Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Kami
panjatkan puji syukur atas segala kenikmatan berupa kesehatan dan kemampuan untuk dapat
menyelesaikan tugas strategi belajar mengajar dengan judul “Strategi Integrasi Nasional
Dalam Menghadapi Polarisasi di Masyarakat yang Mengancam Keutuhan NKRI” ini,
sehingga dapat terlaksana dan berjalan lancar hingga tahap akhir presentasi. Dalam
penyelesaian makalah ini tidak luput dari kontribusi banyak pihak dengan adanya kerja sama
dan saling membantu dalam kelompok mampu mempercepat penyelesaian makalah ini. Tidak
lupa pula kami ucapkan permohonan maaf apabila dalam penulisan dan penyususnan
makalah ini terdapat salah kata dan kekurangan lainnya.

Oleh karena itu kami menerima segala kritik dan saran untuk membangun pribadi
yang lebih baik lagi dan belajar dari kesalahan agar penulisan makalah selanjutnya akan lebih
baik lagi. Semoga dengan tulisan ini mampu memberikan manfaat dan tambahan
pengetahuan bagi pembaca.

17 Desember 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR
ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN:
1.1 LATAR BELAKANG............................................................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH....................................................................................................... 2
1.3 TUJUAN.................................................................................................................................. 2
1.4 MANFAAT.............................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN:
2.1 HAKIKAT INTEGRASI
NASIONAL.................................................................................3
2.2 POLARISASI MASYARAKAT...........................................................................................3
2.3 ANCAMAN KEUTUHAN NKRI SERTA CARA
PENANGANANNYA...................5
BAB III PENUTUP:
3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................8
3.2 SARAN.................................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................... 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang masyarakatnya terdiri dari berbagai kelompok etnis,
budaya, suku, dan agama sehingga dapat disebut sebagai masyarakat multikultural. Sejak
jaman dahulu kala, rakyat Indonesia telah terbiasa hidup dalam masyarakat multikultur
dan plural secara harmonis. Dengan berbagai dimensi multikultural tersebut perlu adanya
keseimbangan dalam wujud integrasi nasional.
Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan
yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional. Integrasi suatu bangsa terjadi karena adanya perpaduan dari berbagai unsur,
seperti suku bangsa, tradisi, kepercayaan atau agama, sosial budaya, dan budaya
ekonomi sehingga terwujud satu kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya
yang membentuk jati diri suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, maka proses integrasi
nasional haruslah berjalan alamiah, sesuai dengan keanekaragaman budayanya dan harus
lepas dari hegemoni dan dominasi peran politik etnik tertentu. Suatu integrasi nasional
yang tangguh hanya akan berkembang di atas konsensus nasional mengenai batas-batas
suatu masyarakat politik dan sistem politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat
tersebut.
Pada sisi lain ditengah pasang surutnya eksistensi Republik Indonesia yang sarat
diwarnai oleh berbagai upaya pemberontaka, terorisme dan anarkhisme yang ingin
mendiskreditkan pemerintah yang sah termasuk upaya penggulingan pemerintah secara
inkonstitusional maka sudah saatnya dibutuhkan upaya bersama secara konkrit dalam
memahami, mewaspadai, menyikapi ancaman subversi melalui kesamaan persepsi,
interpretasi dan tindakan antisipasi yang dapat mengganggu Ketahanan Nasional.
Berangkat dari pemahaman tersebut diatas, maka perlu dilakukan suatu kajian tentang
mewaspadai polarisasi ancaman subversi terhadap ketahanan nasional agar ancaman
subversi tidak serta merta begitu mudah masuk dengan leluasa di Republik tercinta ini.
Sehingga dalam makalah ini yang berjudul “Strategi Integrasi Nasional Dalam
Menghadapi Polarisasi di Masyarakat yang Mengancam Keutuhan NKRI” dapat
dijadikan rujukan untuk menambah wawasan pembaca khususnya masyarakat dalam
meningkatkan keutuhan NKRI dalam wujud peningkatan integrasi nasional, rasa cinta

1
tanah air, patriotisme dan menghadapi bersama ancaman polarisasi yang terjadi di
Indonesia.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa hakikat integrasi nasional?
1.2.2 Bagaimana polarisasi masyarakat?
1.2.3 Apa saja ancaman integrasi nasional dan polarisasi masyarakat yang mengancam
keutuhan NKRI serta bagaimana cara penanganannya?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui hakikat integrasi nasional
1.3.2 Untuk mengetahui polarisasi masyarakat
1.3.3 Untuk mengetahui saja ancaman integrasi nasional dan polarisasi masyarakat yang
mengancam keutuhan NKRI serta cara penanganannya

1.4 Manfaat
1.4.1 Untuk menerapkan pengetahuan yang didapatkan dari pembahasan strategi
integrasi nasional dalam menghadapi polarisasi di masyarakat yang mengancam
keutuhan NKRI.
1.4.2 Menambah wawasan mengenai strategi integrasi nasional dalam menghadapi
polarisasi di masyarakat yang mengancam keutuhan NKRI.
1.4.3 Sebagai bahan informasi dalam menambah wawasan bagi pembaca

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Integrasi Nasional


Indonesia merupakan salah satu negara yang dikenal dengan keanekaraganm suku,
budaya, dan agama. Untuk mencapai integrasi nasional dibutuhkan suatu proses yang
matang agar kelak keintegrasian tersebut tidak terpecah belah oleh berbagai ancaman,
gangguan, dan hambatan yang datangnya berasal dari dalam ataupun luar negeri. Modal
awal untuk mecapai integrasi nasional diawali dengan rasa senasib dan sepenanggungan.
Hal tersebut terbukti pada abad ke-20 seluruh bangsa Indonesia bersatu dalam mengusir
penjajah. Meskipun perjuangan kala itu masih bersifat kedaerahan dan terbatas kelompok
daerah tertentu akan tetapi, semangat kebangsaan memotivasi mereka untuk merdeka
bersama. Hal inilah yang mencerminkan adanya benih-benih integritas nasional. Selain
itu munculnya Organisasi Budi Utomo dan organisasi serupa serta sumpah pemuda
merupakan aksi nyata integrasi nasional di Indonesia.
Integrasi nasional merupakan perpaduan dari berbagai unsur, seperti suku bangsa,
tradisi, kepercayaan atau agama, sosial budaya, dan budaya ekonomi sehingga terwujud
satu kesatuan wilayah, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang membentuk jati diri
suatu bangsa (Astawa, 2017). Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk
menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia menjadi satu kesatuan.
Terwujudnya integrasi nasional di Indonesia didukung oleh beberapa dorongan
berwujud tindakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok. Nikolas
(2007) menyebutkan bahwa faktor pendorong bangsa untuk menguatkan integrasi
nasional terwujud dikarenakan adanya rasa yang senasib dan seperjuangan yang
diakibatkan oleh faktor-faktor sejarah, terdapatnya ideologi nasional berupa pancasila
dan tekad serta keinginan untuk kembali bersatu. Selain adanya faktor pendorong,
terdapat juga faktor pendukung. Faktor pendukung adanya integrasi nasional adalah
penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bangsa, semangat persatuan
serta kesatuan di dalam bangsa, adanya kepribadian dan pandangan hidup kebangsaan
yang sama yakni pancasila.

2.2 Polarisasi Masyarakat


Kepentingan Nasional menjadikan modus suatu negara untuk menguasai negara lain
yang dapat berkembang menjadi polarisasi ancaman subversi/penggulingan

3
pemerintahan yang sah. Konstelasi Nusantara yang kaya dengan sumber kekayaan
alamnya menjadi penarik minat kepentingan nasional negara lain sehingga wilayah
NKRI menjadi wadah aktifitas subversi dari berbagai faham ideologi.
Dari bentuk kegiatannya subversi dapat di bedakan sebagai berikut, dari luar negeri,
komunis menggunakan peran NGO menerapkan berdasarkan ideologinya sedangkan
liberalisme menerapkan berdasarkan kepentingan nasional bangsanya melalui bayangan
kekuatan militernya sehingga perlu membangun pakta-pakta pertahanan, sedangkan dari
dalam negeri timbul subversi umumnya disebabkan karena kekecewaan politik yang
dapat memuncak dalam bentuk pemberontakan-pemberontakan terhadap pemerintah
pusat. Umumnya subversi dari luar selalu memanfaatkan potensi konflik dalam negeri
yang ditimbulkan oleh subversi dalam negeri.
Subversi luar negeri tidak selamanya bergantung pada potensi konflik dalam negeri,
dalam era globalisasi ini masing-masing telah menyesuaikan dengan keadaan
strategisnya, komunis Internasional menerapkan sosialisme demokratis dan berhasil
dengan kebangkitan kembali negara-negara komunis khususnya Rusia sedangkan
Liberalisme telah berhasil mengkolaborasi bayangan kekuatan militer dengan kekuatan
ekonominya sehingga muncul Neo Liberalisme yang bisa membuat ketergantungan suatu
negara serta perubahan sistem dan kebijaksanaan politiknya untuk menyesuaikan dengan
aktor subversinya.
Kemajemukan bangsa Indonesia memiliki potensi konflik yang senantiasa dapat
dimanfaatkan oleh aktor Subversi, melalui dinamika aspek sosial Ketahanan Nasional.
Eksistensi subversi di Indonesia bergerak dari masa ke masa seolah berimbang dengan
dinamika sosial politik Indonesia. Beberapa kali terjadi pemberontakan seperti PKI
(1926, 1948 dan 1965), Agresi I dan II, DI/TII, PRRI/Permesta. Secara konstitusi muncul
gerakan politik yang berhasil merubah konstitusi menjadi RIS, berkedok gerakan
Reformasi. Saat ini bermetamorfosis dalam gerakan kecil yang tersebar baik dalam
organisasi sosial politik maupun penciptaan cara pandang dan proses berfikir kaum
intelektualnya.
Upaya pemerintah untuk membatasi perembesan gerakan subversi telah
dilaksanakan baik secara hukum maupun penyadaran belum bisa menjawab substansi
ancamannya. upaya penyadaran masyarakat yang beralih kepada pelanggengan
kekuasaan telah menimbulkan sikap skeptis masyarakat dan degradasi terhadap
pemahaman Ideologi Pancasila itu sendiri. Sehingga dipandang perlu meninjau kembali

4
substansi kekuatan hukum nasional kita terhadap segala bentuk ancaman yang dapat
merusak tatanan dan kedaulatan NKRI.
Dengan mempolarisasi setiap indikasi yang kemungkinan dapat merusak nilai
ketahanan nasional khususnya pada aspek sosial maka tampak jelas aktifitas subversi
yang tetap eksis dalan gerakannya di semua front serta sekaligus memberikan
pembuktian bahwa ancaman subversi tidak akan pernah sirna di wilayah NKRI yang
kaya dengan sumber energi.

2.3 Ancaman Integrasi Nasional dan Polarisasi Masyarakat yang Mengancam


Keutuhan NKRI Serta Cara Penanganannya
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari
kebudayaan ataupun wilayahnya. Hal ini tentunya membawa dampak positif bagi bangsa
karena kekayaan alam Indonesia dapat dimanfaatkan secara bijak dan terus mengelola
budaya budaya yang melimpah untuk mensejahterakan rakyat. Namun selain keuntungan
adanya keanekaragaman tersebut juga muncul beberapa permasalahan dan polemik
bangsa. Adanya wilayah dan budaya yang melimpah juga membawakan karakter setiap
manusia berbeda sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia terutama
adanya konflik sosial.
Hambatan terwujudnya integrasi nasional dapat dipengaruhi beberapa faktor yang
berasal dari intern maupun ekstern bangsa. Nikolas (2007) juga menyebutkan faktor
Penghambat integrasi nasional merupakan suatu penghalang untuk melakukan tindakan
secara individu maupun kelompok. Beberapa faktor penghambat terwujudnya integrasi
nasional yaitu kurangnya apreasiasi pemerintah terhadap keanekaragaman suku di
Indonesia sehingga membuat beberapa suku yang terabaikan secara perlahan terkikis,
rendahnya toleransi antar sesama golongan , meningkatnya rasa individualis akibat
pengaruh globalisasi dan adanya sikap ketidakpuasan terhadap ketimpangan dan
ketidakmerataan pembangunan terutama di daerah terpencil.
Selain faktor penghambat, terdapat pula beberapa ancaman integrasi nasional.
Ancaman ini dapat dikategorikan menjadi ancaman militer dan non militer. Ancaman
militer adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang
dinilai mempunyai kemampuan dalam membahayakan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa (Silva, 2015). Ancaman militer dapat
berbentuk agresi (kekuatan bersenjata dari negara lain), pelanggaran wilayah, spionase

5
(mata-mata negara lain), sabotase (merusak objek vital negara), aksi teror bersenjata,
pemberontakan, dan perang saudara.
Sedangkan wujud dari ancaman non militer memiliki karakteristik yang berbeda
dengan ancaman militer. Ancaman non militer ini tidak bersifat fisik dan bentuknya tidak
terlihat seperti ancaman militer. Ancaman non militer berbentuk ancaman terhadap
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, penahanan dan keamanan (Silva, 2015).
Ancaman berdimensi ideologi dapat terwujud dengan adanya penanaman paham liberalisme
di Indonesia. Untuk ancaman berdimensi politik terjadi dari adanya praktik korupsi, kolusi
dan nepotisme. Selanjutnya untuk ancaman berdimensi ekonomi terjadi jika terjadinya
onflasi disebuah negara secara terus menerus, daya saing yang rendah dengan negara lain
dan infrastruktur yang tidak memadai. Sedangkan ancaman berdimensi sosial budaya
diwujudkan dalam bentuk konflik SARA berkepanjangan serta ancaman berdimensi
teknologi informasi dan keselamatan umum dapat dimati jika terjadi kejahatan cyber dan lain
sebagainya.
Dari paparan berbagai macam ancaram terhadap integrasi nasional, maka
diperlukannya startegi pertahanan dan keamanan suatu negara. Strategi ini termuat dalam
aturan yaitu UUD Republik Indonesia Tahun 1945. Aturan ini menegaskan bahwa usaha
pertahanan dan keamanan Negara Indonesia tidak hanya menjadi tanggungjawab TNI
dan POLRI akan tetapi menjadi tanggungjawab seluruh masyarakat Indonesia.
Keanekaraganm suku, budaya, dan agama di Indonesia mengharuskan adanya sistem
pemerintahan yang sesuai dengan kondisi bangsa. Sebelumnya, indonesia telah banyak
menganut sistem pemerintahan. Namun, dari semua sistem pemerintahan, yang bertahan
mulai dari era reformasi 1998 sampai saat ini adalah sistem pemerintahan demokrasi.
Demokrasi berasal dari kata demos dan kratos (Laksono, 2017). Demos memiliki arti
rakyat dan Kratos yang memiliki arti kekuasaan. Sehingga dapat didefinisikan bahwa
demokrasi merupakan salah satu bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan pemerintah dari rakyat, oleh rakyat dan untuk
sepenuhnya untuk kedaulatan rakyat. Pemerintahan demokrasi memberikan akses kepada
warga negara untuk berpartisipasi baik secara langsung atau melalui perwakilan dalam
perumusan, pengembangan, dan pembuatan hukum. Semua warga negara memiliki hak
yang setara dalam berpendapat.
Landasan demokrasi di Indonesia juga diatur dalam pembukaan UUD 1945 dan
batang tubuh UUD 1945 khususnya pada Pasal 1 ayat 2 yaitu tentang kedaulatan adalah
ditangan rakyat, Pasal 2 yaitu tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat, Pasal 6 yaitu

6
tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden, Pasal 24 dan Pasal 25 yaitu tentang
Peradilan yang merdeka, Pasal 27 ayat 1 yaitu tentang Persamaan kedudukan di dalam
hukum dan Pasal 28 yaitu tentang Kemerdekaan berserikat dan berkumpul. Cakupan
demokrasi ini berarti luas baik dalam kondisi sosial, ekonomi, dan budaya yang
memungkinkan adanya praktik politik secara bebas dan setara. Meskipun masih terdapat
beberapa kekurangan dan tantangan dalam sistem domikrasi di Indonesia, namun
sebagian kelompok merasa merdeka dengan adanya kebebasan pers dan aspirasi masing-
masing.
Indonesia adalah salah satu negara yang menjunjung tinggi demokrasi. Indonesia
merupakan negara terbaik dalam menjalankan demokrasi ditingkat Asia Tenggara.
Prinsip budaya demokrasi yang diterapkan di Indonesia yaitu sealu melibatkan warga
negara dalam pembuatan keputusan politik, mengutamakan persamaan (kesetaraan)
antara warga negara, memberikan kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan
dipakai oleh para warga negara dan melakukan pengormatan terhadap supremasi hukum.
Jenis demokrasi yang dianut Indonesia adalah demokrasi pancasila. Demokrasi
pancasila merupakan demokrasi yang ada di Indonesia bersumberkan pada nilai-nilai
sosial budaya bangsa serta berazaskan musyawarah mufakat dengan memprioritaskan
kepentingan seluruh msyarakat atau warga negara. Demokrasi pancasila fokus pada
kepentingan dan aspirasi serta hati nurani rakyat. Sampai saat ini Indonesia menganut
demokrasi pancasila yang bersumber pada falsafah pancasila.
Salah satu perwujudan sistem demokrasi di Indonesia adalah penerapan Pemilihan
Umum (Pemilu) yang dilakukan beberapa periode tertentu. Demokrasi sejak masa
reformasi 1998 memang mlaksanakan pergantian pemimpin dengan menampung pilihan
seluruh masyarakat dengan asas Luberjudil atau dijabarkan sebagai langsung, bersih,
jujur dan adil. Dalam pelaksanaan demokrasi tersebut tentunya terdapat tantangan
tersendiri. Salah satu ancaman yang didapat dari proses pemilu yaitu adanya perkubuan
politik yang mengakibatkan adanya perseteruan antara masing-masing pendukung.
Gesekan sosial di masyarakat pasca pemilu juga mengancam berlangsungnya sistem
demokrasi yang akibat terburuknya bisa terjadi krisis politik. Misalnya saat pemilu
pemilihan presiden dan wakil presiden, dalam proses ini harusnya kedua kubu
pendukung calon presiden harus sabar menunggu proses perhitungan suara di Komisi
Pemilihan Umum (KPU). Segala bentuk imitidasi terhadap lembaga KPU itu dapat
dianggap sebagai serangan terhadap demokrasi.

7
BAB III

PENUTUP

a. Kesimpulan
Integrasi berasal dari bahasa inggris integration yang berarti kesempurnaan atau
keseluruhan. Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan
perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan
secara nasional. Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat
besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak
positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak
atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain
menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang
baru.
Kepentingan Nasional menjadikan modus suatu negara untuk menguasai Negara lain
yang dapat berkembang menjadi Subversi/ penggulingan pemerintahan yang sah.
Konstelasi Nusantara yang kaya dengan sumber kekayaan alamnya menjadi penarik
minat kepentingan nasional negara lain sehingga wilayah NKRI menjadi wadah aktifitas
subversi dari berbagai faham ideologi.
b. Saran
Integrasi nasional sangat diperlukan oleh negara indonesia karena dari integrasi
nasional dapat mempersatukan perbedaan-perbedaan yang ada di indonesia, sehingga
tidak adanya konflik perpecahan yang terjadi dikarenakan perbedaan semata. Walaupun
indonesia ini berbeda-beda suku, ras, agama, dan budaya, tetapi tetap indonesia adalah
negara yang satu yang mempunyai satu tujuan untuk memakmurkan negara indonesia.
Bagi pembaca diharapkan agar mengetahui apakah Integrasi Nasional serta berbagai
faktor yang mempengaruhi dan pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia.
Dengan mengetahui pentingnya Integrasi Nasional Bagi Bangsa Indonesia., diharapkan
kita bisa menjadi warga negara yang baik dan mampu melaksanakan proses pemersatuan
perbedaan perbedaan yang ada pada negara kita sehingga terciptanya keserasian dan
tidak adanya konflik dalam negara.
Perlunya di adakan sosialisasi tentang hakekat ancaman subversi. Pentingnya
pemahaman Ketahanan Nasional sebagai kekuatan awal untuk membendung perembesan
subversi demi suksesnya pembangunan nasional. Serta menata kembali nilai jati diri

8
bangsa melalui rehabilitasi dan penyegaran terhadap ideologi negara pancasila sebagi
satu satunya perekat nilai persatuan dan kesatuan bangsa.

DAFTAR RUJUKAN

Astawa, Putu Ari. Makalah Demokrasi Indonesia. Bali: Universitas udayana, 2017.

Astawa, Putu Ari. Makalah Integrasi Nasional. Bali: Universitas udayana, 2017.

Laksono, Aditya Dwi. Kewarganegaraan Makalah Tentang Demokrasi di Indonesia. Jakarta:


Universitas Persada Indonesia Y.A.I, 2017.

Nikolas. 2007. Pentingnya Integrasi Nasional Indonesia. (online), (http://www.education-


penteingnyaintegrasi-nasional.org/wiki). Diakses pada 16 Desember 2020.

Silva. 2015. Pentingnya Integrasi Nasional Bagi Indonesia. (online),


(http://silva.web.unej.ac.id/2015/09/14/pentingnya-integrasi-nasional-bagi-
indonesia/). Diakses pada 16 Desember 2020.

Anda mungkin juga menyukai