Anda di halaman 1dari 18

KEBIJAKAN KURIKULUM NASIONAL: INDONESIA MERDEKA DAN

SETELAH REFORMASI

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah

Pengembangan Kurikulum PAI Semester Genap Tahun Akademik 2022/2023

Disusun oleh Kelompok 10/PAI J:

1. Nanda Pratiwi (201210307)

2. Novita Widyana (201210329)

Dosen Pengampu: Zamzam Mustofa, S.Pd.I., M.Pd.

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
2023

1
LAMPIRAN HASIL TURNITIN

ii
LAMPIRAN LEMBAR KEASLIAN

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................................i

LAMIRAN HASIL TURNITIN..........................................................................................ii

LAMPIRAN LEMBAR KEASLIAN..................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................2

A. Kebijakan Kurikulum Nasional...............................................................................2


B. Kurikulum Pendidikan pada Kurikulum Merdeka..................................................3
C. Kurikulum Pendidikan Setelah Reformasi..............................................................6
BAB III KESIMPULAN.....................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................14

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan proses pembelajaran membutuhkan kurikulum sebagai pedoman
untuk menetapkan tujuan selama proses belajar mengajar. Adanya kurikulum
memudahkan proses belajar mengajar bagi semua guru, sehingga mereka perlu
mengetahui artinya. Kurikulum adalah upaya untuk menyampaikan prinsip-prinsip
utama dan fitur program dengan cara yang dapat diterapkan oleh guru di sekolah.
Kurikulum memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Kurikulum
sendiri merupakan bagian penting dari pendidikan itu sendiri, dan apabila
pendidikan tidak mengikuti kurikulum pendidikan tersebut maka pendidikan tidak
dapat berhasil ataupun mencapai tujuannya dalam pendidikan.
Setelah kita memahami arti kurikulum, kita perlu mengetahui bagaimana
perkembangannya. Seperti halnya teknologi zaman, selalu ada evolusi, begitu pula
dengan evolusi kurikulum. Untuk itu, penulis berupaya membahas tentang
pengembangan kurikulum.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Kebijakan Kurikulum Nasional?
2. Bagaimana Kurikulum Pendidikan pada Kurikulum Merdeka?
3. Bagaimana Kurikulum Pendidikan pada Kurikulum Setelah Reformasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kebijakan Kurikulum Nasional


Arti kebijakan jika didalam bahasa Inggris secara istilah adalah policy. Dan
pada akhirnya ketika berada di pertengahan abad diartikan dengan policie, dan
definisi tersebut memiliki arti sebagai penanganan masakah publik atau
administrasi pemerintahan1.
Sedangkan kebijakan didalam kamus besar bahasa Indonesia bermakna
suatu kumpulan konsep dasar yang jadi garis besar serta rancangan asas dalam
terlaksananya suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan upaya berbuat (mengenai
pemerintahan, organisasi, dan sebagainya), tujuan, ataupun dijadikan sebuah
panutan untuk mengatur bagaimana tercapainya didalam usaha yang sesuai
harapan2.
Kurikulum merupakan perangkat rencana pembelajaran serta adanya
peraturan yang akan digunakan yang berkaitan dengan isi, tujuan, serta materi
pelajaran yang akan digunakan sebagai panutan agar terwujud tujuan pendidikan
yang telah diinginkan.
Dengan demikian kebijakan kurikulum nasional adalah suatu keberhasilan
dari kurikulum K13 (2013). Kurikulum ini telah direvisi atas penyelidikan melalui
kelebihan maupun kekurangan sebagaimana penerapan K13 pada zaman sekarang.
K13 adalah kurikulum pertama yang telah diumumkan oleh Kemdikbud agar dapat
membenahi kekurangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Ini sudah
dilaksanakan dengan bersama pada bulan Juli ajaran pertama yaitu di tahun
2014/2015 dari beberapa kumpulan pendidikan yang ada di Indonesia.
Dari dasar perkembangan K13, kurikulum bisa melahirkan warga Indonesia
seperti, bisa menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, memiliki kemampuan,
memiliki ide baru, memiliki rasa cinta pada diri untuk pembenaran akhlak,
terampil, serta pemikiran yang selaras. Ini telah tepat dengan Pasal 3 UU No 20
Sisdiknas Tahun 2003 mengenai Tujuan Pendidikan Nasional “tumbuhnya bakat
pada diri siswa supaya jadi seseorang yang taat dan percaya kepada Tuhan Yang

1
William N. Dunn, Pengantar Analisis Kebijakan Publik (Yogyakarta: Gajah Mada University, 2003).
2
Tim penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga (Jakarta: Balai Pustaka, 2002).

2
Maha Esa, bersikap baik, terhindar dari penyakit, pandai, memiliki ide baru, tidak
manja, serta dapat bertanggungjawab, bisa jadi seseorang yang dapat mengambil
keputusan dengan baik dan dapat mengubah hidup mereka3.

B. Kurikulum Indonesia Merdeka


1. Kurikulum 1947
Kurikulum 1947 adalah kurikulum yang pertama ada sesudah kemerdekaan.
Kurikulum ini dikenal dengan nama rencana pelajaran sedangkan didalam
bahasa belanda dikenal dengan leer plan. Kurikulum 1947 ini baru saja
digunakan pada tahun 1950. Hal ini diakibatkan karena sistem kepolitakannya
belum stabil. Secara resmi kurikulum ini berkembang di Indonesia tasun 1950
maka sering dikenal dengan sebutan kurikulum 1950. Pada kurikulum
pendidikan 1947 ini condong pada sistem pendidikan kolonial belanda serta
jepang. Hal ini dapat terjadi dikarenakan saat itu indonesia masih awal
merdeka sedang dalam pembentukan dan menggali model pendidikan yang
konseptual. Pada kurikulum pendidikan ini mengedepankan pendidikan moral,
yang mana telah ditanamkan bagaimana agar ada rasa nasionalisme, kemudian
akan terwujud pemahaman yang berbangsa dan bernegara di lingkungan
masyarakat4.

2. Kurikulum 1952
Kurikulum pada tahun 1952 ini telah ada pembenahan. Kurikulum ini
dikenal dengan nama rencana pembelajaran yang terurai 1952. Kurikulum ini
telah menuju ke teori pendidikan nasional. Kurikulum ini memiliki identitas
sangat istimewa yaitu semua agenda pembelajaran untuk mendapatkan
perhatian didalam mata pelajaran yang sudah berkesinambungan pada keadaan
sekarang yang telah dijalankan. Pada kurikulum ini mata pelajaran yang
digunakan adalah ilmu hitung, ilmu alam,sejarah, bahasa indonesia, serta
bahasa daerah.

3. Kurikulum 1964
3
Hilmia Wardani and Fajar Dwi Nugroho, “Integrasi Kurikulum Nasional Dan Cambridge Curriculum Pada
Mata Pelajaran Bahasa Inggris,” The Curriculum Journal 9, no. 2 (2016): 666–679, http://ap.fip.um.ac.id/wp-
content/uploads/2016/03/51-Hilmia-Wardani-Fajar-Dwi-Nugroho.pdf.
4
Saputra, dkk. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Aceh: Yayasan Penerbit Muhammad
Zaini, 2021).

3
Pada tahun 1964 ini pemerintah memperbaiki lagi teori kurikulum yang
berada di Indonesia. Pada tahun ini dinamakan dengan rancangan pendidikan
1964 yang jadi ciri khas dan dipusatkan kepada rencana pancawardhana.
Kurikulum 1964 ini mempunyai tekad untuk memberikan pengetahuan
akademik ke masyarakat untuk kehidupan di tingkatan sekolah dasar.

Pelajaran yang telah diinstruksikan dan dikumpulkan ke dalam bidang studi


seperti kepandaian, etika, keterampilan, budi pekerti, jasmani dan sebagainya.
Di tingkat pendidikan dasar kemampuan kognitif sangat ditekankan5.
4. Kurikulum 1968
Kurikulum ini adalah kurikulum perbaikan dari kurikulum 1964, dari
modifikasi pola pendidikan dari pancawardhana jadi penegakan jiwa pancasila,
berwawasan dasar, serta keahlian yang istimewa. Ketika pembelajaran
ditujukan kepada hal yang akan melatih siswa untuk memperkuat pikirannya,
serta dapat mengembangkan keterampilannya, dan juga memperkuat fisik agar
terhindar dari penyakit sehingga badan jadi sehat dan kuat.

Tujuan kurikulum ini adalah memfokuskan pada keahlian rakyat untuk


mengetahui apa kepribadian rakyat. kepribadian ini akan tetap berasakan
dengan Pancasila dan UUD 1945. Mengapa demikian? Karena Indonesia habis
terlepas dari gerakan G30 S PKI maka dari itu warga tetap diinginkan untuk
menumbuhkan sikap nasionalisme. Dan jika dihubungkan dengan pendekatan
humanis kurikulum 1968 ini ini telah mengutamakan nilai luhur yang
berasaskan pada agama.
5. Kurikulum 1975
Kurikulum tahun 1975 ini adalah pengganti kurikulum 1968 yang
memprioritaskan kepada tujuan agar menjadi pendidikan yang sesuai dan
berguna. Komponennya telah dirancang berdasarkan pengembangan sistem
intruksional (PPSI). Di masa ini lebih dikenal dengan sebutan satuan
pembelajaran yaitu satuan bahasan disetiap pelajaran. Dan disetiap satuan telah
dibagi antara lain: petunjuk secara menyeluruh, tujuan pengajaran yang khas,
alat untuk pembelajaran, bahan yang di ajaran, dan sebagainya. Tujuan adanya
kurikulum ini mengutamakan kepada keahlian murid. Murid yang telah

5
Stief Aristo Walewangko, Kurikulum Pendidikan (Yogyakarta: Nas Media Pustaka, 2022).

4
memiliki bakat serta keahlian akan dilatih yang sepadan dengan tujuan
instruksional pada masing-masing pelajaran6.
6. Kurikulum 1984
Kurikulum 1984 adalah kurikulum yang disebut dengan nama CBSA (cara
belajar siswa aktif), SAL (Student active learning) pembelajaran aktif siswa.
Makna yang sering dipakai dalam kurikulum tersebut yaitu efek dari aliran
humanistik. Aliran tersebut menjadikan seseorang mempunyai nilai penting
dalam menetapkan keperluannya. Sumantri dan Ahmad menyatakan isi
mengenai pendapat humanistik adalah mencoba mengerti bahwa tanggapan
berlatih dari prespektif siswa, tidak dari peneliti. Disini ada sebagian prinsip
pendidikan dalam kurikulum ini diantaranya sebagai berikut:
a. Didalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai fasilitator
b. Siswa berperan sebagai subjek saat pembelajaran
c. Belajar dilakukan melalui CBSA
d. Pembelajaran dilakukam dengan mengikuti tujuan.
7. Kurikulum 1994
Kurikulum 1994 adalah kurikulum perbaikan dari kurikulum 1984.
Kurikulum tersebut banyak mengamati model didikannya dan telah menganut
argumentasi dari proses menyampaikan dan mempelajari ilmu. Selanjutnya
pengesahan kurikulum ini juga menganut di UU No. 2 tahun 1989 telah
menyusun pola mengenai pendidikan nasional7. Dari beberapa keadaan yang
telah beralih ke kurikulum tersebut yaitu penjabaran ketika penyampaian ilmu,
serta cara mengganti aturan setengah tahun sebagai caturwulan. Kemudian,
inilah sebagian ciri dari kurikulum 1994 yaitu:
a. Memakai teknik caturwulan
b. Pola kajian yang lumayan luas
c. Objek pelajaran matematika serta bahasa yang menonjol itu banyak,
sementara pelajaran yang mengandung kesenian sangat sedikit. Pendidikan
budi pekerti pancasila diganti dengan ppkn (pendidikan pancasila dan
kewarganegaraan).

6
Asfiati, Pendekatan Humanis Dalam Pengembangan Kurikulum (Medan: Perdana Publishing, 2016).
7
Undang Undang, “No.2 Tahun 1989 Tentang Standar Pendidikan Nasional,” no. 1 (1989): 17,
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46794/uu-no-2-tahun-1989.

5
C. Kurikulum Setelah Reformasi
1. Kurikulum 2004
Di era reformasi ini, kurikulum pemerintah yang relevan dengan bidang
pendidikan adalah kurikulum yang lahir dan pemberlakuannya pada tahun
2004 atau sering disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum
ini merupakan sesuatu yang lebih menekankan terhadap perkembangan
kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas dengan tingkat kemahiran
yang dipersyaratkan. Hal ini memungkinkan untuk evaluasi kinerja siswa. Hal
ini juga menekankan perlunya mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
sikap siswa sehingga mereka dapat menyelesaikan tugas dengan akurasi,
efisiensi secara baik8.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menekankan pada pengembangan


kemampuan peserta didik untuk melaksanakan tugas tertentu sesuai dengan
standart kinerja yang telah ditetapkan. Situasi ini mengandung bukti bahwa
pendidikan diberikan kepada orang-orang yang telah mampu melakukan tugas-
tugas yang telah diteapkan dalam jangkauan kompetensinya. Secara implisit,
diperlukan semacam kurikulum berbasis kompetensi yang berfungsi sebagai
asisten pengajar. Kurikulum Berbasis Kompetensi ini difokuskan pada:

a. Hasil maupun dampak diharapkan muncul pada wajah peserta


melalui rangkaian pembelajaran yang ketat.
b. Kemampuan tersebut dapat ditunjukkan sesuai dengan kebutuhan.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran akan kurangnya
keterampilan siswa, baik secara individu maupun kolektif. Seperti dalam buku
Zainuddin tahun 2008 yang dikemukakan oleh Mulyasa pada tahun 2002, hal
ini menunjukkan suatu ciri-ciri kurikulum berdasarkan kapabilitas cenderung
menekankan hal pokok, adapun hal-hal pokok tersebut yaitu: memilih
kapabilitas yang sesuai, menetapkan petunjuk evaluasi yang berguna untuk
memastikan layak atau tidaknya kompetensi itu berhasil dicapai, dan
mengembangkan sistem pendidikan. Kurikulum ini juga mempunyai
seperangkat kapabilitas dan hal itu harus dipahami oleh siswa dan dinilai
menurut kriteria khusus sebagai hasil demonstrasi kompetensi mereka.
8
Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik Dan Implementasi (Bandung: Remaja
Rosdakaya, 2005).

6
Pembelajaran berfokus pada kegiatan individu yang membantu siswa
memperoleh kompetensi yang diperlukan. Setelah Anda siap, Anda siap untuk
mengikuti tes kecakapan. Selain itu, dalam pembelajaran, siswa mampu
berkembang sesuai dengan kemampuannya.

Kurikulum KBK menurut Depdiknas (2001), adapun ciri-ciri kurikulum


tersebut adalah:

1). Mengutamakan pencapaian kompetensi siswa, baik secara personal


maupun klasikal.

2). Penyesuaian terhadap hasil belajar dan keberagaman peserta didik.

3). Perluasan pembelajaran peserta didik dengan pendekatan dan metode


yang berbeda.

4). Sumber belajar tidak hanya guru, tetapi juga sumber belajar lain
yang memenuhi unsur pendidikan seperti modul, pengalaman lapangan,
dan strategi pribadi individu.

5). Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar untuk


memperoleh atau mencapai kompetensi9.

Kurikulum Berbasis Kompetensi memiliki struktur kurikulum untuk setiap


jenjang pendidikan, antara lain:

a). Total pada mata pelajaran mata pelajaran menekankan pada kegiatan
terencana maupun terstruktur pada kelas tersebut.

b). Pembiasaan pada saat melakukan kegiatan pembelajaran yang


memprioritaskan pengarahan dan pembentukan perilaku siswa. Hal ini
bisa diwujudkan dalam suatu kebiasaan yang rutin dalam kehidupan
masyarakat.
c). Fase jangka waktu yang menentukan pertemuan dalam pembelajaran.

2. Kurikulum 2006
Pada tahun 2001, otonomi daerah telah dilaksanakan di bidang pendidikan
dan kebudayaan dalam UU No. 22 Tahun 1999 yaitu yang berisi tentang
9
H. M. Zainuddin, Reformasi Pendidikan Kritik Kurikulum Dan Manajemen Berbasis Sekolah (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2008).

7
Pemerintahan Daerah. Visi utama independensi dalam penyampaian
pengetahuan adalah bahwa masyarakat setempat menentukan gaya dan isi
kurikulum mereka sendiri, dalam suatu proses pada saat pembelajaran dan
sistem evaluasi penilaian tersebut, hasil dari pembelajaran, pendidik dan
pemimpin lembaga pendidikan, lembaga. Peranan pemerintah yang diwakili oleh
kecamatan, kabupaten, dinas tingkat provinsi dan pemerintah daerah yaitu
mempersembahkan bantuan dana dan sarana prasarana supaya bisa
melaksanakan penyajian bimbingan belajar secara kondusif untuk
berkembangnya kegiatan sosial10.

Berdasarkan visi yang disampaikan tersebut, hal yang termuat dalam


pemerintah daerah adalah kewenangan daerah dan pemberdayaan daerah.
Otonomi pendidikan dalam daerah ini adalah mengembalikan pendidikan
terhadap pemilik yang ada dalam daerah tersebut, dan menghidupkannya untuk
masyarakat setempat dengan memperkuat sumber daya manusia di bidang
pendidikan atau bertujuan untuk membuat daerah tersebut secara mandiri.
Akibatnya, sumber pendanaan di sebagian besar negara didelegasikan kepada
pemerintah daerah tersebut seimbang dengan kecakapan dan kapasitas ekonomi
lokal yang berbeda.

Demikian pula otonomi tersebut mempengaruhi perubahan sistem


pengelolaan pendidikan dari sentralisasi menjadi desentralisasi. Otonomi lebih
banyak diberikan kepada lembaga pendidikan termasuk perkembangan
kurikulum, hal ini kemudian dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan atau biasa disebut KTSP.

Dalam Kurikulum 2006 yang terkenal dengan nama KTSP yaitu Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan. Pada mula tahun 2006, proses KBK dihentikan dan
muncul KTSP. Ada sedikit perbedaan dari kurikulum 2004 dalam hal isi maupun
proses pencapaian tujuan pedagogis siswa melalui penilaian mata pelajaran yang
diberikan. Siswa hidup dalam kondisi rencana sekolah. Pasalnya, Kemendikbud
menetapkan Kerangka Dasar (KD), Standart Kompetensi Lulusan (SKL),
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) pada masing-masing
pelajaran di dalam satuan lembaga pendidikan. Maka dari itu, peningkatan
10
Nurhadi, Kurikulum 2004 Pertanyaan Dan Jawaban (Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004).

8
dalam kegiatan pembelajaran menjadi kewajiban dalam melakukan tanggung
jawab di dunia pendidikan di dalam naungan pemerintah kabupaten/kota11.

Ciri utama KTSP adalah kurikulum meningkatkan kualitas dan efisiensi


pendidikan, mentransformasikan kebutuhan masyarakat, dan memperkuat
pendidikan sekolah yang erat diantaranya adalah dalam sekolah, lingkungan
masyarakat dan kegiatan manufaktur pemerintah dalam pendidikan. Konsepnya
adalah memberikan otonomi kepada sekolah dalam menetapkan kebijakan.
namun, ciri-ciri dalam KTSP ini juga memerlukan bentuk pendidikan yang lain
dan membutuhkan kerjasama yang kompak antar anggota tim12.

3. Kurikulum Tahun 2013


Kurikulum pada tahun 2013 yaitu kurikulum terkini yang diperkenalkan
pada tahun 2013/2014. Adapun Kurikulum ini merupakan evolusi dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi atau KTSP yang sudah ada. Fokus kurikulum
2013 semata-mata pada pengembangan dan penyeimbangan antara soft skill dan
hard skill, hal ini meliputi dimensi employability, skill dan knowledge. Suatu
pembelajaran dioptimalkan melalui suatu kompetensi, yang posisi kompetensi
itu semula diturunkan dari keterampilan pembelajaran tersebut. Selanjutnya
dalam suatu pembelajaran, mata pelajaran semakin bersifat sempurna dan
tematik. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 bertujuan
menyeimbangkan keterampilan non teknis dan technical skill dalam hal sikap
siswa, keterampilan dan pengetahuan dalam dirinya sendiri.

Maka dari itu, Kurikulum tahun 2013 berupaya agar siswa lebih
mengedepankan nilai-nilai dalam perilaku yang berbandingan dengan
kemampuan skill yang didapatkan oleh siswa tersebut melalui pengetahuan-
pengetahuan yang ada di sekolah. Jadi disini siswa bisa menyetarakan antara soft
skill dan hard skill secara bersamaan. Kurikulum 2013 akan membekali peserta
didik dengan kemampuan dalam perliku, kemampuan yang terampil, dan juga
mempunyai suatu pengetahuan yang berkembang sebanding dengan pendidikan
yang mereka tempuh, maka dari hal itu, siswa mampu mempengaruhi serta
memastikan bahwa dalam kehidupan selanjutnya dapat mencapai keberhasilan13.
11
dkk Muhaimin, KTSP Pada Sekolah Dan Madrasah (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008).
12
H. M. Zainuddin, Reformasi Pendidikan Kritik Kurikulum Dan Manajemen Berbasis Sekolah.
13
Ibid.

9
a. Tujuan Kurikulum Tahun 2013
Dilihat pada Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 yang berisi tentang
Sistem Pendidikan Nasional14. Dalam Undang-Undang ini menyebutkan
bahwasanya fungsi dari kurikulum ini yaitu menumbuhkembangkan suatu
kemampuan yang berguna untuk menyempurnakan suatu tindakan dalam
kehidupan masyarakat serta melatih kepribadian dan kebudayaan bangsa
yang lebih baik. Tujuannya yaitu berguna untuk mejadikan potensi dalam
peserta didik itu berkembang. Dengan hal itu maka akan menjadikan warga
negara yang mempunyai iman dalam beriman terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, mempunyai akhlak yang mulia, berkehidupan sehat, mempunyai ilmu
yang cukup, berpengalaman, mempunyai suatu kreativitas, bersifat mandiri,
dan mempunyai tanggung jawab15.
b. Prinsip-Prinsip Dalam Pengembangan Kurikulum Tahun 2013
Dalam hal ini adapun prinsip yang digunakan sebagai acuan dalam
pengembangan kurikulum tahun 2013 ini adalah prinsip serupa yang
digunakan untuk membangun kurikulum satuan pengajaran. Sebagaimana
diatur pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A
Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Kurikulum 2013, berlaku ketentuan
sebagai berikut:
1) Meningkatkan keimanan, ketakwaan dan akhlak yang mulia. Hal ini
merupakan dasar untuk membentuk karakter dalam pribadi siswa
seutuhnya.
2) Kepentingan keterampilan dalam masa yang akan datang.
3) Meningkatkan keahlian kemampuan siswa yang sebanding dengan
perkembangannya melalui potensi minat bakat siswa itu sendiri.
4) Persyaratan pembangunan daerah dan nasional.
5) Tuntutan masyarakat.
c. Ruang Lingkup Kurikulum Tahun 2013
Di dalam Ruang lingkup kurikulum tahun 2013, kurikulum ini mempunyai
3 bagian yang paling utama yaitu penilaian dalam sikap, pengetahuan dan
keterampilan. Dari bagian-bagian komponen itu merupakan cara-cara yang
14
Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
2003.
15
M.Fadlillah, Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran (Yogyakarta: Ar-Ruzz, 2014).

10
dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam suatu keberhasilan seorang siswa
dalam kegiatan belajar mengajar.
Adapun Penilaian pendidikan untuk mengetahui atau menilai hasil dari
belajar siswa meliputi:
1) Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
menyeluruh berdasarkan hasil dari proses pembelajaran.
2) Penilaian dari diri sendiri adalah penilaian yang dilaksanakan terhadap
siswa secara serius guna untuk menyamakan posisi relatif mereka
dengan standar yang telah ditentukan.
3) Asesmen Berbasis Portofolio menilai proses pembelajaran siswa secara
keseluruhan, termasuk tugas individu siswa yang berkaitan dengan
sikap maupun perilaku di dalam kelas maupun di luar kelas.

11
BAB III
KESIMPULAN

1. Kebijakan kurikulum nasional adalah suatu keberhasilan dari kurikulum K13 (2013).
Kurikulum ini telah direvisi atas penyelidikan melalui kelebihan maupun kekurangan
sebagaimana penerapan K13 pada zaman sekarang. K13 adalah kurikulum pertama
yang telah diumumkan oleh Kemdikbud agar dapat membenahi kekurangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Kurikulum 1947 merupakan kurikulum yang pertama ada sesudah kemerdekaan.
Kurikulum ini dikenal dengan nama rencana pelajaran sedangkan didalam bahasa
belanda dikenal dengan leer plan.
3. Kurikulum pada tahun 1952 ini telah ada pembenahan. Kurikulum ini dikenal dengan
nama rencana pembelajaran yang terurai 1952. Kurikulum ini telah menuju ke teori
pendidikan nasional
4. Kurikulum 1964 ini mempunyai tekad untuk memberikan pengetahuan akademik ke
masyarakat untuk kehidupan di tingkatan sekolah dasar.
5. Kurikulum 1968 ini adalah kurikulum perbaikan dari kurikulum 1964, dari modifikasi
pola pendidikan dari pancawardhana jadi penegakan jiwa pancasila, berwawasan
dasar, serta keahlian yang istimewa.
6. Kurikulum tahun 1975 ini adalah pengganti kurikulum 1968 yang memprioritaskan
kepada tujuan agar menjadi pendidikan yang sesuai dan berguna. Komponennya telah
dirancang berdasarkan pengembangan sistem intruksional.
7. Kurikulum 1984 adalah kurikulum yang disebut dengan nama CBSA (cara belajar
siswa aktif), SAL (Student active learning) pembelajaran aktif siswa. Makna yang
sering dipakai dalam kurikulum tersebut yaitu efek dari aliran humanistik. Kurikulum
1994 adalah kurikulum perbaikan(penyempurna) dari kurikulum 1984. Kurikulum
tersebut banyak mengamati model didikannya dan telah menganut argumentasi dari
proses menyampaikan dan mempelajari ilmu.
8. Kurikulum tahun 2004 atau yang disebut dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi
(KBK) merupakan suatu kurikulum yang menekankan terhadap suatu perkembangan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terpilih yang sepadan
dengan standart kinerja yang telah ditetapan.

12
9. Kurikulum tahun 2006 atau yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) yaitu kurikulum yang digunakan untuk meningkatkan kualitas dan
efisiensi pendidikan, mentransformasikan kebutuhan masyarakat, dan memperkuat
pendidikan sekolah untuk melakukan kerjasama yang kuat antara sekolah, masyarakat,
industri dan pemerintah dalam pendidikan. Konsepnya adalah memberikan otonomi
kepada sekolah dalam menetapkan kebijakan.
10. Kurikulum 2013 yaitu berfokus pada pengembangan dan penyeimbangan soft skill dan
hard skill dalam hal sikap, keterampilan dan pengetahuan peserta didik.

13
DAFTAR PUSTAKA

Asfiati. Pendekatan Humanis Dalam Pengembangan Kurikulum. Medan: Perdana


Publishing, 2016.
Dunn, William N. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah Mada
University, 2003.
H. M. Zainuddin. Reformasi Pendidikan Kritik Kurikulum Dan Manajemen Berbasis
Sekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
M.Fadlillah. Implementasi Kurikulum 2013 Dalam Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz,
2014.
Muhaimin, dkk. KTSP Pada Sekolah Dan Madrasah. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2008.
Mulyasa. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik Dan Implementasi.
Bandung: Remaja Rosdakaya, 2005.
Negara Republik Indonesia. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, 2003.
Nurhadi. Kurikulum 2004 Pertanyaan Dan Jawaban. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana
Indonesia, 2004.
Saputra, dkk. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Aceh: Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini, 2021.
Tim penyusun. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Undang Undang. “No.2 Tahun 1989 Tentang Standar Pendidikan Nasional,” no. 1 (1989):
17. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46794/uu-no-2-tahun-1989.
Walewangko, Stief Aristo. Kurikulum Pendidikan. Yogyakarta: Nas Media Pustaka, 2022.
Wardani, Hilmia, and Fajar Dwi Nugroho. “Integrasi Kurikulum Nasional Dan Cambridge
Curriculum Pada Mata Pelajaran Bahasa Inggris.” The Curriculum Journal 9, no. 2
(2016): 666–679. http://ap.fip.um.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/51-Hilmia-
Wardani-Fajar-Dwi-Nugroho.pdf.

14

Anda mungkin juga menyukai