Anda di halaman 1dari 10

BAB III

“INTEGRASI SOSIAL”

Disusun oleh:
Pemandu 4

Nama : YUNI ANDIRA


MHD ZAINUL IKHSAN
Kelas : XI IPS3
Guru Pembimbing : Tiasni Pangaribuan

SMA N 1 PANYABUNGAN
T.A 2017-2018
BAB III
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kepada Allah SWT, karena atas limpahan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas yang berjudul “Integrasi Sosial” ini dengan baik dan lancar.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran Sosiologi. Dalam makalah
ini akan dibahas hal-hal yang menyangkut tentang faktor-faktor pendorong dan penghambat
terwujudnya Integrasi Sosial. Maka dari itu makalah ini cocok dibaca oleh kalangan siswa
maupun masyarakat umum yang cinta terhadap persatuan dan kesatuan sebagai warga negara
Indonesia.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kekurangan.
Oleh sebab itu kami sangat berharap dapat menerima kritik dan saran dari semua pihak untuk
kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Amin….

Panyabungan, Februari 2018

Penulis
BAB III
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
1. Latar Belakang.......................................................................................................
2 Rumusan Masalah.................................................................................................
3. Tujuan...................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................
A. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integrasi Sosial...............................................
Faktor Pedorong dan Penghambat Integrasi Sosial.................................................
B. Penelitan Sosial pada pemecahan konflik ..............................................................
BAB III Penutup .................................................................................................................
Kesimpulan..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................

BAB I
BAB III
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Consensus dan konflik merupakan dua sisi dari suatu kenyataan yang sama dan
dua gejala yang melekat secar bersama-sama di dalam masyarakat. Seperti halnya
dengan konflik yang dapat terjadi antar individu, individu dengan kelompok, dan
antarkelompok. Demikian pula halnya dengan consensus, consensus dapat pula terjadi
antar individu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Menurut R. William
Liddle, consensus nasional yang mengintegrasikan masyarakat yang pluralistic pada
hakikatnya adalah mempunyai dua tingkatan sebagai prasyarat bagi tumbuhnya suatu
integrasi nasional yang tangguh. Pertama, sebagian besar anggota suku bangsa
bersepakat tentang batas-batas territorial dari negara sebagai suatu kehidupan politik di
mana mereka sebagai warganya. Kedua, apabila sebagian besar anggota masyarakatnya
bersepakat mengenai struktur pemerintah dan aturan-aturan dari proses politik yang
berlaku bagi seluruh masyarakat di atas wilayah negara yang bersangkutan. Nasikun
menambahkan bahwa integrasi nasional yang kuat dan tangguh hanya akan
berkembang di atas consensus nasional mengenai batas-batas suatu masyarakat poitik
dan system politik yang berlaku bagi seluruh masyarakat tersebut. Kemudian, suatu
consensus nasional mengenai “system nilai” yang akan mendasari hubungan-hubungan
social di antara anggota suatu masyarakat negara.

1.2. Tujuan
· Untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi.
· Menambah wawasan mengenai pengertian dan syarat Integrasi dan
ReintegrasiSosial.
· Melatih membuat laporan dalam bentuk Makalah.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Faktor Pendorong dan Penghambat Integrasi Sosial di Indonesia

Indonesia adalah negara yang kaya akan keberagaman. Keberagaman itu tersebar dari
Sabang sampai Merauke yang terwujud dalam beberapa aspek seperti suku, agama, ras, dan
BAB III
kelompok-kelompok dalam masyarakat. Keberagaman yang dimiliki oleh Indonesia
merupakan salah satu kebanggaan tersendiri yang tidak dimiliki oleh negara lain.

Integrasi Sosial merupakan usaha yang dilakukan oleh pemerintah negara Indonesia
untuk mempersatukan segala bentuk perbedaan yang ada di masyarakat Indonesia. Integrasi
Sosial yang dilakukan oleh pemerintah juga merupakan salah satu cara merawat
kemajemukan bangsa Indonesia yang dilakukan oleh pemerintah baik itu pemerintah pusat
maupun daerah. Kedua pemerintah ini saling bersinergi untuk mewujudkan integrasi Sosial
sebagai salah satu syarat masyarakat madani di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam
usahanya mewujudkan integrasi Sosial , terdapat beberapa faktor pendorong dan penghambat
terjadinya integrasi Sosial . Melalui artikel ini, faktor pendorong dan penghambat integrasi
Sosial dibahas secara lebih lanjut.

 Faktor Pendorong

Faktor pendorong dan penghambat integrasi Sosial yang dibagi dalam faktor
pendorong merupakan faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu proses atau tindakan
tertentu yang dilakukan oleh seseorang maupun kelompok. Dalam mewujudkan integrasi
Sosial , terdapat beberapa faktor yang mendorong terwujudnya integrasi Sosial di
Indonesia. Adapun faktor pendorong tersebut diantaranya:
1. Rasa Senasib-Seperjuangan
Indonesia telah mengalami sejarah yang kelam di masa lalu, terutama zaman
dimana Indonesia dijajah oleh bangsa lain selama bertahun-tahun. Dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, perjuangan yang dilakukan oleh setiap elemen
masyarakat untuk memperoleh kemerdekaan bukanlah sesuatu yang sifatnya main-main.
Berbagai perbedaan yang ada dimiliki oleh masyarakat saat itu dikesampingkan demi
memperjuangkan terwujudnya kemerdekaan Indonesia. Rasa senasib seperjuangan di
masa lalu yang terbawa sampai dengan masa sekarang menjadi salah satu faktor
pendorong untuk mewujudkan integrasi Sosial . Jika di masa lalu rasa senasib
seperjuangan digunakan untuk memujudkan kemerdekaan Indonesia, di era sekarang ini
rasa senasib seperjuangan digunakan untuk memperkuat stabilitas Sosial demi
terwujudnya persatuan Indonesia dalam integrasi Sosial .
2. Pemaknaan Ideologi Sosial
Ideologi Sosial negara kita Indonesia adalah Pancasila. Sebagai ideologi Sosial ,
Pancasila tidak dapat digantikan oleh ideologi manapun. Walalupun Indonesia terdiri dari
BAB III
banyak kepercayaan, arti penting dan fungsi Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
Indonesia tidak bisa terlepas dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Pemaknaan ideologi
Sosial yaitu Pancasila dilakukan melalui implementasi nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari untuk mewujudkan integrasi Sosial di Indonesia. Melalui
pemaknaan ideologi Sosial yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, integrasi Sosial
akan lebih mudah untuk diwujudkan.
3. Keinginan Untuk Bersatu
Perbedaan dan kemajemukan di Indonesia bukanlah salah satu alasan untuk
dijadikan faktor penyebab konflik sosial yang terjadi di kalangan masyarakat. Justru
perbedaan inilah yang membuat masyarakat Indonesia mempunyai keinginan untuk
mempersatukan perbedaan di dalam satu kesatuan bangsa yang utuh. Baik di dalam
masyarakat tradisonal dan modern, keinginan untuk mempersatukan perbedaan di dalam
kehidupan sehari-hari tentunya ada. Dalam kehidupan berbangsa negara dan berbangsa
Indonesia, keinginan untuk mempersatukan bangsa merupakan salah satu perwujudan
nilai-nilai luhur Pancasila sebagai dasar negara.
Indonesia yang merupakan negara kepulauan dimana memiliki banyak pulau yang
tersebar di wilayah Indonesia tentunya membutuhkan strategi tersendiri untuk
mempersatukan setiap pandangan yang berkembang di masyarakat pulau tersebut. Salah
satu pendorong untuk mempersatukan seluruh nusantara yang memiliki karakteristik
masing-masing daerah adalah lahirnya Sumpah Pemuda. Sumpah pemuda yang lahir
pada 28 Oktober 1928 adalah tonggak awal timbulnya persatuan Indonesia dalam sejarah
kemerdekaan Indonesia. Bagi pelajar di Indonesia, Sumpah Pemuda yang menjadi
pendorong untuk mempersatukan Indonesia mempunyai makna tersendiri agar para
pelajar di Indonesia memiliki semangat untuk menyatukan perbedaan yang ditemuinya
dalam kehidupan sehari-hari. (baca juga: Makna Sumpah Pemuda).

4. Antisipasi Ancaman Dari Luar


Walupun Indonesia sudah merdeka selama 71 tahun, bukan tidak mungkin
ancaman dari luar itu masuk ke Indonesia. Ancaman-ancaman dari luar di era globalisasi
sekarang ini tidak dapat diartikan sebagai ancaman yang menjajah seperti pada masa
kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi ancaman dari luar dalam
BAB III
kaitannya dengan bahaya globalisasi dan modernisasi, integrasi Sosial perlu diwujudkan
di setiap lapisan masyarakat yang ada tinggal di wilayah Indonesia.
 Faktor Penghambat

Faktor pendorong dan penghambat integrasi Sosial yang dibagi menjadi faktor
lainnya. Selain faktor pendukung yang telah dijelaskan, terdapat juag faktor penghambat
dalam mewujudkan integrasi Sosial di Indonesia. Faktor penghambat sendiri merupakan
suatu penghalang untuk melakukan tindakan secara individu maupun kelompok.
Beberapa faktor penghambat terwujudnya integrasi Sosial diantaranya:

1. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan


Indonesia adalah negara yang memiliki jumlah suku dan kebudayaan terbanyak di
dunia. Namun sayangnya, ada beberapa pandangan masyarakat terhadap pemerintah
tentang keberagaman ini. Ada beberapa kemajemukan yang terdapat di dalam
masyarakat yang kurang diperhatikan oleh pemerintah terutama yang berkaitan dengan
kebudayaan setempat. Kurangnya penghargaan terhadap kemajemukan yang dilakukan
oleh pemerintah maupun masyarakat Indonesia sendiri membuat kemajemukan itu
terkikis secara perlahan-lahan.
2. Kurangnya Toleransi
Kurangnya toleransi terhadap keberagaman dan kemajemukan yang ada di
masyakat menjadi salah satu penyebab konflik sosial. Dampak akibat konflik sosial yang
terjadi di dalam masyarakat terutama dalam hal yang berkaitan dengan toleransi akan
mengurangi rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, kurangnya toleransi terhadap
perbedaan yang terjadi secara terus-menerus akan membuat sebuah bangsa hancur akan
sendirinya sehingga integrasi Sosial tidak akan pernah terwujud.

Kemajemukan yang dimiliki oleh Indonesia ditanggapi serius oleh pemerintah


pusat dengan adanya penetapan otonomi daerah. Pemerintah pusat memberlakukan
otonomi daerah bukan semata-mata untuk memajukan setiap wilayah yang ada di
Indonesia, tetapi juga untuk menjaga kemajemukan yang ada di daerah tersebut. Melalui
otonomi daerah, fungsi pemerintah daerah dalam pembangunan dan pengembangan
potensi daerah menjadi lebih maksimal karena pemerintah daerahlah yang lebih tahu
bagaimana cara untuk memaksimalkan pembangunan dan pengembangan potensi yang
ada. Pemberlakukan otonomi daerah yang sesuai dengan asas-asas pemerintahan daerah
BAB III
menurut UU No. 32 Tahun 2004 merupakan salah satu cara yang ditempuh oleh
pemerintah pusat dalam rangka untuk mewujudkan integrasi Sosial .

3. Kurangnya Kesadaran Diri


Kurangnya kesadaran diri dalam diri masyarakat untuk menjaga persatuan dan
kesatuan juga menjadi salah satu faktor yang mengambat terwujudnya integrasi Sosial .
Di era globalisasi, masyarakat menjadi lebih individualistis dan cenderung tidak
memperdulikan kondisi dan situasi yang ada di sekitarnya. Jika tidak dicegah, rasa
kesadaran diri yang berkurang sebagai dampak globalisasi akan makin mempersulit
terwujudnya integrasi Sosial . Oleh karena itu, diperlukan kiat-kiat untuk membangun
karakter bangsa di era globalisasi untuk meningkatkan kesadaran diri masyarakat untuk
mewujudkan rasa persatuan dan kesatuan demi terwujudnya integrasi Sosial bangsa.

Itulah beberapa penjelasan mengenai faktor pendorong dan penghambat


terwujudnya integrasi Sosial di negara kita Indonesia. Kita sebagai warga negara
Indonesia yang berpegang teguh pada Pancasila sebaiknya ikut mendorong perwujudan
integrasi Sosial melalui perkataan dan perilaku kita di dalam kehidupan sehari-hari.
Semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

B. Penelitian sosial pada pemecahan konflik

Penelitian sosial adalah istilah yang digunakan terhadap penyelidikan-penyeldikan


yang dirancang untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan sosial, gejala sosial, atau
praktik-praktik sosial.
Cara pemecahan konflik, antara lain sebagai beikut.
Gencatan Senjata
Gencatan senjata merupakan pencegahan permusuhan antarpihak yang bertikai untuk
jangka waktu tertentu, guna melakukan suatu perkerjaan tertentu, yang tidak boleh
diganggu.
Arbitrase
Arbitrase merupakan perselisihan yang langsung dihentikan oleh pihak ketiga yang
memutuskan dan diterima serta ditaati oleh kedua pihak.
Mediasi
Mediasi merupakan penghentian pertikaian oleh pihak ketiga dengan diberikan
keputusan yang mengikat. Misalnya, PBB membantu menyelesaikan perselisihan antara
Indonesia.

Konsilisiasi
BAB III
Konsilisiasi merupakan usaha untuk mempertemukan keinginan pihak yang berselisih
bagi tercapainya suatu persetujuan bersama.

Stalemate
Stalemate merupakan keadaan pihak yang bertentangan memiliki kekuatan seimbang,
tetapi berhenti pada titik tertentu dalam melakukan pertentangannya karena kedua belah
pihak sudah tidak mungkin lagi maju atau mundur.

Ajudikasi (Adjudication)
Ajudikasi merupakan suatu penyelesaian perkara atau sengketa pengadilan.

Eliminasi (Elimination)
Eliminasi merupakan pengunduran diri salah satu pihak yang terlibat konflik, antara lain
dengan ucapan kami mengalah, kami mundur, atau kami keluar.

Dominasi (Subjugation)
Dominasi berarti orang atau pihak yang memiliki kekuatan terbesar dapat memaksa
orang atau pihak lain untuk menaatinya.

Manjority Rule
Manjority rule berarti suara terbanyak yang ditentukan melalui voting akan menetukan
keputusan tanpa mempertimbangkan argumentasi. Konflik yang ada diputuskan dengan
cara penyelesaian yang mendapat suara terbanyak.

Minority Consent
Minority consent berarti kelompok minoritas yang kalah menerima keputusan serta
sepakat untuk melakukan kegiatan bersama.

Kompromi.
Kompromi berarti semua pihak yang terlibat konflik berusaha mencari jalan tengah
dengan mengurangi tuntutan tertentu. Misalnya, persaingan antara A dan B diselesaikan
secara damai.

Integrasi
Integrasi berarti pendapat yang bertentangan didiskusikan, dipertimbangkan, dan ditelaah
kembali sampai kelompok mencapai keputusan yang memuaskan bagi semua pihak.
LANGKAH-LANGAH PENELITIAN SOSIAL
1. mengidentifikasi masalah
2. merumuskan masalah
3. merumuskan hipotesis
4. memilih metode pengumpulan data
5. mengumpulkan data
6. menafsirkan data
7. membuat kesimpulan

PENUTUP

Kesimpulan

Pendapat saya (Yuni Andira)


BAB III

Faktor penghambat integrasi sosial yaitu PRIMORDIALISME yang


menunjukkan sikap berpegang teguh kepada hal- hal yang dibawa sejak lahir
seperti :
Ras,bangsa, dan agama.

Pendapat saya (Mhd.Zainul Ikhsan )

Kegunaan penelitian sosial yaitu menjadi dasar informasi untuk mencari


fakta yang sebenarnya

Saran
Apabila terjadi konflik antar individu atau individu dengan kelompok, maka
yang pertama kali harus di lakukan adalah melakukan integrasi sosial, karena suatu
integrasi sosial di perlukan agar masyarakat tidak bubar meskipun menghadapi
berbagai tantangan, baik merupa tantangan fisik maupun konflik yang terjadi
secara sosial budaya.

Anda mungkin juga menyukai