pISSN : 2460-4208
eISSN : 2549-7685
Abstract
In many cases, political dynasties are considered a factor that can provide political stability.
the impact of political dynasties on financial reporting. In situations where a dynasty member
has significant control or influence in a business entity or organization. Therefore, this
research aims to analyze how political dynasties influence financial reports? and what factors
influence the implementation of the functional equalization policy? This research uses a
literature review research method using Publish or Persih software and uses the keywords
"political dynasty, financial reports" from 2019 to 2023 as a database. From the results of the
research that has been carried out, it can be concluded that the influence of political dynasties
on financial reports can be significant because they tend to create an environment that is not
transparent and less accountable. Political dynasties enable the domination of private
interests or certain groups over the public interest, which can lead to practices such as
manipulation of financial data, concealment of information, or dishonest allocation of funds.
Dalam banyak kasus, dinasti politik dianggap sebagai faktor yang dapat memberikan
kestabilan politik dampak dinasti politik pada pelaporan keuangan. Dalam situasi di mana
anggota dinasti memiliki kontrol atau pengaruh yang signifikan dalam entitas bisnis atau
organisasi. Perbaiki, kurang nyambung
Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana pengaruh dinasti
politik terhadap laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian literatur
review dengan menggunakan software Publish or Persih dan menggunakan kata kunci
“dinasti politik, laproan keuangan” dari tahun 2019 sampai 2023 sebagai database. Dari hasil
penelusuran yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengaruh dinasti politik
terhadap laporan keuangan signifikan karena cenderung menciptakan lingkungan yang tidak
transparan dan kurang akuntabel. Dinasti politik memungkinkan dominasi kepentingan
pribadi atau kelompok tertentu atas kepentingan publik, yang dapat mengarah pada praktik-
praktik seperti manipulasi data keuangan, penyembunyian informasi, atau pengalokasian
dana yang tidak jujur.
PENDAHULUAN
Dinasti politik, sebagai fenomena yang telah lama mengakar dalam sistem
politik di berbagai negara, menjadi subjek perbincangan intens di kalangan
akademisi, politisi, dan masyarakat umum. Dinasti politik menggambarkan dominasi
berkepanjangan suatu keluarga atau individu dalam dunia politik, dan seringkali,
fenomena ini menciptakan dampak signifikan pada berbagai aspek kehidupan
masyarakat, termasuk dalam konteks kebijakan ekonomi dan pelaporan keuangan
[1]. Laporan keuangan juga berperan sebagai instrumen transparansi dan
akuntabilitas. Dalam konteks bisnis, para pemangku kepentingan memerlukan
informasi yang jelas dan akurat untuk memahami bagaimana sumber daya finansial
suatu entitas dikelola. Pemilik saham, misalnya, bergantung pada laporan keuangan
untuk menilai kinerja perusahaan yang mereka miliki[1]. Dengan menyediakan
informasi yang transparan, entitas bisnis dapat membangun kepercayaan para
pemangku kepentingan dan menghindari kecurigaan atau spekulasi yang dapat
merugikan reputasi mereka.
Dalam banyak kasus, dinasti politik dianggap sebagai faktor yang dapat
memberikan kestabilan politik, terutama jika keluarga atau individu tersebut telah
membuktikan kepemimpinan yang efektif dan populer di mata masyarakat. Namun,
kestabilan ini seringkali disertai dengan risiko stagnasi politik, dalam bentuk
kurangnya pergantian kekuasaan dan variasi dalam pembuatan keputusan. Dalam
konteks ini, ada kekhawatiran bahwa kepentingan keluarga atau individu tertentu
dapat mendominasi kepentingan masyarakat umum, mengakibatkan kebijakan
ekonomi yang mungkin tidak selalu mencerminkan kebutuhan dan aspirasi seluruh
populasi. Aspek yang tak kalah pentingnya adalah dampak dinasti politik pada
pelaporan keuangan [2]. Dalam situasi di mana anggota dinasti memiliki kontrol
atau pengaruh yang signifikan dalam entitas bisnis atau organisasi, ada kekhawatiran
bahwa pelaporan keuangan dapat menjadi kurang transparan atau bahkan dapat
dimanipulasi untuk kepentingan politik tertentu.
Laporan keuangan adalah suatu kumpulan informasi yang penting dan strategis
bagi setiap entitas bisnis atau organisasi [3]. Dalam era modern di mana transparansi
dan akuntabilitas diutamakan, laporan keuangan tidak hanya menjadi suatu
kewajiban hukum, tetapi juga merupakan alat penting dalam pengambilan
keputusan, evaluasi kinerja, dan menjaga kepercayaan para pemangku kepentingan.
Dalam kancah politik kontemporer, aliran dana dan keberlanjutan dinasti politik
telah menjadi topik yang menarik perhatian luas, baik dari kalangan akademisi
maupun praktisi. Keterkaitan antara kekuatan politik dan transparansi laporan
keuangan menjadi penelitian yang krusial, mengingat implikasinya yang signifikan
terhadap integritas sistem keuangan dan demokrasi.
Dana politik, yang sering kali dianggap sebagai ‘nafas kehidupan’ dalam politik,
memainkan peran penting dalam menentukan hasil pemilihan umum dan kebijakan
yang diambil oleh para pemegang kekuasaan. Sementara itu, dinasti politik, yang
merujuk pada kelanjutan kepemimpinan politik dalam satu keluarga atau kelompok
tertentu, telah menjadi fenomena global yang mempengaruhi struktur kekuasaan
dalam pemerintahan. Kedua aspek ini memiliki potensi yang besar dalam
mempengaruhi keputusan ekonomi dan kebijakan publik, termasuk dalam hal
penyajian dan interpretasi laporan keuangan.
Laporan keuangan yang akurat dan transparan adalah kunci untuk memastikan
kepercayaan investor dan efisiensi pasar. Namun, praktik dana politik dan
keberadaan dinasti politik dapat menimbulkan pertanyaan tentang kemungkinan
manipulasi atau bias dalam laporan tersebut. Oleh karena itu, penting untuk
memahami dinamika di balik pengaruh ini dan bagaimana mereka dapat
mempengaruhi kepercayaan publik serta stabilitas ekonomi.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian ini menggali berbagai studi
yang telah dilakukan untuk mengeksplorasi hubungan antara dana politik, dinasti
politik, dan laporan keuangan. Sehingga tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisis bagaimana pengaruh dinasti politik terhadap laporan keuangan.
penelitian yang diterbitkan pada tahun 2019, judul, abstrak, dan kata kunci yang
dibagikan sebagai langkah pertama dalam mencari artikel terkait yang memenuhi
kriteria.
Systematic literature review (SLR) ini mengadopsi pedoman lima langkah
dari Denyer dan Tranfield [8] (Gambar 1). Metode ini juga telah diterapkan oleh
beberapa studi SLR. Organisasi SLR dan analisis mengikuti fitur-fitur penting,
dilaporkan dalam Han et al [9]
Gambar 1. Lima langkah SLR diadaptasi dari Denyer dan Tranfield [8] , Han, dkk
[8] dalam Husamah, dkk [10]
Langkah 1: Menyusun pertanyaan
Langkah pertama ini adalah menentukan ruang lingkup untuk
mengembangkan fokus penelitian yang jelas. Studi ini mengusulkan dan berupaya
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut (dari 2019 hingga 2023). Pertanyaan
penelitian ini dibuat berdasarkan kebutuhan topik yang dipilih, yaitu: Bagaimana
pengaruh dinasti politik terhadap laporan keuangan.
On Consumption In Indonesia
Analysis of the Effect of Service Excellence
20 on Improving National Private Banking 2023 Rochim [32]
Performance
Book of Conference: The 2nd International
21 Conference, Silatnas, and Long-life 2021 Pranitasari [33]
Achievement Awards FORDEBI (INSAF 2)
Pengaruh Dinasti Politik Terhadap Penerapan
Analysis Of The Influence Of Inflation,
22 Export Value, Import And Investment On 2023 Suhari [34]
Indonesia's Economic Growth And Percapita
Income.
The Effect of The Total Value Of Exports,
Imports and Economic Growth on Exchange
23 2022 Murady, dkk [35]
Rate With State Governance As a Variable
Moderating In Southeast Asia 2009
The Influence Of Interest Rate, Inflation, And
24 Gross Domestic Products On Property Sector 2021 Putra, dkk. [36]
Stock Credit In Indonesia 2011–2018 Period
Dari tabel 1 dapat diketahui terdapat 28 dokumen atau artikel yang meneliti
tentang dinasti politik dan laporan keuangan. Artikel ini dipilih berdasarkan tema
dan pembahasan yang sesuai dengan topik penelitian. Dari artikel yang telah
diperoleh sebagian besar peneliti membahas studi kasus di beberapa lembaga
pemerintah daerah dengan praktik dinasti politik dari dinasti politik dari tahun
2019.
Salah satu artikel yang melakukan studi kasus terkait dinasti politik adalah
dari Nurhdiyah [14] dimana pemerintahan daerah di Bima, seperti banyak wilayah di
Indonesia, sering kali terjerat dalam praktik dinasti politik. Di daerah Bima, analisis
terhadap dinasti politik dalam ekstafet kekuasaan memperlihatkan sejumlah pola
yang patut dicermati. Pertama-tama, dinasti politik di Bima cenderung mengakar
dalam struktur sosial dan budaya masyarakat setempat. Konsep kekeluargaan dan
loyalitas kelompok memiliki bobot yang kuat dalam pengambilan keputusan politik.
Sehingga, para pemimpin yang berasal dari keluarga politik yang mapan cenderung
memiliki jalan yang lebih mudah untuk memenangkan dukungan publik. Hal ini
menciptakan siklus di mana kekuasaan dipertahankan di antara segelintir keluarga
politik yang berkuasa, sementara akses politik untuk individu di luar jaringan
tersebut menjadi terbatas.
Kedua, dinasti politik dalam ekstafet kekuasaan di Bima sering kali
berkaitan dengan kontrol atas sumber daya ekonomi dan keuangan. Keluarga politik
yang memegang kekuasaan cenderung memiliki akses yang lebih besar terhadap
sumber daya ekonomi seperti tanah, proyek pembangunan, dan kontrak pemerintah.
Dengan kendali atas sumber daya ini, mereka dapat memperkuat posisi politik
mereka dan memperpanjang masa dominasi keluarga mereka. Hal ini menciptakan
ketidaksetaraan dalam kesempatan ekonomi dan meningkatkan risiko korupsi serta
nepotisme.
Selain itu, dinast politik dalam ekstafet kekuasaan di Bima sering kali
menyebabkan stagnasi politik dan kurangnya inovasi dalam pembangunan daerah.
Karena kekuasaan terkonsentrasi dalam lingkaran keluarga politik tertentu,
terkadang terjadi penurunan dalam pengelolaan pemerintahan dan kebijakan yang
tidak memadai. Pemimpin yang berasal dari dinasti politik mungkin cenderung
memprioritaskan kepentingan keluarga atau kelompok kecil mereka daripada
kepentingan publik secara keseluruhan. Hal ini dapat menghambat perkembangan
ekonomi, sosial, dan infrastruktur di Bima. Tentu saja, penanganan dinasti politik
dalam ekstafet kekuasaan di Bima tidaklah mudah. Diperlukan langkah-langkah
yang tegas dan berkelanjutan untuk mengurangi dampak negatif dinasti politik
terhadap pemerintahan daerah. Penguatan institusi demokrasi, penegakan hukum
yang tegas terhadap korupsi dan nepotisme, serta peningkatan partisipasi publik
dalam proses politik lokal dapat menjadi langkah-langkah awal yang penting. (isi
harus menggunakan referensi artikel berbahasa inggris, paragraph berwarna kuning
berasal dari artikel Indonesia sehingga harus diganti.)
Selain itu penelitian lain yang dilakukan oleh Azizah [16] menjelaskan
bahwa, Politik dinasti, yang mengacu pada dominasi politik yang diwariskan dari
satu anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya secara terus-menerus, menjadi
salah satu variabel penting yang dipertimbangkan dalam penelitian ini.
Pertama-tama, penelitian ini melihat bagaimana politik dinasti memengaruhi
kinerja pemerintah daerah. Dengan adanya dominasi politik yang diwariskan dari
satu anggota keluarga ke anggota keluarga lainnya, terdapat risiko terjadinya
nepotisme, korupsi, dan kurangnya akuntabilitas dalam pengelolaan pemerintahan
daerah. Kepentingan keluarga atau kelompok kecil yang menguasai kekuasaan
politik mungkin mendahulukan kepentingan pribadi daripada kepentingan
masyarakat secara keseluruhan, sehingga berpotensi merugikan kualitas pelayanan
publik dan pembangunan daerah. Oleh karena itu, politik dinasti dapat menjadi
faktor penghambat bagi kinerja pemerintah daerah dalam memberikan pelayanan
yang berkualitas dan berkeadilan kepada masyarakat.
Selanjutnya, penelitian ini juga meneliti dampak desentralisasi fiskal
terhadap kinerja pemerintah daerah. Desentralisasi fiskal yang efektif dapat
meningkatkan kemampuan pemerintah daerah dalam mengelola keuangan dan
SIMPULAN
Dari kajian literatur yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara
umum pengaruh dinasti politik terhadap laporan keuangan dapat signifikan karena
cenderung menciptakan lingkungan yang tidak transparan dan kurang akuntabel.
Dinasti politik memungkinkan dominasi kepentingan pribadi atau kelompok tertentu
atas kepentingan publik, yang dapat mengarah pada praktik-praktik seperti
manipulasi data keuangan, penyembunyian informasi, atau pengalokasian dana yang
tidak jujur. Sementara itu, implementasi kebijakan penyetaraan jabatan fungsional
dipengaruhi oleh sejumlah faktor. Faktor politik memainkan peran kunci, di mana
kekuatan politik tertentu dapat memengaruhi penetapan kebijakan tersebut sesuai
dengan kepentingan mereka. Resistensi birokrasi terhadap perubahan, faktor
ekonomi seperti ketersediaan anggaran, dan faktor sosial-budaya juga turut
mempengaruhi. Perubahan kebijakan semacam itu dapat memicu ketidaksetujuan
dari berbagai pihak yang terpengaruh, sementara penyetaraan jabatan fungsional
membutuhkan alokasi sumber daya yang signifikan untuk pelatihan, peningkatan
kualifikasi, dan penyesuaian struktur organisasi. (Paragraf bewarna biru melenceng
dari judul, sehingga perlu diganti dengan kesimpulan lain yang bersumber dari
artikel berbahasa inggris yang relevan dengan hasil pembahasan diatas)