Anda di halaman 1dari 12

INOVASI KURIKULUM

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas


Mata kuliah : Inovasi Pembelajaran
Dosen Pengampu : Henny Handayani, M.Pd

Disusun Oleh:
FITRI AISA (03093202110)
IPS 3 (SEMESTER 5)

PROGRAM STUDI TADRIS IPS


FAKULTAS ILMH TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
2022
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern


pembaharuan akan terus berkembang. Dahulu kendaraan berupa binatang
seperti kuda, namun sekarang sudah berubah menjadi sepeda motor, mobil dan
lain sebagainya. Handphone yang dahulu berlayar kuning dan terkesan besar,
sekarang berlayar warna dan berpenampilan lebih sangar.

Begitu juga dengan sebuah kurikulum. Kurikulum harus di update


manakala sudah tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman.
Perubahan/inovasi pada kurikulum sangat dibutuhkan. Hal tersebut sangat
diperlukan karena melihat bahwasannya kurikulum itu adalah sebuah
alat/instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang
diharapkan dan ditetapkan.

Pendidikan dan pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal


apabila kurikulumnya saja tidak relevan dengan tuntutan zaman. Dulu guru
adalah diangggap sebagi orang yang paling tahu dan satu-satunya orang yang
memiliki banyak ilmu. Akan tetapi anggapan semacam itu tidak lagi ada pada
zaman sekarang, karena sekarang sudah ada internet yang dapat memberikan
banyak informasi dan dapat diakses siapapun, kapanpun dan dimanapun.

Dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk memberikan sedikit


gambaran mengenai perubahan/inovasi pada sebuah kurikulum. Kira-kira
aspek apasaja yang bisa diinovasikan? Apakah seluruh aspek di dalam
kurikulum bisa diberi inovasi? Mengapa kurikulum harus di berikan sebuah
inovasi? Tujuan daripada pertanyaan-pertanyaan tersebuah adalah antara lain
untuk mengetahui apa saja yang perlu diinovasikan dalam sebuah kurikulum
sehingga, pendidikan dan pembelajaran akan semakin berkembang, mengikuti
zaman dan sesuai dengan yang diharapkan dan ditetapkan.

PEMBAHASAN

a. Sejarah Perubahan Kurikulum di Indonesia

Sejak Indonesia merdeka, pendidikan sudah mengalami berbagai


perubahan dan perbaikan kebijakan kurikulum. Dalam sejarah kurikulum
di Indonesia sudah mengalami paling tidak sebelaskali perubahan
kebijakan kurikulum. Dimulai pada masa prkemerdekaan dan diteruskan
pada masa setelah merdeka yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968,
1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan pada tahun 2013. Berbagai kebijakan
perubahan kurikulum tersebut adalah didasari pada analisis, evaluasi,
prediksi dan berbagai tantangan yang ada baik dari internal dan eksternal
yang terus berubah1.

Perubahan kurikulum tersebut merupakan konsekuensi logis dari


terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan ilmu
pengetahuan dan teknologi dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu
dikembangkan secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang
terjadi di masyarakat. Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan
landasan yang sama, yaitu Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya2.

Indonesia dalam sejarahnya sudah megalami berbagai kebijakan


perubahan kurikulum. Hal tersebut tidak bisa dihindari lagi karena melihat
1
Imam Machali. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas
Tahun 2045. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurnal
Pendidikan Islam, Volume IIII, Nomor 1, Juni 2014/1435. Hlm, 72.
2
Rusydi Ananda. INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi
Pendidikan. CV. Widya Puspita: Medan, cetakan pertama: September 2017. Hlm, 97.
tantangan zaman yang terus berkembang baik dari internal dan eksternal.
Maka dari itu inovasi untuk sebuah kurikulum pendidikan sangat
diharapkan dan ditunggu-tunggu. Apalagi pada konteks zaman modern
saat ini, ditambah dengan kemajuan teknologi yang semakin pesat. Jika
pendidikan di Indonesia ini tidak di update maka, imbasnya adalah
ketertinggalan. Indonesia akan menjadi negara yang tertinggal dan
terbelakang.

Melihat sebuah kurikulum yang tidak selamnya cocok dengan


suatu masa/zaman oleh karenanya, prinsip dasar kebijakan perubahan
krikuum adalah change and continuity yaitu perubahan yang dilakukan
secara terus menerus3. Sesuai dengan prinsip tersebut saja sudah jelas
bahwa perubahan/inovasi kurikulum memang harus dilakukan.

Maka dari itu, Perubahan Kurikulum 2013 merupakan wujud


inovasi pengembangan dan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya—
kurikulum KTSP tahun 2006— yang dalam kajian implementasinya
dijumpai beberapa masalah. Kurikulum 2013 menitikberatkan pada
penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman
dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian
beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan
dengan apa yang dihasilkan. Atas dasar tersebut, penyempurnaan dan
implementasi Kurikulum 2013 diyakini sebagai langkah strategis dalam
menyiapkan dan menghadapi tantangan globalisasi dan tuntutan
masyarakat Indonesia masa depan. Dalam kerangka inilah kurikulum 2013
memerankan fungsi penyesuaian (the adjusted or adaptive function) yaitu
kurikulum yang mampu mengarahkan peserta didiknya mampu
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial yang terus berubah. Kurikulum 2013 mengintegrasikan
tiga ranah kompetensi yaitu sikap, pengetahuan dan ketrampilan yang

3
Imam Machali. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas
Tahun 2045. Hlm, 72
dalam implementasinya terangkum dalam KI-1 (sikap spiritual), KI-2
(sikap sosial), KI-3 (pengetahuan), dan KI-4 (ketrampilan)4.

b. Aspek Pertimbangan Inovasi Kurikulum

Kurikulum adalah bagian terpenting dalam pendidikan. Meskipun


tidak menjdi satu-satunya instrumen keberhasilan pendidikan. Karena
kurikulum adalah sebuah acuan utama pendidikan dan pembelajaran dalam
mencetak keberhasilan peserta didik.

Oleh karenanya, dalam proses inovasi kurikulum tidak boleh asal-


asalan tanpa ada pertimbangan yang menjadi landasan dan prinsip inovasi
tersebut. Pada saat proses inovasi kurikulum paling tidak harus ada
landasan dan prinsip yang dijadikan pijakan. Sehingga, hasil dari pada
inovasi kurikulum akan menambah angka keberhasilan peserta didik
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

a) Landasan-landasan Inovasi Kurikulum


Adapun landasan-landasan inovasi kurikulum sebagai
berikut:
1. Landasan filosofis. Pendidikan ada dan berada dalam
kehidupan masyarakat, sehingga apa yang dikehendaki
oleh masyarakat untuk dilestarikan dan diselenggarakan
melalui pendidikan dalam arti seluas-luasnya. Segala
kehendak yang dimiliki oleh masyarakat merupakan
sumber nilai yang memberikan arah pada pendidikan.
Dengan demikan pandangan dan wawasan yang ada
dalam masyarakat merupakan landasan filosofis
penyelenggaraan pendidikan. Filsafat boleh jadi
didefinisikan sebagai suatu studi tentang hakekat

4
Imam Machali. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong Indonesia Emas
Tahun 2045. Hlm, 86-87.
realitas, hakekat ilmu pengetahuan, hakekat sistem nilai
kebaikan, hakekat keindahan dan hakekat pikiran
2. Landasan sosial budaya. Realitas sosial budaya yang
ada dalam masyarakat merupakan bahan kajian inovasi
kurikulum untuk digunakan sebagai landasan.
Masyarakat sebagai kelompok individu yang
diorganisasikan mereka sendiri ke dalam kelompok-
kelompok berbeda. Masyarakat sebagai kelompok
individu mempunyai pengaruh terhadap individu dan
sebaliknya individu pada taraf tertentu juga mempunyai
pengaruh terhadap masyarakat. Nilai sosial budaya
masyarakat bersumber pada hasil karya akal budi
manusia, sehingga dalam menerima, menyebarluaskan,
melestarikan atau melepaskannya manusia
menggunakan akalnya. Nilai keagamaan berhubungan
erat dengan kepercayaan masyarakat terhadap ajaran
dan nilainilai agama yang mereka anut. Oleh karena itu
nilai sosial budaya lebih bersifat sementara bila
dibandingkan dengan nilai keagamaan. Oleh karena itu
jelas dalam inovasi kurikulum haruslah berpijak pada
nilai sosial budaya tersebut.
3. Landasan pengetahuan, teknologi dan seni. Pendidikan
merupakan usaha penyiapan subjek didik menghadapi
lingkungan hidup yang mengalami perubahan yang
semakin pesat. Perubahan masyarakat mencakup nilai
yang disepakati oleh masyarakat tersebut, sedangkan
selurun nilai yang telah disepakati masyarakat dapat
pula disebut sebagai kebudayaan. Ilmu pengetahuan
dan teknologi adalah nilai-nilai yang bersumber pada
pikiran atau logika, sedangkan seni bersumber dari
perasaan atau estetika. Mengingat pendidikan
merupakan upaya penyiapan siswa menghadapi
perubahan yang semakin pesat, termasuk di dalamnya
perubahan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, maka
dalam melakukan inovasi kurikulum harus
berlandasakan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Landasan kebutuhan masyarakat. Inovasi kurikulum
juga harus ditekankan pada pengembangan individu
yang mencakup keterkaitannya dengan lingkungan
sosial setempat, karena pada hakekatnya perkembangan
kurikulum adalah kebutuhan masyarakat yang dilayani
melalui kurikulum yang dikembangkan.
5. Landasan perkembangan masyarakat. Ciri utama
masyarakat adalah selalu berkembang. Perkembangan
ini bisa lambat bisa juga cepat bahkan sangat cepat.
Ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mendukung
perkembangan masyarakat dan kebutuhan masyarakat
akan membantu menetapkan perkembangan yang
dilaksanakan. Perkembangan masyarakat akan
menuntut tersedianya proses pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan masyarakat, maka diperlukan
perancangan berupa kurikulum yang landasannya
berupa perkembangan masyarakat itu sendiri5
b) Prinsip Inovasi Kurikulum
Selanjutnya adalah prinsip yang harus diterapkan dalam
inovasi kurikulum:
1. Prinsip relevansi. Relevansi bearti sesuai antara
komponen tujuan, isi/pengalaman belajar, organisasi
dan evaluasi kurikulum, dan juga sesuai dengan
kebutuhan masyarakat baik dalam pemenuhan tenaga
kerja maupun warga masyarakat yang diidealkan
termasuk di dalamnya proses penyampaian dan
evaluasi.
5
Rusydi Ananda. INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan.
CV. Widya Puspita: Medan, cetakan pertama: September 2017. Hlm, 41-42.
2. Prinsip kontinuitas. Prinsip kontinuitas atau
berkesinambungan menghendaki inovasi kurikulum
yang berkesinambungan secara vertical dan
berkesinambungan secara horizontal. Secara vertical
antara jenjang pendidikan yang satu dengan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi dikembangkan
kurikulumnya secara berkesinambungan tanpa ada jarak
di antara keduanya, dari tujuan pembelajaran sampai ke
tujuan pendidikan nasional juga berkesinambungan,
demikian pula yang lain. Sedangkan berkesinambungan
horizontal dapat diartikan bahwa inovasi kurikulum
jenjang pendidikan dan tingkat/kelas yang sama tidak
terputus-putus.
3. Prinsip fleksibilitas. Inovator kurikulum harus
menyadari bahwa kurikulum harus mampu disesuaikan
dengan situasi dan kondisi setempat dan waktu yang
selalu berkembang tanpa merombak tujuan pendidikan
yang harus dicapai.
4. Prinsip berorientasi pada tujuan. Tujua kurikulum
mengandung aspek-aspek pengetahuan, keterampilan,
sikap dan nilai, yang selanjutnya menumbuhkan
perubahan tingkah laku peserta didik yang mencakup
ketiga aspek tersebut dan bertalian dengan aspek-aspek
yang terkandung dalam tujuan pendidikan.
5. Prinsip efisiensi dan efektivitas. Inovasi kurikulum
harus mempertimbangkan segi efisien dalam
pendayagunaan dana, waktu, tenaga dan sumber-
sumber yang tersedia agar dapat mencapai hasil
optimal. Dana yang terbatas harus digunakan
sedemikian rupa dalam rangka mendukung pelaksanaan
pembelajaran. Waktu yang tersedia bagi siswa belajar di
sekolah juga terbatas harus dimanfaatkan secara tepat
sesuai dengan mata ajaran dan bahan pembelajaran
yang diperlukan.
6. Prinsip keseimbangan. Dengan keseimbangan tersebut
diharapkan terjalin perpaduan yang lengkap dan
menyeluruh, yang satu sama lainnya saling memberikan
sumbangannya terhadap pengembangan pribadi.
7. Prinsip keterpaduan. Dengan keterpaduan ini
diharapkan terbentuknya pribadi yang bulat dan utuh.
Di samping itu juga dilaksanakan keterpaduan dalam
proses pembelajaran, baik dalam interaksi antara siswa
dan guru maupun antara teori dan praktek.
8. Prinsip mutu. Pendidikan yang bermutu ditentukan oleh
derajat mutu guru, kegiatan pembelajaran,
peralatan/media yang bermutu6.
c) Elemen Inovasi Kurikulum
Tidak ada patokan yang pasti mengenai elemen
inovasi kurikulum. Elemen ini dibuat tergantung pada
kelemahan sebuah kurikulum yang ada, dan tujuannya
adalah untuk menyempurnakan kurikulum sebelumnya.
Seperti halnya kebijakan perubahan kurikulum yang ada di
Indonesia.

Adapun elemen yang melandasi perubahan/inovasi


kurikulum di Indonesia ini adalah meliputi: standar
kompetensi lulus (SKL), standar isi (SI), standar proses dan
standar penilaian.

Elemen perubahan Standar kompetensi lulusan pada


K-13 ini adalah peningkatan dan keseimbangan anatara soft
skill dan hard skill yang meliputi aspek sikap, keterampilan
dan pengetahuan.

6
Rusydi Ananda. INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan.
Hlm, 42-44.
Elemen perubahan standar isi pada KTSP 2006
yang mana kompetensi diturunkan dari mata pelajaran
berubah menjadi mata pelajaran diturunkan dari kompetensi
pada K-13.

Elemen perubahan standar proses pada kurikulum


2013 yaitu: (1) Standar proses yang semula terfokus pada
eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan
mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan,
menyimpulkan, dan mencipta, (2) belajar tidak hanya
terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan
masyarakat, (3) guru bukan satu-satunya sumber belajar,
dan (4) sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui
contoh dan teladan.

Elemen perubahan standar penilaian pada


kurikulum 2013 yaitu: (1) penilaian berbasis kompetensi,
(2) pergeseran dari penilain melalui tes yang mengukur
kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja menuju
penilaian otentik yang mengukur semua kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan
hasil, (3) memperkuat penilaian acuan patokan (PAP) yaitu
pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang
diperoleh siswa terhadap skor ideal (maksimal), (4)
penilaian tidak hanya pada level kompetensi dasar, tetapi
juga kompetensi inti dan standar kompetensi lulusan, dan
(5) mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa
sebagai instrumen utama penilaian7.

Pengembangan kurikulum 2013 dilakukan dalam upaya meningkatkan


mutu pendidikan untuk menghasilkan lulusan yang kreatif, inovatif dan mampu
menghadapi kehidupan pada masa mendatang (memliki daya saing). Upaya
meningkatkan kualitas pembelajaran juga dilakukan pemerintah dengan
7
Rusydi Ananda. INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi Teknologi dan Inovasi Pendidikan.
Hlm, 112-113.
menerapkan beberapa aturan, misalnya Permenpan no 16 tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya8.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pertanyaan mengapa inovasi kurikulum itu dibutuhkan pastinya akan


terjawab jika sudah menelaah apa yang sudah penulis sajikan. Kebutuhan
inovasi tersebut bukan karena mengada-ada dan bukan tanpa alasan. Inovasi
tersebut sangat dibutuhkan karena memang tuntutan zaman.

Globalisasi dan perkembangan teknologi tidak bisa dielakkan. Untuk


itu, supaya generasi muda yang akan mejadi penerus bangsa dapat
menghadapi tantanga zaman modern ini maka, mereka harus mempersiyapkan
diri baik secara fisik, emosi dan intelektual. Dalam hal ini yang paling
berperan adalah pendidikan. Jadi, pendidikan di Indonesia ini memang harus
dikembangkan untuk mengimbangi perkembangan zaman tersebut.

Oleh karena itu, inovasi kurikulum sangat diperlukan untuk


mengahadapi tantangan zaman. Mempersiyapkan peserta didiknya menjadi
lulusan yang kreatif, inovatif dan mempunyai daya saing kuat. Ketika bangsa
sebuah negara itu berpendidikan kuat maka, negara tersebut pun akan dinilai
sebagai negara yang kuat dan maju. Dan pendidikan tidak cukup pada ranah
kognitifnya saja namun juga mencakup aspek afektif dan psikomotor.

8
Ridwan Abdullah Sani. Inovasi Pembelajarani. Jakarta: Bumi Aksara (2013)
Islam pun demikian. Tidak hanya pengetahuan saja yang diunggulkan.
Namun aspek selain itu pun juga diunggulkan. Memang ayat pertama yang
turun dari Al-Qur’an adalah “Iqra’” yang berarti bacaah, telaahlah atau bisa
juga beajarlah. Namun, didalam hadis Nabi Muhamad SAW dikatakan “inni
buitstu li utammima makarimal akhlaq” artinya aku diutus pertama kali adalah
untuk menyempurnakan akhlaq. Dari sini dapat disimpulkan bahwa, antara
aspek soft skill dan hard skill harus ada keseimbangan antara keduanya.
Sehingga dari pendidikan akan terciptakan insan yang sempurna dan memang
benar-benar siyap menjadi “khalifatullah fil ard”.

DAFTAR PUSTAKA

Machali, Imam. Kebijakan Perubahan Kurikulum 2013 dalam Menyongsong


Indonesia Emas Tahun 2045. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Islam, Volume IIII, Nomor
1, Juni 2014/1435.
Ananda, Rusydi. INOVASI PENDIDIKAN: Melejitkan Potensi Teknologi dan
Inovasi Pendidikan. CV. Widya Puspita: Medan, cetakan pertama:
September 2017.

Sani, Ridwan Abdullah. "Inovasi pembelajaran." Jakarta: Bumi Aksara (2013)

Fahyuni, Eni Fariyatul. Inovasi Model Pembelajaran sesuai kurikulum 2013.


Nizami Learning Center: Sidoarjo, cetakan pertama: Mei 2016.

https://inovasipendidikanisland.wordpress.com/refleksi-materi/inovasi-kurikulum/

Anda mungkin juga menyukai