Ayat 24)

Ayat ini menunjukkan bahwa pengasuhan dan pendidikan orang tua kepada anak-
anaknya yang tidak hanya mendidik pada aspek jasmani tapi juga aspek rohani.

Menurut seorang tokoh bernama Farh Al Razi istilah rabbayani itu tidak hanya
mencakup ranah kognitif saja tetapi juga efektif. Di tempat lain seorang tokoh bernama
Syed Quthb menafsirkan bahwa istilah itu sebagai pemeliharaan jasmani anak dan juga
menumbuhkan kematangan mental. Kedua pendapat ini memberikan kita gambaran
bahwa istilah Tarbiyah itu mencakup tiga aspek pendidikan yaitu kognitif atau Cipta,
afektif atau rasa dan psikomotorik atau Karsa. Dan dua aspek pendidikan yaitu jasmani
dan juga rohani.

B. Ta’lim

Ta'lim adalah kata benda buatan atau disebut dengan masdar yang berasal dari asal kata
Alama. Sebagian para ahli itu menerjemahkan istilah Tarbiyah itu sebagai pendidikan,
sedangkan Taklim itu didefinisikan dengan pengajaran. Kalimat alamahu Al Ilmu
mempunyai definisi mengajarkan ilmu kepadanya. Pendidikan di dalam istilah Tarbiyah
itu tidak hanya tertumpu pada aspek kognitif saja namun juga afektif dan psikomotorik,
sementara pengajaran atau disebut dengan Taklim itu lebih mengarah pada aspek
kognitif seperti pengajaran mata pelajaran matematika. Pemadanan kata ini sebenarnya
kurang relevan karena menurut pendapat yang lain, dalam proses Taklim itu masih
menggunakan aspek afektif.

C. Ta’dib

Ta'dib biasanya dipahami dalam definisi pendidikan sopan santun, adab, akhlak, tata
krama, budi pekerti etika dan moral. Tadi yang seakar dengan adab itu mempunyai
definisi pendidikan peradaban ataupun kebudayaan. Definisi orang berpendidikan itu
merupakan orang yang berperadaban. Sebaliknya peradaban yang berkualitas itu bisa
diraih melalui pendidikan. Seorang tokoh bernama nakuib Al atas menulis bahwa ta’dib
berarti pengenalan dan juga pengakuan secara berangsur-angsur yang ditanamkan

13
kepada manusia mengenai tempat-tempat yang tepat dari segala sesuatu di dalam
tatanan penciptaan, jadi membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan kekuatan dan
juga Keagungan Tuhan. (Afifuddin Harisah, Filsafat Pendidikan Islam, Prinsip dan
Dasar Pengembangan, 2018: Deepublish, Yogyakarta. Hal. 23-29)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut:

 Tarbiyah merupakan mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna


serta meraih kebahagiaan, sehat jasmani mencintai tanah air, berakhlak mulia
dan cerdas dalam segala bidang, serta berguna bagi dirinya dan masyarakat dan
bersikap sopan santun di dalam tutur katanya.
 Ta'lim proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan yang ada di dalam jiwa
seseorang itu tanpa ada batas.
 Ta’dib adalah pengenalan dan pengakuan yang tepat dari segala sesuatu yang
ada di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa hingga dapat membimbing ke
arah pengakuan dan pengenalan kekuasaan serta Keagungan Tuhan di dalam
tatanan wujud dan keberadaannya.

14
B. Saran

Sebagai mahasiswa yang sudah mempelajari mengenai hakikat pendidikan islam


hendaknya kita bisa memahami materi tersebut dan juga mengamalkan nilai-nilainya
dalam kehidupan sehari-hari.

15
DAFTAR PUSTAKA

Haris Hermawan M.Ag, Filsafat Pendidikan Islam, 2009: Departemen Agama Republik
Indonesia

Prof. Dr. H. A. Yunus, Drs., SH., MBA., M.Si. dan Dr. E. Kosmajadi, S.Ag.,M.M.Pd.,
Filsafat Pendidikan Islam, 2015: Unit Penerbitan Universitas Majalengka

Dr. Rahmat Hidayat, MA dan Henni Syafriana Nasution, MA, Filsafat Pendidikan
Islam, Membangun Konsep Dasar Pendidikan Islam, 2016: LPPPI, Medan

Asrori Rusman, Filsafat Pendidikan Islam, Sebuah Pendekatan Filsafat Islam Klasik,
2020: Pustaka Learning Center, Malang, Hal. 6-7

Azizah Hanum OK, M.Ag, Filsafat Pendidikan Islam, (sebuah pengantar), 2018: Cv.
Scientifik Corner Publishing, Medan hal. 5-6

Afifuddin Harisah, Filsafat Pendidikan Islam, Prinsip dan Dasar Pengembangan, 2018:
Deepublish, Yogyakarta. Hal. 23-29

16

Anda mungkin juga menyukai