Anda di halaman 1dari 7

JENIS-JENIS KURIKULUM

Alfina Laila Maulida (2110911021), Vina Layinatul Istirahat (2110911030)


Universitas Muhammadiyah Jember

Abstract,
The curriculum is a very important tool for the success of an education. Without a curriculum
that is appropriate and appropriate, it will be difficult to achieve the desired educational goals
and objectives. With an appropriate and appropriate curriculum, it is hoped that the goals and
objectives of education will be achieved optimally.
In Indonesia itself, changes and improvements to the curriculum have been made several
times with the aim of course being to complete and develop and advance the times in order to
achieve maximum educational quality. The curriculum is also said to be a good teaching plan.
This is in the form of subjects or a form of achievement of children's understanding as proven
by a diploma or certificate.
Keywords: Curriculum changes and iimprovement
Abstrak,
Kurikulum merupakan alat yang sangat penting bagi keberhasilan suatu pendidikan.Tanpa
kurikulum yang sesuai bagi dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dansasaran
pendidikan yang diinginkan. Dengan kurikulum yang sesuai dan tepatdiharapkan sasaran dan
tujuan pendidikan akan dapat tercapai secara maksimal.
Di indonesia sendiri sudah beberapa kali diadakan perubahan dan perbaikankurikulum yang
bertujuan sudah tentu untuk menyelesaikan dan pengembangan dankemajuan zaman agar
mencapai mutu pendidikan yang maksimal.Kurikulum juga dikatakan sebagai rencana
pengajaran baik itu berupa mata pelajaran maupun suatu bentuk pencapaian pemahaman anak
yang dibuktikan dengan ijazah atau sertifikat.
Kata kunci: Perubahan dan perbaikan kurikulum

Pendahuluan
Latar Belakang
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh
suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan
diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan
perangkat mata pelajaran ini disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang
pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari
sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan
pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara
menyeluruh.
Bagi kebanyakan masyarakat kita, barangkali sebagian besar dari mereka pada umumnya
belum mengetahui secara rinci bagaimana sejarah perjalanan kurikulum yang digunakan
pada sistem pendidikan di negara kita. Pemahaman mereka pada umumnya hanya terbatas
pada pengertian bahwa kurikulum yang digunakan di sekolah saat ini adalah kurikulum yang
tidak pernah mengalami perubahan. Padahal selama ini Indonesia telah melakukan beberapa
kali pergantian kurikulum yang digunakan. Dalam artikel ini akan digambarkan secara
singkat kronologis pemberlakuan kurikulum pendidikan di Indonesia sejak kemerdekaan
hingga saat ini.
Pembahasan
Jenis-Jenis Kurikulum
1. Kurikulum Rencana Pelajaran 1947
Kurikulum pertama pada masa kemerdekaan namanya Rencana Pelajaran1947. Ketika
itu penyebutannya lebih populer menggunakan leer plan (rencanapelajaran)
ketimbang istilah curriculum dalam bahasa Inggris. Rencana Pelajaran1947 bersifat
politis, yang tidak mau lagi melihat dunia pendidikan masihmenerapkan kurikulum
Belanda, yang orientasi pendidikan dan pengajarannyaditujukan untuk kepentingan
kolonialis Belanda. Asas pendidikan ditetapkanPancasila. Situasi perpolitikan dengan
gejolak perang revolusi, maka RencanaPelajaran 1947, baru diterapkan pada tahun
1950. Oleh karena itu Rencana Pelajaran1947 sering juga disebut kurikulum 1950.
Susunan Rencana Pelajaran 1947 sangatsederhana, hanya memuat dua hal pokok,
yaitu daftar mata pelajaran dan jampengajarannya, serta garis-garis besar
pengajarannya. Rencana Pelajaran 1947 lebih mengutamakan pendidikan watak,
kesadaran bernegara, dan bermasyarakat, daripadapendidikan pikiran. Mata pelajaran
untuk tingkat Sekolah Rakyat ada 16, khusus di Jawa, Sunda, dan Madura diberikan
bahasa daerah.Daftar pelajarannya adalah Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah,
Berhitung, Ilmu Alam,Ilmu Hayat, Ilmu Bumi, Sejarah, Menggambar, Menulis, Seni
Suara, PekerjaanTangan, Pekerjaan Keputrian, Gerak Badan, Kebersihan dan
Kesehatan, DidikanBudi Pekerti, dan Pendidikan Agama. Pada awalnya pelajaran
agama diberikan mulaikelas IV, namun sejak 1951 agama juga diajarkan sejak kelas
1.Garis-garis besarpengajaran pada saat itu menekankan pada cara guru mengajar dan
cara muridmempelajari. Misalnya, pelajaran bahasa mengajarkan bagaimana cara
bercakap-cakap, membaca, dan menulis. Ilmu Alam mengajarkan bagaimana proses
kejadiansehari-hari, bagaimana mempergunakan berbagai perkakas sederhana
(pompa,timbangan, manfaat bes berani), dan menyelidiki berbagai peristiwa sehari-
hari,misalnya mengapa lokomotif diisi air dan kayu, mengapa nelayan melaut
padamalam hari, dan bagaimana menyambung kabel listrik. Pada
perkembangannya,rencana pelajaran lebih dirinci lagi setiap pelajarannya, yang
dikenal dengan istilah
Rencana Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. Seorang
guru mengajar satu mata pelajaran”. Pada masa itu juga dibentuk Kelas
Masyarakat.yaitu sekolah khusus bagi lulusan SR 6 tahun yang tidak melanjutkan ke
SMP. Kelasmasyarakat mengajarkan keterampilan, seperti pertanian, pertukangan,
danperikanan. Tujuannya agar anak tak mampu sekolah ke jenjang SMP, bisa
langsungbekerja.
Rencana Pelajaran 1947 menurut menteri pendidikan waktu itu Mr. Suwandimemuat
ketentuen sebagai berikut:
a. Bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah.
b. Jumlah mata pelajaran untuk Sekolah Rakyat (SR) 16 bidang studi, SMP 17bidang
studi, dan SMA jurusan B 19 bidang studi.
2. Rencana Pelajaran Terurai 1952
Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaranyang disebut Rencana
Pelajaran Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas
sekali. seorang guru
mengajar satu mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar
Depdiknas periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru
SDTambelan dan Tanjung Pinang, Riau. Di penghujung era Presiden Soekarno,
munculRencana Pendidikan 1964 atau Kurikulum 1964. Fokusnya pada
pengembangan dayacipta, rasa, karsa, karya, dan moral (Pancawardhana). Mata
pelajaran diklasifikasikandalam lima kelompok bidang studi: moral, kecerdasan,
emosional/artistik, keprigelan(keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih
menekankan padapengetahuan dan kegiatan fungsional praktis.
3. Kurikulum 1968
Setelah berakhirnya kekuasaan orde lama, keluar Ketetapan MPRS
NomorXXVII/MPRS/1966 yang berisi tujuan pendidikan membentuk manusia
Pancasilasejati. Tujuan pendidikan menurut kurikulum 1968 adalah mempertinggi
mental-moral budi pekerti dan memperkuat keyakinan beragama, mempertinggi
kecerdasandan keterampilan, serta membina/ mengembangkan fisik yang kuat dan
sehat.
Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan1964 yang
dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Kurikulum 1968 menekankanpendekatan
organisasi materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila,pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9. Djauzak menyebut Kurikulum 1968
sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat mata pelajaranpokok-pokok saja,” katanya.
Muatan materi pelajaran bersifat teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual
di lapangan. Titik beratnya pada materi apasaja yang tepat diberikan kepada siswa di
setiap jenjang pendidikan. Selain itu, jumlah mata pelajaran untuk SD 10 bidang
studi, SMP 18 bidang studi (BahasaIndonesia dibedakan bahasa Indonesia I dan II,
SMA jurusan A 18 bidang studi,SMA jurusan B 20 bidang studi, jurusan SMA C 19
bidang studi. Penjurusan SMAdilakukan dikelas II. Kurikulum 1968 yang menjabat
menteri pendidikan adalah Manshur, S.H.
4. Kurikulum 1975
Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Letjen TNIDr. Syarif
Thajeb (1973-1978). Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar
pendidikan lebih efisien dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh
konsep di bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal
saat itu,” kata Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.
Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan Sistem
Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu rencana
pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk
umum,tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan
belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak dikritik. Guru dibikin sibuk
menulisrincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan pembelajaran.
Ketentuan-ketentuan yang berlaku 1975 adalah:
a. Sifat: integrated curriculum organization
b. SD mempunyai satu struktur program terdiri atas 9 bidang studi
c. Pelajaran Ilmu Alam dan Ilmu Hayat menjadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
d. Pelajaran Ilmu Aljabar dan Ilmu Ukur menjadi Matematika
e. Jumlah mata pelajaran SMP dan SMA menjadi 11 bidang studif.
f. Penjurusan SMA dibagi tiga: IPA, IPS, Bahasa dimulai pada permulaan semester
IIkelas I.

5. Kurikulum 1984
Kurikulum 1975 tidak bisa mengejar kemajuan pesat masyarakat, makakurikulum
1975 diganti dengan kurikulum 1984. Kurikulum ini di tetapkan olehmenteri
pendidikan Prof. Dr. Nugroho Notosusanto seorang ahli sejarah Indonesia.Kurikulum
1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakanpendekatan proses,
tapi faktor tujuan tetap penting. Posisi siswa ditempatkan sebagaisubjek belajar. Dari
mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan, hinggamelaporkan. Model ini
disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau Student ActiveLeaming (SAL).
Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya disekolah-sekolah yang
diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saatditerapkan secara nasional.
Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkanCBSA. Yang terlihat adalah
suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi,di sana-sini ada tempelan
gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model berceramah.
Adapun ketentuan-ketentuan dari kurikulum 1984 adalah sebagi berikut:
a. Bersifat Content Based Curriculum
b. Program pelajaran mencakup 11 bidang studi
c. Jumlah mata pelajaran SMP menjadi 12 bidang studi
d. Jumlah mata pelajaran SMA 15 bidang studi untuk program inti, 4 bidang untuk
progarm pilihan
e. Penjurusan SMA dibagi lima: program A1 (Ilmu Fisika), A2 (Ilmu Biologi),
A3Ilmu Sosial, A4 Ilmu Budaya, A5 (Ilmu Agama).
f. Penjurusan dilakukan di kelas II.
Pada kurikulum 1984 ada penambahan bidang studi yaitu: PendidikanSejarah
Perjuangan Bangsa (PSPB)
6. Kurikulum 1994
Kurikulum ini ditetapkan ketika menteri pendidikan dijabat oleh Prof. Dr.
IngWardiman Djojonegoro seorang teknokrat yang menimba ilmu di Jerman
Baratbersama Bj. Habibie. Ketentuan-ketentuan yang ada dalam kurikulum1994
adalah:
a. Sifat: Objective Based Curriculum
b. Nama SMP diganti menjadi SLTP (Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama) dan
SMAdiganti SMU (Sekolah Menengah Umum)
c. Mata pelajaran PSPB dihapus
d. Program pengajaran SD dan SLTP disusun dalam 13 mata pelajaran
e. Program pengajaran SMU disusun dalam 10 mata pelajaran
f. Penjurusan SMU dilakukan di kelas II yang terdiri dari program IPA, program
IPS,dan program Bahasa.
Ketika refomasi bergulir, kurikulum 1994 mengalami penyesuaian-penyesuaian dalam
rangka mengakomodasi tuntutan reformasi. Oleh karena itu,muncul suplemen
Kurikulum 1994 yang lahir tahun 1999. Dalam suplemen tersebutada penyesuaian-
penyesuaian materi pelajaran, terutama mata pelajaran sosial,seperti PPKN, Sejarah,
dan beberapa mata pelajaran yang lainnya. Bersamaandengan lahirnya Undang-
Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Sistem PendidikanNasional yang
menggantikan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1989, pemerintahmelalui Departemen
Pendidikan Nasional menggagas kurikulum baru yang diberinama Kurikulum
Berbasis Kompetensi.
7. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) digagas ketika Menteri Pendidikandijabat
oleh Prof. Abdul Malik Fadjar, M. Sc. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) atau
Kurikulum 2004, adalah kurikulum dalam dunia pendidikan di Indonesia yang mulai
diterapkan sejak tahun 2004 walau sudah ada sekolah yang mulai menggunakan
kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini
tak berbeda dari Kurikulum 1994, perbedaannya hanya pada cara para murid belajar
di kelas.
Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan
untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski
sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak
sebagai fasilitator, tetapi meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk
semua. Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, tetapi subjek. Dan
setiap kegiatan siswa ada nilainya. mulai diberlakukan pula wajib pramuka sebagai
nilai tambah ekstrakurikuler.
Melalui kebijakan pemerintah, kurikulum Berbasis Kompetensi mengalamirevisi,
dengan dikeluarkannya Permen Diknas Nomor 22 tentang Standar Isi, PermenDiknas
Nomor 23 tentang Standar Kompetensi Lulusan, dan Perman Diknas Nomor24
tentang Pelaksanaan kedua permen diatas. Ketiga permen diatas dikeluarkan
padatahun 2006. Dengan dikeluarkannya ketiga permen diatas seakan
menjawabketidakjelasan nasib KBK.
8. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Kurikulum 2006 ini dikenal dengan sebutan “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP)”. Tidak banyak yang berbeda dari Kurikulum 2004, mulai dari tinjauan dari
segi isi, proses pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis
evaluasi.
Perbedaan dengan kurikulum 2004 tertera pada kewenangan dalam penyusunanya,
yaitu mengacu pada jiwa dari desentralisasi sistem pendidikan Indonesia. Pemerintah
pusat dalam hal ini Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
(Kemendikbudristek) menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar. Guru
dituntut mampu mengembangkan sendiri silabus dan penilaian sesuai kondisi sekolah
dan daerahnya.
9. Kurikulum 2013 (K-13)
Kurikulum 2013 merupakan pengganti dari Kurikulum 2006 (KTSP). Pada
Kurikulum 2013 ini memiliki 3 aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek
keterampilan, dan aspek sikap perilaku.
Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi
yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat
ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn dan beberapa materi lain, sedangkan
materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Pada Kurikulum ini guru diharapkan dapat mendorong siswa untuk melakukan
observasi, bertanya, bernalar, dan mengomunikasikan apa yang telah siswa pahami
setelah menerima materi pembelajaran. Kemudian untuk siswa itu sendiri, diharapkan
dapat memiliki tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar, kemampuan
interpersonal, antar-personal, dan memiliki kemampuan berpikir kritis.
10. Kurikulum Merdeka
Kurikulum Merdeka diluncurkan Mendikburistek pada Februari 2022 lalu sebagai
salah satu program Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kurikulum Merdeka berfokus pada materi yang esensial dan pada pengembangan
karakter Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila sendiri terdiri atas nilai-nilai.
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang
beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu
untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan
untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat sesuaikan
dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Proyek untuk menguatkan pencapaian Profil Pelajar Pancasila dikembangkan
berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh Kemendikbudristek. Proyek tersebut
tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak
terikat pada konten mata pelajaran. Sekolah yang melaksanakan Kurikulum Merdeka
akan melalui beberapa tahapan implementasi, yaitu tahap Mandiri Belajar, kemudian
Mandiri Berubah, lalu terakhir Mandiri Berbagi.
Perubahan kurikulum secara nasional baru akan terjadi pada 2024. Ketika itu,
Kurikulum Merdeka sudah melalui iterasi perbaikan selama 3 tahun di beragam
sekolah/madrasah dan daerah.
Kesimpulan
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, danbahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatanpembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Macam-macam KurikulumDari pembahasan ini, kami mengambil garis besar dari beberapa
macam-macam kurikulum, yaitu meliputi:Kurikulum Rencana Pelajaran 1947, Kurikulum
Pelajaran Terurai 1952, Kurikulum1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984, Kurikulum
1994, Kurikulum BerbasisKompetensi(KBK) , KTSP, K-13, dan Kurikulum Merdeka.
Daftar Pustaka
Ruhimat, t. e. (2011). Kurikulum & pembelajaran. Jakarta: PT.Raja Grafindo persada.
Wahyuni, Fitri. (2015). Kurikulum dari masa ke masa. Jurnal Al-Adabiya Vol. 10 No. 2.
Ahmad, S. (2014) Problematika kurikulum 2013 dan kepemimpinan instruksional
kepalasekolah. Jurnal Pencerahan. Vol. 8. No. 2.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi 2013. Bandung: Rosda Karya.
Alhamuddin. (2014). Sejarah Kurikulum Indonesia (Studi Analisis Kebijakan Pengembangan
Kurikulum). Jurnal Volume 1, Nomor 2.

Anda mungkin juga menyukai