Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI DI INDONESIA”

DOSEN PEMBIMBING
Muhammad Hasan S.Pd, M.Pd

DISUSUN OLEH :
Fira Ayu Sasmita
1994040002

PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

TAHUN AKADEMIK 2020-2021


A. PENGERTIAN KURIKULUM

Secara etimologi, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa Yunani,


yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. Itu berarti istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada
zaman Yunani Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai finish, kemudian di
gunakan oleh dunia  pendidikan. Secara terminologi, istilah kurikulum
digunakan dalam dunia pendidikan, yaitu sejumlah  pengetahuan atau
kemampuan yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai
tingkatan tertentu secara formal dan dapat dipertanggung jawabkan. Para
ahli mengartikan kurikulum itu yaitu:

1. Menurut Nasution, “Kurikulum adalah suatu rencana yang disusun


untuk melancarkan proses belajar mengajar di bawah bimbingan dan
tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan  beserta staf
pengajarnya.” 

2. Menurut Grayson (1978), kurikulum adalah suatu perencanaan untuk


mendapatkan keluaran (out- comes) yang diharapkan dari suatu
pembelajaran.

3. Menurut Harsono (2005), kurikulum merupakan gagasan pendidikan


yang diekpresikan dalam praktik. Dalam bahasa latin, kurikulum
berarti Track atau jalur pacu. Saat ini definisi kurikulum semakin
berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan
pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan.

4. John Dewey 1902;5 kurikulum dapat diartikan sebagai pengajian di


sekolah dengan mengambil kira kandungan dari masa lampau hingga
masa kini. Pembentukan kurikulum menekankan kepetingn dan
keperluan masyarakat.
5. Frank Bobbit 1918, Kurikulum dapat diartikan keseluruhan
pengalaman, yang tak terarah dan terarah, terumpu kepada
perkembangan kebolehan individu atau satu siri latihan  pengalaman
langsung secara sedar digunakan oleh sekolah untuk melengkap dan
menyempurnakan pendedahannya. Konsep beliau menekankan kepada
pemupukan  perkembangan individu melalui segala pengalaman
termasuk pengalaman yang dirancangkan oleh sekolah.

6. Menurut Hasan Kurikulum bersifat fleksibilitas mengandung dua


posisi. Pada posisi pertama  berhubungan dengan fleksibilitas sebagai
suatu pemikiran kependidikan bagi diklat. Dengan demikian, pada
posisi teoritik yang harus dikembangkan dalam kurikulum sebagai
rencana. Pengertian kedua yaitu sebagai kaidah pengembang
kurikulum. Terdapatnya posisi  pengembang ini karena adanya
perubahan pada pemikiran kependidikan atau pelatihan.

7. Hilda Taba ;1962  Kurikulum sebagai a plan for learning ,yakni


sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa. Sementara itu,
pandangan lain mengatakan bahwa kurikulum sebagai dokumen
tertulis yang memuat rencana untuk peserta didik selama disekolah

8. Menurut Saylor J.Gallen & William N. Alexander dalam bukunya


“Curriculum Planning” menyatakan Kurikulum adalah “Keseluruhan
usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar  baik berlangsung dikelas,
dihalaman maupun dilua sekolah”. 

9. Menurut B. Ragan, beliau mengemukakan bahwa “Kurikulum adalah


semua pengalaman anak dibawah tanggung jawab sekolah”. 

10.Menurut Soedijarto, “Kurikulum adalah segala pengalaman dan


kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisir untuk diatasi oleh
siswa atau mahasiswa untuk mencapai tujuan  pendidikan yang telah
ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.
 Jadi, kurikulum itu merupakan suatu usaha terencana dan terorganisir
untuk menciptakan suatu  pengalaman belajar pada siswa dibawah tanggung
jawab sekolah atau lembaga pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata pelajaran atau
kegiatan-kegiatan belajar siswa saja tetapi segala hal yang berpengaruh
terhadap pembentukan  pribadi anak sesuai dengan tujuan pendidikan yang
diharapkan.

B. PERKEMBANGAN KURIKULUM DI INDONESIA

Perkembangan kurikulum di Indonesia sudah mengalami perubahan


sejak periode sebelum tahun 1945 hingga kurikulum tahun 2006 yang
berlaku sampai akhir tahun 2012 lalu. Selama proses pergantian kurikulum
tidak ada tujuan lain selain untuk meningkatkan kualitas proses
pembelajaran serta rancangan pembelajaran yang ada di sekolah. Perubahan
kurikulum dari masa ke masa, baik di Indonesia maupun di negara lain
disebabkan karena kebutuhan masyarakat yang setiap tahun selalu
berkembang. Perkembangan kurikulum ini dianggap sebagai penentu masa
depan anak bangsa. Kurikulum yang baik diharapkan menghasilkan masa
depan anak bangsa yang cerah yang berimplikasi pada kemajuan bangsa dan
Negara.
Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, yang mana itu merupakan pedoman dalam pelaksanan
pembelajaran pada semua jenis dan jenjang. .Tujuan dan pola kehidupan
suatu negara banyak ditentukan oleh sistem kurikulum yang digunakan.
Kurikulum memiliki peran yang sangat penting dalam perkembangan
pendidikan, khususunya di Indonesia. Kurikulum disusun oleh pemerintah
yang didalamnya terdapat rencana belajar atau tahapan belajar yang didisain
untuk siswa yang mana dengan adanya kurikulum tersebut diharapkan dapat
mewujudkan generasi yang kreatif, inovatif dan menjadi pribadi yang
berakhlak serta bertanggung jawab.Penyempurnaan kurikulum itu
disesuaikan dengan perkembangan zaman yang semakin maju.
Di Indonesia sendiri kurikulum sudah ada sejak Indonesia merdeka
yang kemudian mengalami perubahan beberapa kali mulai dari kurikulum
1947, kurikulum 1952, kurikulum 1964, kurikulum 1968, kurikulum 1975,
kurikulum 1984, kurikulum 1994, kurikulum 2004 (KBK), kurikulum 2006
(KTSP), sampai kurikulum 2013. Kurikulum 2013 itu merupakan
penyempurnaan dari kurikulim KTSP. Proses pembelajaran dalam
kurikulum 2013 tersebut menghendaki pembelajaran yang berlangsung
menggunakan pendekatan saintifik. Jika dibandingkan dengan kurikulum
sebelumnya maka langkah-langkah kegiatan pembelajarannya berubah dari
eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi menjadi mengamati, menanya, menalar,
mencoba dan membuat jejaring. Pembelajaran mempunyai alat untuk
mencapai pendidikan yaitu Program studi yang saling mendukung. Dengan
adanya Program studi tersebut dapat meningkatkan pengetahuan siswa.
Program studi tersebut salah satunya adalah Pendidikan Ekonomi, yang
mana itu merupakan Program studi yang menyiapkan guru ekonomi
di Sekolah yang professional tak hanya itu ilmu yang dibahas pun temtang
isu – isu Ekonomi yang sedang hangat diperbincangkan.

C. PENGERTIAN PENDIDIKAN EKONOMI

Pendidikan ekonomi merupakan suatu pendidikan yang


membahas tentang masalah suatu isu ekonomi. Pada dasarnya
pendidikan itu sendiri adalah suatu usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang
dilakukan dengan adanya interaksi antara peserta didik dan pendidik,
dengan tujuan memperkenalkan dan menegembangkan potensi yang
dimiliki peserta didik, seperti dalam masalah keagamaan,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan- keterampilan yang
dimiliki. Ilmu Ekonomi itu sendiri adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang kehidupan masyarakat, khususnya dalam
masalah perekonomian masyarakat, serta menentukan tentang
bagaimana seorang individu atau masyarakat dalam membuat suatu
keputusan dengan menggunakan sumber daya ekonomi unuk
mencapai tujuan tertentu.

Jadi pendidikan ekonomi itu adalah suatu usaha sadar yang


dilakukan oleh masyarakat atau individu dalam menentukan suatu
keputusan yang berhubungan dengan perekonomian dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari, sehingga dapat mencapai tujuan
yang diinginkan sebelumnya. Pendidikan ekonomi ini merupakan
disiplin ilmu yang dianggap penting sebab akan melahirkan tenaga
pendidik maupun ahli ekonomi yang unggul.

D. PARADIGMA KURIKULUM LPTK PENDIDIKAN EKONOMI

Kurikulum merupakan instrumen dalam mencapai tujuan pendidikan.


Kurikulum juga menjadi wahana dalam falsafah hidup bangsa, oleh karana
ke arah mana dan bagaimana pendidikan dalam mengembangkan SDM
ditentukan oleh kurikulum yang digunakan oleh bangsa tersebut sekarang.
Nilai sosial, kebutuhan dan tuntutan masyarakat cenderung/selalu
mengalami perubahan antara lain akibat dari kemajuan ilmu pengatahuan
dan teknologi. Kurikulum harus dapat mengantisipasi perubahan tersebut,
sebab pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk
mengimbangi kemajuan ilmu pen getahuan dan teknologi.
Menurut Sudjana (1993 : 37) perubahan struktural kurikulum
menyangkut komponen:
(a) Perubahan dalam tujuan;
(b) Perubahan isi dan st ruktur.
(c) Perubahan strategi kurikulum ;
(d) Perubahan sarana kurikulum.
(e) Perubahan dalam sistem evaluasi kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan
empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu:
(1) Filosofis;
(2) Psikologis;
(3) Social - budaya; dan
(4) Ilmu pengetahuan dan teknologi.
Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum.
Sama halnya seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada
berbagai aliran filsafat, seperti: perenialisme, essensialisme, eksistesialisme,
progresivisme, dan rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum
pun senantiasa berpijak pada aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan
mewarnai terhadap konsep dan implementasi kurikulum yang
dikembangkan.
Pengembangan Kurikulum 2013 sebagai refleksi dalam menghadapi,
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar
Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar
kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar
penilaian pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan
perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia
produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15-64 tahun)
lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0-14 tahun dan
orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini
akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya
mencapai 70%. Di lingkungan eksternal diperhadapkan dengan fenomena
globalisasi dan berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup,
kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan in dustri kreatif dan budaya,
dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi
akan menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan
tradisional menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti
dapat terlihat di World Trade Organization (WTO), Association of
Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic
Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh
dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang
pendidikan.
Pendidikan tinggi sebagai bagian dari system pendidikan nasional
memiliki peran strategis dalammencerdaskan kehidupan bangsa dan
memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan memperhatikan dan
menerapkan nilai humanioraserta pembudayaan dan pemberdayaan
bangsaIndonesia yang berkelanjutan. Peningkatkan daya saing bangsa
dalam menghadapi globalisasi di segala bidang, diperlukan pendidikan
tinggi yang mampu mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menghasilkan intelektual, ilmuwan, dan/atau profesional yang berbudaya
dan kreatif, toleran, demokratis, berkarakter tangguh, serta berani membela
kebenaran untuk kepentingan bangsa (Konsideran UU 12/2012). berbagai
program tridarma Perguruan Tinggi dillaksanakan dan dikembangkan
berdasarkan asas :
a. kebenaran ilmiah;
b. penalaran;
c. kejujuran;
d. keadilan;
e. manfaat;
f. kebajikan;
g.tanggung jawab;
h. kebhinnekaan; dan
i. keterjangkauan.
Menurut PP 49/2014 tentang SNP PT, proses pembelajaran Program
Studi yang relevan sifat interaktif, holistik, integratif, saintifik, kontekstual,
tematik, efektif, kolaboratif, dan berpusat pada mahasiswa.
Perubahan-perubahan mendasar pendidikan tinggi yang berlangsung
di abad XXI, akan meletakkan kedudukan pendidikan tinggi sebagai: (i)
lembaga pembelajaran dan sumber pengetahuan, (ii) pelaku, sarana dan
wahana interaksi antara pendidikan tinggi dengan perubahan pasaran kerja,
(iii) lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat pengembangan budaya dan
pembelajaran terbuka untuk masyarakat, dan (iv) pelaku, sarana dan wahana
kerjasama internasional.(Dirjen Dikti 2008:6) Kurikulum Program Studi
Pendidikan Ekonomi harus mampu mendinamiskan para siswa dan
lulusannya agar mampu mengakselerasikan kehid upannya dengan
perubahan lingkungan masyarakat internasional. Aplikasi teknologi
informasi menjadi fasilitas dalam pemecahan masalah, peningkatan mutu
dan pengembangan diri kehidupannya sejak menjadi mahasiswa hingga
tumbuh sebagai guru yang bermutu dan berdaya saing.
Kehidupan di abad XXI menghendaki dilakukannya perubahan
pendidikan tinggi yang bersifat mendasar. Bentuk perubahan-
perubahantersebut adalah: (i) perubahan dari pandangan kehidupan
masyarakat lokal ke masyarakat dunia (global), (ii) perubahan dari kohesi
sosial menjadi partisipasi demokratis (utamanya dalampendidikan dan
praktek berkewarganegaraan), dan (iii) perubahan dari pertumbuhan
ekonomi ke perkembangan kemanusiaan. UNESCO (1998) menjelaskan
bahwa untuk melaksanakan empat perubahan besar di pendidikan tinggi
tersebut, dipakai dua basislandasan, berupa : Empat pilar pendidikan: (i)
learning to know, (ii) learning to doyang bermakna pada penguasaan
kompetensi dari pada penguasaan ketrampilan menurut klasifikasi ISCE
(International Standard Classification of Education) dan ISCO (International
Standard Classification of Occupation), dematerialisasi pekerjaan dan
kemampuan berperan untuk menanggapi bangkitnya sektor layananjasa, dan
bekerja di kegiatan ekonomi informal, (iii) learning to live together
(withothers), dan (iv) learning to be, serta; belajar sepanjang hayat (learning
throughout life).Perubahanperubahan mendasar pendidikan tinggi yang
berlangsung di abad XXI,akan meletakkan kedudukan pendidikan tinggi
sebagai: (i) lembaga pembelajaran dan sumber pengetahuan, (ii) pelaku,
sarana dan wahana interaksi antara pendidikan tinggi dengan perubahan
pasaran kerja, (iii) lembaga pendidikan tinggi sebagai tempat
pengembangan budaya dan pembelajaran terbuka untuk masyarakat, dan
(iv) pelaku, sarana dan wahana kerjasama internasional.(Dirjen Dikti
2008:6)
Berdasarkan “21st Century Partnership Learning Framework”,
terdapat beberapa kompetensi dan/atau keahlian yang harus dimiliki oleh
SDM abad XXI, yaitu: (BSNP:2010)
a. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-
Thinking and Problem-Solving Skills)–mampu berfikir secara
kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan
masalah;
b. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication
andBCollaboration Skills) -mampu berkomunikasi dan
berkolaborasi secara efektif dengan berbagai pihak;
c. Kemampaun berpikir kritis dan pemecahan masalah (Critical-
Thinking and Problem-Solving Skills)–mampu berfikir secara
kritis, lateral, dan sistemik, terutama dalam konteks pemecahan
masalah;
d. Kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama (Communication and
Collaboration Skills) -mampu berkomunikasi dan berkolaborasi
secara efektif dengan berbagai pihak;
e. Kemampuan mencipta dan membaharui (Creativity and Innovation
Skills) –mampu mengembangkan kreativitas yang dimilikinya
untuk menghasilkan berbagai terobosan yang inovatif;
f. Literasi teknologi informasi dan komunikasi (Information and
Communications Technology Literacy) –mampu memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan kinerja
dan aktivitas sehari-hari;
g. Kemampuan belajar kontekstual (Contextual Learning Skills) –
mampu menjalani aktivitas pembelajaran mandiri yang kontekstual
sebagai bagian dari pengembangan pribadi;
h. Kemampuan informasi dan literasi media (Information and Media
Literacy Skills) –mampu memahami dan menggunakan berbagai
media komunikasi untuk menyampaikan beragam gagasan dan
melaksanakan aktivitas kolaborasi serta interaksi dengan beragam
pihak.
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan
kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari
kurikulum, proses pembelajaran,posisi peserta didik, penilaian hasil belajar,
hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di
sekitarnya. Kurikulum2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut: (a). Pendidikan
berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. (b). Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang
kreatif. (c).Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu.
(d). Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan
yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagaikemampuanintelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism).
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan
standar” (standard-based education), dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal
warganegara yang dirinci menjadi standar isi, standar
proses,standarkompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru
(taught curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa
kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai
dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan
awalpesertadidik.Pengalamanbelajar langsung individual peserta didik
menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta
didik menjadi hasil kurikulum.
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) bidang pendidikan
tinggi merupakan kerangka penjenjangan kualifikasi yang dapat
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan capaian
pembelajarandari jalurpendidikan nonformal, pendidikan informal, dan/atau
pengalaman kerjake dalam jenis dan jenjang pendidikan tinggi. Menurut
Permendikbud 73 Tahun 2013, dalam menjamin mutu KKNI bidang
pendidikan tinggi, Direktorat Jenderalmengevaluasi kesesuaian perangkat
KKNI bidang pendidikan tinggimencakup peraturan, diskriptor, panduan,
mekanisme sosialisasi,dokumen standar implementasi dan aspek pendukung
lainya, danmelakukan penyesuaian, pengubahan atau pengembangan.

E. ARSITEKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI

Kurikulum sebagai Pengalaman Belajar. Dalam hal ini kurikulum


merupakan serangkaian pengalaman belajar. Hal ini senada dengan
pendapatnya Romie dalam Hamalik (2001).Model pengembangan
kurikulum yang berkaitan dengan fokus isi/substansi kurikulum. Dalam
hubungan ini dikenal beberapa pendekatan yaitu: (1) Subject academic
curriculum, yang berfokus pada bahan ajaran yang berasal dari disiplin
ilmu;(2)Humanisticcurriculum, yang menekankan keutuhan pribadi, serta
kurikulum didasarkan atas minat dan kebutuhan siswa;
(3)Technological/competence based curriculum,menekankan penguasaan
kompetensi, dan dalam proses pembelajaran/diklat dibantu dengan ala-alat
teknologis; dan (4)Social reconstruction curriculum, yang berfokus pada
masalah sosial dan dalam pembelajarannya menekankan belajar kelompok
(Samsudi : 2010).
Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1)
prinsip–prinsip umum : relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan
efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan
pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar, prinsip berkenaan
dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan
pemilihan kegiatan penilaian.
Pengembangan kurikulum adalah proses inovatif utama bagi lembaga
pendidikan dan bila diterapkan untuk membina kualitas kegiatan di
kalangan mahasiswa. Tahapan yang perlu dilakukanmeliputi :
(Primrose :2013:2)(1) identifikasi kebutuhan ;(2) Rancangan program studi;
(3) Pengiriman dari program pembelajaran; Dan (4) Evaluasi Hasil dalam
kaitannya dengan tujuan awal.
Peran guru dan pengelola kurikulum tidak alami dan statis. Guru harus
memiliki pemahaman yang komprehensif tentang bidang isi dan metode
untuk mengkomunikasikan pengetahuan kepada siswa. Kepala Sekolah
sebagai penanggungjawb kurikulum wajib memiliki pemahaman yang
komprehensif tentang pragmatik desain kurikuler dan praktek instruksional,
tetapi juga pemahaman global pendidikan sebagai perusahaan sosial.
Sedangkan peran guru dan kurikulum pemimpin saling melengkapi, peran
dan kompetensi terkait tidak sama.
Rancangan kurikulum berbasis masyarakat internasional, perlu
dibangun pada pondasi multikultural. Hal ini Tercermin perspektif dan
menguraikan dalam interpretasi yang diberikan oleh strategi
internasionalisasi. Implikasi penyusunan kurikulum meliputi pengembangan
kurikulum, strategi pengajaran dan proses penilaian dan mengarah ke
pemahaman tentang persimpangan dari perspektif lokal, nasional dan global
dan kontras nilai sistem. Kurikulum Universitas dapat memberikan
kontribusi lingkungan dan etos kerja dalam lintas-budaya dan perspektif.
Pengembangan kompetensi pedagogic dipengaruhi oleh fondasi teoritis dan
konseptual asumsi yang relevan dengan regulasi PT.
Dalam arsitektur pengembangan kurikulum pendidikan dalam
kemartabatan bangsa Indonesia, perlu memperhatikan prinsip-prinsip
sebagai berikut (Ismanto:2014) :
1.Pendidikan sebagai hak dasar setiap WNI tanpa diskriminasi
2.Pendidikan mendapatkan perlindungan hukum melalui UU,
Peraturan dalam implementasi program pendidikan
3.Pendidikan mendapatkan dukungan SDM (pendidik dan tenaga
kependidikan), sarana prasarana, pembiayaan, penjaminan mutud
peningkatan mutu kehidupan SDM
4.Dinamika pendidikan global dalam abad 21
Pembelajaran inovatif dan bermartabatPendidikan ekonomi
merupakan salah satu Progdi. LPTK yang meluluskan sarjana pendidikan
sebagai guru bidang studi / mata pelajaran ekonomi. Dari berbagai
pemikiran di atas, dalam pengembangan kurikulum Pendidikan Ekonomi
perlu memperhatikan :
1.Filosofis Pendidikan Nasional yaitu Pancasila dan UUD1945
2.Kompetensi Guru Profesional
3.Kurikukulum Tahun 2013
4.Konsepsi tugas dan fungsi PT dan
5.Standar Nasional Pendidikan PT
6.Globalisasi –MEA Tahun 2015
Kurikulum merupakan refleksi yang dinyatakan dalam rencana
akademik dalam mempersiapkan lulusan yang bermutu dan berdaya saing
serta memiliki moral kebangsaan Indonesia. Pengembangan kurikulum
Pendidikan Ekonomi dikembangkan meliputi : dasar folosofis bangsa
Indonesia, pemenuhan kompetensi guru profesional, dan memperhatikan
perkembangan lingkungan internaldan eksternal (MEA 2015). Dari
pemikiran ini dapat disajikan kerangka arsitektur kurikulum pendidikan
dalam kemartabatan bangsa Indonesia.
Kurikulum merupakan titik tolak Progdi. Pendidikan Ekonomi akan
menuju kemana dalam perspektif penyiapan guru ekonomi yang profesional.
Penguasan konsep diri ekonomi dalam penataan sumber daya yang efeltif,
efisien dan eficiacy dalam perspektif lingkungan MEA 2015-Global,
Kurikulum sekolah 2013 dan pengembangan kompetensi pribadi, sosial,
pedagogik dan profesional menjadi cakupan dalam menetapkan indikator
pencapaian SKL, isi, proses dan penilaian. Pendidikan ekonomi bukan
ekonomi pendidikan. Kedua bisa aling mengisi dan mendinamiskan dalam
pembahasan dan pengembangan konten dan PBM pada kurikulum Progdi.
PE–LPTK. Keduanya perlu mendapat pembahasan secara lebih mendalam
mengingat kontribusi pendidikan dalam ekonomi nasional dan
pembangunan bangsa semakin nyata.
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.umm.ac.id/24858/2/jiptummpp-gdl-putrigamal-37833-2-babi.pdf
Dahlan, Dadang, Neti Budiwati, dan Susanti Kurniawati.2014. Pengembangan
Model Kurikulum Pendidikan Ekonomi Untuk Menyiapkan Guru
Profesional Di Sekolah Bertaraf Internasional. Parameter, 25(2).
https://docplayer.info/48975547-Pengembangan-model-kurikulum-
pendidikan-ekonomi-untuk-menyiapkan-guru-profesional-di-sekolah-
bertaraf-internasional.html
Ismanto, Bambang.2015. Arsitektur Kurikulum Pendidikan Ekonomi
Memasuki Masyarakat Ekonomi Asia. Proceeding Aspropendo.
https://studylibid.com/doc/293066/arsitektur-kurikulum-pendidikan-
ekonomi-memasuki
Taofiqurrohman Taofiqurrohman. Makalah kurikulum pendidikan
https://www.academia.edu/8563456/Makalah_Kurikulum_Pendidikan

Anda mungkin juga menyukai