Anda di halaman 1dari 12

MATA KULIAH MANAJEMEN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

“MANAJEMEN KURIKULUM PENDIDIKAN ANAK USIA DINI”


KELOMPOK 4

1. Brilian Putri Valianty 20260012


2. Reni Maryani 20260023
3. Tria Rizki Amanah 20260009

FAKULTAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PIAUD
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
TAHUN AKADEMIK 2022/2023

A. Latar belakang
Manajemen Pendidikan merupakan suatu masalah yang sangat penting
dalam kehidupan manusia. Maju tidaknya suatu bangsa sangat bergantung
pada pendidikan bangsa tersebut, jika pendidikan tersebut dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas lahir dan batin maka kondisi
semacam ini bangsa tersebut akan maju, damai dan tentram. Sebaliknya,
jika pendidikan suatu bangsa mengalami stagnasi, maka bangsa itu akan
terbelakang di segala bidang. Untuk menciptakan sebuah lembaga
pendidikan yang bermutu sebagaimana yang diharapkan banyak orang atau
masyarakat bukan hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi
merupakan tanggung jawab dari semua pihak termasuk di dalamnya orang
tua dan dari sebuah lembaga pendidikan.
Pendidikan merupakan kegiatan untuk memanusiakan manusia. Melalui
proses pendidikan, kemampuan manusia akan mengalami perberkembang
dan akan menjadi pribadi yang memiliki metal dan memiliki perilaku yang
bermoral. Dengan kata lain, Pendidikan akan mebawa manusia menjadi
pribadi yang dewasa, bertanggung jawab, jujur, serta beradab dan
berkarakter. Kegiatan dalam memanusiakan manusia memerlukan
kurikulum pendidikan. Karena kurikulum pendidikan merupakan hal yang
sangat penting. Karena semua kegiatan pendidikan mangacu pada
kurikulum. Pentingnya kurikulum dalam dunia pendidikan, dalam
penyususnan kurikulum memerlukan landasan yang kuat malui penelitian
dan berbagai refleksi secara mendalam dan juga tidak lalai dalam
penyusunan kurikulum. pada masa-masa sebelumnya, kurikulum pada
dasarnya adalah sistem kohesif yang didalamnya berisi komponen yang
saling mendukung antara satu sama lain (Ahmad Zainuri, 2018).

B. Rumusan masalah
1. Apa itu kurikulum ?
2. Bagaimanakah sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia?
3. Bagaimanakah kedudukan kurikulum dalam pendidikan ?
4. Apa landasan manajemen kurikulum ?
5. Apa itu pengembangan kurikulum ?

C. Teori
1. Definisi Kurikulum
Kurikulum pendidikan adalah serangkaian rencana dan pengaturan
yang dikaitkan dengan substansi dan topik serta pendekatan yang
digunakan sebagai panduan untuk menyelesaikan kegiatan
pembelajaran dalam pencapaian tujuan pendidikan. Secara sederhana,
kurikulum pendidikan diartikan sebagai sekumpulan mata pelajaran yang
harus diambil dan dipelajari oleh peserta didik di tingkat sekolah untuk
memperoleh pengerahuan.

2. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Kurikulum di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945
telah mengalami 9 kali perubahan diantaranya adalah pada tahun 1947,
1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, 2006 dan 2013. Berbeda
dengan itu, kemendikbud memaparkan tentang sejarah perkembangan
kurikulum yaitu : perkembangan kurikulum terdiri dari pertama kurikulum
1947, kedua kurikulum 1954, ketiga kurikulum kurikulum 1968, keempat
kurikulum 1973 (Proyek Perintis Sekolah Pembangunan), kelima
kurikulum 1975, keenam kurikulum 1984, ketujuh kurikulum 1994,
kedelapan kurikulum 1997 (revisi kurikulum 1994), sembilan kurikulum
2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi), kesepuluh kurikulum 2006
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), kesebelas kurikulum 2013.6F 7
Perubahan orientasi, desain, model dan lain sebagainya dengan tujuan
utama untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan nasional serta
mensejajarkan dengan pendidikan-pendidikan yang ada di dunia.

3. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan


Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan
demi tercapainya tujuan- tujuan pendidikan.Kurikulum yang baik harus
selalu berubah dari waktu ke waktu sesuai dengan perkembangan
zaman.

4. Landasan Mananjemen Kurikulum


Landasan secara bahasa dapat diartikan sebagai fondasi, dasar,
asas, patokan dan standar. Manajemen berasal dari bahasa Inggris,
yaitu to manage yang berarti mengatur, mengelola, melaksanakan dan
memperlakukan. Menurut George R. Terry manajemen merupakan suatu
proses khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan,
pengorganisasian pelaksanaan dan pengawasan serta penilaian yang
dilakuan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditetapkan melalui sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Sedangkan menurut pendapat lain, manajemen adalah kekuatan utama
dalam organisasi yang mengatur dan mengorganisasi kegiatan-kegiatan
subsistem serta menghubungkannya dengan lingkungan
Jadi, landasan manajemen adalah suatu proses untuk
mengorganisasi dan meakai sumber-sumber dalam rangka
menyelesaikan tujuan yang sudah ditentukan dan dijadikan sebagai
dasar pendidikan.

5. Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum adalah proses perencanaan dan
penyusunan kurikulum oleh pengembang kurikulum dan kegiatan yang
dilakukan agar kurikulum yang dihasilkan dapat menjadi bahan ajar dan
acuan yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan secara
nasional.

D. Pembahasan
1. Definisi Kurikulum Pendidikan
Secara etemologis istilah “curriculum” dinyatakan sebagai istilah yang
berasal dari bahasa Latin, yakni curro atau currere dan ula atau ulums
yang diartikan sebagai “racecorse”, yakni lapangan pacuan kuda, jarak
tempuh untuk lomba lari, perlombaan, pacuan balapan, dan lain-lain
(Syaifuddin, 2009:11).
Dalam Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa ”Kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar.” Kurikulum adalah niat dan harapan yang
dituangkan dalam bentuk rencana atau program pendidikan untuk
dilaksanakan oleh guru di sekolah.
Kurikulum dapat diartikan secara sempit dan secara luas. Secara
sempit kurikulum diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus diikuti
atau diambil siswauntuk dapat menamatkan pendidikannya, Pada
lembaga tertentu, sedangkan secara luas kurikulum diartikan dengan
semua pengalaman belajar yang diberikan sekolah kepada siswa selama
mengikuti pendidikan pada jenjang pendidikan tertentu. Usaha-usaha
untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa dapat berlangsung
di dalam kelas maupun di luar kelas baik yang dirancang secara tertulis
maupun tidak, asal ditujukan untuk membentuk lulusan yang berkualitas.
(Pd, Sri Astuti M : 2018).

2. Sejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia


Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia terbagi menjadi tiga,
yaitu :
a. Masa Orde Lama (1945 – 1965)
Pada masa orde lama terdapat kurikulum “rentjana
pelajaran 1947” yang pelaksanaanya tidak menekankan pada
aspek kognitif namun hanya mengutamakan pendidikan
karakter seperti membangun rasa nasionalisme. Aspek
selanjutnya yang menjadi tujuan utama dalam kurikulum
Rentjana pelajaran 1947. Struktur program dalam Rentjana
pelajaran 1947 dibagi menjadi dua bagian, yaitu struktur
program menggunakan bahasa daerah dan bahasa Indonesia.
Adapun struktur mata pelajaran pada kurikulum Rentjana
pelajaran 1947 bersifat terpisah-pisah atau dalam konteks
kurikulum disebut dengan separated curriculum.
Kemudian terdapat juga “rentjana pelajaran terurasi 1952”
Pada tahun 1952 dilakukan perbaikan pada kurikulum di
Indonesa yang kemudian dikenal dengan kurikulum 1952.
Kurikulum ini lebih memerinci setiap mata pelajaran yang
kemudian di beri nama “Rentjana Pelajaran Terurai 1952” dan
belum menggunakan istilah kurikulum. Kerangka kurikulum
1952 reatif sama dengan kurikulum 1947. Namun demikian,
sistem pendidikan nasional sudah menjadi tujuan kurikulum ini.
UU No. 4 tahun 1950 tentang dasar-dasar pendidikan dan
pengajaran di sekolah mempengaruhi munculnya kurikulum
1950 ini. Dalam konteks Rentjana Pelajaran Terurai 1952,
mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima kelompok bidang
study, yaitu : 1) Moral, 2) Kecerdasan, 3) Emosionalistik /
artistik 4) Keterampilan dan 5) Jasmani. Kecerdasan, 3)
Emosionalistik / artistik 4) Keterampilan dan 5) Jasmani.
Yang terakhir ada kurikulum “rentjana pendidikan 1964”
Kurikulum di Indonesia pada tahun 1964 mengalami
penyempurnaan kembali. Konsep pembelajaran aktif, kreatif
dan produktif menjadi isu-isu yang dikembangkan pada
Rentjana Pendidikan 1964. Konsep tersebut mewajibkan
setiap sekolah membimbing anak agar mampu memikirkan
sendiri pemecahan pemecah masalah (problem solving)
terhadap berbagai masalah yang ada. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa konsep kurikulum pada era ini lebih bersifat
bagaimana peserta didik bersikap aktif, kreatif dan produktif
menemukan solusi terhadap berbagai masalah yang
berkembang dan ada di masyarakat.
b. Masa Orde Baru (1966-1998)
Terdapat empat perubahan kurikulum yang terjadi pada masa
orde baru yaitu :
Kurikulum 1968 identik dengan muatan mata pelajaran
teoritis, tidak berkaitan dengan ketentuan obyektif dilapangan
atau kehidupan nyata (tematik) adapun metode pembelajaran
yang digunakan dalam kurikulum ini sangat tergantung oleh
ilmu pendidikan dan psikologi pada akhir tahun 1960-an. Jika
dilihat dari aspek tujuannya, upaya untuk meningkatkan rasa
cinta tanah air, kuat dan sehat jasmani, mempertinggi
kecerdasan dan ketrampilan jasmani, moral, budi pekerti dan
keyakinan beragama lebih di tekankan pada kurikulum 1968.
Kurikulum 1975 merupakan kurikulum yang bersifat
sentralistik atau dibuat oleh pemerintah pusat dan sekolah-
sekolah hanya menjalankan. Kurikulum 1975 memuat
beberapa pedoman dan ketentuan, yaitu: 1) Tujuan
instruksional adalah suatu tujuan yang hendak dicapai
lembaga dalam melaksanakan program pendidikan. Tujuan ini
berlaku mulai sekolah dasar sederajat sampai dengan sekolah
menengah atas sederajat; 2) Desain program kurikulum
adalah suatu kerangka umum program pengajaran yang akan
diberikan kepada setiap satuan pendidikan; 3) garis-garis
program pengajaran.
Kurikulum 1984 merupakanpenyempurnaan dari kurikulum
1975 dan mengunakan pendekatan proses. Dalam hal ini
faktor tujuan tetap penting messkipun sudah menggunakan
pendekatan proses. Kurikulum ini juga sering disebut
"Kurikulum 1975 yang disempurnakan". Subjek belajarnya
adalah siswa. Model seperti ini yang dinakan aktif learning
karena siswa yang akan selalu aktif dalam pembelajaran. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hingga
melaporkan. Namun banyak sekolah yang menerapkan
dengan baik dan alhasil siswa tidak melaksanakan
pembelajaran dengan baik dan hanya gaduh di kelas.
Kurikulum 1994 dilaksanakan sesuai dengan
UndangUndang no.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Pada kurikulum ini terjadi perubahan dari sistem
semester ke sistem catur wulan. Dengan sistem caturwulan
yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap
diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk
dapat menerima materi pelajaran cukup banyak. Tujuan
pengajaran kurikulum ini yaitu lebih berorientasi pada materi
pelajaran dan keterampilan menyelesaikan soal dan
pemecahan masalah.
c. Masa Revormasi (1999-Sekarang)
Kurikulum 2004, “KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi (KBK) adalah suatu konsep
pendekatan, strategi kurikulum yang menekankan pada
penguasaan berbagai kompetensi tertentu. Peserta didik tidak
hanya menguasai pengetahuan dan pemahaman, tetapi juga
keterampilan, sikap, minat, motivasi dan nilai-nilai agar dapat
melakukan sesuatu dengan penuh tanggung jawab.
Kurikulum 2006, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan)
KTSP mempunyai karakteristik yang sama dengan KBK yaitu
guru bebas untuk melakukan perubahan, revisi dan
penambahan dari standar yang sudah di buat pemerintah,
mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum,
beban belajar, kalender pendidikan sampai pengembangan
silabus.
Kurikulum 2013
Adapun kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik
sebagai berikut : 1) Mengembangkan secara seimbang antara
kognitif, afektif dan psikomotor; 2) Siswa menerapkan apa
yang sudah di dapat disekolah dalam kehidupanya sehari-hari;
3) Mengembangkan afekti, kognitif dan psikomotorik serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan
masyarakat; 4) Memberi kesempatan yang banyak kepada
siswa untuk mengembangkan aspek afekti, kognitif dan
psikomotorik; 5) Kompetensi inti dijabarkan menjadi
kompetensi dasar; 6) Kompetensi dasar yang diturunkan dari
kompetensi inti harus sesuai dan sinkron; 7) Kompetensi dasar
dikembangkan didasrkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horisontal dan vertikal)

3. Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan


Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan
demi tercapainya tujuan-tujuan pendidikan. Kurikulum juga merupakan
suatu rencana pendidikan, memberikan pedoman dan pegangan tentang
jenis, lingkup, dan urutan isi serta proses pendidikan.
Depdiknas dalam Syafarudin mengartikan manajemen kurikulum
sebagai suatu proses mengarahkan agar proses pembelajaran berjalan
dengan baik sebagai tolak ukur pencapaian tujuan pengajaran oleh
pengajar. Lebih lanjut dijelaskan bahwa aktifitas manajemen kurikulum
ini merupakan kolaborasi antara kepala sekolah dengan wakil kepala
sekolah beserta para guru dalam melakukan kegiatan manajerial agar
perencanaan berlangsung dengan baik.

4. Landasan Manajemen Kurikulum


Sejalan dengan kehadiran UU No. 32 Tahun 2004 (dimulai
dengan UU No 29 Tahun 1999), tentang kewenangan Pemerintah
Daerah untuk melaksanakan kreasi, inovasi, dan improvisasi dalam
pembangunan daerah termasuk dalam bidang pendidikan.
Manajemen dijadikan landasan dalam pendidikan karena :
a. Manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerjasama untuk
mencapai tujuan pendidikan. Seperti kita ketahui tujuan
pendidikan itu merentang dan tujuan yang sederhana sampai
dengan tujuan kompleks, tergantung lingkup dan tingkat
pengertian pendidikan mana yang dimaksud. Maka cara untuk
mencapai tujuan itu tidak dapat dicapai satu orang saja, tetapi
harus melalui kerjasama dan melalui orang lain dengan segala
aspek kerumitannya.
b. Manajemen pendidikan mengandung pengertian proses untuk
mencapai tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pemantauan, dan penilaian.
Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin
dicapai, bagaimana mencaps, berapa lama, berapa orang yang
diperlukan, dan berapa banyak biaya yang diperlukan

c. Manajemen pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berfikir


sistem Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian bagian,
dan bagian-bagian itu berinteraksi dalam suatu proses untuk
mengubah masukan menjadi keluaran

d. Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan


Dengan kata lain bagaimana ia menggerakan orang lain untuk
bekerja lebih giat dengan mempengaruhi dan mengawasi, bekerja
bersama-sama dan memberi contoh. Jadi, manajemen yang ingin
berhasil harus memahami teori dan praktek kepemimpinan serta
mampu dan mau untuk melaksanakan pengetahuan dan
kemauannya itu

e. Manajemen pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi


Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha
untuk membuat orang lain mengerti apa yang kita maksudkan,
dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang lain itu Jika
dalam kerjasama pendidikan tidak ada komunikasi, maka orang
lain yang bekerja sama itu saling tidak mengetah apa yang
dikerjakannya atau apa yang dunginkan teman sekerjanya

5. Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan kurikulum, ada tujuh prinsip yang harus
dipenuhi dalam pelaksanaannya. Ketujuh prinsip yang dimaksud adalah
sebagai berikut.

1. Kurikulum disusun berdasarkan prinsip untuk menemukan potensi


dalam diri peserta didik agar dapat mencapai kemampuan
terbaiknya. Selain itu juga harus memperhatikan kepentingan dan
kebutuhan serta tuntutan dari lingkungan.
2. Memperhatikan karakteristik peserta didik yang beragam mulai dari
agama, sosial budaya, adat istiadat, jenis kelamin, dan lain
sebagainya. Tidak ada pembedaan atas keragaman tersebut.
3. Menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi agar dapat menyesuaikan dengan perubahan yang ada.
4. Mampu memenuhi kebutuhan masyarakat sebagai pemecah
berbagai permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan, maksudnya setiap pelajaran
yang diberikan kepada peserta didik sesuai dengan tingkat
pendidikannya dan berkelanjutan sampai ditingkat yang lebih tinggi.
6. Kurikulum disusun agar manusia dapat belajar sepanjang hayat. Hal
ini dimaksudkan agar manusia tidak berhenti untuk mempelajari hal-
hal baru yang berguna untuk kehidupan dan perkembangan zaman.
7. Kepentingan nasional harus seimbangan dengan kepentingan
daerah. Maksudnya tidak boleh ada tujuan yang berbenturan antar
pihak sesuai dengan cita-cita negara.
Pengembangan kurikulum harus disusun berdasarkan landasan
yang kokoh dan jelas sehingga tujuan penyelenggaraan pendidikan
dapat tercapai. Agar kurikulum dapat berfungsi dengan baik, model yang
sesuai dengan keadaan masyarakat pada umumnya dapat dipilih oleh
para pengembang. Harapannya tentu satu, dapat menciptakan manusia
yang mampu memecahkan berbagai macam permasalahan yang
dihadapi oleh masyarakat.

E. Kesimpulan
Kurikulum selalu dinamis dan senantiasa dipengaruhi oleh perubahan-
perubahan dalam faktor yang mendasarinya. Tujuan pendidikan dapat
berubah secara fundamental, bila suatu negara beralih dari negara yang
dijajah menjadi perubahan yang menyeluruh. Dalam sejarah perkembangan
kurikulum di Indonesia telah tercatat sebanyak sebelas kali yaitu sejak tahun
1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan pada
tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1973, 1975, 1984, 1994, 1999, 2004, 2006
dan 2013. Yang dimana setiap kurikulumnya mempunyai kelebihan dan
kekurangannya. Dan kurikulum ini dapat berubah kapanpun sesuai dengan
kebutuhan pendidikan di Indonesia.

F. Daftar pustaka

Abdul Wafi, Konsep Dasar Kurikulum Pendidikan Agama.


Edureligia Vol. 1, No. 2, 2017
Farah Dina Insani, Sejarah Perkembangan Kurikulum Di
Indonesia Sejak Awal Kemerdekaan Hingga Saat Ini. As-Sallam 1 Vol.
VIII, No. 1, 2019.
Ghufran Hasyim Achmad, Kedudukan Kurikulum Dalam Agama
Islam. Jurnal Pendidikan dan Sosial Budaya Vol. 1, No. 2, 2021
M. Arif kahoirudin, Manajemen Kurikulum Dalam Meningkatkan
Mutu Pendidikan. Institut Agama Islam Tribakti Kediri Vol. 24, No. 1,
2013 .

Anda mungkin juga menyukai