Anda di halaman 1dari 13

Integrasi Nasional dan Nasionalisme

Oleh:

Sofy Kartika Putri 195070601111018


Farah Sajidah 195070601111027
Riferawati Ainun 195070607111032
Nisrina Kharida 195070607111009
Aulia Latiffah 195070607111013
Lavenia Elizya 195070607111025

Kelas: Kebidanan B
Dosen Pembimbing : Rika Inggit Asmawati, M.A.
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila dan Kewarganergaraan

Universitas Brawijaya
2019
1
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... 1
DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3
KATA PENGANTAR..................................................................................... ... 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 5
1.3 Tujuan ..................................................................................... 5
1.4 Manfaat .................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 6
2.1 Definisi Integrasi Nasional dan Nasionalisme ......................... 6
2.2 Pentingnya dari Integrasi Nasional dan Nasionalisme.............. 6
2.3 Pemicu dari Terjadinya Disintegrasi Nasional ......................... 7
2.4 Solusi yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Masalah
Disintegrasi Nasional.................................................................. 8
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 10
3.1 Kesimpulan .............................................................................. 10
3.2 Saran ........................................................................................ 10
BAB IV Studi Kasus ..................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12

3
Kata Pengantar
Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Allah SWT. yang telah
mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat waktu.
Tanpa bantuan dari-Nya, kami bukanlah siapa-siapa. Banyak hal yang akan disampaikan
kepada pembaca mengenai Integrasi Nasional dan Nasionalisme. Kami menyadari jika
mungkin ada sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan informasi berbeda
sehingga tidak sama dengan pengetahuan pembaca lain. Kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya jika ada kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali
Allah SWT.
Demikian Saya ucapkan terima kasih atas waktu Anda telah membaca malakah kami.

Malang, 3 Oktober 2019

Penulis

4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masalah integrasi nasional timbul karena berdirinya suatu negara bangsa baru. Nazaruddin
Sjamsuddin merumuskan integrasi nasional ini sebagai proses penyatuan suatu bangsa yang
mencakup semua aspek kehidupannya: sosial politik, ekonomi dan budaya, dan meliputi aspek
vertikal serta aspek horizontal (Tangdililing, 1996). Menteri Dalam Negeri Indonesia ke-19
menjelaskan bahwa ada rumusan ide pokok integrasi nasional yang berbunyi:
“Memaksimalkan persamaan dan meminimalkan perbedaan dalam pendayagunaan setiap
masalah kebangsaan.” Menurut pendapat beliau, integrasi nasional memiliki tiga aspek, yaitu:
1. Kesadaran pentingnya memelihara eksistensi bangsa dan segala bentuk ancaman.
2. Kemampuan sistem politik nasional dalam mengakomodasikan aspirasi masyarakat.
3. Kemampuan desentralisasi pemerintahan sebagai salah satu faktor untuk memperbesar
kesadaran, kreativitas, dan kontribusi masyarakat sebagai salah satu pilar utama
integrasi nasional.
Proses integrasi nasional ini tentunya akan sangat dipengaruhi oleh pelaksana kekuasaan
negara, yaitu visi pemerintah itu sendiri. Namun, seiring berjalannya waktu dan pergantian
pejabat, kebijaksanaan pun selalu berubah-ubah, seperti kasus yang kita ambil yaitu Rancangan
Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RUU KUHP yang akan
menggantikan undang-undang sebelumnya.
Keadaan integrasi nasional pada saat reformasi ini jauh lebih baik daripada periode akhir
masa orde baru yang kita ketahui juga terdapat kekacauan di Indonesia, hal ini dibuktikan
dengan adanya demonstrasi yang dilakukan oleh mahasiswa menuntut segala keganjalan yang
ada di dalam Indonesia sendiri.
Sebenarnya, konflik-konflik di Indonesia yang merusak integrasi nasional ini mungkin
disebabkan beberapa faktor, seperti perbedaan persepsi, dan juga perberbedaan kepentingan.
Perbedaan persepsi biasanya terjadi dalam banyak bidang, salah satunya bidang politik.
Memang, perbedaan persepsi itu wajar, tapi terkadang dari perbedaan itu menimbulkan konflik
yang berdampak pada integrasi nasional. Salah satunya adalah konflik yang terjadi antara
pemerintah (terutama DPR RI) dengan mahasiswa yang mewakili rakyat Indonesia terkait
dengan Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana atau RUU KUHP
yang akan menggantikan undang-undang sebelumnya. Hal tersebut sebagai salah satu
penyebab terjadinya disintegrasi nasional karena menunjukkan kesenjangan antara rakyat dan
pemerintah.
Akibat dari kebijakan pemerintah yang tidak sesuai dengen keinginan rakyat tersebut ialah
timbulnya ketidakpercayaan akan hukum di Indonesia dan ketidakpercayaan kepada
pemerintah. Disintegrasi nasional akan terus muncul apabila aspirasi yang telah disuarakan
oleh rakyat tak kunjung didengar. Dan pada akhirnya mungkin kata persatuan dan kesatuan
hanya akan menjadi konsep indah yang lambat laun akan musnah.
Dalam studi kasus yang kita ambil, dapat dilihat bahwa integrasi nasional harus ditegakkan
tidak hanya oleh rakyat melainkan juga harus ditegakkan oleh pemerintah karena bisa jadi
kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah itu justru membuat terjadinya disintegrasi
nasional. Dalam menjaga integrasi nasional ini, nasionalisme juga sangat dibutuhkan oleh
seluruh rakyat Indonesia dan juga pemerintah. Hal tersebut dikarenakan nasionalisme
Indonesia menggambarkan ikatan budaya yang menyatukan dan mengikat rakyat Indonesia

5
yang berbeda-beda menjadi bangsa yang satu. Oleh karena itu, dalam upaya menjaga integrasi
nasional, maka diperlukan nasionalisme sebagai pengikatnya.

1.2 Rumusan Masalah


a. Apa definisi dari integrasi nasional dan nasionalisme?
b. Apa pentingnya dari integrasi nasional dan nasionalisme?
c. Apa pemicu dari terjadinya disintegrasi nasional?
d. Apa solusi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan integrasi nasional dan
nasionalisme?

1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui definisi dari integrasi nasional
b. Untuk mengetahui pentingnya dari integrasi nasional
c. Untuk mengetahui pemicu dari terjadinya disintegrasi nasional
d. Untuk mengetahui solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah disintegrasi
nasional

1.4 Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini ialah kita dapat memahami apa itu integrasi nasional
dan nasionalisme yang diharapkan kita tidak hanya dapat memahami melainkan dapat
menerapkan kepada kehidupan bermasyarakat sehari-hari sehingga kedepannya Negara
Kesatuan Republik Indonesia benar-benar negara yang menjunjung tinggi persatuan dan
kesatuan serta tidak ada lagi ketidakadilan sosial yang menyebabkan disintegrasi nasional.

6
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Integrasi Nasional dan Nasionalisme


Integrasi merupakan membuat unsur-unsurnya menjadi satu kesatuan dan utuh.
Integrasi berarti menggabungkan seluruh bagian menjadi sebuah keseluruhan dan tiap-tiap
bagian diberi tempat, sehingga membentuk kesatuan yang harmonis dalam kesatuan Negara
Republik Indonesia (NKRI) yang bersemboyankan “Bhineka Tunggal Ika”. Integrasi nasional
merupakan hal yang didambakan yang dapat mengatasi perbedaan suku, antargolongan, ras,
dan 10 agama (SARA). Kebhinekaan ini merupakan aset bangsa Indonesia jika diterima secara
ikhlas untuk saling menerima dan menghormati dalam wadah NKRI. Menurut Sartono
Kartodirdjo, integrasi nasional berawal dari integrasi teritorial dan merupakan integrasi
geopolitik yang dibentuk oleh transportasi, navigasi, dan perdagangan, sehingga tercipta
komunikasi ekonomi, sosial, politik, kultural yang semakin luas dan intensif.
Sedangkan itu, definisi dari nasionalisme ialah sebuah paham yang mana muncul ketika
kita harus memberi pilihan pada diri kita akan status kebangsaan. Secara umum, nasionalisme
muncul ketika seseorang dihadapkan pada dua pilihan atau lebih yang menyebabkan ia harus
memilih hal tentang kewarganegaraan, suatu kelompok, yang secara khayal ada keterikatan.
Dan berdasarkan sejarah, konsep nasionalisme ini lahir saat Ben Anderson mengemukankan
gagasannya tentang masyarakat khayalan (imagined communities). Menurut Anderson,
nasionalisme adalah “… it is an imagined political community that is imagined as both
inherently limited and sovereign” Arti dari pernyataan itu ialah nasionalisme adalah sebuah
komunitas politik berbayang yang dibayangkan sebagai kesatuan yang terbatas dan kekuasaan
tertinggi.

2.2 Pentingnya dari Integrasi Nasional dan Nasionalisme


Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam
perbedaan yang ada di Indonesia.Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah
yang baik untuk menyatukan sesuatu yang semula terpisah menjadi suatu keutuhan yang baik
bagi bangsa Indonesia,misalnya menyatukan berbagai macam suku dan berbudaya yang ada
serta menyatukan berbagai macam agama yang ada di Indonesia.
Integrasi nasional penting untuk diwujudkan dalam kehidupan masyrakat Indonesia
dikarenakan Indonesia merupakan negara yang masih berkembang atau dapat dikatakan negara
yang masih mencari jati diri. Selain itu, integrasi nasional sangat penting untuk diwujudkan
karena integrasi nasional merupakan suatu cara yang dapat menyatukan berbagai macam
perbedaan yang ada di Indonesia.
Indonesia sangat dikenal dengan keanekaraganm suku, budaya, dan agama. Oleh sebab
itu, adanya pengaruh globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat masyarakat Indonesia
lebih memilih untuk suatu yang trend walaupun hal tersebut membuat upaya integrasi tidak
terwujud. Masyarakat Indonesia belum sadar akan pengaruh globalilasi yang ternyata tidak
baik bagi masyarakat Indonesia. Selain pengaruh globalisasi, masyarakat Indonesia bertindak
atas wewenang sendiri maupun kelompok sehingga konflik terjadi dimana-mana seperti
pertengkaran antar suku, pembakaran tempat-tempat ibadah dan lain sebagainya. Konflik
tersebutlah yang membuat integrasi nasional susah diwujudkan. Upaya integrasi terus

7
dilakukan agar Indonesia menjadi satu kesatuan yang mana disebutkan dalam semboya
bhinneka tunggal ika.
Adanya upaya mengintegrasikan Indonesia, perbedaan-perbedaan yang ada tetap harus
diakui dan dihargai sehingga Indonesia menjadi negara yang dapat mencapai tujuannya. Selain
menghargai dan mengakui berbagai macam perbedaan di Indonesia, masyarakat Indonesia
harus memliki rasa toleransi terhadap sesama sehingga tidak terjadi konflik yang
berkepanjangan yang dapat merugikan Indonesia.

2.3 Pemicu dari Terjadinya Disintegrasi Nasional


Persatuan dan kesatuan warga Negara Republik Indonesia merupakan unsur mutlak
untuk tetap eksisnya semangat nasionalisme. Ancaman terhadap persatuan dan kesatuan inilah
yang menjadi tantangan tersendiri dan juga menjadi kunci utama agar loyalitas dan rasa hormat
kepada negara tetap tegak. Salah satu ancaman terhadap persatuan dan kesatuan ini ialah
disintegrasi nasional. Disintegrasi nasional dapat terjadi karena berbagai faktor penyebab.
Dengan mengetahui penyebab dari disintegrasi nasional tersebut, kita dapat memahami lebih
baik bagaimana cara menghindarinya agar tidak terjadi perpecahan sehingga persatuan dan
kesatuan tetap terjaga. Di bawah ini merupakan uraian lebih lanjut dari penyebab terjadinya
disintegrasi nasional:
1. Maraknya Penyebaran Ideologi Selain Pancasila
Ideologi atau pandangan hidup rakyat Indonesia adalah Pancasila. Namun, banyak ideologi
selain Pancasila yang berkembang di tengah masyarakat. Keberadaan ideologi selain Pancasila
tersebut dapat mengancam persatuan karena selain mengikis pengamalan Pancasila dari rakyat
Indonesia, ia juga dapat menyebabkan kehancuran pada suatu tatanan hidup masyarakat.
2. Ketimpangan di Bidang Demografi
Jumlah penduduk Indonesia sangatlah besar. 261.6 Juta jiwa tinggal di Indonesia. ratusan juta
jiwa penduduk Indonesia ini penyebarannya tidak selalu merata. Ada daerah dengan tingkat
kepadatan penduduk yang tinggi dan ada daerah yang mengalami hal sebaliknya. Perbedaan
kondisi ini akan melahirkan perbedaan kebutuhan. Namun, ketika pemenuhan kebutuhan tidak
seimbang dengan banyaknya kebutuhan yang ada, maka rakyat akan berlomba-lomba
memenuhi kebutuhannya dan perpecahan bukanlah hal yang mustahil untuk terjadi.
3. Kesenjangan Kekayaan Alam di Antara Daerah
Rasanya hampir seluruh rakyat Indonesia menyadari bahwa dari 34 provinsi yang ada di
Indonesia tentunya memiliki kekayaan alam yang berbeda. Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam pemasukan ke dalam kas daerah dan mungkin saja dapat menimbulkan rasa
iri hati dari daerah lain. Banyaknya kekayaan alam di daerah dapat mengakibatkan suatu daerah
ingin melepaskan diri baik dari wilayah provinsi atau wilayah negara Indonesia. hal ini tentu
saja harus dihindari dengan cara memberlakukan otonomi daerah di Indonesia secara
berimbang.
4. Iklim Politik yang Kurang Sehat
Saban hari kita dapat menemui berita yang kurang mengenakkan dari dunia perpolitikan di
Indonesia. hal ini mengakibatkan rakyat menjadi antipati terhadap politik dan pemerintahan.
Kita tidak dapat memungkiri bahwa banyak partai politik yang berkuasa ternyata kurang
memperhatikan kepentingan rakyat dan mempermainkan politik untuk kepentingannya sendiri.
Akibatnya, banyak terjadi demonstrasi dan perpecahan di tengah masyarakat ketika membahas
masalah politik ini.
5. Lambannya Kemajuan Ekonomi

8
Dunia perekonomian Indonesia banyak diwarnai oleh investor asing yang memiliki modal
besar. Meskipun usaha kerakyatan berupa UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) terus
digalakkan, nyatanya kemajuan ekonomi di Indonesia maju secara lambat. Akibatnya, terjadi
kesenjangan yang besar di antara si kaya dengan si miskin di tengah masyarakat. Tingginya
tingkat pengangguran juga merupakan akibat dari lambannya kemajuan ekonomi. Hal-hal
tersebut dapat meningkatkan kriminalitas dan perpecahan di antara penduduk Indonesia.
6. Menurunnya Tingkat Toleransi di Tengah Masyarakat
Dahulu kita diajarkan untuk saling hormat menghormati segala perbedaan, tidak membedakan
perlakuan kita terhadap orang lain hanya karena suku, ras, agama, adat, kondisi ekonomi,
kondisi fisik, tingkat pendidikan ataupun hal-hal lainnya. Namun, seiring berlangsungnya era
globalisasi, nyatanya tingkat toleransi di tengah masyarakat malah semakin menurun.
Perbedaan dijadikan faktor untuk beradu pendapat. Mungkin hal ini sering kita temui di dunia
media sosial. Namun, banyak juga perpecahan yang disebabkan oleh konflik antar etnis,
konflik antar agama, maupun konflik adat.
7. Keadilan hukum yang tidak merata
Indonesia merupakan negara hukum yang menganut asas kekeluargaan atau demokrasi
pancasila. Demokrasi berarti semua kekuasaan berada di tangan rakyat. Negara ini adalah mlik
rakyat, maka seharusnya yang dapat menentukan adanya perubahan itu ialah rakyat. Sudah
sepantasnya rakyat bisa mendapatkan kesejahteraan dalam kehidupan bernegara. Namun,
terkadang ada kesenjangan antara pemerintah dan rakyat. Akibatnya, terjadi banyak
pemberontakan dari rakyat terkait hukum tidak adil yang dibuat oleh pemerintah sendiri.

2.4 Solusi yang Dapat Dilakukan untuk Mengatasi Masalah Disintegrasi Nasional
Dengan adanya konflik yang terjadi akibat kurangnya intergrasi nasional dan
internasionalisme masyarakat Indonesia. Sehingga diperlukan solusi untuk untuk
menyelesaikan dan memperkuat integrasi nasional dan internasionalisme, adapun hal ini yang
dapat dilakukan :
1. Membicarakan solusi dalam forum tertentu. Hal yang perlu diperhatikan adalah :
a) Concession making yaitu mengurangi tujuan, tawaran dan permintaan seeorang
b) Contending berusaha yaitu mempengaruhi pihak lain untuk menyerah atau
berusaha menolak usaha yang sama dari pihak lain
c) Problem solving yaitu berusaha menempatkan dan mengadopsi pilihan-pilihan
yang dapat memuaskan kedua belah pihak
d) Inaction yaitu tidak melakukan apapun atau melakukan suatu hal sesedikit
mungkin, contoh: meninggalkan pertemuan
e) Withdrawal yaitu berhenti dari negosiasi atau perundingan
Apabila membicarakan solusi dalam forum tidak berhasil bisa melakukan negosiasi
melalui beberapa prosedur yang lebih tepat dari ketiga hal berikut ini:
a) Joint decision making meliputi negosiasi dan mediasi.
Mediasi itu seperti negosiasi tetapi pihak ketiga ikut membantu pihak berkonflik dalam
mencapai persetujuan
b) Third-party decision making mencakup ajudikasi (melalui bantuan pengadilan),
arbitrasi dan pengambilan keputusan oleh otoritas legal dalam suatu organisasi
c) Separate action masing-masing pihak mengambil keputusan sendiri-sendiri.

9
2. Dengan cara menegakkan hukum yang adil dan tegas
3. Menjadikan birokrasi budaya
4. Penguatan otonomi daerah
5. Komitmen semua pihak untuk menegakkan empat pilar.
6. Memberikan edukasi tentang pentingnya intergrasi nasional dan internasionalisme
7. Pendidikan kewarganegaraan
8. Kegiatan Ekstrakurikuler agar terjadi kontak fisik antarsesama teman.

10
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
Integrasi nasional ialah sebuah usaha pemersatuan bangsa dari segala
perbedaan-perbedaan yang dimiliki seperti perbedaan ras, suku, agama, dan hal-hal seperti
perbedaan persepsi, kepentingan, dan juga jabatan. Mungkin, perbedaan yang dimiliki
Indonesia ini dampak menimbulkan keserasian apabila dibalik perbedaan itu ada rasa
saling menghargai dan juga toleransi. Namun jika tidak, hal yang terjadi justu sebaliknya
yaitu disintegrasi nasional yang akan menimbulkan perpecahan antara golongan satu
dengan golongan yang lain. Oleh karena itu, sudah sewajarnya kita menyadari pentingnya
integrasi nasional , salah satunya dengan cara selalu berikap nasionalisme.
3.2 Saran

Negara Indonesia merupakan negara yang demokrasi. Hal ini menandakan bahwa
segala keputusan berada di tangan rakyat. Oleh karena itu, sudah semestinya baik rakyat
mau pun pemerintah menjaga integrasi nasional dan juga menjunjung tinggi nasionalisme.
Untuk mendapat kebijakan yang tepat, rakyat dan pemerintah dapat berkontribusi dan
saling mengutarakan aspirasi yang ada.
Rakyat juga sebaiknya menjaga keutuhan antar bangsa walaupun memiliki perbedaan
suku, ras, maupun agama. Karena dengan menjaga keutuhan antar bangsa, konflik yang
terjadi pun akan berkurang dan terjadilah keserasian dan keselarasan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
Dalam hal ini, pembinaan kebangsaan diperlukan dalam menjaga kesatuan dan
persatuan nasional melalui internalisasi wawasan kebangsaan bagi warga negara yang
dilakukan secara terencana dan berjenjang. Wawasan ini tidak hanya untuk mengetahui
masalah-masalah sara, tetapi juga menjadikan setiap warga negara mencintai bangsa dan
negara Indonesia dengan tulus.
Oleh karena itu, kesatuan dan persatuan harus dibina dan diwujudkan bersama-sama
dengan hati yang tulus, melupakan segala perbedaan. Yang diharapkan ialah semua warga
negara Indonesia dapat menjadi waga negara yang baik dan beradab serta dapat
menumbuhkan rasa nasionalismenya dan juga ikut campur dalam menjaga integrasi
nasional. Dengan demikian, masalah disintegrasi nasional dapat berkurang seiring
berjalannya waktu dan perubahan pola pemikiran warga negara Indonesia.

11
BAB 4
STUDI KASUS
Dari hasil penyusunan makalah ini, studi kasus mengenai integrasi nasional dan
nasionalisme yang kami pilih ialah kasus tentang aksi demonstrasi yang dilakukan oleh
mahasiswa se-Indonesia dalam rangka mengajukan 7 desakan kepada DPR RI yaitu menolak
RKUHP, RUU Pertambangan Minerba, RUU Pertanahan, RUU Permasyarakatan, RUU
Ketenagakerjaan; mendesak pembatalan UU KPK dan UU SDA; mendesak disahkannya RUU
PKS dan RUU Perlindungan Pekerja Rumah Tangga; batalkan pimpinan KPK bermasalah dari
piliham DPR; Tolak TNI & Polri menempati jabatan sipil; stop militerisme di Papua dan daerah
lain, bebaskan tahanan politik di Papua segera; hentikan kriminalisasi aktivis; hentikan
pembakaran hutan di Kalimantan & Sumatera yang dilakukan oleh korporas; pidanakan dan
cabut izin dari korporasi; tuntaskan keadilan HAM dan adili penjahat HAM serta pulihkan hak-
hak korban segera.
Pada hari senin, tanggal 23 September 2019 dimulainya demo yang dilakukan
oleh ribuan mahasiswa di berbagai kota di Indonesia. Pada tanggal 24 September semua
mahasiswa dari berbagai kota berkumpul di Gedung DPR RI Jakarta, mahasiswa yang tidak
hanya dari Jakarta tetapi juga berasal dari Jogja, Bandung, Purwokerto, Malang, dan lainnya
menggelar demonstrasi untuk menolak RUU KUHP, revisi UU KPK dan sejumlah RUU
bermasalah lainnya. Demo yang terjadi sebagai ungkapan kekecewaan pada sejumlah
rancangan yang sudah dibahas pemerintah dan DPR secara diam- diam. Terjadinya demo ini
membuat viralnya tagar "Saatnya People Power" menjadi trending topic dunia. Demo ini
membuat suasana panas antara mahasiswa dan polisi hingga polisi menembakkan meriam air
dan gas air mata untuk membubarkan protes dari ribuan mahasiswa yang berkumpul di depan
gedung DPR RI. Menyebabkan timbulkan beberapa mahasiswa yang menjadi korban dari
demo yang terjadi.

12
Daftar Pustaka
Bahar, Saafroedin. Tangdililing, A. B. 1996. Integrasi Nasional : Teori, Masalah dan Strategi.
Jakarta:Ghalia Indonesia.
Atmadi, Tjuk. 2002. Reformasi Kita. Jakarta: Balai Pustaka.
Pakar, tim. 2005. Pokok-Pokok Pikiran : Konsep Strategi dan Upaya Menjaga Persatuan dan
Kesatuan Bangsa. Malang:Program Pascasarjana Universitas Brawjiaya.
Moerdani, L. B. 1992. Menegakkan Persatuan dan Kesatuan Bangsa : Pandangan dan Ucapan
Jenderal TNI (PURN) L.B. Moerdani 1988-1991. Jakarta:Yayasan Kejuangan Panglima
Besar Sudirman.
Dinata, Chandra. Kurniawan, Luthfi J. Hady, Nuruddin. 2016. Menggugat Negara :
Dialektika Ekonomi Politik, Hukum, dan Civil Society. Malang:Intrans Publishing.
Hanafie, Haniah.2017. Integrasi bangsa dan Neo Weberian State (NWS). Jurnal Review
Politik. Vol07 no 02
Pruit, Dean G.et al. 1993. Negotiation in Social Conflict. California: Brooks/Cole Publishing
Company, hlm. 3-4
Sumber : Dr. I Putu Ari Astawa, S.Pt, MP . 2017 . Integrasi Nasionall . Bali . Universitas
Udayana : 11-12
Sulistiyono, Singgih Tri. 2018. NASIONALISME, NEGARA-BANGSA, DAN
INTEGRASI NASIONAL INDONESIA: MASIH PERLUKAH?. Jurnal Sejarah Citra Lekha
1 (3)
Hendrastomo, Grendi. 2007. Nasionalisme vs Globalisasi ‘Hilangnya’ Semangat
Kebangsaan dalam Peradaban Modern. Dimensia 1 (1)
Kusrahmadi, Sigit Dwi. 2017. Pentingnya Wawasan Nusantara dan Integrasi Nasional.
Idhom, Addi M. 2019.Penyebab Demo Mahasiswa Hari Ini dan Respons Jokowi soal RUU
KUHP. https://tirto.id

13

Anda mungkin juga menyukai